Kilter Man

由 Novisari_

8.8K 2.2K 5.9K

Kisah yang menceritakan sebagaimana rumitnya perjuangan cinta sejati. Mereka, si cewek dan si cowok. Kedua se... 更多

1| Galen Leonardo Abraham
2| Nilam Angelia Puspita
3| Pria dengan tatapan seperti elang
4| Pemikiran masa lalu
5| Intan si cabe
6| Tatapan
7| Upacara
8| Diantar sama Galen?
9| Lina dan Kinan
10 | Datang bulan
12 | Disita
13 | Disiram
14 | Film drama
15 | Batal

11| Kotak makan

374 85 455
由 Novisari_

"Perjuangan itu tidak akan mengecewakan hasil."

.
.
.

Kotak berwarna ungu itu melekat di tangan kanannya. Ia melambaikan tangan kiri dengan senyum yang mengembang. "Hei!"

Dia terus saja memanggil seseorang yang tengah berjalan di koridor sekolah, tidak peduli dengan suaranya yang hampir habis karena memanggil orang dengan dua kabel tersangkut di daun telinga putihnya itu.

Gerutu kesal menghiasi bibirnya. Bahkan karena asyik dengan kegiatannya, ia tidak sadar ada seseorang lagi yang memanggilnya dengan suara tak kalah nyaring.

"Nilam! Tuli mendadak lo, ya?" tanya Alesha yang tidak direspon oleh Nilam.

Nilam acuh tak acuh dengan panggilan Alesha, ia berlari kecil menuju seseorang yang sejak tadi ia panggil tidak menoleh-menoleh.

Dengan seenak jidat ia menepuk bahu orang itu, yang spontan membuat lelaki itu tersentak dan menengok dengan wajah yang merah padam.

"Galen! Tuli lo, ya?" tanyanya to the point.

Sedangkan yang diajak berbicara hanya mengangkat bahu tak acuh lalu melanjutkan langkahannya kembali.

Nilam menggeram kesal, ia menarik napas dalam-dalam lalu mengembuskan dengan kasar.

"Sabar, Lam. Demi tugas lo untuk Alesha," gumamnya meyakinkan.

Ia berlarian, membuntuti Galen dari belakang. Lelaki itu memasukan kedua tangannya ke dalam saku lalu memutar arah membuat Nilam sontak berhenti.

"Bisa gak, gausah ikutin gue?"

"Gak bisa, gue mau kasih ini buat lo!" Nilam menyerahkan kotak makan itu kepada Galen yang membuat Galen memiringkan kepala bingung.

"Buat apa?"

Nilam melipatkan alisnya, pertanyaan macam apa itu?

"Ya makan lah, di dalamnya udah ada nasi goreng sama telur mata kambing buatan Al-eh buatan gue sendiri." Ia tersenyum tidak menyadari ucapan bodohnya dan tadi hampir saja keceplosan.

"Dimana-mana telur mata sapi bukan mata kambing."

"Ya gak papa lah! Suka-suka gue, mulut gue ini!" ketusnya.

Galen memutar bola mata bluenya. Memandang Nilam dengan pandangan heran. Cepat sekali mood gadis itu berubah.

Galen yang tidak mau berbasa-basi ia memilih melanjutkan langkahannya dengan kabel putih sudah terpasang rapih di kedua telinga.

Mata Nilam menelisik tajam punggung Galen, ia berdecak sebal sambil memukul pahanya pelan. Menghentakkan kaki kesal, lalu ikut beranjak pergi berbaur dengan siswa-siswi yang sedang berada di koridor.

Sesampainya di kantin, ia membanting kuat kotak makan berwarna ungu itu dengan raut wajah memerah. Mata hazelnya menatap Alesha nyalang.

Alesha menyengir mendapat tatapan itu. "Ternyata gak mudah ya, hehe ...."

Nilam mengangguk, sepertinya Alesha tadi melihat apa yang Galen lakukan kepadanya. "Jadi gimana menurut lo? Masih mau lanjut?"

"Perjuangan itu tidak mengecewakan hasil, Lam. Jadi lanjut terus!" kata Alesha dengan nada semangat.

Perkataan Alesha justru mendapatkan pukulan dari Nilam. Gadis model itu ternyata memukul kepala Alesha dengan kotak makan.

"Yang suka elo, seharusnya lo yang berjuang bukan gue!" sungutnya menghempaskan pantat ke bangku dengan pandangan lurus.

Senyum di bibir Alesha luntur digantikan dengan bibir manyunya. "Mulai lagi deh, gue 'kan minta bantuan lo."

"Minta bantuan boleh, tapi mikir sedikit, dong!"

"Gue udah mikir, bahkan mikir banyak bukan sedikit!" jawabnya, Nilam hanya memutar bola mata malas, menopang dagu lelah.

Ia mengarahkan jari telunjuknya ke arah dahi Alesha, mendorong dahi itu pelan. "Permintaan lo itu, membuat gue malu tau, gak!"

"Gue itu udah kayak cewek bego! Kayak cewek yang lagi ngemis-ngemis cinta!" lanjutnya.

Alesha mendengus, "Lo gak ikhlas, gitu?"

Nilam mengatupkan bibir kesal. "Gue bukannya gak ikhlas, tapi gue yang ngerasain di sini, Sha. Please deh jangan egois!"

"Gue gak egois!" seru Alesha tidak suka.

"Lo itu jelas-jelas egois! Lo rela mengorbankan sahabat lo demi mendapatkan apa yang lo mau, lo rela melihat sahabat lo jadi bahan tawa orang? Dan lo bilang itu gak egois? Eh, Sha, lo waras?"

Alih-alih tersindir Alesha malahan menatap Nilam tidak suka. "Ketahuan banget gak ikhlas!"

Nilam menggeram kesal hingga memukul meja kuat. "Kalau suatu hal terjadi diantara gue sama dia, gimana?! Perasaan cinta itu terjadi karena nyaman. Dan lo ngerti 'kan maksud gue?"

Alesha membeku sesaat mendengar tuturan kata Nilam, apa yang dibilang gadis itu benar apa adanya. Bagaimana jika Nilam suka sama Galen? Atau... Galen suka sama Nilam? Wah ini tidak boleh terjadi!

Tapi ia tidak pernah merasakan berjuang demi cinta. Jadi, belum berjuang saja ia pasti sudah ditolak mentah-mentah.

Alesha berdeham pelan membuat Nilam mendongakkan kepala. "Em ... gue gak pernah berjuang jadi gue gak bisa, Lam. Gue kalau bisa dan berani kayak lo, udah gue lakuin dari kemarin," tuturnya dengan nada rendah.

Nilam menarik napas dalam-dalam. "Kalau yang gue bilang tadi kejadian, apa yang akan lo lakuin?"

Terdengar hembusan napas pasrah mengalur teratur dari hidung Alesha. "Gue akan berusaha mengikhlaskan, walaupun buat sahabat gue."

Nilam tertawa hambar. "Iya lo bisa ngomong kayak gini sekarang, tapi nanti akan berbeda. Gue tau sikap keras kepala lo."

Yang diajak bicara memalingkan wajah, menyantap makanannya dengan lahap, berusaha mengabaikan perkataan Nilam.

Alesha menggerutu kesal ketika Nilam menatapnya seperti itu, meminta penjelasan terhadap perkataan dia tadi. "Gak akan."

Nilam mengangguk lalu duduk tegap. "Janji dulu, baru gue akan lanjutin."

Diambilnya gelas yang berisi air putih lalu menyeruputnya hingga tandas, setelahnya ia menatap Nilam penuh arti dan menjawab, "Janji!"

•••

"Madol lagi, nih?"

Dihisapnya sebuah batang yang diujungnya berwarna cokelat, tidak lama kepulan asap keluar dari mulut dan hidungnya.

"Menurut lo?" Dia menginjak rokok yang tadi ia hisap dan berdiri, menarik dasi berwarna abu-abu dari kerah seragamnya, setelah itu ia mengikat dasi di dahinya.

Yang satu dari yang lain itu duduk, menumpukkan kaki di kursi yang sudah rapuh. "Madol bertiga terus. Kita cari satu orang lagi, gimana?"

Lelaki yang di dahinya ada dasi membalikkan badan, menatap temannya dengan tatapan berbinar. "Ide lo boleh juga, tapi siapa?"

Erland berdiri, menampilkan seringainya. "Gimana sama cowok dingin, misterius itu?"

Tanpa aba-aba, sebuah sepatu melayang ke lengan Erland membuat lelaki itu merintih kesakitan. "Kalau bego jangan sampe ke ubun-ubun, orang kayak Galen mana mau bergabung dengan kalian yang sikapnya enggak bener!"

Erland mengusap lengannya lalu menjawab ucapan Fael. "Di dunia itu tidak ada yang mustahil."

"Bagaimana kalau kembaran lo aja, El?" Setelah lama berdiam diri, Arya mengangkat suara.

Fael mendelik. "Dari dulu gue udah ajak dia, tapi kepala batu itu enggak mau sama sekali. Gue aja suka heran aja gitu."

Arya mengangguk samar, lalu matanya fokus kembali ke benda pipih yang sejak tadi berada di tangannya.

Ia menatap Erland, menyeret bangku yang kosong lalu mendudukinya. Ia mengambil satu bungkus rokok dari belakang kaos kakinya, ia tersenyum lebar. Untung saja rokoknya tidak benyek karena terinjak-injak.

Fael menyalakan ujung rokok itu dengan pemantik api yang selalu ia bawa kemana-mana. "Akan gue coba, tapi bukan saat ini."

Setelah menghabiskan satu batang rokok dengan pikiran yang tenang, Fael bangkit dari bangku. "Ayo, cabut! Kita ke base camp seperti biasa."

•••

bonus pict Galen sama Nilam


Heii mazz Galen, mendingan gigit aku aja dr pada gigi baju:)

Maaf kalau part ini tidak memuaskan kalian smw. Maaf ya:)

Salam Nilam

Next?

繼續閱讀

You'll Also Like

My Sexy Neighbor 由 F.R

青少年小說

358K 4.2K 19
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
3.2M 263K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
5.9M 251K 57
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
3.6M 173K 63
[SEBELUM BACA YUK FOLLOW DAN VOTE SETIAP CHAPTER SEBAGAI BENTUK PENGHARGAAN BUAT AUTHOR YANG CAPE CAPE MIKIR ALURNYA, YA WALAU MUNGKIN ADA YANG GAK M...