Hei, nona absurd!

By Anitbee

108K 7K 849

ini hanya cerita tentang Marsha, si gadis mungil dengan 'bapak' posesifnya. Marsha tidak peduli apapun asal... More

Hello, this is MaRsha NOT Masha
Aku Gavin
Marsha takut bear
Sayang Gavin
Marsha fine, Vin
Don't take my papa bear, Anna!
Abang Nathan
Si Pengacau Marsha
Go Away Anna!!!
it's papa bear jealous time
Tetangga Baru
Anna vs Keripik kentang
Anna vs Keripik Kentang pt.2
A Day with keripik kentang
What Happen
Teletubbies
School Again
Si Mungil dengan Perut Ajaibnya
Meet the twins' family
Morning Papa Bear!!
Sweet Chocolate Cakes for Leo
Marsha lagi Belajar!!
"Gavin jangan cemburu begitu.."
Marsha juara!!
Marsha Hilang!!
Without You
The Way Back Home..
Normal but not Normal
Your King!
Not Double Date!!
Want to be...
Abang Nathan pt.2
Si Genit Marsha
Marsha Juga Perempuan...
Marsha sayang Gaby juga kok...
Devil's Gavin
The Return of Superman
Night Talks
Marsha's New Story is Begins!!
Absurd Feast by Marsha!
Gavin Kok Gitu??!
Gavin! Marsha Nangis nih?!!
Marsha, Danny dan Bubbletea
Gavin itu Punya Marsha!!!
Again
Selfish
Sorry
My Queen
Liburan Marsha...
Mine
Married Absurd Girl
Hari Pertama
Gagal Honeymoon
Serasa Honeymoon
Semua Gara-gara Nathan
Jadi Honeymoon!
Honeymoon ala Marsha
Honeymoon ala Marsha pt.2

Mau Tidak??

1.6K 108 2
By Anitbee


Gavin dan Marsha sedang dalam perjalanan pulang. Sedari tadi mereka hanya diam, Marsha takut berbicara melihat ekspresi Gavin yang tampak mengerikan itu. Ini seperti kemarin saat Marsha jalan berdua bersama Dennis. Dan Marsha takut Gavin mendiamkannya kembali.

"Gavin.." ujar Marsha pelan. Dan Gavin hanya menoleh.

"Gavin marah?"

Gavin menghentikan mobilnya begitu tiba dipekarangan rumah mereka. Gavin masih diam enggan menjawab pertanyaan Marsha atau bahkan menoleh ke arah Marsha.

"Marsha masuk yaa. Mandi. Kalau lapar makan baru langsung tidur" jawab Gavin dengan suara pelan tapi terdengar menakutkan bagi Marsha.

"Gavin jangan marah.."

"Masuk Sha, Gavin masih mau disini dulu.."

"Tapi Gavin..."

"Masuk Sha.."

"Gaviinn.."

"MASUK. Aku bilang masuk sekarang"

Dan Marsha dengan gemetar membuka pintu mobil dan keluar pelan. Ia hampir terjatuh jika Nathan tidak cepat menangkap tubuh Marsha dan membawanya masuk kedalam rumah. Nathan dan kedua orangtuanya langsung keluar tadi begitu mendengar suara mobil Gavin, mereka merindukan Marsha yang seharian berada diluar.

Ketiganya masih menunggu Marsha dan Gavin keluar, tapi kedua anak itu masih diam didalam mobil hingga mereka mendengar suara keras Gavin dan Nathan langsung berlari cepat kesana.

"Besok pagi kita bicara, sekarang masuk kekamarmu. Malam ini, Marsha tidur dengan ayah dan bundamu"

Suara tegas Garendra terdengar begitu Gavin tiba di teras rumah tempat ayah dan bundanya menunggu. Gavin terlihat marah namun tatapannya terlihat sendu membuat Serena menghela nafas lalu menarik putra bungsunya itu kepelukannya.

"Istirahat ya sayang. Kamu masih emosi, ayah dan abang kamu juga ikut emosi dengar kamu bentak Marsha tadi. Jadi sekarang tenangin diri dulu, besok pagi kita bicara. Istirahat yaa, selamat malam kesayangan bunda.."

"selamat malam bunda.."

Serena menutup pintu kamar Gavin dan berlalu ke kamarnya memastikan keadaan Marsha. Serena sedikit takut jika Marsha kembali depresi akibat bentakan Gavin tadi, ia tak sanggup jika harus melihat Marsha mengurung diri lagi.

"Marshaa.."

"Bundaaa.."

Serena menghela nafasnya lega begitu mendengar suara riang Marsha dan senyuman manis yang terpampang diwajah gadis mungil itu.

"Makan apa sayang?"

"Makan stoberry bunda, kata ayah ini oleh-oleh pacar abang Nathan. Benar bunda?"

Marsha bertanya sambil sibuk menerima suapan buah strawberry dari Garendra. Gadis itu sedang duduk dipangkuan Garendra sambil menyaksikan kartun pororo didepannya. Serena duduk disamping sang suami lalu mengecup pipi Marsha sekilas.

"Bunda tidak tau itu pacar abang atau bukan, soalnya abang Nathan gak mau ngakuin. Tapi bunda gak suka sama perempuan itu, bunda gak setuju kalau abang pacaran sama dia.."

"kenapa bunda? Dia kan udah bawah oleh-oleh stroberry, berarti dia baik bunda.."

"tidak sayang. dia bawa strawberry karena sering lihat abang beli strawberry dipikir abang suka. Padahalkan abang beli untuk Marsha.."

"ya sudah bunda, yang penting dia bawa stroberry berarti dia baik bun.."

"Tapi dia mirip sama ular yang kemarin ada dikantor ayah loh, Marsha mau punya kakak ipar yang begitu?"

"iihh, tidak mau bunda. Berarti Marsha harus jagain abang lebih ketat lagi biar gak didekatin ular.."

"Putri ayah kenapa pintar sekali sihh.."

Garendra mencubit pipi gembil Marsha gemas. Sedari tadi ia hanya menjadi pendengar diantara dua wanita penggosip dirumahnya itu. Dalam hati ia tertawa mengingat betapa sadisnya ucapan sang istri tadi siang saat mengusir perempuan yang mengaku hamil anak Nathan. Padahal ia yakin jika putra sulungnya itu masih perjaka, mana mungkin bisa menghamili anak orang. Meski terkenal playboy saat remaja, Garendra jamin jika putranya itu masih suci. Karena meski di zaman modern seperti ini, keluarga mereka merupakan keluarga penganut 'kesucian hanya untuk pasangan sah' jadi tidak boleh main sembarangan.

"Marsha kan pintar dari kandungan ayah.."

"Oh ya? Memangnya waktu dikandungan ngapain aja makanya bisa pintar begini?"

"Marsha main catur sama pasukan cacing diperut mama, hehe.."

"Hahaha, nanti ajakin ayah main juga yaa sayang ya.."

"Gak mau Yah, nanti ayah kalah terus nangis terus ngadu sama bunda terus bunda marah terus bunda gak mau kasih Marsha makan, nanti kalo Marsha gak makan otak jenius Marsha gak bisa jalan. Marsha gak mau jadi bego, nanti saingan sama Gabriel. Kan kasian Gabriel pasti kalah saing sama Marsha..."

"Kok bunda gak ngerti Marsha ngomong apa yaa. Marsha tidur ya sayang, udah malam ini atau Marsha mau makan atau minum susu dulu?" tanya Serena melihat jam sudah menunjukkan angka sepuluh dan kartun pororo yang mereka abaikan tadi sudah selesai.

"Marsha mau minum susu aja bunda, bolehkah?"

"Boleh sayaang.."

"iih, Marsha tanya bunda, bukan ayah. Kenapa ayah yang jawab?"

"Hehe, ayah sama bunda kan satu hati. Jadi jawabannya pasti juga sama.."

"Marsha mau minum susu yang rasa apa sayang?" kali ini Serena yang bertanya.

"Cokelat saja bunda, soalnya Marsha habis makan stroberri. Nanti kalau minum susu stroberri lagi kasian cacing Marsha nanti pada mabuk stroberri, hihii.."

"oke, tunggu sebentar yaa.."

"sayang, aku boleh minta dibuatin kopi juga tidak.." tanya Garendra saat Serena hendak membuka pintu kamar mereka.

"Kamu mau lembur lagi?"

"Gak sayang, cuma lagi ingin saja"

"Gak boleh, aku buatin teh aja yaa"

"Oke, itu juga boleh.."

Dan Serena berlalu kedapur untuk membuat segelas susu cokelat dan secangkir teh madu untuk suami tercintanya.

Marsha sudah tampak terlelap dipelukan sang bunda setelah menghabiskan segelas susu cokelatnya. Kepalanya mendusel mencari posisi nyaman. Samar-samar ia mendengar percakapan ayah dan bundanya yang menyebut nama Gavin juga namanya, lalu hening setelah saling mengucapkan selamat malam.

Jam sudah menunjukkan pukul dua dini hari, tapi Gavin belum bisa memejamkan matanya. Sedari tadi ia hanya berbaring terlentang ditempat tidurnya sambil memikirkan kejadian sore tadi. Gavin jelas merasa bersalah karena sudah membentak Marsha. Ia membayangkan bagaimana jika Marsha takut kepadanya dan tak mau dekat dengannya lagi. Gavin memikirkan bagaimana caranya menjalani harinya jika Marsha takut dan pergi darinya.

"Gaviinn.."

Gavin tersentak mendengar suara bisikan Marsha dipintu kamarnya. Gavin segera menutup matanya berpura-pura tertidur. Lalu tak lama ia merasakan hembusan nafas Marsha diwajahnya.

"Uuhh, kenapa kamar Gavin gelap? Gavin sudah tidur ternyata.." dengan berbisik pelan Marsha meraba wajah Gavin lalu menyalakan lampu tidur dinakas disamping tempat tidur Gavin.

"Marsha gak bisa tidur Gavin, tadinya bisa waktu bunda peluk Marsha. Tapi ayah rese, ayah malah narik bunda jadinya bunda gak peluk Marsha lagi terus Marsha kebangun dan gak bisa tidur lagi. Pas Marsha gak bisa tidur lagi, Marsha langsung kesini mau minta dipeluk sama Gavin tapi Gavin udah tidur. Terus Marsha minta peluk siapa?"

Gavin lalu merasakan pergerakan disampingnya, sepertinya Marsha tertidur disana.

"Marsha tiduran aja disini sambil liatin muka Gavin.."

Suasana kembali hening, hanya terdengar detakan jam dinding dan suara jangkrik diluar. Gavin merasakan tangan Marsha kembali meraba wajahnya, entah apa yang dilakukan gadis itu.

"Hidung Gavin kenapa panjang begini yaa?"

"Alis Gavin tebal juga yaa, apa Gavin pake pensil alis?"

"uuh, Marsha paling suka mata besar Gavin.."

"Bibir Gavin kayak yupi, rasanya kayak yupi juga gak yaa?"

"Marsha lupa rasanya, kemarin kan Gavin pernah cium Marsha, hihi..."

Gavin menahan diri untuk tidak membuka matanya dan menerkam gadis disampingnya itu. Apalagi sedari tadi gadis itu meraba wajahnya dengan tidak berperasaan. Mengoyangkan bulu matanya, menarik pelan hidungnya lalu menguyel-uyel bibirnya. Apa gadis itu berpikir jika Gavin sejenis squishy atau apa?

"Gavin tampan.." dan Gavin tak bisa menahan diri untuk tersenyum kecil.

"Apa pria tampan seperti dewa Yunani yang dicerita-cerita itu mirip Gavin yaa?"

"Uuhh, tapi kenapa Gavin tidak punya pacar? Apa Marsha saja yang jadi pacar Gavin?"

Gavin semakin melebarkan senyum dibibirnya. Untung saja kamarnya agak gelap hingga Marsha mungkin tak menyadari senyuman Gavin.

"Gavin, mau jadi pacar Marsha tidak? Hihi..."

Continue Reading

You'll Also Like

157K 6K 32
Bagaimana jadinya jika seorang pembully yang terkenal disekolahnya tiba-tiba menjadi seorang ibu dari bocah usia 2,5 tahun , karna sebuah kebetulan y...
254K 13.7K 58
FOLLOW sebelum baca Beberapa cerita di Unpublish untuk kepentingan penerbitan 🙏🏻 "Kalian juga bisa baca "Mommy, Where's Daddy?" di App BabelNove"...
14.7K 2K 49
Complete | Part masih lengkap | 📌Follow dulu sebelum baca Cantik, imut, dan manis: orang-orang selalu memujinya seperti itu. Namun, saat masa SMA, S...
961 384 17
Anna Stefanny Prawidja adalah seorang murid yang selalu ceria, pintar dan cantik. Ia terlahir dari keluarga kaya raya. Namun suatu ketika, keluargany...