Kris tak mengerti. Ia menatap orang yang dikenalnya itu dengan alis mengerut. Sementara sosok itu menyunggingkan sebuah senyuman hingga mempertunjukkan dua lesung pipinya.
“Bagaimana kabarmu?”
“Kau- berkhianat?”
Namjoon tertawa mendengar ucapan Kris itu. ia menggeleng tak habis pikir lalu menarik sebuah kursi dan duduk dihadapan Kris.
“Chanyeol, baik-baik saja?”
“Entah.. aku tidak mengecheck keadaannya, dia bersama mama dan babamu sepertinya”
Kris meringis karna seluruh tubuhnya terasa sangat sakit setiap digerakkan.
“Lalu kau mau apa? membunuhku?”
Namjoon menghela nafasnya lalu bangkit berdiri, dalam diam membuka tali yang mengikat tubuh Kris.
“Untuk apa membunuhmu? Kau atasanku”
“Kau bukan kaki tangannya-
“Yifan, yang benar saja... pikirmu aku gila”
Kris mengusap tangannya pelan, matanya masih menatap was was Namjoon, namun Namjoon hanya diam dan bersandar pada kursi yang di dudukinya dengan nyaman.
“Tao, adik sepupuku itu-
“Dia di depan”
“Kau membunuhnya?”
“Kau gila? Dia menyiapkan mobil untuk kita”
Kris semakin pening. “Maksudnya apa, Namjoon?”
“Kris, kau adalah orang yang sangat cerdas, tapi tidak mengerti dengan semua ini?”
“Aku jatuh dari jembatan ke laut, aku menelan banyak air laut, aku dipukuli, diikat, dan maaf saja. otakku sudah terlalu lelah untuk berpikir”
Namjoon tertawa kecil, hingga kemudian pintu kembali terbuka dengan lebar. Saat itulah, kelopak mata Kris membuka dengan tidak percaya.
“Kim Taehyung?!”
“Wae?”
“Kau membawa anak kecil-
“Untuk hal ini dia bukan anak kecil, tubuhnya memang kelihatan kurus dan lemah... tapi dia ahli taekwondo”
Anak kecil itu menghampiri Namjoon lalu berbisik padanya, kemudian berlalu pergi.
Kris masih melongok tak percaya,
“Dia mata-mata kecil”
“Aku memiliki banyak musuh, dia harus bisa diandalkan menjaga jungkook kecilku”
“Tetap saja dia masih kecil, Namjoon”
Namjoon tak menjawab, sementara Kris mencoba merangkai semua yang terjadi kepadanya selama dua hari ini.
“Apa... sudah selesai? Tidak ada acara tembak-tembakkan atau baku hantam?”
Namjoon kembali menghela nafasnya karna kelambatan Kris.
“Kau kaya raya, memperkerjakan diriku yang pintar, kita punya kekuasaan, uang dan otak... kenapa juga harus menghabiskan tenaga memukuli mereka? main tembak-tembakkan... demi Tuhan, memangnya kita bocah seumuran Sehun”
Kris tak mengerti lagi. ia memijat pelipisnya dengan pelan ketika suaranya dipanggil oleh seseorang yang ingin dipukulnya dengan balok kayu.
“Kenapa kris ge menatapku begitu?”
“Tao kau sudah gila, kau-
“Begini, kita luruskan masalah ini dulu..” Tao duduk disisi Kris, lalu menatapnya lekat.
“Awalnya aku kaki tangannya, aku membantunya mencari Chanyeol dan mendapatkannya.. tapi, siapa yang tahu kalau seseorang dengan nama Chanyeol itu bisa begitu kau cintai”
“Pikirmu aku berencana jatuh cinta padanya? Aku jatuh cinta padanya tanpa rencana”
“Yaya.. makanya, mana mungkin aku menusukmu dari belakang... meskipun aku suka doggy style aku lebih suka uke on top”
PLETAK!
“Jangan bicara macam-macam!”
Tao menatap Namjoon dengan kesal, sementara Namjoon menyunggingkan senyumannya.
“Bagaimana kabar Suho?”
“Dia baik-baik saja, dia sepenuhnya masuk dalam bagian rencana. Dia tidak benar benar kritis, aku menelfon ambulance tepat waktu. Dia akan membuka matanya setelah Namjoon hyung memberi perintah”
“Jadi- maksudnya hanya aku yang tidak tahu-
“Ge, jika kau tahu kau hanya akan mengacaukan rencana yang dibuat dengan sangat bagus oleh Namjoon hyung”
Kris menghela nafasnya, lalu menatap Namjoon dan mengulurkan tangannya.
Namjoon menatap tangan itu lalu meraihnya. Ia menyunggingkan senyumannya,
“Bayaranku jadi tiga kali lipat, kan... sajangnim?”
Dan Kris hanya tersenyum menanggapinya. “Aku ingin memelukmu entah kenapa”
“Berani memelukku aku akan mencekikmu, demi Tuhan, jangan jadi seperti Suho”
Mungkin benar Kris merasa lelah dan payah akan semua yang menimpanya, Kris merasa ia sendirian dan tak memiliki kekuatan apapun.
Ia hanya lupa bahwa rencana yang Tuhan gariskan untuknya pasti lebih baik dibandingkan rencana yang dibuat olehnya sendiri.
“Kau menangis Kris ge?! Demi Tuhan!!! Kita tidak sedang shooting drama!!”
🍁
🍁
🍁
🍁
Sindikat narkoba, perdagangan illegal, penjualan organ tubuh, penculikkan, kasus pemerkosaan, penyuapan... berhasil membawa nama pemuda dengan marga Wang itu masuk dan terikat dalam penjara seumur hidup.
Sebelum ia kembali ke negaranya untuk ditahan disana, Kris mengunjunginya.
Tak bersedia menemuinya secara langsung, Kris hanya melihatnya dari jauh.
“Dia memiliki kelainan psikis”
Kris menatap Namjoon dengan alis yang mengerut namun Namjoon menepuk bahunya.
“Dissosiative Identity Disorder, DID atau tepatnya kepribadian ganda”
Namjoon menatap lekat orang yang berada dalam mobil tahanan itu,
“Satu pribadinya begitu mencintai Chanyeol, pribadi yang lainnya seorang yang keras dan kejam... ketika ia kehilangan salah satu kuasa pada dirinya maka kepribadian itu seolah tercampur... itu yang menyebabkannya dapat berbuat hal yang sangat tidak pantas pada Chanyeol”
Angin berhembus pelan, mobil tahanan itu perlahan menjauh dan menghilang dari tatapan Kris.
“Selang berapa waktu terlewat pribadinya yang satu masih mencintai Chanyeol, yang lainnya berbuat kekacauan, ketika menemukan bahwa Chanyeol berada di sini.. bahwa Chanyeol sudah tidak disembunyikan lagi oleh Suho, kepribadiannya yang kejam mengambil alih”
Kris memasukkan kedua tangannya dalam saku mantelnya.
“Aku membawa Sehun diam diam ke psikiater”
“Kenapa?”
“Hanya untuk berjaga-jaga, bagaimanapun Sehun terikat dalam hubungan darah oleh Pria itu”
“Hasilnya?”
Kris menatap Namjoon dengan tanya, Namjoon sendiri membimbing Kris untuk kembali memasuki mobil mereka dan kembali ke rumah tempatnya menyembunyikan Kris.
“Alter ego”
“Ha?”
“Itu adalah keadaan dimana sang penderita memiliki pola sikap yang berbeda dengan diri awalnya, itu seperti... dia memiliki diri kedua yang berbeda dengan diri pertama”
“Apa itu seperti kepribadian ganda?”
“Berbeda, Alter ego bukannya kepribadian ganda hanya saja- dia berbeda”
“Maksudmu Sehunku-
“Itu hanya gejala, alter ego memang sering muncul dikehidupan anak anak, terutama anak tunggal”
Kris menghela nafasnya, lalu melempar tatapannya keluar jendela mobil.
“Aku harus segera pulang dan membuatkan adik untuk Sehun”
“Pikiranmu itu benar-benar”
“Namjoon-
“Kau masih sakit! Diam dulu dirumahku, baru pulang”
“Chanyeol pasti mengkhawatirkanku”
“Ya, tentu saja. dia menangisimu setiap malam”
.
.
.
.
Chanyeol menolak tinggal dirumah keluarga Wu. Ia memilih kembali ke rumah Kris. Sehun dan Jongin bersama mama Kris.
Seminggu sudah berlalu ia lewati dengan melamun.
Tidak ingin menyalahkan dirinya sendiri, namun itulah yang terjadi. Semua karna dirinya.
Ia melangkahkan kakinya menuju kamarnya, membuka pintu kamarnya.
Bunyi pelatuk senapan yang ditarik begitu keras memekakkan telinga, bersamaan dengan rasa menusuk yang dirasakan oleh Chanyeol pada tengkuknya.
Ia jatuh dengan lemah, kelopak matanya masih membuka dan ia masih menndapati sebuah senyuman dilemparkan untuknya.
Tanda bahwa sosok itu bangga dapat membuat peluru itu menembus kulit tubuhnya dan merenggut kesadarannya secara paksa.