Part 21

74.1K 3.6K 66
                                    

Flashback On

Glen Pov

1 minggu kepergian Helena membuatku hampir mati karena sangat merindukannya, ternyata bukan dengan kematian Daddy yang membuatku meninggalkan dunia ini tapi karena kepergian Helena dan bayi – bayiku. Andai dia tau seminggu ini aku bagai manusia tanpa nyawa, aku hanya mengurung diri di kamar anak – anak dengan mencium baju mereka dan juga baju Helena yang tertinggal, ya aku bagai orang gila karena kepergiannya.

“I miss you so much Helena” aku menitikkan airmata mengenang saat – saat kami berbahagia.

Kabar mereka hanya aku dapatkan dari Marcos yang berada di negara Blacktan, walau dia tidak bisa menjaga Helena didalam istana, tetapi jika diluar Marcos akan berusaha melindungi Helena.

“Harold, Miles dan James Daddy merindukan kalian, apa kalian sehat apa Mommy kalian masih sedih” ah ternyata ini rasanya penyesalan terbesar di hidupku, melepaskan cintaku untuk pergi meninggalkanku. Aku memang ayah dan suami bodoh sedunia, plin plan dan tak punya hati. Mungkin ini hukuman karena menyakiti Helena.

Seperti biasa Liam datang ke mansion karena kemarin seharusnya aku melakukan control bekas operasi, tetapi aku tidak datang.

“Lo mau membunuh diri lo lagi Michael!!!” teriaknya ketika melihatku masih meminum minuman keras, pantangan terbesar di hidupku.

Aku mengangguk dan kembali meneguk minuman itu. Liam terlihat marah dan melempar botol itu ke dinding.

“Dasar anak tak punya otak!!! Asal lo tau bokap lo meregang nyawa demi bisa membuat lo hidup, membuat keluarga kecil lo utuh, tapi bagaimana balasan lo, astaga Michael!!!” Liam terlihat kesal dan hampir memukulku.

“Gue…” airmataku mengalir mendengar perkataan Liam yang sangat benar itu.

“Asal lo tau lagi,  sebelum Daddy lo meninggal dia menitipkan ini kepada suster dan menyuruhnya memberikan ini kepada gue, gue sebenarnya mau beritahu lo tapi… ah sudahlah lo baca dan lo renungkan kesalahan lo” Liam melemparkan surat yang di pegangnya dan pergi meninggalkan aku yang masih terduduk bagai pecundang sejati.

Tanganku menjangkau surat yang tergeletak di lantai. Tanganku bergetar dengan sangat hebat.

To : My Lovely Son and Daughter in Law

“Mungkin ketika kalian membaca surat ini, Daddy sudah meninggalkan dunia ini, maaf selama ini Daddy terlalu keras kepadamu nak, mata hati dan pikiran Daddy tertutup dendam yang tidak berkesudahan, daddy tau memang seharusnya Mommymu di hukum mati kerajaan Blacktan karena kejahatannya”

“Tapi.. tapi karena Daddy terlalu mencintai Mommymu, Daddy tidak siap kehilangan dirinya, hahhahah mungkin keluarga Romero memang tercipta untuk mencintai satu wanita, Daddy tau kamu sangat mencintai Helena dan begitupun dengan Helena yang mencintaimu, melihat Helena yang memohon kepada Daddy untuk menolongmu, hati Daddy sangat terenyuh, padahal dia tau sendiri bagaimana jahatnya Daddy kepada dirinya”

“Michael, jagalah istri dan anak – anakmu, mereka harta berharga, jangan pernah sekalipun menyakiti mereka, karena Daddy tidak suka Helena menderita, sudah cukup dulu Daddy menyakitinya dan jangan sampai kamu ikut menyakitinya, hiduplah dengan umur panjang dan bahagia, hanya dengan itu Daddy bisa tenang meninggalkan kalian”

Your Daddy

Rudolf Romero

Aku meremas surat yang ditinggalkan Daddy, penyesalan langsung menghampiriku. Aku mengambil ponselku dan menghubungi Marcos.

13. Princess in LoveWo Geschichten leben. Entdecke jetzt