Lost Souls

By Alnnzhraa

78K 2.2K 52

Apakah jiwa dan raga dapat dipisahkan? Selain disebabkan oleh kematian. Jika jawabannya iya, Apakah, Ketika s... More

Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
6. Si Stalker
7. Menjaga jarak
8. Salah Paham
β€’ [Pemberitahuan^_^]
9. Penolakan yang kedua kalinya
10. Maaf...
11. Terimakasih, Reihan
12. Fragmentasi
13. Sahabat lama
14. Reihan: You can do it, Rania!
16. Dear Diary
17. Tidak seperti yang orang lain kira
β€’Main characters
18. Catatan Reihan
19. Secangkir Kopi
20. Raka Hardianto
(Pengumuman penting)

15. Olimpiade dimulai

1.9K 72 7
By Alnnzhraa


Hari ini wajah Rania terlihat berkombinasi.
Ada gugup yang ia rasakan, ada takut, dan ada bahagia, karena ia akan mengikuti olimpiade sains hari ini.

Hari ini, ia mengenakan seragam putih dan rok berwarna abu-abu ala SMA panjang, tidak lupa ia mengenakan jas khas SMA Merpati.
Ia pergi ke Sekolah seperti biasa, namun hanya untuk mengabsen.
"Diharap yang akan mengikuti 0SN biologi berkumpul di ruang Lab. Biologi." Suara nyaring Bu Resti terdengar menggema dari speaker Sekolah.

"Hei, Rania! Cepat sana lo temui ibu lo di ruang Lab, dari tadi teriak-teriakan aja," usir Arkan yang masih bermalas-malasan di mejanya.
Rania hanya mendengus sebal mendengarnya.
"Jangan lupa berdoa Ran," Ujar Aira sambil menepuk-nepuk pundak Rania.
"Kita akan selalu berdoa semoga lo bisa menang," tambah Hana.
"Iya, makasih ya. Gue pergi dulu." pamit Rania.

Diruang laboratorium, Rania, Reihan, dan Raka diberi pengarahan tentang cara pelaksanaan lomba.
Setelah itu mereka dan Bu Resti pergi ke gedung yang dimaksud dengan menaiki mobil pribadi khusus yang dimiliki Sekolah.
"Kalian sekarang hanya perlu berdoa, kalian selama ini sudah usaha, minta yang terbaik kepada Tuhan," ujar Bu Resti menyemangati.
"Pasti Bu," jawab mereka kompak.
"Oh iya bu, tim penilai ada mr. Alexander Fernando kan?" Tanya Rania berbinar.
"Iya, beliau yang akan menilai dan menentukan pemenang."
"Ada apa memangnya Rania?" Tanya bu Resti.
Rania menggelengkan kepala, "saya menyukai jurnal-jurnal yang ia buat Bu."
"Ya, jurnal-jurnal yang ia tulis memang sangat bagus, itulah sebabnya mengapa dia harus menilai langsung olimpiade, jadi tidak boleh diwakilkan." Jelas bu Resti.

Perjalanan itu membutuhkan waktu 1 jam.
Dan akhirnya tiba disebuah gedung 5 lantai.
Jantung Rania bergedup sangat kencang, antara gugup dengan perlombaan dan gugup karena ingin menemui Alexander Fernando.
Perbincangan singkat terjadi antara guru-guru dengan panitia pelaksana olimpiade.
Melihat siswa-siswi dari SMA lain yang terlihat percaya diri membuat Rania kikuk.
Waktu menunjukkan pukul 10.00 dan lomba akan dilaksanakan pukul 10.15.
Rania meneguk sekali lagi air minum yang ia bawa.
Akhirnya mc datang menuju panggung kecil, berbicara.
Mc itu menjelaskan tentang tata cara perlombaan dan memberi tahu jadwal perlombaan SMA.
Hanya akan ada 3 sesi, masing-masing sesi akan diisi dengan 3 Sekolah yang akan memperebutkan untuk bisa masuk ke sesi final.
SMA Merpati akan bersaing dengan SMA Anggrek dan SMA Bumi Pertiwi.
Mereka mendapat sesi ke 2.
Mc itu memanggil seorang ahli biologi terkemuka di dunia.
"Please, Mr. Alexander," ujar mc itu dan disusul oleh suara tepuk tangan peserta.
Seorang laki-laki yang mungkin usianya hampir 55 tahun melangkah ke panggung, tubuhnya masih tegak dan gagah layaknya pria berusia 30 tahun.
Laki-laki itu memakai jas hitam, rambutnya tersisir rapi.
Suasana semakin ramai dengan suara tepuk tangan peserta maupun guru-guru.
"Thanks Ruth," Alexander menjabat tangan sang mc.
"Selamat pagi semua!" Sapanya dengan bahasa Indonesia dengan campuran Barat kental.
Suaranya terdengar bersemangat.
Sepertinya pria ini sudah lumayan fasih berbahasa Indonesia karena ia sudah 4 tahun tinggal di Indonesia.

"Pagi Mr." Suara anak-anak SMA juga tidak kalah kencang.
"Saya minta maaf karena olimpiade ini harus dimajukan, pasti kalian sudah tau alasannya. Para platypus itu menuggu saya untuk dibuat jurnal," ujar pria itu lalu ia terkekeh.
"Dan terimakasih untuk para guru maupun siswa yang telah memaklumi keadaan seorang ilmuwan seperti saya," lanjutnya.
"Okay. Saya tidak perlu berlama-lama. Kita mulai saja perlombaan nya." Ujarnya yang lagi-lagi disusul suara tepuk tangan siswa.
"Good luck. Perjuangan kalian akan ditentukan hari ini," lanjut pria itu tersenyum.
Untuk saat ini Rania hanya bisa menonton perlombaan itu karena masih sesi pertama, sesekali ia membaca rangkuman.

Sesi pertama pun berakhir, pertandingan yang menghabiskan waktu 25 menit itu sudah memutuskan siapa yang akan masuk ke sesi Final.
"Okay, yang akan masuk ke sesi final dari sesi pertama adalah SMA JNS," ujar sang mc dengan heboh.
"Hore! Siapa kita? JNS!!!" Teriak murid-murid yang baru saja selesai lomba dengan girang.
"Okay kita lanjutkan ke sesi kedua ya," Mata sang mc melirik ke arah Rania, Reihan, dan Raka.
"Silahkan, SMA Merpati, SMA Anggrek, dan SMA Bumi Pertiwi." Ujar sang mc lagi.

Jantung Rania berdebar sangat kencang, melebihi kecepatan mobil Ferrari mungkin.
Reihan yang disebelahnya memegang tangan Rania, seraya berbisik "jangan takut, jangan panik."

"Zea mays adalah nama ilmiah dari?"
Reihan buru-buru memencet bel yang terletak di meja mereka.
"Jagung," jawabnya.
"Right!" respon Mr. Alexander.

Sesi kedua juga menghabiskan waktu 25 menit.
Dan akhirnya sang mc akam memberi tahu Sekolah mana yang akan ikut final.
"Kalian penasaran?" Tanya sang mc bercanda agar suasana tidak terlalu tegang.
" Iya!" Jawab peserta serempak.
"Oke, Sekolah yang akan lanjut ke final adalah SMA Merpati!" Ujar sang mc.
"Perolehan skor SMA Anggrek adalah 70 skor, SMA Bumi Pertiwi 90 skor dan SMA Merpati adalah 100 skor," ujarnya lagi bersemangat.

Rania yang mendengarnya merasa lega karena mengetahui dia akan lanjut ke final.

Perlombaan itu dilanjutkan dengan SMA yang lain melawan SMA yang lain juga.

Akhirnya yang ditunggu-tunggu para siswa maupun guru telah tiba.
Yaitu istirahat.
Panitia memberikan 1 jam untuk istirahat.

Rania yang sedang menyantap nasi box pemberian panitia mendapat telepon.
"Iya? Halo pak?" Yang menelepon nya adalah pak Wayan.
"Halo Rania, kamu dimana?" Tanya nya dengan suara panik.
"Saya lagi mengikuti olimpiade pak, ada apa memangnya?"
"Aduh Rania, kenapa bisa bareng gini sih waktunya," seru nya sambil panik.
"Lomba paduan suara hari ini loh," pak Wayan menjelaskan.
"Hah? Bukannya masih ada beberapa hari lagi?" Tanya nya sekarang serius.
"Dipercepat Ran," jawab nya panik.
"Lalu gimana pak? Saya juga nanti mau ikut final,"
"Final nya jam berapa?"
"Mungkin 1 jam lagi," jawab nya.
"Ya sudah kamu coba izin ke panitia olimpiade, bapak juga akan bilang ke panitia agar Sekolah kita didahulukan saja,"
"Oke, saya akan bilang pak."

Rania menemui panitia olimpiade dan mengatakannya, awalnya panitia ragu-ragu, tetapi Rania berjanji bahwa ia akan tepat waktu.
Ia juga bilang ke guru nya dan teman-teman nya.
"Naik ojek online aja biar cepat," usul Reihan.
"Hati-hati Rania!" Seru bu Resti.

                            ❄❄❄

Sesampai nya di gedung pertunjukan musik, Rania sempat melihat gedung itu berdesain mewah.
Namun ia tersadar, ini bukan waktunya untuk melihat-lihat, ia harus cepat-cepat.
Halaman nya luas, jadi ia memutuskan untuk berlari-lari kecil.
Saat berlari ia merasa kepalanya berat, mungkin ia kelelahan.
Ia terus berjalan cepat, mungkin urusan kepalanya nanti dapat hilang dengan sendirinya.

"Rania! Sini!" Teriak Anggi ketika melihat Rania, disebelahnya juga ada Paramitha yang sedang memegang selembar kertas yang berisi lagu yang akan mereka tampilkan nanti.
Rania berjalan ke arah mereka.
"Belum mulai kan?" Tanya nya.
"Sebentar lagi mungkin," jawab Anggi dengan gugup.
"Ayo anak-anak, sebentar lagi kita akan tampil," tiba-tiba pak Wayan datang.
Mereka bertiga berjalan mengikuti pak Wayan.
Tidak lama kemudian, tim paduan suara yang lain juga berdiri di samping tangga panggung, mereka menunggu pak Wayan.
Sampai tangga panggung pak Wayan berpesan "keluarkan suara semampu mu, hias ia sampai gedung mewah ini menjadi indah karena suara kalian."
Mereka hanya mengangguk, lalu berjalan ke panggung.

Mereka menyanyikan lagu Indonesia Raya (peraturan yang wajib) dan satu lagu daerah, mereka memilih lagu bungong jeumpa.

"Hebat!" Pak Wayan mengepalkan tangannya.
"Tadi bapak lihat kamu memegangi kepala mu Rania, kamu sakit?" Tanya nya.
"Mungkin kelelahan pak. Oh ya pak saya permisi duluan ya, mau final."
"Hati-hati Rania, sukses selalu!" Jawab pak Wayan.
"Duluan ya teman-teman," ia tersenyum ke arah tim paduan suara.
"Semangat Ran! Semoga menang!" Mereka menyemangati Rania.

Waktu tersisa 15 menit lagi untuk final.
Ia akhirnya sampai ke gedung yang dipakai di olimpiade.
Ia lega karena tidak terlambat, tetapi kepalanya semakin sakit.
Ketika sudah dilantai 3, ia mengeluarkan sebuah tablet obat dan meminumnya.
"Are you okay?" Tiba-tiba suara laki-laki terdengar didekatnya.
"Raka?" Tanya nya kaget melihat kemunculan Raka.
"Ada apa? Sakit?" Tanya Raka.
"I'm fine," jawab nya.
"Kelihatan nya tidak baik-baik saja," jawab Raka tersenyum.
"Mungkin hanya kelelahan, sebenarnya gue gak bisa kelelahan."
"Mau aku bilang ke panitia agar final SMA kita di cancel?" Raka yang hendak bangkit langsung ditahan oleh Rania.
"Jangan! Gue gakpapa." Rania memohon.
"Okay, jika ada yang kamu butuhkan bilang saja ke aku, jangan sungkan."
"Pasti." jawab Rania.
"Ayo! Reihan menunggu kita di sana, final mau mulai tuh," ajak Raka.
Reihan yang berdiri tidak jauh dari mereka menatap mereka dengan wajah yang tidak suka.
Sebenarnya Reihan melihat Rania yang baru datang, mukanya terlihat pucat, kemudian ia mengambil sebotol air mineral di kardus untuk Rania, lalu ia melihat Raka yang menghampiri Rania.

Ia masih memegangi botol air.
"Kalau lo haus minum dulu Rei." Raka malah seperti memanasinya.
Mau tidak mau ia minum agar Rania tidak curiga.

"Kali ini untuk sesi pertama tersedia 10 pertanyaan untuk masing-masing regu.
Jika salah satu regu tidak bisa menjawab nya, maka akan dilemparkan ke regu yang lain. Dan selesai itu akan ada sesi perebutan jawaban." Sang mc menjelaskan detail.

Sesi pertama pun dimulai, yakni 10 pertanyaan.
15 menit pun berlalu.
Mereka semua bisa menjawab pertanyaan itu dengan benar.
Kali ini sesi perebutan.
Dahi semua wajah para guru yang menonton berkeringat, khawatir akan masing-masing murid mereka.
Pertanyaan pertama dibacakan.

"Apabila populasi ular berkurang, maka akan mempengaruhi populasi hewan, yaitu..."

Rania buru-buru menekan tombol, dan menjawab.
"Elang."
"1 poin untuk SMA Merpati," Alexander berbicara seraya mengangguk.

10 menit pun terasa menegangkan.
Siswa-siswa kembali duduk di kursi-kursi yang telah disediakan.
Sementara Alexander dan tim penilaian sedang sibuk menilai mereka.

Tidak lama kemudian sang mc blasteran Eropa datang. Seperti biasa, wajah nya terpampang senyum.
Ia memegang selembar kertas.

"Hallo semua! Wajah kalian mengapa tegang?" Sang mc menyapa dengan santai.
Tidak ada yang menjawab.
Kali ini sang mc juga terdiam, menyadari bahwa di ruangan ini rasa yang mereka alami hanya satu, yaitu takut.
"Baik-baik, akan saya bacakan nama SMA yang menjadi pemenang," mc itu kembali tersenyum.
Atmosfer ruangan itu terasa mencengkam.
Para siswa takut sekaligus ingin tahu nama SMA mana yang akan ditulis di selembar kertas itu.

"Oke, jadi juara pertama diraih oleh..."
Sang mc mengehentikan suaranya.
30 detik pun berlalu, akhirnya ia kembali melanjutkan kata-katanya.

"SMA Merpati," akhirnya ia melanjutkan kata-katanya, setelah mendengar napas kecewa dari siswa-siswa.
Mata Rania seketika membesar, tidak mempercayai hal yang baru ia dengar tadi.
Reihan dan Raka juga saling tatap, kemudian mengepalkan tangan tanda bahagia.
Wajah Bu Resti juga terlihat sangat bangga dan bahagia.
"Terimakasih ya, kalian semua hebat!" Ujarnya.
"Juara kedua diraih oleh SMA Lencana."
"Dan Juara ketiga diraih oleh SMA JNS."
"Mana suaranya?" Teriak sang mc seraya tertawa lebar.
Suara siswa-siswa lalu kembali terdengar.
"Untuk ketiga regu silahkan maju ke depan,"
Alexander Fernando menyalami satu-persatu ketiga regu itu seraya mengucapkan selamat.
Sampai ke regu Rania, ia mengamati Rania dengan rasa hormat.
"Kamu perempuan sendiri, hebat!" Ujar Alexander.
"Terimakasih sir," Rania tersenyum.
Lalu Alexander memakaikan 3 buah medali 0SN ke leher Rania, Reihan dan Raka.
Dan juga ia mereka bertiga diberi uang Rp. 5.000.000.
Tidak lupa juga Alexander menyerahkan jurnal terbaru yang baru saja ia selesaikan.
Rania merasa sangat bahagia hari ini, ia menatap para siswa dari SMA lain dan menatap guru yang telah membimbingnya dengan rasa berterimakasih.
Dan yang paling penting, ia sangat berterimakasih kepada Tuhan, ia merasa sangat bersyukur....
Hingga akhirnya semuanya terlihat gelap.
Matanya terpejam....


Info:
Cool Girl ganti cover ya;-)
Terimakasih untuk para reader.
XOXO!

Salam hangat,
Alnnzhraa🌌

Continue Reading

You'll Also Like

1.6M 115K 47
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
804K 96K 12
"Gilaa lo sekarang cantik banget Jane! Apa ga nyesel Dirga ninggalin lo?" Janeta hanya bisa tersenyum menatap Dinda. "Sekarang di sekeliling dia bany...
476K 52.2K 23
( On Going + Revisi ) ________________ Louise Wang -- Bocah manja nan polos berusia 13 tahun. Si bungsu pecinta susu strawberry, dan akan mengaum lay...
2.7M 132K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...