BLE MOU ✓

By Si_MiyuKi

268K 23K 711

((COMPLETED)) Werewolf series #2 Tentang kisah Alpha Davion, pada cerita My Heart (cor meum) bagian "Alpha's... More

Ble Mou
INTRODUCTION
THE WOLVES
[1] A Girl With Blue Hair
[2] A Man With His Sway
[3] Leah
[4] Strangeness
[5] White Wolf
[6] Punishment
[7] Run
[8] Resquer
[9] Injury
[10] Celin's Dream
[12] Afraid
[13] Comfortable
[14] Begin
[15] Hurt
[16] I'm fine
[17] New Members
[18] New Members 2
[19] Dream
[20] The Mysterious Victim
[21] Something
[22] Luna Elle
[23] Saturia Clan and A Forgotten Story
[24] The Mysterious Victim 2
[25] Fullmoon
[26] Fullmoon 2
[27] Alpha's Blood
[28] A Hidden One
[29] Whole Nine Yards
[30] The End and Beginning of Everything
[31] Who is She?
[32] Cross Your Finger
[33] Bent Out of Shape
[34] Davion's Wish
[35] Worried
[36] Still Same
[37] To Unbosom
[38] Jealousy
[39] Protective
[40] Racked With Pain
[41] 65 Days Over
[42] A Tiny-Furry Creature
[43] Sunshine
[44] A Little Alpha
[45] A Man With Blue Hair (END)
DREAME/INNOVEL
The Twins
SEQUEL?
Lapak Baru

[11] Blood Bond

6.7K 652 12
By Si_MiyuKi

.

.

.

Davion menatap dokter yang baru saja memeriksa keadaan matenya sekaligus mengganti beberapa perban di tubuh itu, ia memberinya tatapan bertanya. 

Dokter itu menghela napas sejenak, "Sepertinya memang Luna membutuhkan penyembuh khusus, Alpha. Luka-luka di sekujur tubuhnya belum juga mengering, bahkan luka kecil sekalipun karena racun yang ada di dalam tubuhnya sangat sulit untuk dikeluarkan," jelasnya.

Ya, dokter itu memang telah mengatakan bahwa di dalam tubuh Lunanya terdapat racun yang cukup berbahaya. Dokter itu memperkirakan jika racun itu berasal dari panah yang sebelumnya sempat menancap di perutnya. Karena racun itu menyebar dengan sumber di bagian itu.

Memang, beberapa hari ini Davion selalu ikut mengamati perkembangan kesembuhan sang mate. Yang sampai saat ini belum mengalami kemajuan sama sekali. Dokter pribadi yang ia panggil khusus untuk merawat matenya terus berusaha mencari cara untuk mengobatinya. Membuat serum dan obat-obatan herbal yang kemungkinan bisa meyembuhkan luka-luka itu. Tapi nihil, semua usahanya tak pernah berhasil.

"Baiklah, kau bisa pergi. Terima kasih." Dokter tersebut mengangguk hormat dan meninggalkannya sendiri di ruangan itu. Bersama dengan matenya yang masih setia menutup kedua matanya dan tidur dengan tenang.

Ia berjalan mendekati peraduannya. Duduk di tepi kasur dan menggenggam sebelah tangan gadis itu dengan erat lalu mengecupnya. Dipandanginya gadis itu dengan pandangan sendu. Betapa dia sangat menyayangi matenya ini. Dia akan melakukan apapun untuk kesembuhan matenya. Sejak kedatangan Lunanya disini, ia bahkan telah memperketat penjagaan di sekitar area mansion. Ia yakin, ada orang-orang yang berusaha mencelakai matenya, dan Davion tak akan membiarkan hal itu terjadi lagi.

Tok
Tok
Tok

Pintu terdengar diketuk dan seseorang masuk setelah ia mempersilahkannya. Dilihatnya Ancelin datang sambil membawa nampan berisi makanan. Ah, dia bahkan lupa untuk sarapan, dan sekarang sudah hampir siang.

Gadis itu meletakkan nampan yang dibawanya di atas nakas. "Makanlah dulu, kak. Kau melewatkan sarapanmu." Davion tersenyum kecil dan mengangguk. Ia beranjak dari kasur dan mengambil makanannya.

"Bisakah kau minta para omega untuk membersihkan Lunaku? Kau jaga dia, aku akan makan di ruang kerjaku." Ancelin mengangguk antusias dan memindlink beberapa omega wanita.

Tepat setelah Davion keluar, omega-omega itu masuk ruangan dan langsung melaksanakan tugas mereka. Ancelin juga benar-benar melaksanakan perintah dari kakaknya, dia mengawasi mereka. Memperhatikan pekerjaan mereka. Dan ia meringis ketika pakaian gadis itu mulai dibuka. Hampir seluruh tubuhnya tertutupi perban, dan yang paling parah sepertinya di bagian perut dan paha kanannya. Terlihat omega-omega itu juga sedikit kesulitan ketika membasuh tubuh gadis itu.

Ancelin baru menyadari jika rambut gadis itu sangat indah. Terlihat langka. Ia jadi ingin memilikinya. Tapi sayangnya, setiap kali ia mewarnai rambut, tak sampai satu hari rambutnya ini akan kembali ke warna aslinya. Self-protection yang dimiliki werewolf menganggap bahwa itu adalah penyakit yang human mereka miliki sehingga akan mengubah warna rambutnya kembali seperti semula. Dan Ancelin akan terus bersama rambut coklatnya.

Ia berpikir, jika benar gadis berambut biru itu juga seorang werewolf, kenapa rambutnya tetap biru. Apakah ia memakai cat khusus? Atau dia mungkin berasal dari sebuah perkawinan klan berbeda? Klan. Sepertinya dia ingat sesuatu.

Gadis itu tersentak seketika saat mengingat sesuatu. Bagai mendapat lampu cerah, Ancelin begitu senang ketika ingatannya tentang mimpi itu kembali. Ia langsung keluar dari kamar itu dan melangkah terburu-buru menuju kamarnya. Setelah masuk, ia mengedarkan pandangannya mencari sesuatu. Ancelin mengambilnya dari tempatnya dan segera membawanya keluar, ke ruangan Davion. Pria itu pasti akan sangat senang jika tau obat untuk Lunanya telah ditemukan, dan bodohnya dirinya yang baru mengingatnya setelah beberapa hari.

***

Davion yang sedang mendengarkan penjelasan dari Ravel tentang perkembangan usahanya di dunia manusia sedikit terkejut ketika mendengar pintu ruangannya terbuka dengan kasar. Dahinya berkerut bingung ketika mendapati Ancelin yang datang, bukankah ia menyuruh gadis itu untuk menjaga Lunanya. Dan juga kenapa gadis itu terlihat sangat senang.

"Aku punya berita bagus, dan aku yakin kau akan suka,," ucapnya antusias. Davion menatapnya dengan pandangan bertanya, kemudian tatapannya beralih pada apa yang adiknya itu bawa.

"Aku sudah menemukan obat yang dapat menyembuhkan matemu!" Perkataan Ancelin membuatnya kembali menatap wajah gadis itu. Ia meletakkan cawan berisi lotus yang tadi dibawanya ke atas meja.

"Aku yakin bunga itu bisa menyembuhkan matemu. Aku pernah melihatnya di mimpiku." Davion menghela napasnya. Ia masih sedikit ragu dengan kedua adiknya itu. Mimpi hanyalah bunga tidur menurutnya, kalaupun itu adalah sebuah petunjuk. Ia tidak pernah yakin itu akan berhasil.

Davion kembali menyenderkan tubuhnya yang menegang di kursinya. "Aku tidak yakin itu akan berhasil." Kedua adiknya langsung menoleh padanya. Mereka berdua memasang raut bingung, seakan mengatakan, Apa lagi yang kau ragukan? Bukankan buktinya sudah ada di hadapan mereka sekarang?

"Kita harus mencobanya. Bagaimana kita akan tahu kalau tidak dicoba." Ancelin mencoba meyakinkan kakaknya itu.

Dan seketika Davion merasa tidak suka dengan apa yang gadis itu ucapkan, "Dan kau mau bertanggungjawab jika terjadi sesuatu pada mateku?!" geramnya.

Ancelin menggeleng tegas, "Aku yakin. Bunga ini hanya bisa digunakan sekali. Jika kita menggunakannya untuk percobaan dulu, bunga ini tidak akan bereaksi lagi pada matemu."

"Sebaiknya kita coba, jika sesuatu terjadi pada matemu kita bisa mencari solusinya bersama. Setidaknya kita sudah mencoba menuruti petunjuk itu." Setelah beberapa menit menimang, akhirnya ia pun setuju. Ia harus yakin jika matenya akan baik-baik saja dan akan segera sembuh.

***

"Lalu kita harus apa?" tanya Ravel. Mereka bertiga berada di kamar Davion dengan dokter pribadi matenya yang ia panggil jika sesuatu yang buruk terjadi pada matenya. Yang ia harapkan tidak terjadi.

Ancelin memegang cawan yang berisi bunga itu dengan erat. Air yang sebelunya telah ia ganti dengan air matang. "Aku butuh darahmu." ucapnya pada Davion. "Jika ini tidak berhasil aku akan buat pelajaran padamu," gumam Davion pada Ancelin ketika gadis itu sedang mengarahkan tangannya yang telah sedikit disayat ke arah cawannya. Ancelin mengangguk sambil meringis.

Mereka terperangah ketika lotus itu bercahaya. Ancelin senang bukan main, sepertinya berhasil. Tinggal meminumkannya pada gadis itu dan tunggu reaksinya. Ancelin meneguk salivanya, ia jadi teringat dengan seorang wanita sekarat yang berada di mimpinya.

"Biar aku saja," ucap Davion. Ancelin menyerahkan cawan itu padanya.

Davion mendekati matenya dan duduk di sampingnya. Ditatapnya sekali lagi cawan itu. Ia berharap semoga sesuatu yang buruk tidak terjadi pada gadisnya. Setelah menghela napas lagi, ia mulai mendekatkan cawan itu ke arah mulut matenya dengan satu tangan dan tangan yang lain sedikit mengangkat kepala gadis itu.

Berkali-kali ia mencobanya sedikit demi sedikit, air yang ia masukkan tak juga masuk ke mulut matenya. Ditatapnya air yang tinggal setengah itu. Davion kemudian meminum air itu dan mengarahkannya pada mulut matenya. Ia berusaha memasukkan air itu lewat mulutnya sendiri. Ia melakukannya sampai air itu tandas, kemudian mengelap sekitar bibir matenya yang basah.

Davion menoleh ke arah Ancelin, yang saat ini tengah memerah wajahnya. "Bagaimana?" tanya Davion.

"Kita tunggu beberapa menit." Dan baru saja Ancelin mengakhiri kalimatnya, tubuh itu sedikit kejang. Mereka terkejut melihatnya. Davion sangat kalut melihat kondisi matenya. Apalagi ketika sebuah cairan hitam pekat keluar dari mulut gadis itu.

"Apa yang terjadi padanya?!" tanyanya sambil mengelap cairan yang terus mengalir dari celah mulutnya. Davion hampir menerjang Ancelin jika saja dokter itu tidak mencegahnya.

"Tidak, Alpha! Racun itu keluar. Sepertinya air itu memang benar obatnya. Semua racun yang berada di tubuh Nona berhasil keluar," jelasnya.

Dengan napasnya yang masih memburu karena panik, Davion kembali menatap sang mate yang kini sudah tenang. Ia mengambil lagi kain kecil untuk mengelap cairan itu dari mulut matenya.

Sedangkan Ravel dan Ancelin sedikit bernapas lega, masih sedikit. Setidaknya dokter itu sudah menyelamatkan mereka berdua, termasuk Ancelin. Gadis itu bahkan tak sadar sudah menggenggam lengan saudara kembarnya dengan erat karena ketakutan.

"Bisakah kalian keluar dari sini?" ucapnya tanpa mengalihkan pandangannya, yang langsung dipatuhi ketiga orang itu.

Setelah mereka keluar, Davion kemudian melempar kain itu ke sembarang arah. Kemudian langsung meraup tubuh mungil matenya ke dalam pelukannya dengat erat, sangat erat. "Kau membuatku khawatir," ucapnya serak, dan tak disadarinya setetes liquid bening mengalir di pipinya.


***

TBC.

Continue Reading

You'll Also Like

972K 52.7K 70
Serena memiliki hobi yang aneh, gadis itu senang menghancurkan rumah tangga orang lain. Bagi Serena, menghancurkan rumah tangga orang lain adalah sua...
2.1M 141K 74
(SUDAH TERBIT) "Sebagai budak, kau harus lakukan apapun perintahku jadi cepat lepas pakaianmu itu, tentunya kau tidak tuli bukan?" mata gadis itu men...
1.1M 84.7K 58
[Sequel of I'm The Queen of Demon Kingdom] Evander Nicolas Harrison, putra dari Lord Xavier kini telah menjadi penerus kerajaan Demon, King of Demon...
151K 6.6K 27
INFO (Please don't read this Story. I'm still revising for better) Hidup Lydia berubah dalam sekejab ketika seseorang memanggilnya 'Anna' saat dia ka...