DARKNESS

Oleh Shinjukyuu

4.7K 671 110

Follow untuk baca ^^ ♡♡♡♡♡♡ Kunjungan klub biologi dari Black Campus ke ibu kota lama Estonial, Dominion, men... Lebih Banyak

Bulir 1 : Celosia Leene
Bulir 2 : Visibly
Bulir 3 : Caught
Bulir : 4 Attack
Bulir 5 : Telltale
Bulir 6 : Unwanted Guest
Bulir 7 : The Hidden Girl
Bulir 8 : Heilige's Tribe
Bulir 9 : First Day
Bulir 10 : Feeling
Bulir 11 : Cloudy Morning
Bulir 12 : The Symptoms
Bulir 13 : Resolve and Dauntless
Bulir 14 : Lost
Bulir 15 : Black Horse Prince
Bulir 16 : Back
Bulir 17 : Dark Night
Bulir 18 : Empty Heart
Bulir 19 : The Same Feeling
Bulir 20 : Primosa Forsythia
Bulir 21 : Show Time
Bulir 22 : Falsehood
Bulir 23 : The King of Stealth
Bulir 25 : Her Decision
Cerita Baru
Bulir 26 : Against of The Darkness
Chapter 27 Empty Soul And The King Of Darkness

Bulir 24 : Behind The Light

88 17 5
Oleh Shinjukyuu

"Kalian semua akan mati!"

Angin topan itu bertiup ke arah tepi danau. Berhembus begitu kuat, merusak pepohonan, menerbangkan seluruh tiang untuk membuat penghalang. Bahkan para Stealth yang mencoba merusak penghalang ikut terhempas dan hancur berubah menjadi debu hitam yang berhamburan ke udara. Terbang menuju ke tengah danau, melingkupi tubuh Sia seperti sebuah perisai.

Para penyerang menggunakan seluruh kekuatan mereka untuk melindungi orang-orang. Sementara itu Marsala berdiri tegak di tepi danau dengan penghalangnya sendiri.

Holkay juga membuat penghalang melindungi Guran dengan murid-muridnya. Pedang keramat yang dipegangnya seolah memberinya kekuatan disaat kekuatan spiritualnya terkuras karena pengendalian dari Marsala.

"Kalian semua cepat tinggalkan area danau. Akan lebih baik lagi kalau kalian segera kembali ke perkampungan," ujar Holkay.

"Kami akan pergi. Sebelum itu bawalah ini." Guran menyerahkan kantong kain kecil pada Holkay. "Di dalamnya ada obat," lanjutnya.

"Terima kasih." Holkay menerimanya.

"Guru ayo kita cepat pergi! Gadis itu sungguh menakutkan," rengek salah seorang gadis.

"Lalu tadi yang akan dibunuh siapa?" ujar salah seorang gadis lain sembari menatap ngeri ke arah gadis yang berdiri di tengah danau bersama seorang Stealth raksasa.

Guran meremas tangannya sendiri. Dia bisa menebak apa yang terjadi. Gadis yang menjalani ritual tadi sudah jelas bukan Sia. Dia tidak ingin memikirkannya, tapi hatinya menebak itu adalah salah satu muridnya.

"Aku sudah menyuruh Candles membawa Armenia pergi. Kalian semua cepatlah kembali ke perkampungan."

"Armenia ..." para gadis mulai bergumam.

"Dia dimanipulasi oleh kegelapan," ujar Guran terdengar geram.

Holkay memasukkan kantong berisi pil obat itu ke dalam sakunya. Dia membalikkan badan menatap ke tengah danau. Lalu berkata, "Armenia tidak terpengaruh apapun. Dia hanya melakukan apa yang hatinya inginkan. Tidak ada yang salah ketika menyelamatkan keluargamu. Bukan begitu?" Holkay melirik ke arah Guran yang tersentak kaget. "Tidak ada para Stealth lagi, mereka semua berkumpul di danau. Kalian harus pergi sekarang sebelum terlambat!" tegas Holkay.

"Ba-baik."

"Ayo, Guru. Kita harus pergi cepat!"

Guran ditarik oleh murid-muridnya untuk segera meninggalkan area danau. Holkay melihat kepergian mereka sejenak, lalu berlari ke arah para penyerang yang melindungi para pria tua pendukung Marsala.

"Kalian cepat bawa mereka semua pergi dari sini," ujar Holkay pada penyerang lain.

"Apa yang akan kau lakukan?"

"Apa kau ingin menghadapinya sendirian?"

"Tetua ada di sana juga."

Holkay memandang wajah-wajah tua yang terkadang menjengkelkan itu. Mereka dan juga Marsala membuatnya muak. Karena mereka-mereka ini, Holkay menjadi seperti sekarang. Dan meskipun begitu dia merasa lebih baik karena dapat menyadarkan dirinya sendiri.

"Ini adalah tugasku. Bukan begitu?" Holkay tersenyum sinis.

Para orang tua itu berdehem merasa tersindir. Mereka yang tidak memiliki kekuatan spiritual besar, lemah tidak bisa melakukan apapun. Karena itu kelahiran Holkay yang dipenuhi kekuatan spiritual besar adalah sebuah anugerah. Sayangnya mereka tidak melakukannya dengan benar.

"Bagaimanapun kalian semua adalah orang-orang Heilige yang berharga. Aku harap kalian tidak mengikuti sesuatu yang salah lagi," ujar Holkay lalu meninggalkan para orang tua itu bersama para penyerang lain.

Ucapan Holkay membuat mereka semua malu. Dengan langkah tergopoh mereka segera pergi meninggalkan area danau. Sementara itu Holkay berjalan lurus ke arah Marsala.

Butiran debu hitam itu mengelilingi tubuh Sia hingga tidak terlihat lagi. Stealth raksasa itupun mulai melebur menjadi debu dan bergabung menjadi satu. Di bawah langit yang memerah, di atas air yang bergejolak muncul sosok yang selama ini tersegel dalam kegelapan.

Butiran debu hitam itu memudar dan terlihatlah sosok laki-laki berambut putih panjang dengan pakaian putih selayaknya seorang raja. Dialah sang raja para Stealth yang akhirnya bangkit.

"Akhirnya muncul juga," gumam Marsala dengan seringaian.

Holkay yang tiba di belakang Marsala, mengacungkan pedangnya ke leher wanita tua itu.

"Sebaiknya kau hentikan semua ini. Aku tidak tahu apa maumu, tapi aku tidak setuju caramu. Sekarang aku ragu apa benar semua ini untuk menghentikan kegelapan. Mengendalikan sesama manusia dengan kekuatan suci itu adalah perbuatan terburuk dari orang suci sepertimu," ujar Holkay.

"Suci?" Marsala terkekeh. Dia memegang ujung pedang keramat di lehernya dan menyingkirkannya. Wanita itu membalikkan badan ke arah Holkay yang langsung membuat Holkay melompat mundur dengan mata terbelalak.

"Ka-kau?" Holkay tidak percaya apa yang dilihatnya.

"Kau terkejut, Holkay?" terdengar suara gadis muda. Tubuh Marsala yang dipenuhi keriput dan tubuh yang sedikit membungkuk itu perlahan memudar. Butiran-butiran debu hitam menguar dari tubuhnya. Kulitnya mengencang, tubuhnya berdiri tegak. Sekarang yang berada di hadapan Holkay adalah seorang gadis muda yang teramat cantik dengan mata berkilat tajam. Sorot kejam yang penuh ambisi mematikan.

"Kau bagaimana bisa?" Holkay memasang kuda-kuda.

"Bagaimana bisa?" Marsala yang muda dan segar itu tertawa kecil lalu tertawa terbahak-bahak. "Kau memang tidak tahu apa-apa. Kekuatan spiritualmu yang besar itu jadi sia-sia, kan? Padahal kau bisa menggunakan kekuatan spiritual untuk banyak hal. Seperti mempertahankan kemudaan seorang manusia. Yah, walaupun aku harus bersabar selama ini dalam tubuh renta itu. Mau bagaimana lagi, aku tidak ingin membuat semua orang takut nanti."

"Kau menipu sukumu sendiri?"

"Menipu? Hmmm ... kurang tepat." Marsala menggoyangkan jari telunjuknya. "Aku lebih suka mengatakan kalau aku memanfaatkan orang-orang lemah itu. Ah, betapa menyebalkannya seiring perkembangan zaman, suku Heilige menjadi tidak berguna karena tidak melahirkan anak-anak dengan kekuatan spiritual yang besar. Tapi syukurlah kau lahir dengan hal yang kucari selama ini. Meski harus mengumpankan ibumu yang sok itu pada Stealth untuk membangunkan kekuatan spiritualmu."

Holkay tersentak kaget. Jantungnya berdebar dengan keras. "Apa yang kau katakan barusan itu?"

"Seperti yang kau dengar."

"Ibuku ... kau yang membunuhnya?"

"Sepertinya begitu." Marsala tersenyum lebar.

"Kau-" Holkay tidak bisa menggerakkan tubuhnya lagi.

"Jangan lupa aku masih bisa mengendalikan tubuhmu, Holkay. Kau itu bonekaku, jadi lakukan tugasmu dengan baik. Aku akan menuntaskan apa yang belum bisa dilakukan Eremurus dulu. Apa kau bisa membayangkan bagaimana jika aku bisa mengambil kekuatan dewa? Aku akan menundukkan semua manusia seperti yang Eremurus inginkan sejak dulu." Marsala menggerak-gerakkan jemarinya yang membuat Holkay mengarahkan pedangnya ke arah lehernya sendiri. "Bukankah sebagai keturunan Eremurus aku harus melanjutkan apa yang sudah dimulai leluhurku? Benar kan, Holkay? Kau setuju, bukan?" Wajah muda Marsala terlihat menakutkan dengan senyum menyeringainya.

"Ka-kau ..." Holkay berusaha mati-matian mengendalikan tubuhnya meski sangat sulit.

"Aku tidak mungkin membunuhmu sekarang." Marsala menggerakkan tangan Holkay untuk menjauhkan pedang yang hampir menggores kulit leher pemuda itu. "Sekarang kau harus berhadapan dengan dewa itu. Lakukan tugasmu dengan benar, Holkay."

Detik itu juga Holkay kehilangan pengendalian pikirannya. Marsala berhasil mengendalikan tubuh dan pikiran Holkay sepenuhnya. Mengunci kesadaran Holkay dengan teknik terlarang yang dipelajarinya dari leluhurnya.

***

Asion membuka matanya perlahan. Dia mengangkat tangan kanannya dan melihat cincin perak melingkar di jari manisnya. Bibirnya tersenyum tipis. Dia telah bangkit setelah dua ratus tahun berada dalam kegelapan sendirian. Tangannya menyentuh mata kanannya yang berbeda dengan mata kirinya. Mata kanannya adalah mata manusia akibat dari kecerobohannya.

"Semua telah berubah, Forsythia." Asion mengedarkan pandang. "Dunia tanpa dirimu lebih baik ditiadakan. Saat semua menjadi kegelapan, aku akan membawamu kembali."

Asion mengibaskan tangan ke arah sampingnya. Air danau muncrat berubah menjadi serpihan es yang runcing. Seseorang melompat dengan cekatan ke hadapan Asion, menghindari serangan itu. Tubuhnya bergerak lebih lincah karena tengah dikendalikan.

"Hooo kau menggunakan manusia yang dengan berani mencuri hati gadisku. Apa kau pikir aku tidak akan membunuhnya? Sejujurnya aku sudah lama ingin menyingkirkan manusia ini. Dan selanjutnya adalah kau dan seluruh Estonial." Aura hitam mengelilingi Asion. Mata kirinya menyala merah. Bersamaan dengan itu muncul pedang runcing yang panjang di tangan kanannnya. "Kalian yang bermain-main dengan dewa akan binasa semua!" Asion mendaratkan kaki di permukaan air danau membuatnya berubah menjadi es. Kakinya melangkah ke arah Holkay yang bersiap dengan pedang keramatnya. Pandangan matanya yang nampak kosong itu membuat Asion kesal.

Hentikan!

Asion menghentikan langkahnya. Dia memegang mata kanannya yang terasa sakit. Dia mengeram menahan rasa sakit dari kesadaran Sia. Bagaimanapun juga dia meminjam tubuh gadis itu.

***

Sia meronta sekuat tenaganya. Air matanya mengalir deras. Dia tersadar begitu saja. Dan karena dia memiliki penglihatan seperti Asion, dia bisa melihat dari mata kanan Asion yang merupakan mata manusia. Dia bisa merasakan dan mengetahui pikiran Asion. Pria itu hendak membunuh Holkay. Sia tidak ingin itu terjadi.

"Hentikan! Hentikan! Kembalikan tubuhku!" teriaknya frustasi.

Saat dia tidak sadarkan diri tadi, Sia mengalami mimpi panjang. Mimpi yang memberitahu dia semuanya. Tentang Primosa Forsythia, tentang Asion dan semua masa lalu. Siapa mereka dan apa yang sesungguhnya terjadi.

Forsythia yang malang dan sang dewa yang seharusnya tidak bertemu. Sia dapat merasakan kesedihan masa lalu itu. Betapa itu menyakitkan untuk mereka, terutama untuk Asion, sang dewa yang tidak bisa bersama dengan gadis yang dicintainya. Tenggelam dalam kegelapan dan tersesat.

Meski begitu Sia adalah Sia. Dia bukanlah Primosa Forsythia. Bukan berarti dia tidak bersimpati akan apa yang dirasakan Asion. Tapi, hatinya tetaplah untuk Holkay. Manusia haruslah bersama manusia.

***

Asion merasakan kesakitan luar biasa karena penolakan dari Sia. Gadis itu mencoba mengambil alih kembali tubuhnya. Dia mengerang dan berlutut memegangi mata kanannya.

Melihat hal itu, Marsala tersenyum miring. Inilah kesempatannya untuk menghabisi sang dewa. Dengan lihai dia menggerakkan jemarinya membuat Holkay bergerak sesuai kehendaknya.

"Hujam jantungnya, Holkay!" ujar Marsala berapi-api.

Tubuh Holkay berlari ke arah Asion yang tengah berlutut kesakitan. Pedang keramat di tangannya diacungkan mengunci jantungnya. Tubuhnya melompat begitu cepat. Asion yang menyadari tidak bisa menggerakkan tubuhnya. Kini dia masih mencoba menekan kesadaran Sia dan itu memakan kekuatannya.

Holkay mendarat tepat di hadapan Asion. Dia mengayunkan pedangnya kuat. Marsala menyalurkan kekuatan penuhnya pada pedang itu untuk membunuh sang dewa.

JLEB.

Darah merah menciprat ke atas permukaan air yang telah berubah menjadi es. Pedang keramat itu menancap tepat di jantungnya, tapi itu bukanlah jantung sang dewa melainkan jantung seorang gadis manusia yang seluruh hidupnya dia gunakan bergelut dengan obat-obatan.

"Ke-kendalikan di-dirimu, Ka-Kak Holkay."

***

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

459K 30.4K 25
Bagaimana jika kamu sedang tidur dengan nyaman, tiba tiba terbangun menjadi kembaran tidak identik antagonis?? Ngerinya adalah para tokoh malah tero...
1.1M 105K 32
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...
61K 597 5
Jatuh cinta dengan keponakan sendiri? Darren William jatuh cinta dengan Aura Wilson yang sebagai keponakan saat pertama kali bertemu. Aura Wilson ju...
680K 43.1K 31
Kanara menyadari dirinya memasuki dunia novel dan lebih parahnya lagi Kanara berperan sebagai selingkuhan teman protagonis pria yang berujung di camp...