.
.
.
Sesampainya Daniel di tempat yang Laila katakan tadi.
Perasaan Daniel menjadi lega ketika melihat sosok yang ia cari sedari tadi Yang membuat dirinya begitu panik dan khawatir.
Senyuman terukir di bibir Daniel ketika melihat Laila yang terlihat baik baik saja bahkan Laila terlihat sedang bersama anak kecil dan Tersenyum.
Daniel melangkahkan kakinya menghampiri Laila berdiri dibelakang laila.
Laila berjongkok di hadapan anak kecil itu agar terlihat sejajar.
" Lain kali kamu harus hati hati. Oke"Ujar Laila lembut tersenyum.
" Iya kak, kevin akan hati hati. Makacih juga udah nolongin Kevin. " Ucap lucu anak kecil yang bernama kevin itu.
" Pinter banget si kamu. "Laila mengacak rambut gemas kevin.
" Terimakasi nak. Jika ga ada kamu pasti... " Ujar Seseorang wanita paruh baya, Ia tidak melanjutkan kata katanya hanya helang napas yang terdengar lalu menggendong Kevin. Bisa dipastikan jika ia adalah ibu nya kevin.
" Udah ga usah dipikirin. Yang penting sekarang Kevin baik baik aja."ujar Laila tersenyum
" Sekali lagi Terimakasih banyak nak." Ucapnya Ramah. " Kevin sekarang kita pulang ya. "Ia mencium pipi anaknya dan dengan lucu kevin menganggukan kepalanya.
" Bay bay kevin. Semoga kita ketemu lagi. " Ujar Laila pelan ketika kevin dan ibu nya melangkahkan kakinya pergi.
" Hmmmm gemes.. Daniel anak kecilnya Lucu" Ujar Laila menghadap Daniel sembari mempoutkan bibirnya.
Bukannya membalas omongan Laila. Daniel hanya menatap Laila datar bahkan terlihat Dingin.
Laila yang menyadari tatapan Daniel.
" Lu kenapa antep gua gitu. " Laila menatap Daniel dengan penuh curiga.
" You want a figth with me. " Laila membut gesture seakan ia akan meninju Daniel.
-
Daniel mengalihkan tatapan Dari gua. Daniel seperti tidak mau menatap Mata gua.
Dari gerak geriknya marah ini sama gua. Salah apa lagi gua. Yarob!
" Lu kenapa si diem aja?. " Ujar gua pelan.
Daniel menghelang napas.
" Ponsel lu? Dari tadi... "
Gua memotong omongan Daniel.
" Ponsel gua mati pas kebanting Tadi. Terus gua bantuin anak kecil tadi nyari mamanya. "
" A-apa??. "
" Ih lu budek ya! Kang Daniel. " Gua sedikit kesel sama Daniel. " Oke gua jelasin. Tadi pas gua beli minuman gua ngeliat anak kecil tadi lagi main dia kaya ngejar sesuatu sampe ke pinggir jalan gitu." Ujar gua serius.
".. Sampe gua ngeliat ada mobil ngelaju cepet banget dan hampir aja nabrak anak kecil itu. Ya gua lari nyelamatin tuh anak kecil dan tadi selama sejam sekalian bantuin nyari ibu nya sama penjaga keamanan disini. " Jelas gua panjang lebar.
" Tapi seengganya lu bisa nelpon gua kan?!. " Sela Daniel terlihat marah lebih tepatnya khawatiir.
" Ih HP gua mati Daniel! Dan tadi gua ngebales pesan lu itu terakhir kalinya HP idup dan sekarang mati lagi. "Gua cemberut sembari memperlihatkan ponsel yang gua pegang dengan layarnya yang terlihat retak.
" Apa Laila belum tau?. " Daniel menatap lamat ponsel yang dipegang Laila.
" ... Tuhkan giliran gua jelasin dia malah diem aja. Yaudah si ga usah marah lagi ya. Hmm? Hmm? " Gua memeluk lengan Daniel dengan manjanya.
Shit! Ini kenapa gua jadi manja gini sama Daniel. Bodoamatlah abis ini dia ngebully gua karna sikap gua. Yang menting Daniel ga marah lagi sama gua.
Aku tuh ga bisa marahan sama Daniel lama. Aku lemah kalo kaya gitu terus.
Apaan sih, Laila! Lu bener bener udah ga waras!
Sekarang Daniel malah Natap gua Dingin tanpa ekspresi apapun.
Daniel berusaha melepaskan Tangan gua yang berada dilenganya. Lalu berjalan duluan ninggalin gua yang masih diem dan bingung dengan sikap Daniel.
Gua menatap punggung Daniel yang semakin jauh. " Daniel... " Gua sedikit teriak memanggil Daniel tapi Daniel seprti tidak memperdulikan panggilan gua.
Kalo kaya gini susah buat Daniel baik lagi. Lagian kenapa si sama Daniel kenapa sikapnya jadi kaya gitu ke gua tiba tiba. Kan nyeselin .
" Kang Daniel! Tungguin gua kek!. "
Tiiinnnn Tiinnnnn~~~
Ketika gua ingin menyusul Daniel nyebrang jalan tiba tiba ada sepeda Motor mengarah ke gua.
Tinnnnnnnnn~~~~~
Brukkkkkk~~~~
" Astaga! Saya minta maaf. Apa anda baik baik saja? Apa ada yang terluka?. Saya bener bener minta maaf. " Ujar lelaki yang mengendari motornya lalu melepas helm yang ia kenakan.
" Arghh!. " Gua sedikit meringis ketika merasakan sakit pada pinggang dan terlebih lagi bokong gua yang langsung jatuh ke aspal.
Gua sempet menghindar ketika motor itu ngelaju ke gua. Tapi sialnya gua kesandung sama kaki sendiri dan akhir jatuh dengan bokong gua yang mendarat duluan.
" Lailaaaa.... " Daniel yang melihat kejadian barusan langsung lari menghampiri gua yang terduduk tiba tiba.
" Saya bener bener minta maaf. Saya akan tanggung jawab atas apa yang terjadi. " Orang itu terus aja bicara ga berenti minta maaf.
" ... La, Lu ga kenapa kenapa?. " Ujar Daniel khawatir ia ikut berjongkok di samping gua.
Gua sedikit mendorong Daniel.
" Brengsek! Giliran gua kaya gini baru lu peduli! Enyahlah lu!!. " Ujar gua kesel ke Daniel lalu berusaha bangun dibantu oleh Daniel lalu gua menipis lengan Daniel. Gua ga mau kalah, gua mau balik kesel ke dia.
" Apa anda baik baik saja? Saya bener bener minta maaf. " Ujar pemuda itu terlihat menyesal.
Gua menatap sengit pemuda itu.
" Tadi lu bilang mau tanggung jawabkan?! "
Ia menundukkan kepalanya. "Iya, saya akan tanggung jawab. Saya akan bayar berapapun. "
" Cih!. " Gua tersenyum lebih tepatnya ber smirk. " Jangan ngomong mau bayar berapapun deh! Brengsek! Lu jual motor ronsok lu itu juga ga bakal nyanggupin apa yang gua mau!. "
Bukan. Itu bukan motor ronsok. Justru itu motor termahal didunia. Gua emang ga terlalu paham sama motor tapi gua tau kalo itu motor mahal. Bahkan ada stiker nama Ducati disamping body motornya. Siapa si yang g tau merek Ducati.
Dan motor itu harganya miliaran, Guys.
Oh my gods! Terkutuklah mulut ini, La!
Tapi bisa ditebak pasti dia dapet motornya Dari orang tuanya! Mana mungkin, dia terlihat muda . Bisa gua tebak dia umurnya ga beda jauh sama Ka Seokjin. Mehhh!
" Saya minta maaf. " Ia masih saja menunduk.
Tapi kalo dia liat liat dia cukup Tampan si.
" Permintaan maaf Ditolak!!. " Gua menatap sengit orng itu lalu melangkahkan kaki gua untuk pergi dari tempat itu. Sembari berjalan memegangi pinggang.
Daniel menatap Laila menggelengkan kepalanya. " Dia emang sedikit Kasar orangnya. " Ujar Daniel ketika melihat Pemuda itu terus menunduk dan terlihat merasa bersalah.
" Kalo gitu. " Ia merogok saku jaket dn mengeluarkan secarik Kertas. " Ini Kartu nama saya. Jika terjadi sesuatu pada Teman anda. Hubungi saya saja. Sekali lagi saya minta maaf. Saya lagi terburu buru hari ini. "
Daniel menerima Kartu nama yang lelaki itu berikan " Ah iya gapapa. Anda tenang saja. Temen saya tadi dia punya 9 nyawa kok. " Ujar Daniel sedikit bercanda.
" Ah Iya. Kalo gitu bisa saya minta nomer anda untuk berjaga jaga saja. " Ujar pemuda itu memberikan ponselnya kepada Daniel.
Daniel mengetik nomernya di ponsel lelaki itu.
" Sekali lagi saya minta maaf banget. "
" Ah iyaa. "
Sesudahnya lelaki itu pergi dengan Motor Ducati nya itu. Daniel memerhatikan Kartu nama yang diberikan Tadi.
" Pengacara Lee. " Gumam Daniel ketika melihat title Dari kartu nama itu.
" ... Pengacara kok Naik motor. Tapi ga herannya si. Motornya aja seharga miliaran. "
.
.
.
❤
.
TBC.