BLE MOU ✓

By Si_MiyuKi

268K 23K 711

((COMPLETED)) Werewolf series #2 Tentang kisah Alpha Davion, pada cerita My Heart (cor meum) bagian "Alpha's... More

Ble Mou
INTRODUCTION
THE WOLVES
[1] A Girl With Blue Hair
[2] A Man With His Sway
[3] Leah
[4] Strangeness
[5] White Wolf
[6] Punishment
[7] Run
[8] Resquer
[9] Injury
[10] Celin's Dream
[11] Blood Bond
[12] Afraid
[13] Comfortable
[14] Begin
[16] I'm fine
[17] New Members
[18] New Members 2
[19] Dream
[20] The Mysterious Victim
[21] Something
[22] Luna Elle
[23] Saturia Clan and A Forgotten Story
[24] The Mysterious Victim 2
[25] Fullmoon
[26] Fullmoon 2
[27] Alpha's Blood
[28] A Hidden One
[29] Whole Nine Yards
[30] The End and Beginning of Everything
[31] Who is She?
[32] Cross Your Finger
[33] Bent Out of Shape
[34] Davion's Wish
[35] Worried
[36] Still Same
[37] To Unbosom
[38] Jealousy
[39] Protective
[40] Racked With Pain
[41] 65 Days Over
[42] A Tiny-Furry Creature
[43] Sunshine
[44] A Little Alpha
[45] A Man With Blue Hair (END)
DREAME/INNOVEL
The Twins
SEQUEL?
Lapak Baru

[15] Hurt

6.3K 556 17
By Si_MiyuKi

.

.

.

.

Satu..
Dua..
Tiga..

Dan semuanya bernasib sama dengan serigala sebelumnya. Hingga satu ekor lagi tersisa. Lebih besar daripada yang lainnya. Meski tidak sebesar tubuhnya, tapi ia akui kekuatan serigala itu hampir setara dengan betanya, Regan.

Di tengah kebingungan dan ketakutannya. Antara ingin menolong Davion atau bersembunyi...

SRRETTT!!! Crassh!

'Kaing!' Setika Elle merasakan sesuatu yang menyakitkan di tubuh bagian kanannya.

Fokus Davion terpecah ketika suara yang amat dikenalnya terdengar. Dan jantungnya berdentum keras ketika yang dilihatnya serigala putih itu telah ambruk ke tanah dengan bulunya yang ternoda darah.
______________________________________

Davion menggeram, napasnya memburu ketika satu cakaran berhasil mengenai lehernya. Oleh karenanya, ia meluapkan kemarahannya pada serigala terakhir itu.

Hingga ia selesai dengan urusannya, ia segera melesat menghampiri matenya yang masih tergeletak disana. Dengan giginya ia cepat mencabut panah itu, membuat Elle menggeram tertahan. Dilihatnya luka itu tak kunjung sembuh. Darahnya masih mengalir cukup deras.

Tepat setelahnya, beberapa serigala yang diketahuinya adalah para warriornya, dengan tiba-tiba mengerubungi mereka berdua. Membentuk lingkaran di sekitarnya.

Davion menegakkan tubuhnya. Mengeluarkan geraman feralnya, memberi peringatan pada siapapun yang berniat menyerang mereka. Serigala Alpha itu berjalan memutari tubuh lemah matenya. 'Pasti ada yang salah disini. Kita semua tidak bisa berganti shift,' geramnya.

Beberapa warriornya menoleh ke arahnya, dan memberi gestur menyetujui ucapannya.

Sebuah panah kembali melesat ke arah mereka. Seekor serigala coklat langsung bergerak menangkapnya menggunakan moncong, kemudian membuangnya. Seluruh warriornya semakin merapat.

Suara kaingan itu kembali terdengar, Davion kembali mendekat. Mengendus dan menjilati wajah serigala putih itu. Ia mengkhawatirkan keadaan matenya, sangat. Ia tak bisa mengetahui apa yang sebenarnya dirasakan gadis itu, ia hanya bisa merasakan rasa sakitnya.

Lain halnya dengan Davion, Elle merasakan rasa sakit yang amat sangat. Rasa terbakar yang seolah menyerang bagian tubuhnya setelah panah tadi tertanam di tubuhnya. Ia hanya bisa mengaing dan menggeram, tubuhnya menggeliat tak nyaman. Dapat Elle lihat raut dan binar kekhawatiran dari kedua mata hijau itu.

Kedua telinganya menurun, kembali teringat akan ketakutannya pada mereka. Ia takut mereka akan kembali dan menyerang orang-orang yang telah berbaik hati padanya, terlebih pada Davion.

Alpha itu kembali menegakkan tubuhnya, dan semakin merapat ke arahnya ketika beberapa orang dan serigala keluar dari persembunyian mereka. Semua serigala asing itu ikut menggeram, yang dibalas oleh geraman dari warriornya.

'Pergi dari wilayahku atau kalian akan tahu akibatnya!' ancam Davion. Sedari tadi ia pun mencoba memindlink bala bantuan dari pusat packnya.

"Serahkan serigala putih itu dan kalian akan kubiarkan pergi," ucap salah satu dari mereka.

Davion menyalak keras, tidak terima dengan permintaan mereka.

Merasakan bala bantuan telah datang, Davion memerintahkan pada Deltanya untuk langsung masuk menyerang. Dan dari arah belakang, pasukan itu menyerang dengan gesit.

Warrior yang sejak tadi berada di sekeliling mereka terus berjaga. Sedangkan Davion ikut mengawasi dan menjaga matenya, serta mencari celah untuk segera membawa serigala putihnya pergi dari sana.

Fokusnya kembali terpecah ketika sebuah cahaya melesat cepat ke salah satu warriornya, diikuti oleh cahaya lainnya. Beberapa dapat menghindar. Tetapi, beberapa lainnya terkena. Dan lebih bahaya lagi ketika para serigala yang terkena cahaya itu, berbalik menyerangnya.

Hanya tersisa enam warrior yang berhasil menghindar.

Ditambah lagi dengan keadaan Elle yang semakin parah. Serigala itu semakin menggeliat dan mengaing lagi, napasnya semakin memburu dan tubuhnya panas. Anak panah itu kembali melesat dan beberapa juga berhasil mengenai tubuh Davion, yang berusaha melindungi matenya.

Tanpa ada rasa sakit, Davion langsung mencabut panah-panah yang berhasil menancap di tubuhnya. Beruntunglah Davion masih bisa beregenerasi dengan cepat. Sepertinya panah-panah itu beracun, namun Alpha itu memiliki penawar racun di dalam tubuhnya sendiri.

Dua warriornya langsung menyerang Davion, berusaha memisahkannya dari Elle. Davion pun tak mungkin menyerang kawanannya sendiri, jadilah ia hanya menghindar.

Dan kesalahan terbesar Davion adalah, ketika ia lebih terfokus pada kawanannya.

Tersadar ketika suara geraman matenya terdengar lagi. Disana, Elle sedang berusaha melepaskan diri dari jeratan rantai yang melilit tubuhnya. Netra tembaga itu menatapnya, meminta pertolongan. Detik itu juga Davion berubah haluan. Persetan dengan kawanan, Davion mulai membalas serangan yang dilancarkan padanya, dan dalam waktu singkat Davion berhasil menyingkirkan mereka.

Davion segera mengejar matenya, yang diseret kembali mendekat ke arah garis perbatasan.

***

Elle merasakan seluruh tubuhnya remuk redam. Kini, ia bahkan tidak lagi bisa merasakan kedua kakinya. Rantai itu masih melilit tubuhnya, yang kini telah kembali ke wujud manusianya.

Di atas batu besar itu tubuhnya terkulai lemah. Mata sayunya menangkap siluet seseorang yang muncul. Sesekali pandangannya memburam, kedua telinganya berdenging dan terluka karena beberapa kali terbentur.

"Lama tidak bertemu, anakku." Suara familiar itu berucap. Hanya sepintas Elle mendengarnya, sebelum kembali berdenging. Tetapi Elle yakin dialah orangnya.

"Kau tidak senang bertemu denganku lagi, hm?" ucapnya. Tangan besarnya terulur menyentuh helaian rambut biru itu.

Elle hanya memalingkan wajahnya dengan lambat. Bibirnya sedikit terbuka ketika ia mulai kesulitan bernapas, dan ia terbatuk mengeluarkan darahnya. Elle mendesis kesakitan.

"Kau tidak merindukan kami? Semua saudaramu menanyakan keberadaanmu, sayang." Suara lembut itu terucap. Tapi gadis itu bahkan hanya bisa mengedipkan kedua matanya, berusaha tetap terjaga seraya meraup oksigen sebanyak-banyaknya.

Pria itu mengeluarkan sebuah benda berkilat dari balik jubahnya. "Akan aku antarkan kau menemui saudara-saudaramu disana. Mereka pasti telah menunggumu. Ah, bahkan Gretta sempat menitipkan salam untukmu," kekehnya.

Ia meraih tangan Elle, dan belati itu ia goreskan disana. Lambat, dan dalam. Tak ada suara kesakitan yang keluar dari bibir pucat itu. Elle terlihat pasrah, karena tubuhnya telah mati rasa, seperti di antara hidup dan mati.

Lidahnya terjulur untuk mencecap darah yang mengalir dari lengan gadis itu. Rasa manis dan lezat tercecap lidahnya. Lalu matanya melirik ke arah luka di tubuh Elle. Netranya semakin memerah.

Seperti orang kelaparan, dia meraup darah di bagian kanan tubuh gadis itu. Melempar belati yang sejak tadi dipegangnya. Melupakan tujuan awalnya membawa Elle ke tempat itu. Nafsunya mengalahkan akalnya saat ini.

Tak mempedulikan wajah Elle yang semakin pucat. Ia masih terus menikmati cairan kental yang terus mengalir.

Sampai tiba-tiba tubuhnya terpental jauh, menabrak sebuah pohon besar hingga tumbang. Dari balik batu besar disana, seorang pria keluar. Geramannya yang dalam terdengar menandakan kemarahannya yang memuncak.

Dengan tubuhnya yang setengah bertransformasi, Davion melesat menerjang tubuh pria berjubah itu.

Karena ketidaksiapannya, cakar milik sang Alpha berhasil menggores wajahnya. Ia berteriak keras ketika rasa panas dan perih menyengat wajahnya. Salah satu matanya terkena.

Dan dengan terpaksa, pria berjubah itu pergi. Kabut tebal mengelilingi tubuhnya sebelum menelan dirinya entah kemana. Sedangkan Davion menggeram dengan keras karena buruannya menghilang.

Sial. Jika pria itu tidak segera mati. Maka nyawa matenya akan terus terancam.

Mate?

Elle?!

Seakan baru saja sadar, Davion segera menghampiri tubuh Elle yang sudah tak lagi bergerak. Tubuhnya sepucat mayat dan terasa dingin.

Dengan tubuh yang gemetar, Davion mencoba merasakan detak jantung gadis itu. Lambat. Bahkan sangat lambat. Napasnya memberat seakan telah diujung tanduk.

Mencoba menenangkan dirinya, juga Remus yang terus resah, Davion menghela tubuh gadis itu dan melesat membelah hutan membawanya ke rumah sakit pack.

Oh, Dewi bulan.. Tolong selamatkan matenya. Bantulah Elle bertahan.



***
TBC.

Continue Reading

You'll Also Like

1.2K 106 13
Harusnya dia sudah mati, harusnya Amber sudah mati pasca tabrakan itu. Namun mengapa dia harus terbangun menjadi Anna Christina Olson?! Seorang gadis...
3.2M 188K 66
Briana yang awalnya adalah seorang Lady, harus terpaksa menerima lamaran sang Duke of Warwick, namun siapa sangka jika pria yang ia kira hanya seoran...
971K 52.6K 70
Serena memiliki hobi yang aneh, gadis itu senang menghancurkan rumah tangga orang lain. Bagi Serena, menghancurkan rumah tangga orang lain adalah sua...
447K 20.8K 77
Highest Rank : 🌟#1in WEREWOLF(21-05-2018)🌟 🌟#1in THE ROYAL (16-06-2020)🌟 #2 in WEREWOLF(14-05-2018) #3 in WEREWOLF(16-05-2018) FOLLOW SBLM MEMB...