LASKAR [Completed]✔️

By Shawnecha

2.6M 129K 3.8K

"Bentar lagi lo bakal ganti nama." -Laskar Lingga "Kenapa?" -Iris Senja "karena lo jodoh gue." -Laskar Lingga... More

1-Prolog
2-Kembali
3-Berubah
4-Siapa dia?
5-Tatapan Mata
6-Troublemaker
7-Rumah Iris
8-Laskar itu...
9-Mulai Mencari
11- Cowok aneh
12- Tawuran
13-Hujan
14-Ditembak
15-Kantin
16-Ditembak 2
17-Marah
18-Balkon
19-Lagi-lagi dia menghindar
20.Selalu bilang benci
21-Nightmare
22-Nightmare 1
23-Nightmare 2
24-Melindungi dari jauh
25-Panti asuhan
26- Taman
27- Dekat tapi jauh
28-Zona dan Laskar
29-Kritis
30-Makam
31-Malam berbintang
32-Teman
33-Cerita di Puncak Gunung Batu
34-Truth or dare
35-Mungkin bukan mulikku
36-Donor hati?
37-Luka Lama
38-Mimpi buruk
39- Ujian akhir
40- Di umur 18
41-Returning memories
42-Vide
43-Genggaman tangan
44-Little Laskar
45-Little Laskar 1
46-Kembali menggenggam
Epilog Spoiler!!
CERITA BARU
CHATTIME LASKAR

10-Lagi-lagi 'Dia'

46.2K 2.7K 22
By Shawnecha

- Jangan lupa vote dan Coment 🙏-

- Happy reading 😉 -

- Shawnecha -

Laskar, 2Mini dan Dear. Keempat cowok itu sedang duduk di atas motor mereka masing-masing. Sekarang tak ada lagi datang setelah lima menit bel berbunyi. Karena mereka semua sudah memiliki prioritasnya masing-masing.

Siapa lagi kalau bukan 'PACAR'!

Satu kata yang bisa membolak-balikkan kehidupan manusia.

Sebuah mobil mewah berwarna putih berhenti tepat di hadapan mereka.

"Bye, mom?!" ucap Chand yang baru keluar dari mobil Itu.

Chand mendekati keempat temannya dengan gaya santai.

"Nyokap lo tambah hari, tambah cantik ajah." Celutuk Nico terus memperhatikan kepergian mobil Chand.

"Jangan bilang lo masih nge-fans sama emak gue?" curiga Chand.

Nico terkekeh pelan, "Sayang banget gue udah ada Melody. Kalo nggak, udah gue pacarin emak lo Chand. Serius gue." Tambah Nico dengan mimik wajah seserius mungkin.

Keempat cowok itu menggelengkan kepalanya heran lalu melangkah memasuki koridor sekolah.

"Lo udah bilang itu dari Sd. Tapi tetep ajah, sekarang malah jadian sama Melody." Balas Chand.

"Jadi lo setuju kalo si Nico jadi bapak baru lo?" heran Mico.

"Kalo gue jadi lu sih. Mending gue nggak punya bapak dah." Tambah Laskar, membuat Nico membulatkan matanya.

"Bacot banget lo pada! Gue serius! Bingung gue, kenapa emak si Chand bisa secantik itu."

"Serah!" balas mereka bersamaan lalu berjalan mendahului Nico.

Laskar melangkah memasuki kelasnya, tapi tak sengaja matanya menangkap wajah seorang cewek yang sedang berceloteh dan sesekali tertawa dengan kedua temannya di depan kelas mereka.

Seolah terhipnotis, Laskar terus mengamati setiap ekspresi wajah cewek itu. Hampir saja sudut bibirnya terangkat, namun dengan cepat ia menggeleng dan kembali dengan ekspresi wajah menyeramkannya.

Sedangkan Iris yang menyadari keberadaan cowok itu, meliriknya sebentar. Lalu tersenyum pada Keempat cowok yang menyapa mereka dari sana.

"Nanti kantin aku jemput." Ucap Nico pada Melody yang dibalas anggukan oleh cewek itu.

"Nanti gak usah keluar. aku ajah yang samperin kamu." Lanjut Mico pada Ley yang dibalas senyuman dan anggukan oleh cewek itu.

Iris tersenyum kecil melihat teman-temannya bergantian lalu memegang dadanya sebentar.

Menahan sesuatu yang menyentil hatinya.

***

Laskar menghela kesalnya saat melihat mejanya sudah dipenuhi kotak-kotak hadiah, surat, cokelat bahkan Bunga dari cewek-cewek yang menurutnya kurang kerjaaan dengan melakukan hal yang sia-sia.

Cowok itu memindahkan semua barang itu seperti biasa ke meja yang dibelakangnya lalu menenggelamkan wajahnya dan memakaikan hoodie-nya sampai menutupi kepalanya.

Tak peduli dengan ocehan guru di sana, dan bagaimana tatapan heran teman-temannya pada Laskar.

Cowok itu masih betah tidur bahkan sampai jam pelajaran guru matematika yang sedang mengoceh ria itu hampir habis.

"Itu siapa yang tidur dari tadi?" tegur Bu Jess sambil bertolak pinggang.

Nico langsung menyikut Laskar.

"Bangun woi! Elah lu, tidur mulu."

"Diem deh, ganggu banget." Balas Laskar masih dengan posisinya.

Brakk...

Laskar berdecak sebal dan dengan malas mengangkat kepalanya ketika penggaris panjang itu dipukulkan ke meja mereka.

Pengganggu!

"Ini masih pagi dan kamu sudah tidur? Kamu tidak menghargai pelajaran saya?" kesal Bu Jess.

Laskar memutar bola matanya malas.

"Sekarang maju ke depan. Kerjakan tiga soal yang ada di sana atau kamu keluar dari kelas saya!"

Laskar menatap guru itu dengan malas lalu mengacak rambutnya sebentar dan maju ke depan.

Tak sampai lima menit. Laskar menyeringai kecil dan langsung membuang spidol itu begitu saja kala semua soal itu selesai.

Bu Jess memperhatikan soal itu dengan ragu.

"Udah kan? Kalau gitu Ibu yang harus keluar dari kelas kita," Ucap Laskar santai membuat semua orang memelototkan matanya.

"Kamu..."

Kringgg...

Bu Jess menggeram kesal kala ucapannya terpotong oleh bel tanda pelajarannya berakhir.

Laskar menyeringai kecil. "Karna pelajaran ibu udah habis." Lanjut cowok itu lalu menyalam tangan Bu Jess tanda ia masih menghormati guru itu.

Semua mata menatap Laskar tak percaya, juga kagum dengan cowok itu. Dan yang mereka yakini, semua jawaban yang Laskar kerjakan benar, karena Bu Jess sama sekali tak mengkritik pekerjaannya.

Bahkan setiap soal, Laskar mengerjakannya dengan dua cara penyelesaian sekaligus. 

Cara sulit dan cara mudah.

Luar biasa!

***

"Lo les di rumah?" heran Nico meneliti semua jawaban Laskar di papan tulis.

"Gila lo! Di sekolah ajah nggak belajar. Lah... boro-boro les di rumah!" celutuk Mico.

Laskar mengangkat kembali kepalanya.

"Lo pada brisik banget!" kesal Laskar lalu bangkit dari duduknya.

"Pada mau cabut gak?" tawar cowok itu.

Mereka saling tatap seolah bertanya satu sama lain.

"Masih ada pelajaran Kimia dari Pak..."

"Dan kita semua benci pelajaran itu." Potong Laskar sambil menyeringai kecil yang dibalas seringai juga oleh keempat cowok itu.

Keempat cowok itu keluar dari kelas dengan mudahnya sebelum Pak Gr masuk.

Persetan jika mereka harus dihukum berlari di lapangan besok!

Laskar berjalan santai dibarisan depan dengan tangan di saku hoodie hitamya sambil mengunyah permen karet.

"Tunjukin mana kelas XII IPA 8." Suruh Laskar tanpa menatap teman-temannya.

"Mau ngapain lo?" tanya Nico namun masih sibuk dengan ponselnya.

"Chand!" panggil Laskar seolah memberi cowok itu kode, tanpa menjawab pertanyaan Nico.

Mereka sampai di depan kelas XII IPA 8. Seolah Tuhan berpihak pada mereka, ternyata kelas itu sedang jamkos, karena ciri-ciri surga dunianya sudah terdengar dari jarak 10 meter sebelum para cowok itu sampai di sana.

Laskar menyandarkan bahunya di ambang pintu dan menikmati pemandangan di sana yang ternyata sedang ada perkelahian.

Laskar hanya mengacuhkannya.

"Mana yang namanya Pelangi?" tanya cowok itu.

Mereka semua terdiam mendengar ucapan cowok itu.

"Lo tuli atau bisu? Mana yang namanya PE-LANG-I?!" ulang Laskar lagi.

Seorang cowok dengan penampilan urakan maju menghadap Laskar lalu menyeringai kecil.

"Ada apa lo nyari pacar gue? Oh... atau lo juga simpenan dia?" tanya cowok itu menatap Laskar remeh.

"Pacar?"

"Iya. Pelangi pacar gue. Kenapa?"

Laskar memicingkan matanya, sedangkan cowok itu tersenyum miring.

Seorang cewek tiba-tiba maju dan menarik tangan cowok itu.

"Radar! Lo apaan sih? Kita udah putus!" sentak cewek itu.

Laskar menaikkan sebelah alisnya meneliti cewek itu dari atas sampai bawah. Terutama matanya.

Cokelat. Sama persis!

"Lo yang namanya Pelangi?" tanya Laskar.

Cewek itu mengeryit bingung lalu menganggukkan kepalanya.

"Iya. Kenapa yah?"

Laskar mengangguk.
"Ikut gue." Suruhnya.

Apa-apaan ini? Apa cowok itu sedang mengacuhkannya sekarang?

Anak baru belagu!

Radar menggeram kesal lalu menarik kerah baju Laskar dengan cepat. "Apaan lo manggil-manggil cewek gue?! Lo siapa dia, hah? Ada urusan apa lo sama dia?"

"Udah gue bilang, gue bukan cewek lo!" Sentak cewek itu lagi.

"Diem lo!" Cowok itu mendorong bahu Pelangi kasar.

Laskar terkekeh pelan.

"Katanya pacar. Tapi mainnya kasar." Sarkas Laskar.

"Bacot lo! Udah gue duga, lo pasti salah satu dari simpenan dia, kan? Brengsek!"

Sebuah pukulan tanpa aba-aba dilayangkan cowok itu tepat di wajah Laskar membuat cowok itu terhuyung ke belakang.

"Apaan sih nih cowok?!" Kesal Nico dan berusaha memukul cowok itu namun di halangi oleh Laskar.

Berani berbuat, berani bertanggung jawab! Itu prinsip seorang Laskar. Jadi dia yang harus menghadapinya sendiri tanpa bantuan orang lain.

"Karna lo udah mulai, jadi mari kita selesaikan."

Laskar menyeringai kecil dan langsung menarik kerah cowok itu keluar menuju lapangan.

Dengan cepat Laskar memberikan bogeman mentahnya. "Bangkit lo! Segitu doang kemampuan lo?! Lemah!" Sindir Laskar saat tubuh cowok itu jatuh ke lantai.

Cowok itu menggeram kesal lalu bangkit untuk membalas pukulan Laskar.

Banyak murid mulai berkumpul di lapangan dan menyaksikan perseteruan kedua pemuda itu. 

Suasana sangat ribut namun tak ada yang mau menghentikan mereka. Karena yang dilakukan mereka hanya menikmati pertunjukan dan sibuk menjadi penonton setia.

"Ada apa sih?" tanya Melody melihat kerumanan orang-orang di tengah lapangan.

Ketiga cewek itu hendak menuju perpustakaan untuk mengumpulkan tugas mereka. Dan tentu saja mereka melewati lapangan.

Iris dan Ley mengangkat bahunya acuh.

"Olahraga mungkin." Ucap Iris acuh.

"Itu Nico bukan, sih?" tanya memicingkan matanya.

Mereka bertiga langsung menghentikan langkahnya.

"Iya, beneran." Ucap Melody yakin dan langsung berlari menuju lapangan.

"Mel?! Tunggu, Mel?!" Teriak Iris namun dihiraukan oleh cewek itu.

"Kamu? Kenapa di sini?" heran Nico dan cowok-cowok lainnya.

"Kalian berantem?"

Melody menatap Nico tajam, begitu juga ketiga cowok itu.

"Kita nggak berantem kok. Cuma masalah kecil aja." Sergah Nico namun wajahnya berkata sebaliknya.

Iris diam terus memperhatikan pemandangan di depannya.

Cewek itu semakin memeluk buku-buku di tangaannya dengan erat lalu menggelengkan kepalanya.

"Baru beberapa minggu di sekolah, udah banyak masalah yang dia buat." Gumam Iris pada Ley di sampingnya.

Iris mengerutkan keningnya melihat cewek di sisi lainnya sedang menangis dan mencoba melerai pertengkaran mereka.

Kedua cowok itu masih sibuk dengan aksi bogemnya. Lagi-lagi sisi menakutkan Laskar yang tertangkap jelas oleh Iris.

Tipe cowok yang harus dijauhi! Mungkin begitu pikiran Iris saat ini.

Cewek itu maju mendekati mereka.

"Iris. Lo mau ngapain?!" cegah Chand dengan cepat.

"Kalian mau diem ajah, dan jadi penonton di sini?" tanya Iris menatap cowok-cowok itu bergantian.

"Bukan gitu. Lo belum tau Laskar itu gimana orangnya."

"Gue nggak peduli. Dia itu udah buat keributan di sekolah. Dan bukannya dia temen kalian yah?!"

"Tapi..."

"STOOPP!!" Teriak Iris yang mampu membekukan suasana seketika.

Iris semakin erat memeluk buku-bukunya kala semua tatapan tertuju padanya. Begitu pula dengan Laskar dengan tatapan tajamnya.

Mungkin Iris tak menyadarinya, namun jujur Laskar sedikit terkejut kala cewek itu lagi-lagi melihat sisi buruk Laskar.

Tak ada yang perlu ditutupi! Karena inilah kehidupan seorang Laskar. Namun yang aneh itu ketika Iris menatapnya dengan tatapan mata cokelatnya yang sulit diartikan, membuat Laskar seolah lupa apa yang dia lakukan.

"Troblemaker."Gumam Iris lalu pergi dari tempat  itu.

***

TBC

👋👋👋👋👋👋

Continue Reading

You'll Also Like

30.2K 1.3K 30
Mampir yuk kecerita pertama gue, kalau kepo tinggal buka aja 😂😂 "Pah ngapain pindah ke Jakarta sih," Salsa. "Papa ada kerjaaan di Jakarta sa," jawa...
21.8K 1.9K 47
Sebagian besar perempuan sangat menginginkan kehadiran sosok kakak laki-laki, yang sangat menyayangi dirinya dan dapat menjadi pelindung di saat ada...
178K 8.6K 38
Beberapa dari kalian pasti sudah tahu betul bagaimana perjuangan seorang Aletha terhadap Risky Fahreza Wijaya. Memang benar, Usaha tidak akan menghia...
73.2K 3.8K 44
Aluna Cahya Camelia perempuan cantik yang memiliki sejuta persona dan kisah menarik. statusnya sebagai pelajar baru di SMA Angkasa membuatnya menjadi...