Meteor Ga(y)den [END]

By KevNamja

133K 10.4K 808

Ini adalah cerita yang terinspirasi dari drama Meteor Garden 2018 dengan berbagai perubahan dan adaptasi. Ten... More

Visual
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Dua Belas
Empat Belas
Lima Belas
Enam Belas
Tujuh Belas
Delapan Belas
Sembilan Belas
Dua Puluh
Dua Puluh Satu
Dua Puluh Dua
Dua Puluh Tiga
Dua Puluh Empat
Dua Puluh Lima
Dua Puluh Enam
Dua Puluh Tujuh
Dua Puluh Delapan
Dua Puluh Sembilan
Tiga Puluh
Epilog

Tiga Belas

3.6K 332 35
By KevNamja

"Aku akan menerima hukuman untuk menjadi pacar pura-puramu." Ucap Kenneth tegas pada Sebastian yang duduk di antara anggota F4.

Ketiga teman Sebastian terkejut mendengarnya.

"Tan, apa yang sedang dikatakan anak ini?" kecerdasan matematis Michael tidak dapat melogika kalimat yang barusan dikatakan Kenneth.

Steven juga tampak mengernyitkan dahinya.

Sementara Chris, ia menarik Sebastian menjauh sebentar untuk berbicara berdua.

"Apa yang sedang lo rencanakan dengan anak itu?" tanya Chris serius.

"Gue cuma ngasih dia hukuman buat bantu gue keluar dari perjodohan." Jawab Sebastian.

"Tapi, Tan, apa lo nggak mikirin konsekuensinya? Gimana kalo bonyok lok jahatin dia?"

"Itu urusannya. Hukuman tetaplah hukuman."

"Tan..."

"Keputusan gue udah bulat, Chris. Gue mau dia jadi pacar gue dan nunjukinnya ke bonyok biar mereka nggak jodoh-jodohin gue lagi. Gue udah capek Chris."

Sebastian meninggalkan Chris dan berjalan ke Kenneth yang berdiri menunggunya bersama Michael dan Steven.

"Oke, deal! Mulai sekarang lo jadi..."

"Tapi aku punya syarat." Ucap Sebastian terpotong karena Kenneth menginterupsi.

"Kenapa lo minta syarat? Ini bukan sesuatu yang..."

"Karena ini terkait kelangsungan hidupku."

"Baiklah." Sebastian menatap manik hitam Kenneth karena menanti lanjutan kalimat.

"Syaratnya adalah kamu harus melindungiku apa pun yang terjadi jika suatu hal buruk dilakukan oleh orang tuamu padaku."

Chris yang mendengar hal itu pun langsung mendekat. Chris tahu kalau Kenneth tidaklah sebodoh yang dia pikirkan. Kekhawatirannya tentang orang tua Sebastian mungkin sedikit berkurang jika syarat itu mampu dipenuhi oleh Sebastian.

"Oke, gue akan jaga dan care sama lo layaknya pasangan beneran." Sebastian menyetujuinya.

Kenneth pun berbalik dan hendak pergi setelah menyelesaikan urusannya.

"Tunggu." Henti Sebastian.

"Kenapa?" Kenneth menatapnya datar.

"Nanti malam gue jemput lo." Ucap Sebastian.

"Terserah." Kenneth memutar bola matanya kesal lalu cepat-cepat pergi dari Sebastian dan anggota F4 lainnya.

🌻🌻🌻

Sore itu Kenneth, Austin, Verina, dan Reynard duduk di cafe tempat kerja Kenneth seperti biasanya.

"Jadi kamu beneran jadian sama Sebastian?" Verina tampak berbinar dan antusias.

"Eumm..."

"Kyaaa!!!!!" Verina memegangi pipinya karena gemas membayangkan bagaimana Kenneth dan Sebastian bersama.

"Eh? Bukan jadian seperti itu! Ini semua hanya pura-pura. Aku tak tahu harus berbuat apa dengan hukuman itu."

"Beneran juga nggak papa." Verina terus saja senyum-senyum.

"Tega ya kamu Ver, temen sendiri jadi tumbal malah seneng kayak gitu." Kenneth mengerucutkan bibirnya sebal.

Verina hanya nyengir. "Eh tapi, Austin, kamu nggak papa?"

"Kenapa?"

"Emm, uke kamu jadian sama seme lain tuh..." Verina terus saja menggodanya. Lalu terbahak-bahak.

"Apa sih maksud kamu? Dasar wanita aneh." Austin juga merasa sebal.

"Oh ayolah, Tin, nggak usah cemburu gitu. Kenneth bakal baik-baik saja kok. Aku yakin Sebastian bakal jagain Kenneth."

Austin menjitak kepala Verina.

"Aduh." Verina memegangi kepalnya. Lalu nyengir lagi.

"Wanita aneh." Austin menyipitkan matanya.

"Sebut aku Fujoshi. Hahaha." Verina berdiri dan dengan bangga melambai-lambaikan tangan layaknya Miss Universe.

Sementara Reynard, ia hanya bisa melongo melihat kelakuan mereka bertiga.

"Umm, Ken, sampai kapan kamu jadi pacar pura-puranya?" Austin menatap Kenneth dengan serius. Austin sangat mengkhawatirkan sahabatnya itu.

"Entahlah, Tin. Aku sungguh merasa buruk."

"Dan dia sebentar lagi akan menjemputmu?"

Kenneth menunduk pasrah.

"Lalu mengajakmu untuk bertemu orang tuanya?"

"Aku rasa begitu." Kenneth menghela napasnya panjang. "Apa yang harus aku lakukan? Bagaimana jika sesuatu yang buruk terjadi padaku?" Kenneth tampak khawatir.

"Kamu bilang Sebastian bakal take care sama kamu, kan..." Verina ikut dalam pembicaraan.

"Umm...tapi dia kan Sebastian." Kenneth merasa buruk setelah mendengar kalimat Austin barusan. Sebastian adalah orang yang kasar, tempramen, aneh, pendendam, suka marah, dan yang terpenting...BENCI KENNETH.

"Rey, kau tak ingin mengatakan sesuatu? Dari tadi kau diam saja." Kenneth menatap Reynard dan memutar bola matanya lelah.

"Aku tidak tahu harus mengatakan apa. Kamu menjalin hubungan dengan Sebastian yang berandal itu? Aku saja masih terkejut mendengarnya. Dan ditambah dia kan juga cowok, sama sepertimu." Reynard mengedip-ngedipkan matanya polos.

"Astaga, polos sekali. Pengen nyubiiittt." Verina meraih kedua pipi Reynard dan menyubitnya gemas.

"Sakit, Ver." Matanya Reynard berkaca-kaca. Ia menggembungkan pipinya.

"Ahhh, My Little Bear, aku gemas sekali padamu. Maafkan aku." Verina benar-benar gemas dengan ekspresi yang dibuat oleh Reynard.

Benar. Reynard itu sangat imut. Jauh lebih imut dibandingkan Kenneth. Dia juga sangat polos. Bahkan kepolosannya itu malah membuat dirinya terlihat bodoh.

"Tin, kalau nggak bisa sama Kenneth, ada Reynard nih. Nggak kalah imut kok sama Little Prince kamu." Verina terkekeh setelah mengucapkan kalimat itu.

Austin hanya menggeleng. "Dasar wanita aneh."

"Hooo, Ver, kau menjodohkan teman-temanmu sendiri." Kenneth menambahi.

"Kenapa emangnya? Kalian lucu sekali. Lain kali kalian harus menonton series BL Thailand atau Taiwan." Verina mengeluarkan tab dan menunjukkan koleksi videonya.

"Lupakan. Kami tidak punya waktu untuk itu. Hidupku aja sudah berubah menjadi teragedi seperti ini." Kenneth memutar bola matanya kesal.

"Baiklah." Verina memasukkan kembali tab-nya. "Kalau kamu butuh bantuanku, seperti bagaimana caranya berhubungan sesama cowok atau semacamnya, aku bisa mengajarimu. Aku punya teorinya lengkap di sini." Verina mengedipkan matanya sambil menepuk tab-nya.

"Jangan percaya sama wanita aneh itu, Ken." Austin tidak setuju.

"Dan Austin bisa jadi alat pembelajaran yang sempurna." Verina terkekeh. Benar-benar wanita aneh, pikir mereka bertiga.

Tapi Verina itu tidak sendiri. Meskipun baru masuk kampus beberapa bulan, ia sudah tergabung dalam komunitas Fujo Fudan kampus itu. Ia masuk komunitas itu dengan mudahnya karena pengalaman per-fujoshi-an-nya yang sudah melegenda. Waktu SMA ia sudah berhasil mencomblangkan dua batangan sekelasnya dan berakhir pacaran, melakukan live report saat acara pernyataan cinta sang seme pada uke. Dan melakukan update fanspage dengan mencari berita-berita terbaru. Maka dengan track-record pengalamannya sebagai pengelola fanspage waktu SMA itu, sekarang ia bisa masuk komunitas itu dan dipercaya sebagai pencari info terbaru mengenai dua batangan yang berpotensi untuk menjadi satu.

Komunitas Fujo Fudan di kampus itu diketuai oleh seorang perempuan yang sudah tahu dirinya fujoshi sejak kecil. Ia mengoleksi semua series dan film boyslove yang jumlahnya hampir lima ratus terabytes atau setara dengan lima ratus harddisk ukuran satu tera. Tentunya dengan jumlah jutaan series dan film dari seluruh manca negara.

Namanya adalah Emma. Senior semester lima dari fakultas seni, jurusan per-film-an. Ia bercita-cita memproduksi film boyslove-nya sendiri suatu saat nanti.

Kemudian jumlah anggota komunitas Fujo Fudan itu sekitar lima puluh anak. Cukup banyak. Dengan jumlah sepuluh fanspage resmi komunitas, setiap lima orang bertanggung jawab atas satu fanspage. Tiap tahunnya komunitas itu juga merekrut member baru dengan tes yang hanya bisa dikerjakan oleh fujoshi sejati. Dan apabila ada member yang melanggar aturan komunitas, maka akan langsung di-kick dari komunitas dan diberikan sanksi sosial dengan pengucilan. Bisa dibilang komunitas ini sangat bergengsi dan hanya orang-orang terpilihlah yang bisa menjadi anggotanya. Verina bangga bisa menjadi bagian dari komunitas itu.

"Tenanglah, Ken. Aku dan komunitasku bisa membantumu bertahan jika kau dalam kesulitan." Verina mengibaskan rambutnya bangga.

Sejurus kemudian, empat orang pemuda tampan memasuki cafe itu.
Di sisi paling kanan ada Michael dengan kacamatanya yang membuat look kecerdasannya naik 50%.

Di sebelah kirinya ada Chris yang mengenakan kemeja kasual berwarna coklat muda.

Lalu di sebelah kirinya lagi ada Sebastian yang mengenakan jaket kulit hitam dengan dalaman kaos khas berandal dan berkaca mata hitam.

Yang paling kiri ada Steven yang mengenakan hoodie berwarna abu-abu tua modis.

Mereka berempat berjalan ke meja Kenneth dan teman-temannya. Semua orang di sana tidak ada yang tidak memandangi mereka. Penampilan mereka sangat menarik perhatian. Bahkan ada yang mencuri-curi foto mereka.

Kenneth berdiri dari tempat duduknya. Austin, Verina, dan Reynard juga ikut berdiri.

Setelah sampai di depan Kenneth, Sebastian hanya mengucapkan sepatah kata.

"Gue jemput lo, Sayang." Sebastian sengaja menekankan kata sayang.

DEG!

🌻🌻🌻

Ditulis 11/07/2019
Final Edited 13/05/2020

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 12.9K 23
(āš ļøšŸ”žšŸ”žšŸ”žšŸ”žšŸ”žšŸ”žšŸ”žšŸ”žšŸ”žāš ļø) Hati-hati dalam memilih bacaan. follow akun ini biar lebih nyaman baca nya. ā€¢ā€¢ā€¢ā€¢ punya banyak uang, tapi terlahir dengan sa...
60.6K 5.2K 51
"Genk sebelah ngajak ribut, gas" Yang barusan berbicara bernama Elang, Elang anak tunggal yang kehidupan keluarganya tidak seberuntung anak anak di s...
4.6K 423 11
"Setiap pasangan berhak untuk bahagia bersama, namun setiap perjalanan yang dipenuhi cinta juga akan diuji seberapa besar keduanya mencintai dan memp...
156K 19.1K 30
"Asalamuallaikum" "Shalom" "Hari ini minggu kamu gak berdoa? " "Udah masuk waktu isya, aku bantu kamu gelar sejadah dan kamu bisa ambil air wudhu" "F...