Beloved Sunshine

Von Jisunshine_

8.7K 1.5K 1.1K

''Senakal-nakalnya gue, boleh gak gue selalu ada disamping lo?'' ''Gue suka sama lo.'' ''Nad lo tau gak bagia... Mehr

01- Hello Sunshine
02- Sebuah Awalan
03- Percakapan
04- Moment
06- Moment '3'
07- Moment '4'
08- Moment '5'
09- Ajakan
10- Senja
11- Festival
12- Festival '2'
13- Bianglala
14- Dia Kembali?
15- Trauma
16- Shut up
17- Bad Day
18- Balikan?
19- Sakit ''hati''
20- Pembelaan
21- Wanita Itu?
22- Bimbang
23- Masalah
24- Fakta
25-Awkward
26- Bahaya
27- Bersalah
28- Adena
29- One Day
30- Jadian?
31- Serius
32- The Answer
33- Bebas?
34- Friends
35- Pamit
36- Keputusan
37- Breakup
38- Night Market
39- Double Date
40- Study Together
41- Sweet Cupcake
42- Best Friend
43- Prom Night
44- End of a school
45- So Sorry
46- He Went
47- The Truth
48- Announcement
49- And They Are Going
50- Beloved Sunshine

05- Moment '2'

311 96 75
Von Jisunshine_

Drtt..Drtt..Drtt

Suara dering telepon membangunkan Nadeline dari alam mimpinya. Tangannya meraba-raba laci nakas yang ada disebelah ranjangnya.

''Halo,'' ucap Nadeline dengan suara serak khas orang baru bangun tidur.

''Inget sekolah gak sih lo,'' jawab orang disebrang sana.

Nadeline langsung mematikan telepon tersebut. Yang hanya berdurasi 15 detik. Dan segera bergegas menyiapkan diri untuk pergi ke sekolah.

Hampir setengah jam berlalu Nadeline sudah siap dengan seragam sekolah. Dan langsung turun ke bawah untuk sarapan.

Diruang makan sudah ada Arnold dan Nadife. Sedangkan kedua orangtuanya sudah berangkat pagi sekali untuk bekerja.

Mereka bertiga sarapan dengan tenang, hanya ada suara dentingan sendok dan garpu.

Setelah mereka selesai sarapan. Nadeline bangkit dari duduknya dan berjalan menunggu Arnold di ruang tamu.

Suara bel rumah terdengar dipagi hari ini. Nadeline membuka pintu rumahnya dan menampakkan sosok Naden dihadapannya dengan sorot mata menatap Nadeline dengan dingin.

Cukup udara pagi ini aja yang dingin. Tatapan lo gak usah ikutan dingin juga. batin Nadeline

Nadeline segera menyuruh Naden masuk. Naden masuk menuju Arnold berada, tidak lupa Nadeline mengekorinya dari belakang.

''Udah sampe aja lo,'' ucap Arnold.

''Hem,'' jawab Naden dengan dehaman.

''Gua kesini mau minta tolong sama lo. Buat anterin Adek gue,'' ucap Arnold.

Nadeline dan Nadife yang mendengarnya kaget. Tapi tidak dengan Naden yang tetap santai saja.

''Gue aja Nold,'' kata Nadife cepat sebelum Naden menerima permintaan Arnold.

''Gak usah, luka di perut lo kan masih belum sembuh.''

''Gue udah gak papa. Biar gue aja yang anter Nadeline.''

''Gak usah, Naden aja. Lo berangkat bareng gue, gak usah bawa motor.''

''Oke gue anter,'' ucap Naden.

''Thanks Den,'' ucap Arnold dan dianggukan oleh Naden.

**

Setelah sampai disekolah Naden memarkiran motornya. Nadeline turun begitu juga dengan Naden.

''Thanks kak,'' ucap Nadeline sambil mengembalikan helm yang tadi ia pakai kepada Naden.

Naden mengangguk, ''Gue duluan kak,'' kata Nadeliene dan berjalan menuju kelas.

Setelah sampai diambang pintu kelas suara teriakan Azzura menyambutnya.

''Nad lo berangkat bareng Kak Naden tadi? Abang lo kemana emang?''

Nadeline tidak mempedulikan pertanyaan Azzura dan lebih memilih berjalan menuju tempat duduknya bersama Azzura.

Setelah mendudukan diri disamping Azzura, Nadeline mengangguk sebagai jawaban pertanyaan Azzura yang tadi tidak sempat ia jawab.

''Trus Bang Arnold kenapa gak nganterin lo? Bolos? Makanya dia minta Kak Naden nganter lo,'' tanya Azzura kembali.

Semua murid perempuan di kelas sudah menatap kearah mereka dengan berbisik-bisik kepada murid perempuan yang lain. Yang sebagian adalah fans Arnold.

'Gak nyangka gue Nadeline adeknya kak Arnold'

'Gak kakaknya gak adeknya sama-sama cakep'

'Gue sih udah duga kalo Nadeline adeknya Kak Arnold. Dari nama belakangnya aja sama'

Walaupun mereka berbisik tapi tetep saja Nadeline bisa mendengarnya. Untungnya tidak ada bisakan jahat dari teman-temannya.

Azzura yang juga ikut mendengar bisikan tersebut memukul meja dengan keras.

''Sini lo ngomong depan wajah gue! Jangan cuma bisik sana-sini, gue juga punya telinga jadi gue bisa dengar omongan sampah lo!'' ucap Azzura lantang dan membuat teman-temannya seketika diam.

''Asal lo tau aja! Gue juga udah sering liat Kak Arnold dirumah Nadeline. Bukan cuma liat gue juga megang kak Arnold. Mampus ngirikan lo,'' tegas Azzura.

Mendengar ucapan Azzura tadi tidak ada yang berani mengucapkan sepatah kata lagi. Semua murid bungkam.

Dan sifat itulah yang Nadeline suka dari Azzura. Sifat yang berani membuatnya merasa aman dekat dengan Azzura.

Nadeline bersyukur memiliki seorang sahabat seperti Azzura. Yang selalu membelanya disaat orang berbisik tentangnya. Dan selalu membantunya disaat sedang kesusahan. Tidak seperti teman-temannya yang memiliki sahabat yang egois. Disaat merasa tidak butuh ditinggalkan, dan disaat merasa dibutuhkan baru mereka datang. Untungnya Azzura tidak seperti itu.

Bel masuk berbunyi tiba saatnya pelajaran pertama dikelas Nadeline dimulai. Dan bertepatan saat itu juga seorang guru masuk.

''Ganti pakaian kalian. Hari ini kita olahraga,'' ucap Pak Nasir guru olahraga di SMA Nusa Perwira.

''Baik Pak,'' ucap Andi, ketua kelas.

Semua murid perempuan pergi ke toilet untuk mengganti seragam olahraga. Tidak seperti murid laki-laki yang lebih memilih mengganti pakain di dalam kelas.

Setelah mereka sudah mengganti pakaian mereka dengan seragam olahraga mereka langsung menuju lapangan.

''Hari ini kita olahraga basket. Pilih anggota tim kalian,'' ucap pak Nasir.

''Nad gue masuk dikelompok lo ya, gue udah gak dapat kelompok lagi,'' ucap Sila si anak kutu buku dikelasnya.

''Iya sil gabung aja, kelompok gue kurang satu orang lagi,'' jawab Nadeline ramah.

''Kita mulai dari tim perempuan dulu. Tim A kaptennya Nadeline dan Tim B kaptennya Sarah. Nadeline, Sarah maju kedepan,'' ucap pak Nasir.

Nadeline dan Sarah maju. Lalu pak Nasir melemparkan bola basket ke atas. Bola basket itu ditangkap oleh Nadeline. Lalu Nadeline mengoper bola basket itu kepada Azzura. Dengan cepat Azzura berlari tidak lupa mendrible bola basket itu lalu memasukkannya ke dalam ring lawan. Sehingga Tim A mendapatkan point 1.

Suara pluit menghentikan permainan kedua tim tersebut. 15 Menit sudah mereka bermain dan di menangkan oleh tim Nadeline dengan selisih point yang tipis yaitu 20 dan 18.

''Kalian boleh istirahat dipinggir lapangan. Jangan ada yang ke kelas,'' ucap pak Nasir dan semua murid perempuan langsung mendudukan dirinya dipinggir lapangan.

''Lo mainnya jago banget Nad,'' puji Sila kepada Nadeline.

''Pastinya lah. Kakak nya aja Kapten tim basket,'' ucap sarah ketus.

''Sirik aja lo'' kata Azzura tak kalah ketusnya dengan Sarah.

''Thanks pujiannya Sil,'' ucap Nadeline kepada Sila.

''Lo tau aja kalo kakak gue kapten tim basket. Suka julid sana-sini lo ya?'' jawab Nadeline dengan sorot mata kearah Sarah.

Azzura yang mendengar hanya tertawa. Sedangkan Sarah menatap tidak suka kepada Nadeline.

''Gue bersyukur kalo lo cuma adek Kak Arnold bukan pacarnya. Saingan berat gue jadi berkurang setelah Kak Arnold putus dari kak Davira,'' ucap Sarah dan langsung berdiri dari duduknya.

''Kak Arnold gak suka cewek ketus kayak lo. Tau diri aja lo! Gak usah mimpi ketinggian buat dapetin Kak Arnold,'' teriak Azzura kepada Sarah.

Sarah yang mendengarnya menghentikan langkahnya lalu menegok kearah Azzura dengan wajah yang marah menahan emosi.

Mereka tidak sadar bahwa sedari tadi Arnold dan Nadife melihat mereka. Mereka berdua menahan tawa melihat adik kelasnya.

''Kenapa nih pada ngomongin gue. Susah ya jadi orang ganteng tiap hari ada aja yang ngomongin,'' ucap Arnold berjalan kearah Nadeline sambil menyampirkan tasnya di bahu sebelahnya.

Nadife pun ikut mengekori Arnold dari belakang dan langsung duduk disebelah Nadeline.

''Apaan sih lo bang. Udah sana ke kelas. Telat kan jadinya lagi gak nganter Gue sih.''

''Gue sengajain telat.''

Bertepatan saat itu bu Rani datang dengan.

''Arnold, Nadife kenapa kalian gak masuk kelas,'' teriak bu Rani guru BK.

''Telat bu,'' jawab Arnold santai.

''Cepat lari 20 putaran lapangan!'' balas bu Rani

''Heran gue udah tua masih aja marah-marah, gak naik tuh tensi,'' gumam Arnold.

Nadife bangkit tidak lupa ia menepuk pundak Arnold mulai hukuman mereka.

~•BS•~

''Kita free sampai pulang nanti'' Ucap Andi.

''Tau darimana lo?'' tanya Azzura.

''Tadi gue dipanggil wali kelas. Kita free soalnya guru rapat buat bahas festival,''

''Yaelah kenapa gak dipulangin aja sih,'' sahut Raka.

''Demo sana lo, jangan lupa ajak temen-temen lo,'' kata Azzura.

''Gak makasih zur, mending gue tidur.''

Azzura yang mendengar hanya geleng-geleng kepala mendengar ucapan Raka. Murid yang terkenal dikelasnya hobinya tidur itu.

''Zur ayo keluar duduk di bawah pohon dipinggir lapangan,'' ajak Nadeline.

Azzura mengangguk, ''ide bagus.''

**

Nadeline dan Azzura berjalan di koridor dengan sesekali bersanda gurau. Hingga langkah mereka harus terhenti melihat Arnold lari menuju kearah mereka.

''Nadeline,'' panggil Arnold dengan langsung memeluk Nadeline.

''Lo kenapa bang?'' tanya Nadeline.

''Lindungin gue dari bu Rani Nad.''

''Lo kabur dari hukuman lari lo?''

''Bukan, gue gak sengaja jatohin kulit pisang ke lantai. Bu Rani nginjek kulit pisangnya,'' Jelas Arnold sambil melepaskan pelukannya.

''Terus bu Rani jatoh? '' tanya Nadeline.

Arnold menggeleng, ''Lanova yang nangkep bu Rani dari belakang.''

''Terus lo kenapa lari?''

''Gue lari takut bu Rani ngasih hukaman lagi ke gue.''

''Bu Rani di belakang tuh bang lagi jalan kearah kita,'' sahut Azzura.

Arnold berbalik badan dan benar saja bu Rani sudah berjalan kearah mereka. Arnold langsung berdiri dibelakang Nadeline.

''Arnold kenapa kamu buang kulit pisang sembarangan?!'' ucap bu Rani tegas.

''Maaf bu. Saya tadi mau buang kulit pisangnya tapi udah keinjek ibu duluan.''

''Maafin abang saya bu,'' ucap Nadeline sambil tersenyum ramah.

''Kali ini ibu maafin awas aja kalo kejadian lagi gak ibu maafin. Beruntung ada Nadeline yang luluhin hati ibu,'' jawab bu Rani sambil pergi dari hadapan mereka.

''Guna lo datang ke sekolah ngapain kalo gak belajar apa-apa!'' kata Nadeline.

''Guna gue telepon pagi-pagi tadi kalo dijawab Hallo doang apaan?'' ucap Arnold membalikkan pertanyaan Nadeline.

Nadeline mendengus kesal mendengarnya.

''Ayo Zur kita pergi,'' ucap Nadeline sembari menarik pergelangan Azzura agar ikut berjalan beriringan dengannya.

''Gue ikut tunggu!'' teriak Arnold berlari mengikuti mereka dan langsung berdiri ditengah diantara mereka sambil merangkul leher Nadeline dan Azzura.

~•Beloved Sunshine•~

Vote dan koment jangan lupa!❤
Kritik dan saran dipersilahkan.

04 Mei 2019

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

496K 18.7K 33
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
4M 312K 51
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
1.3M 97.7K 43
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
MARSELANA Von kiaa

Jugendliteratur

1.5M 20.2K 8
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...