Part 5

68.9K 3.2K 79
                                    

Semenjak kejadian itu sifatku berubah 180 derajat, aku lebih banyak menghabiskan waktu dengan termenung dan juga dikamar saja. Aku keluar jika Daniel hendak menemuiku ataupun mempersiapkan pernikahan kami yang tinggal 2 minggu lagi.

Hubunganku dengan Momny masih dingin, aku akan bicara jika dia memulai bertanya, entah kenapa aku sangat terluka akibat ketidak percayaannya.

“Helena sayang” aku yang sedang berdiri di balkon mendengar suara Kendra memanggilku.

“Hai” jawabku santai

“Berenang yuk” tawarnya untuk menghiburku

“Lagi malas Ken” jawabku dan pandanganku kembali menuju taman istana yang berada di dibawah kamarku. Mataku tiba – tiba tertuju kepada seseorang yang membantu tukang kebun membersihkan kebun.

“Ken”

“Ya sayang, ada apa”

“Dia.. kenapa dia bekerja di kebun” tanyaku

“Oh Glen? Ya dia yang meminta… semenjak kamu menghabiskan waktu dikamar selama 1 minggu ini, dia mungkin merasa bosan”

“Oh..” jawabku. Mataku masih menatapnya, tapi ada yang berbeda dari dirinya, entah kenapa dia orang yang berbeda jika didekatku. Di kebun itu dirinya terasa hangat dan matanya ada sinar kehidupan.

“Ayo dong temani aku berenang, apa tidak bosan dikamar saja” kata Kendra masih membujukku.

“Ken…”

“Hmmmm”

“AKu mau jalan – jalan ke kebun, temani ya” kataku

“Okay, kemanapun saudara kembarku ini meminta, akan aku temani” aku melangkah meninggalkan balkon dan mengambil jaketku. Ketika aku akan melangkah keluar, aku mendengar ponselku berbunyi.

Ah ada sms dengan cepat aku membukanya.

Dari nomor yang tidak terdaftar, aku mulai membaca sms yang dikirimnya.

“Bagaimana Princess Helena, itu belum seberapa… belum seberapa dibanding kesakitanku… kucing mati itu apa masih tersimpan di memorimu?”

Aku pucat… siapa yang mengirim sms seperti ini. Aku hendak memberitahu Kendra tetapi aku takut, nanti aku yang akan disalahkan. Ah iya lebih baik diam. Ini mungkin hanya kerjaan orang iseng. Aku memasukkan ponselku kembali dan berjalan sambil memegang tangan Kendra.

“Glen…” teriak Kendra ketika kami sampai di kebun.

Glen melihatku dan wjah hangatnya berubah kembali menjadi dingin. Aku hanya menatapanya. Aku tidak akan melawan ataupun mencari lawan kepadanya karena yang akan merygi diriku sendiri.

“Helen, kamu mau berkebun?” Tanya Kendra

“Hmmmm” aku mendekati sebuah bunga yang berwarna kuning. Aku tidak pernah melihat bunga sewangi dan secantik ini.

“Bunga ini apa namanya?’ tanyaku kepada Glen

“Bunga Helenoitra, bunga kematian” (Anggap saja ada ya hihihi)

Aku menjauh dan bergetar ketakutan.

“Ken” aku melihat Kendra yang menjauh karena menerima telepon

“Glen… antar aku kekamar, sekarang” kakiku gemetaran, langkah terasa berat dan kepalaku pusing. Mendengar nama bunga itu saja membuat jantungku tiba – tiba berhenti. Ya Tuhan ada apa denganku.

“Princess anda baik – baik saja?” tanyanya. Aku menggeleng dan memegang tangannya, tangan itu terasa dingin dan aku berkata dengan terbata “Gendong aku Glen… kakiku gemetaran” Glen masih diam tanpa kata mungking dia tidak enak menggendong princess.

13. Princess in LoveWhere stories live. Discover now