Feels [Not] Alone | END ✔✅

By army_bts13928

236K 17.9K 3.7K

Kisah seorang namja yang menginginkan kasih sayang dari keluarganya yang sudah tak pernah menganggapnya ada d... More

PROLOGUE
CHAPTER I
CHAPTER II : FAR AWAY
CHAPTER III : LIE
CHAPTER IV : FAKE
CHAPTER V : CRISTMASH (Part 1)
CHAPTER VI : CRISTMASH (Part II)
CHAPTER VII : Am i Alone?
Bukan Up : Attention Please!
CHAPTER VIII : I'm Sick
CHAPTER IX : THE SUNRISE 1
CHAPTER X : THE SUNRISE 2
CHAPTER XI : AWAKE (PART I)
CHAPTER XII : AWAKE (PART II)
CHAPTER XIII : PAIN (PART I)
CHAPTER XIV : PAIN (PART II)
CHAPTER XV : PAIN (PART III)
CHAPTER XVI : FORGIVEN 1
CHAPTER XVII : FORGIVEN 2
CHAPTER XVIII : FORGIVEN 3
CHAPTER XIX : Is it True?
CHAPTER XX : Breaking Down (Part I)
CHAPTER XXI : Breaking Down (Part II)
CHAPTER XXII : Breaking Down (Part III)
Bukan Up
CHAPTER XXIII : Depression (Part I)
CHAPTER XXIV : Depression (Part II)
CHAPTER XXV : The Truth Feelings
CHAPTER XXVI : Begin (pt. 01)
CHAPTER XXVIII : Misunderstand and Happines
CHAPTER XXIX : Heartbeat (pt. 01)
Chapter XXX : Heartbeat (pt. 02)
Chapter XXXI : Whalien S2
Chapter XXXII : Whalien S3
Chapter XXXIII : I'll Call your name, again. (01)
Chapter XXXIV : I'll Call your name, again. (02)
Chapter XXXV : Clouds
Last ; Epilogue
Special ; QnA

CHAPTER XXVII : Begin (pt.02)

3.7K 332 82
By army_bts13928

^^^**^^^

Chapter XXVII : Begin (pt.02)

^^^**^^^

Summary :

'Berhentilah mengkhawatirkan masa depan, syukurilah masa kini, dan jalanilah hari dengan sebaik-baiknya.'

^^^**^^^

.
.
.
.
.
.

Taehyung tengah termenung, menatap jendela dan meluruskan pandangan matanya memandang hamparan pemandangan yang tersaji di hadapannya. Bukan tanpa alasan ia termangu seorang diri tanpa ada yang menemani. Taein dan Bomi sedang berada di rumah, Chanyeol sedang sibuk dengan pasien lain. Begitu pun Seokjin yang notabene adalah penjaga ruang kesehatan tempatnya menuntut ilmu.

Yoongi sudah mulai kembali berkutat pada pekerjaannya, begitu pun Namjoon yang sedang bertugas, Hoseok yang mulai menggarap lagu terbarunya, Mingyu pun sudah mulai sibuk dengan perusahaan menggantikan Taehyung. Tentunya tak lupa pula dengan Jimin dan Jungkook yang sudah mulai masuk serta Nyonya Kim yang sesekali datang berkunjung untuk menemaninya.

Namun entah apa yang terjadi secara tiba-tiba Taehyung menginginkan untuk ditinggalkan seorang diri saat seluruh keluarganya baik itu keluarga kandungnya mau pun keluarga angkatnya datang untuk menemaninya hanya untuk sekedar menghidupkan suasana hatinya.

"Apa aku memang merepotkan yang lain?" Gumamnya seorang diri lengkap dengan ratapan mata kosong yang hampa. Seperti tengah menanti suatu kebenaran yang tak kunjung datang menghampirinya. Sekilas, ia mengingat pada apa yang didengarnya tadi. Saat ia mencoba untuk bangun keluar ruangan untuk sekedar mencari udara segar karena merasa terlalu pengap untuk selalu berada dalam ruang rawatnya.

Ia dikejutkan dengan suara yang begitu dikenalinya, suara Seokjin dan Chanyeol, Hyeong-nya.

'Sebelum memulai operasi kita harus memastikan Taehyung itu sudah siap atau tidak. apa kau tak bisa mengerti, Kim Seokjin?' Chanyeol menggerutu di balik pintu dengan Taehyung yang berdiri mematung pada balik pintu bagian dalam.

'Bukan begitu, Chanyeol-a, aku hanya ingin ini cepat selesai sehingga tidak ada lagi yang perlu dipikirkan.' Seokjin mengusak surainya frustasi, Chanyeol pun menghela nafas berat.

'Seokjin-a..' perkataan Chanyeol terpotong.

'Aish..kenapa ini mendadak jadi merepotkan.' Gusar Seokjin, Chanyeol hanya bisa menggelengkan kepalanya. Tanpa mengetahui bahwa Taehyung mendengar dan melihat semuanya.

Taehyung mulai banyak pikiran, padahal Chanyeol menyarankannya untuk tidak banyak pikiran. Tapi karena memang Taehyung adalah orang yang seperti itu maka memang kebiasaan itu tak bisa diubah. Jika ada sesuatu yang menganggu pikirannya, tak segan-segan waktunya hanya dihabiskan untuk berpikir walau pun hanya sekedar pertanyaan singkat seperti 'Siapa aku sebenarnya?' Atau bahkan 'Mengapa aku harus seperti ini?', ujung-ujungnya ia tak pernah bisa menemukan jawabannnya.

Taehyung menundukkan kepalanya, menatap tangannya yang tertempel jarum infus. Taehyung tersenyum getir melihatnya, pelupuk matanya menggenang dan ia pun tertawa hambar.

"Apa yang kulakukan sebenarnya?" Isakan kecil yang ditahannya pun tertumpahkan, memeluk erat kedua lututnya dan membenamkan kepalanya disana. Seorang diri dalam ruangan yang sepi seolah ia sedang terisolasi dari dunia luar yang begitu keras dan kejam untuk dirasakan dan dilihatnya.

^^^**^^^

Jungkook bersenandung riang, diikuti oleh Jimin yang terlihat sibuk dengan handphone di tangannya seperti tengah chatting-an dengan seseorang.

"Aku pulang." Jungkook bersuara dengan kerasnya saat memasuki rumah. Disambut oleh sang Eomma yang ternyata tengah mengatur sesuatu ke dalam koper.

"Sudah pulang ternyata. Sana, bergegas. Hyeong-mu pasti kesepian sekarang." Titah Nyonya Kim dan diangguki rasa semangat oleh Jungkook. Sedangkan Jimin masih setia pada ambang pintu rumah seraya mengotak-atik handphone di tangannya tersebut tanpa menghiraukan sang Eomma. Nyonya Kim jadi gemas sendiri, karena ekspresi Jimin saat serius sangatlah imut.

"Hey, Tuan muda tampan. Serius sekali, chatting-an dengan siapa?" Tanya Nyonya Kim seraya menaik-naikkan alisnya menggoda, Jimin mengerutkan dahi tak mengerti.

"Maksud Eomma? Aku tak mengerti." Sahut Jimin seraya memasukkan handphone-nya ke dalam saku celana dan melepas sepatunya kemudian menaruhnya secara rapi di rak sepatu. Nyonya Kim tersenyum maklum dengan kedua tangannya di pinggang dan mulai melancarkan godaannya.

"Kau punya gebetan? Atau punya orang yang kau taksir?. Eomma tahu itu, Jiminnie." Goda Nyonya Kim, sontak Jimin mendelik dongkol tak suka dengan perkataan Eomma-nya.

"Aish, Eomma. Jimin tak punya niatan untuk pacaran. Jiminnie setelah mapan suatu hari nanti mau langsung nikah saja daripada pacaran. Pacaran 'kan tak ada gunanya." Tukas Jimin kesal dan merajuk sembari berjalan menuju kamarnya.

Nyonya Kim malah cekikikan geli mendengarnya, berpikir sejak kapan Jimin jadi seperti itu dan pertama kalinya Jimin memanggil dirinya sendiri Jiminnie.

"Manjanya keluar." Gumam Nyonya Kim terkekeh tipis lalu beranjak melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda tadi.

"Eomma, aku siap." Itu Jungkook yang berjalan turun kelewat semangatnya membuat Nyonya Kim tersenyum lebar. Di belakang Jungkook ada Jimin yang menyusul dengan wajah ditekuk, sepertinya masih kesal dengan ucapan godaan sang Eomma tadi.

"Baiklah, kita berangkat. Jiminnie, Eomma cuma bercanda. Jadi jangan muram begitu, Taehyungie tidak akan suka nanti." Tegur Nyonya Kim lembut, Jimin memalingkan wajahnya dengan pipi menggembung tanda tak terima tapi Nyonya Kim tahu Jimin takkan lama bersikap seperti itu.

"Jimin Hyeong kekanakkan." Ketus Jungkook mengejek. Jimin melotot garang, tapi jatuhnya malah imut.

"Apa kau bilang, dasar kelinci bongsor! Tahu apa kau?!" Teriak Jimin mengaum keras, Jungkook memeletkan lidahnya membuat Jimin merasa terhina.

"Yak! Kuadukan pada Taehyungie kau nanti!" Ancam Jimin, Jungkook seolah tak perduli lebih memilih untuk bergegas masuk ke dalam mobil karena tak sabar untuk bersua dengan Hyeong kesayangannya itu.

"Eomma, kurasa kita harus membeli sesuatu. Taehyungie Hyeong pasti ingin makan sesuatu, Sushi misalnya." Usul Jungkook saat berada dalam mobil. Nyonya Kim menoleh.

"Ide bagus Jungkookie." Balas Nyonya Kim, Jimin mendecih, "Bilang saja kalau kau yang ingin memakannya, tak usah beralibi." Merta Jimin, Jungkook pun mendengus mendengarnya.

"Ck, urusanku Hyeong." Ucap Jungkook lalu mengeluarkan headset dan mendengarkan lagu melalui Ipod kecilnya. Jimin tak kalah pula, ia juga mengeluarkan Ipod terbaru yang baru dibelinya kemarin. Masih ada satu lagi dalam tasnya, berniat untuk memberikannya pada Taehyung nanti. Nyonya Kim geleng-geleng melihat komunikasi keduanya yang tak pernah akur, kebanyakan berbeda pendapat walau ada kalanya saat keduanya saling mendukung.

"Nyonya sepertinya berbahagia sekali." Kata Siwon, si supir. Nyonya Kim menoleh ke samping dan menganggukkan kepalanya.

"Aku tak pernah sebahagia ini, Siwon-a. Tapi kurasa mungkin aku akan lebih berbahagia lagi jikalau Henry masih ada disisiku." Sendu Nyonya Kim dengan tersenyum miris mengenang sang suami tercintanya.

"Hidup memang penuh dengan cobaan Nyonya, tapi percayalah. Dibalik itu semua pasti ada makna tersembunyi di dalamnya." Ucap Siwon dengan pandangan mata yang tetap fokus ke depan.

"Omong-omong, kita akan berhenti dimana dulu Nyonya?" Tanya Siwon kemudian. Nyonya Kim seraya mengotak-atik isi tasnya membalas, "Tempat yang biasa aku kunjungi, Market Mart." Katanya.

"Jungkookie, kau ingin susu pisang? Biar Eomma belikan." Tawar Nyonya Kim, namun tak kunjung ada jawaban. Nyonya Kim melihat ke bangku tengah penumpang dan tersenyum tenang, Jungkook dan Jimin yang ternyata tertidur pulas dalam damai.

"Sepertinya Tuan muda Jungkook dan Tuan muda Jimin kelelahan, Nyonya." Ucap Siwon, Nyonya Kim mengantukkan kepalanya mengiyakan.

"Ya, sepertinya kau benar. Biarkan mereka seperti itu, biar aku sendiri yang pergi masuk berbelanja." Ucap Nyonya Kim, Siwon menggumam tanda mengerti.

Sesampainya di Market Mart, sesegara mungkin tanpa buang waktu Nyonya Kim secepat kilat membeli barang dan makanan untuk dibawanya menjenguk Taehyung nanti.

"Taehyung suka minuman apa? Padahal aku Eomma-nya tapi tak tahu minuman kesukaannya. Apa yang selama ini kulakukan sebenarnya?" Gumam Nyonya Kim, namun tetap mengambil apa yang ada di depan mata.

Singkatnya, mereka pun sampai di rumah sakit tempat Taehyung di rawat.

"Kita sampai. Jiminnie, Jungkookie. Ayo bangun." Tegur Nyonya Kim sembari menggoyang-goyangkan pundak kedua putranya.

"Eugh...Eomma." Jungkook menggeliat, begitupun Jimin yang merasa tidurnya terganggu pun terbangun.

"Sudah, ayo bangun. Kita sampai." Ucap Nyonya Kim, Jungkook mengusak sebelah matanya lalu keluar mobil masih dengan mata berat.

"Hey, bangun." Tegur Jimin dengan menyentil dahi Jungkook, spontan Jungkook meringis dan mengerang menahan sakit. "Yak! Mwoaneungeoya, ima?!" Gelagar Jungkook. Jimin berdengus lalu melenggang masuk meninggalkan Jungkook yang mengusap-usap dahinya menahan sakit. Nyonya Kim terkekeh geli pada interaksi keduanya lalu menepuk-nepuk pundak Jungkook dan mengajaknya untuk segera masuk menyusul Jimin.

"Sudah-sudah, ayo masuk. Taehyungie menunggu." Dengan wajah merengut, Jungkook pun menyusul masuk.

^^^**^^^


"Bagaimana keadaan Taehyung?" Junmyeon meletakkan kembali cangkir kopinya lantas membuka pembicaraan siang itu.

Namjoon yang tengah membaca berkas-berkas terbaru itu pun menghentikan kegiatannya lantas mendongak menatap makhluk tampan-tapi masih tampan dirinya-dihadapannya itu.

"Memangnya kenapa? Ada sesuatu yang kau butuhkan dari Taehyung?" Tanya Namjoon mengernyitkan alis. Junmyeon sesegera mungkin menggeleng, lantas menjawab. "Aku hanya mengkhawatirkannya, ku dengar ia mengidap suatu penyakit mengerikan. Bukankah aku benar?" Tanya Junmyeon. Namjoon menghembuskan nafas kasar, kemudian meletakkan kertas yang dipegangnya.

"Siapa yang memberitahumu, kukira yang tahu hanya kami sekeluarga." Ucap Namjoon, Junmyeon membantah.

"A-A, kau ingat Kim Jong-dae?" Tanya Junmyeon, Namjoon berkerut. Tentunya ia tidak lupa siapa itu Kim Jong-dae, Namja yang mendatangi ruangan Taehyung beserta dua Namja lainnya dengan alasan bahwa mereka berteman dengan Taehyung.

"Ya, aku tahu. Memang kenapa?" Balas Namjoon.

"Dia adikku." Singkat, padat dan jelas.

"Oh-MWO, DIA ADIKMU?!" heboh Namjoon, Junmyeon dengan entengnya mengantuk-antukkan kepala.

"Aku tak menyangka, adikmu itu bilang kalau dia berteman dengan Taehyung. Jadi kau tahu Taehyung sakit parah dari adimu itu? Wah,wah. Tak kusangka." Heboh Namjoon pt.o2.

"Jadi?" Junmyeon bersuara, "Yah, begitu. Masih butuh banyak proses untuk segera menjamin kesembuhannya seperti sedia kala. Tapi kuharap, Taehyung tetap bertahan dan berusaha sehingga semuanya dapat membuahkan hasil." Jawab Namjoon serius.

"Tapi aku masih belum tahu Taehyung sakit apa, jadi apa kau bisa memberitahukanku?" Tanya Junmyeon, Namjoon mendelik seraya berpikir 'Untuk apa kau tahu' sekiranya seperti itu.

"Apa urusannya denganmu, kau mau apa kalau sudah tahu?" Balik Namjoon, Junmyeon pun membalas, "Taehyung sudah kuanggap adikku sendiri setelah kejadian itu yang tentunya kau tidak lupa 'kan, terlebih adikku pun berteman dengan Taehyung. Jadi apa salahnya kalau aku tahu karena kupikir aku juga ingin menjenguknya setelah ini." Jelas Junmyeon panjang kali lebar pada Namjoon.

"Ya ya, terserah. Taehyung sakit kanker, tepatnya kanker hati kalau mau tahu." Cetus Namjoon seraya membaca kembali kertas-kertas dihadapannya satu persatu.

"Kenapa semakin hari semakin banyak pelaku kejahatan yang harus diatasi, bisa gila aku lama-lama." Celoteh Namjoon berusaha mengalihkan pembicaraan dan bodohnya Junmyeon teralihkan.

"Kalau tak ada kejahatan, kau pikir polisi itu ada gunanya? Gunakan kepalamu untuk berpikir, padahal IQ-mu lebih tinggi daripada aku." Ketus Junmyeon datar, Namjoon berdecih lantas melanjutkan kegiatannya begitu pun Junmyeon yang kembali menyeruput sedikit demi sedikit kopinya seraya sesekali membaca koran harian di tangan kirinya.

^^^**^^^

"Taetae Hyeong!" Sekuat tenaga Jungkook berteriak begitu masuk ruang rawat Taehyung dan menemukan Taehyung sedang berbaring menyamping di atas ranjangnya.

"Ah, dia tertidur." Gumam Jungkook diikuti oleh Jimin dan Nyonya Kim di belakangnya.

"Taehyung-a, kami datang." Ucap Jimin, Jungkook berbalik dan mengisyaratkan Jimin untuk diam.

"Ssshhhh...Taetae Hyeong sedang tidur." Kata Jungkook sembari meletakkan telunjuknya di bibirnya berdesis.

"Ara, aku mengerti jadi berhenti berekpresi seperti itu." Tukas Jimin jengah, lantas mendekat ke ranjang Taehyung dengan maksud ingin memperbaiki selimut Taehyung yang sedikit turun. Nyonya Kim yang memasuki ruangan segera meletakkan barang bawaannya. Jungkook duduk di kursi seraya bermain game di handphone-nya. Baru saja Jimin akan menaikkan selimut Taehyung, ia dikagetkan dengan suara Taehyung yang sepertinya tidak tidur atau bisa dibilang hanya memejamkan matanya.

"Jimin Hyeong..." Jimin tergugu seolah masih belum terbiasa dengan panggilan itu padahal ia sendiri yang memintanya. Jungkook yang memang sudah fokus pada dunianya tidak mendengarkan, begitupun Nyonya Kim yang seperti sibuk mengupas apel. Tapi ia mendengar Taehyung menyebut nama Jimin.

"Y-ya, Tae. Ada apa? Kau butuh sesuatu?" Gagap Jimin.

"Jawab pertanyaanku, apa aku merepotkan kalian?" Dengan lirih Taehyung bertanya, Jimin mendadak membatu mendengarnya. Pikirannya kemana-mana, mengapa Taehyung sampai berpikir sedemikian rupa. Padahal baru kemarin Taehyung bilang akan berusaha untuk sembuh yang tak ayal membuatnya senang bukan kepalang.

"Apa maksudmu, Tae? Siapa yang merepotkan siapa?" Tanya Jimin kemudian sedikit datar pada intonasi bicaranya. Jungkook berhenti bermain, Nyonya Kim pun berhenti mengupas apel di tangannya itu.

"Aku bertanya, apa aku merepotkan kalian semua?" Sekali lagi Taehyung bertanya, air matanya sudah mulai meluruh. Ia tidak tahu kenapa ia bisa secengeng ini padahal biasanya ia tak seperti ini.

"Jebal, jawab aku. Kenapa kau diam? kenapa kalian bertiga diam? Apa ada yang salah dari pertanyaanku?" Serak Taehyung tersendat menahan isakannya lantas mencoba untuk duduk dan memalingkan pandangananya menatap Jimin. Jungkook lantas melempar handphone-nya secara kasar tanpa perduli mau rusak atau bagaimana, kalau rusak tinggal beli yang baru itulah prinsipnya.

"Kenapa Hyeong beranggapan seperti itu? Dari siapa Hyeong malah mengira Hyeong itu merepotkan? Jawab aku, Hyeong!" Goncangan pada pundak Taehyung oleh Jungkook tak langsung membuat Taehyung menjawab pertanyaan itu. Tak diduga Taehyung malah menangis, menangis seperti anak kecil dan sumpah. Jungkook baru pertama kali melihatnya, untuk sekilas Jungkook merasa kalau ia adalah seorang Hyeong dan Taehyung adalah Dongsaeng-nya.

"Hikss..jawab saja...hiks.. apa aku merepotkan Jungkook-a, Jimin Hyeong, Eomma..hiks.." isak Taehyung, sontak Jungkook menggeleng, ketiganya menggeleng.

"Ani, Hyeong. Kau tidak merepotkan, benar 'kan Jimin Hyeong, Eomma?" Ucap Jungkook mencoba tenang dan disambut anggukan refleks dari keduanya.

"Ya, itu benar Taehyungie. Kau tidak merepotkan siapa-siapa di sini. Lagipula kenapa putra Eomma yang satu ini bisa berpikir seperti itu, heum?" Tanya Nyonya Kim lembut memberi pengertian. Jungkook saat ini sudah menenggelamkan kepala sang Hyeong dalam rengkuhannya. Jimin pun menggenggam erat tangan kanannya. Serta Nyonya Kim yang mengelus-elus lembut surai rambutnya itu.

"Tapi, Seokjin Hyeong..."

"Seokjin Hyeong? Ada apa dengan Seokjin Hyeong?" Tanya Jungkook mengernyit heran dan sedikit dengan perasaan was-was.

"Aku..hiks..mendengar Seokjin Hyeong...hiks..dan Chanyeol Hyeong berbicara kemarin..hiks..dan Seokjin Hyeong bilang...hiks..aku merepotkan.." dengan terbata-bata Taehyung berkata.

Lantas Jimin menggeram dalam hati 'Seokjin Hyeong, mati kau!'. Tak kalah kejam Jungkook pun mulai berpikir dalam kepalanya 'Kurasa Seokjin Hyeong harus kutenggelamkan ke sungai Han, bila perlu ke sungai Amazon. Ah, tapi merusak panci pink kesayangannya lebih menarik.' Terkutuklah Jungkook dengan Pikiran laknatnya.

"Sudah, Seokjinnie mungkin sedang banyak pikiran sehingga ia tidak sengaja mengatakan itu. Jadi cobalah untuk mengerti, sekarang ini Taehyungie hanya perlu istirahat sebanyak-banyaknya supaya bisa cepat sembuh." Jelas Nyonya Kim, dengan tergugu Taehyung menganggukkan kepalanya yang berada dalam dekapan Jungkook.

"Cha!, sekarang Hyeong duduk dulu dengan benar. Makanlah apel yang sudah dikupas oleh Eomma, kami membelikan sesuatu juga untuk Hyeong sebelum kemari." Cerca Jungkook, Jimin pun lantas mengambil tasnya dan mengeluarkan Ipod satunya yang memang ingin ia berikan untuk Taehyung.

Baru saja ia akan menyodorkannya ke hadapan Taehyung, suara pintu terbuka mengalihkan atensi ketiganya.

"Seokjin Hyeong..." Seokjin merinding melihat tatapan ketiganya.

'Kenapa? Ada yang salah'

^^^**^^^

T
B
C

TO BE CONTINUE

Hai hai long time no see
Everything is fine?
Okey, for the first i just wanna say thanks to all of you yang udh mau merelakan waktunya hnya utk bca critaku ini, big thanks.
Maaf klo memng bgian ini rda jelek dn kurng ngfeel cuz aku lgi sakit dn mksain diri buat ngtik utk kalian smuany...lopyu all ♡♡♡♡

Trus, wlopun lbaran bru aj lwat aku mau bilang mohon maaf lahir batin kalau memang aku ad slah ama kalian smuany.

Btw, aku sdih ktny bts mau vakum. Tpi aku jga snang krna mereka bisa rest well utk wktu yang mreka mau.

So, stop basa-basinya
Dont forget to Vote and Comment for my big spirit to always next wrote this story (sorry broken english, start to learn).
😅😆😇😊😊😊😊


Winter Bear By V
Love this song so much

See ya!!
15/08/19
01:21

Continue Reading

You'll Also Like

76.9K 7.5K 21
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
48.3K 6.4K 39
Cerita tentang perjodohan konyol antara christian dan chika. mereka saling mengenal tapi tidak akrab, bahkan mereka tidak saling sapa, jangankan sali...
53.4K 8.4K 52
Rahasia dibalik semuanya
75.4K 3.3K 49
Almeera Azzahra Alfatunnisa Ghozali seorang dokter muda yang tiba-tiba bertemu jodohnya untuk pertama kali di klinik tempatnya bekerja. Latar belakan...