Kakak • lrh

By ohsnapitshood

2K 490 164

"Kakak?" "Kakak kenapa harus pergi jauh?" "Kalo kakak pergi jauh, aku mau ikut, mau sama kakak... Kakak disin... More

Special thanks!
Kaka
Luke
Kaka
Luke
Kaka
Luke
Kaka
Luke
Kaka
Luke
Kaka
Luke
Luke
Kaka
Luke
Kaka
Luke
Kaka
Luke
Kaka
Luke
Kaka
Kaka🍒
Luke
Kaka-kakak🍒
Kaka
Luke
Jack
Jack
Ben
Kaka
Luke
Luke
Jack
Ben
Jack
Kaka
Calum
Calum
Calum
Kaka
Kaka
Luke
Jack
Kaka
Jack
Luke
Kaka
Calum
Jack
Jack
Calum
Jack
Calum

Luke

19 6 3
By ohsnapitshood

"Yes, namaku naik! Ashton kalah!"

Gue mengerjapkan mata sesaat, sebelum akhirnya mendapati Kaka yang masih bermain game di sebelah gue. Lampu kamar sudah mati total, hanya cahaya dari layar handphonenya yang membantu gue melihat sekitar.

"Kok nggak tidur, Ka?" Lirih gue, membuatnya lantas menoleh. "Sekarang jam berapa?"

Ia tersenyum, menggeleng singkat.
"Jam tiga."

"Tidur dong, ayo. Sini handphonenya." Lirih gue lagi, yang meskipun gak mampu bangkit dari tempat tidur, namun masih bisa menggerakkan tangan. "Besok sekolah, gak bisa bangun."

"Nggak ngantuk, kak." Gelengnya, yang tidak menyerahkan handphonenya samasekali. "Bentar lagi."

"Kaka, jangan rewel, ayo. Gue lagi nggak mood nih." Gue menghela nafas dalam dalam, ketika rasa sakit di kepala gue datang lagi.

Mulai minggu lalu, rasanya gue gak sanggup buka mata tiap pagi; karena pasti disambut rasa sakit yang seperti ini.

Sekarang, sakitnya bahkan tiap waktu.

"Maaf, kak..." cicitnya, lantas memberikan handphonenya pada gue. "Ini..."

"Gue nggak marah, kok." Senyum gue paksa. "Lo cuma harus tidur, ini udah pagi..."

"Mm hmm." Angguknya, sembari gue meletakkan handphonenya di meja kecil sebelah tempat tidur. "Kakak udah gak sakit?"

"Udah." Angguk gue balik, menggigit bibir bawah ketika sakitnya makin menjadi; kalo nggak pasti gue kelepasan mencicit sakit. "Udah ngga sakit, kok..."

"Ka?" Panggil gue, mau gak mau harus mengatakan apa yang ingin gue katakan. Siapa yang bisa jamin, besok gue masih ada?

"Hm?"

"Kalo gue pergi..." Lirih gue, mengusap lembut rambutnya. "Jangan jadi anak nakal, ya? Sayang sama mama, sama ayah, sama mali, sama Cal. Sama Om, sama adek baru nanti. Ya? Jadi kakak yang baik buat adeknya ya, Ka? Gue tau kok, lo bisa."

"Jangan suka berantem, ya Ka?"

"Jangan dengerin orang ngomong yang ngga ngga tentang lo; lakuin apa yang menurut lo bener."

"Dan," senyum gue tipis. "Lo harus inget kalo gue selalu sayang sama lo. Selalu."

"Meskipun nanti gue pergi, lo jangan takut gue lupa; karena gue ngga bakal. Gue bakal bilang sama semua orang disana, kalo gue punya adek yang kerennya bukan main."

"Kakak mau kemana?" Ia menatap gue; mata bulatnya memerah menahan tangis. "Kakak mau pergi kemana?"

"Aku janji gak nakal lagi..." lirihnya balik. "Tapi kakak gak boleh pergi..."

"Gue harus, Ka." Geleng gue. "Gue harus."

"Kakak?" Panggilnya; suaranya bergetar hebat.

"Kakak kenapa harus pergi jauh?"

"Kalo kakak pergi jauh, aku mau ikut, mau sama kakak... Kakak disini aja, jangan pergi..."

Gue tersenyum paksa. Tanpa kata, namun memeluknya erat, dengan harapan ia bisa tumbuh dewasa tanpa gue, tanpa 'kakak' yang mendampinginya lagi.

"Kan ada calum, kalian juga udah baikan sekarang." Geleng gue, tidak samasekali melepaskan pelukan. "Ya? Yang baik sama mali juga. Jangan bandel, kalo dibilangin jack sama ben. Oke?"

Ia menggeleng; tangisnya sekarang makin besar.
"Kakak gak boleh pergi!"

"Kakak disini aja!" Ia menggeleng keras keras. "Kakak jangan pergi!"

Gue menggeleng pelan; menahan airmata yang kapan aja bisa jatuh.
Gue juga gak mau pergi, Ka...

"Kakak disini aja..."

Tangan gue digenggamnya erat erat; menyisakan bekas merah disana.

"Kakak jangan pergi..."

"Iya." Angguk gue, terpaksa berbohong padanya. "Iya, gue gak pergi. Gue kan masih disini, tuh, masih bisa lo peluk. Ya, kan?"

"Maksudnya, kakak jangan pergi..." gelengnya, lagi. "Disini terus, jangan kemana mana..."

"Ka,"

Kami menoleh; mendapati Jack yang terbangun sekarang.

"Tuh, hayo, Jack bangun." Gue menuding Jack. "Berenti ya, nangisnya? Udah dong, kan gue masih disini. Ya?"

"Kakak gak boleh pergi!" Sahutnya lagi, lebih keras sekarang. "Om, bilangin kakak, jangan pergi..."

"Luke gak bakal kemana mana, Ka..." lirih Jack, kali ini menggendong Kaka. "Tanya luke, emang dia mau kemana? Dia gak mau kemana mana, Ka. Itu bercanda. Gak lucu lo, Lew."

"Tapi om—"

"Keluar yuk, cari angin? Lew, gue keluar ya, sama Kaka." Izin Jack, tanpa mempedulikan Kaka yang menangis seperti orang diculik sekarang.

"Om, bilangin kakak jangan pergi! Kakak gak boleh pergi!"

"Luke ngga bakal pergi, Ka. Pegang omongan gua."

Gue terisak sekeras mungkin; persetan dengan siapa yang ada diruangan ini sekarang; gue udah gak peduli lagi.

Gue gak mau ninggalin lo, Ka.

Tapi gue harus.

"Gue juga nggak mau pergi..." tangis gue; membenamkan wajah di bantal. "Gue gak mau..."

"Lew?"

"Gua ngga mau pergi..." isak gue, nggak samasekali menghiraukan panggilan atas nama gue. "Ngga mau..."

"Lewi, hey."

Gue menoleh, kali ini mendapati papa yang duduk di pinggir tempat tidur; wajahnya lelah, namun senyumnya masih ada disana.

"Takut, ya?" Senyumnya, mengusap rambut gue yang berantakan. "Sini, yuk. Aduh, papa bisa kena damprat mama nih, kalo dia liat kamu kayak gini."

Gue menurut; membiarkan papa merengkuh gue kedalam rangkulannya sekarang; ia membiarkan gue bersandar di bahunya.

"Dulu, waktu kamu masih kecil, papa sama mama paling panik kalo kamu udah sakit." Cerita papa, pandangannya menatap kearah gue. "Kalo ben atau jack yang sakit, kami santai aja sih, karena mereka masih bisa hiper."

"—atau malah jadi takut, sih, kadang." Ia mengedikkan sebelah bahunya. "Tetep aja, kami paling takut, kalo kamu yang sakit. Apalagi mama. Wih, kebakaran jenggot."

"Tapi, kamu gak pernah ngelawan, kalo disuruh minum obat." Senyumnya, kembali menatap gue. "Sampe sekarang, kamu masih kayak gitu."

"Jadi papa tau, kamu bakal terus berjuang sampe akhir." Ia menepuk bahu gue. "Anak papa kuat, kok. Ya?"

"Gak ada yang mau lewi pergi." Bisiknya, mengecup pucuk kepala gue. "Oke? Jangan bilang lewi mau pergi, karena papa tau lewi gak bakal pergi."

"Lewi, sayang?"

Gue mengangguk pelan.
"Doain lewi umurnya panjang, ya, pa?"

Papa balik mengangguk.
"Tiap hari papa minta itu, lew."

"Sekarang tidur, ya?" Ujarnya, lagi. "Mau papa disini, atau di sofa?"

"Sini..." lirih gue; yang memang sedang butuh orang lain—apalagi papa.

"Oke." Angguknya, kali ini berbaring di sebelah gue.

Kami berdua terdiam, menatap langit kamar yang gelap bukan main.

"Om gak ngerti!"

"Listen to me; you dont say such thing to your uncle, you hear me?!"

"I dont care! You dont get it! Om ngga ngerti!"

"Apa?! Apa yang gua ngga ngerti, ka?! Lo yang ngga ngerti!"

"—lo masih kecil, Ka! Ini masalah orang dewasa, lo ngga ngerti!"

"Pa..." lirih gue; yang selalu gak bisa denger kaka dibentak orang—bahkan Jack.

"Ssh," papa menggeleng pelan. "Jangan didengerin. Mereka cuma ribut dikit, kan kamu tau dua duanya keras."

"Aku benci om!"

"Ka! Kaka, balik sini! Lo mau kemana?! Kaka!"

"Anjirlah!"

Pintu kamar lantas didobrak; jack tampak rusuh, terburu buru mencari sesuatu.

"Jack, kenapa?" Papa buka suara.

"Gak, gak kenapa napa." Gelengnya; rahangnya mengeras. "Aku pergi dulu."

"Kemana? Udah jam segini." Cegat papa, yang tidak dihiraukan jack, karena ia sudah keburu keluar kamar.

"Kakakmu, kebiasaan." Dengus papa, lantas terdiam lagi.

"Kaka kabur, ya, pa?" Tanya gue, yang digelengi papa setelahnya.

"Gak lah, lew. Dia masih kecil, mana tau harus pergi kemana?" Jawabnya enteng. "Udah, kamu tidur. Besok juga mereka berdua baikan lagi."

"Ya?" Ia menepuk lengan gue. "Or i have to tuck you?"

"No." Senyum gue kecil, menggeleng pelan. "Night, pa."

"Night. Sleep well, buddy."

Gue memejamkan mata; berharap esok pagi diagnosa dengan ajaibnya berubah jadi lebih baik, serta Jack dan Kaka bisa baikan lagi.

Semoga.

Continue Reading

You'll Also Like

389K 31.8K 26
Melez Kaplan Taehyung, Melez Tavşan Jungkook ile sevgili olmak istiyordu Ha birde onu altında inletmeyi... [texting+düz yazı] #3 - taekook [13.08.202...
49.5K 7.6K 30
[🥼🔬] [theoretically lab] kim taehyung, stajyer jeon jeongguk'un tam bir virüs olduğunu düşünüyordu.
33.4K 1.9K 39
Komşunuz Barış Alper Yılmaz olursa ne mi olur?
99.2K 8.4K 29
Üniversitesinin serseri çocuğu jungkook, kız arkadaşını rahatlatmak için kayda aldığı inlemelerini yanlışlıkla yeni atanan rektörü Kim Taehyung'a ata...