A Perfect Hollow (Complete)

By honeydee1710

452K 38.3K 4K

Lihat, betapa tampannya laki-laki itu. Wajah tampannya menutupi otak yang kosong dan hati yang sakit. Laki-la... More

Dear Readers
Adam to Cattleya
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

25

26.8K 1.9K 584
By honeydee1710

Beginilah akhir hidupku. Jagoan akhirnya akan mendapatkan gadisnya.

Jagoan yang terluka memutuskan untuk menyembuhkan luka yang ia derita bersama gadis yang sama terlukanya. Gadis dengan luka yang begitu sempurna untuk membuat alasan agar terus hidup.

Aku menikahi Cattleya.

Aku berusaha menemukan segala macam cara untuk membuatnya terkejut ketika membuat acara lamaran yang romantis untuknya. Namun, gadisku terlalu cerdas untukku. Dia sudah tahu semua rencanaku.

Aku cuma bisa menggigit jari waktu dia bilang, "Sayang, aku sudah meminta izin pada Michael untuk pulang telat malam ini dan tolong pakai dasi kupu-kupu saja untuk acara spesial ini."

"Acara spesial apa?" tanyaku berusaha menutupi rasa malu dan harga diri karena tidak bisa menjaga rahasia.

Dia tersenyum lebar saat berkata, "Aku juga bertanya-tanya acara spesial apa yang kau siapkan."

"Cobalah untuk sekali saja berpura-pura bodoh di depanku, Sayang."

Dia tertawa. "Maaf. Aku tidak bisa berakting. Kau harus mengajarkan bagaimana caranya berakting bodoh sepanjang waktu."

Sekarang aku tahu kenapa banyak laki-laki yang memilih gadis tolol untuk dikencani. Gadis cerdas itu membuat laki-laki berpikir lebih banyak. Lihat saja gadisku! Dia tidak bisa dibohongi. Aku juga tidak bisa menyembunyikan apa pun darinya. Hanya dengan melihat wajahku dia tahu kalau ada yang tidak beres.

Pecundang memang akan memilih gadis dungu berpantat indah. Laki-laki sejati sepertiku mendapatkan gadis cerdas berpantat luar biasa.

Yah, walau mendapatkan gadis seperti dia bukan hal yang mudah.

Kuajak dia makan malam romantis di restoran yang dia pilih. Cattleya tersenyum terus sepanjang makan malam itu. Aku jadi tahu kalau dia sudah menduga apa yang akan kulakukan setelahnya. Ketika aku berjongkok di depannya, Cattleya sudah tidak sanggup lagi menahan tawa. Dia sampai harus menutupi wajahnya dengan serbet.

"Adam, aku sudah berusaha. Tapi aku gagal," ucapnya sambil tersenyum lebar. "Jadi bodoh itu menyebalkan."

Dia mengambil cincinku dan memakainya. "walau kau melakukannya tadi pagi, aku pasti akan menjawabnya dengan 'ya', Adam," ucapnya sambil tersenyum lebar. Matanya berbinar bahagia.

Senyumannya membuatku tidak bisa berhenti mengucapkan, 'aku mencintaimu' dan aku memang benar-benar mencintainya. 

Orang-orang bertepuk tangan dan mengabadikan gambar kami. Beberapa orang tanpa dikomando menyanyikan lagu "Marry Me" dari Train membuat Cattleya meneteskan air matanya.

Mereka bersorak saat aku menciumnya, ciuman panas yang tidak akan dilupakan siapa pun. Bagaimana tidak? Dia gadis yang membuatku menjadi laki-laki paling beruntung di dunia dengan mencintainya.

Dia jauh lebih berharga dari pada hidupku sendiri.

"Kapan memangnya kita menikah?" tanya Cattleya dalam pelukanku.

"Bulan depan?"

"Astaga! Cepat sekali. Apa tidak bisa lebih lama lagi? Aku butuh waktu untuk mempersiapkan banyak hal, Adam."

"Aku bisa memberikanmu apa saja, Sayang. Untuk tanggal pernikahan, aku tidak akan mundur. Aku tidak ingin rencana ini gagal."

"Memang kenapa harus gagal?"

"Aku ...."

Aku menelan ludah. Bagaimana caranya aku berkata kalau aku takut kehilangan dia? Bagaimana caranya aku menjelaskan kalau setiap malam aku bermimpi buruk dia menghilang?

Aku tidak pernah punya hewan peliharaan. Aku tidak pernah punya orang yang benar-benar kucintai selain keluargaku. Menemukan gadis seberharga Cattleya membuatku sangat takut kehilangan. Kau tidak akan bisa menghindar dan lari dari hubungan keluarga, kan? Namun, kau bisa pergi kapan saja dari hubungan percintaan. Tidak. Aku tidak akan bisa menerima kehilangan Cattleya lagi.

Kurasa, dia tahu apa yang kupikirkan. Dia pindah duduk di pangkuanku. Tanpa peduli orang lain memperhatikannya, tanpa peduli ada yang mengatakan hal buruk tentangnya, gadisku duduk dan membelai wajahku.

"Adam, kau tidak butuh pernikahan untuk menahanku. Kalau aku memang ingin pergi, aku akan pergi tanpa peduli apa yang kau lakukan. Tapi tidak, sayang. Aku tidak akan pergi. Aku mencintaimu, bukan hanya karena kau adalah laki-laki yang membuatku tergila-gila, tapi juga karena kau adalah ayah dari anakku."

Aku tersenyum. "Kita akan punya banyak anak nanti."

"Ya. Aku ingin anak yang sangat banyak dan kau sudah memberiku satu," katanya sambil meletakkan tanganku di perutnya.

"Maksudmu?"

"Aku hamil."

Apa ini jebakan?

"Siapa yang menghamilimu?"

Dia tertawa. "Venus sudah memperingatkanku kalau otakmu kadang bertamasya keluar dari tengkorakmu, Sayang. Katakan pada otakmu jangan pergi terlalu lama. Aku benci laki-laki tak berotak."

Kupegang bahunya dan bertanya dengan hati-hati. "Di mana kau meletakkan kameranya?"

"Hah?" Matanya membulat.

Aku tertawa. "Catty sayang, aku tahu kau ingin membalas kejutan ini dengan ... mengerjaiku. Tapi, ini tidak lucu."

"Adam! Aku sungguhan hamil."

"Hamil yang seperti ada bayi di dalam perutmu?"

"Hamil seperti yang dilakukan jutaan perempuan lain."

"Dari mana kau mendapatkan bayi itu?"

Dia memutar mata, lalu memegang wajahku. "Kata guru biologiku sih dari sperma yang bertemu ovum. Ya, Tuhan! Kenapa aku jatuh cinta pada laki-laki seperti ini, sih?"

"Maksudmu saat kita bercinta, salah satu sperma nakalku masuk terlalu jauh dan membuahi sel telurmu?"

"Sepertinya begitu." Dia mengerutkan kening, lalu tertawa. "Astaga! Aku tidak membayangkan ada anak kecil yang mirip denganmu."

"Kenapa? Kau akan bingung melihat dua orang tampan?"

Dia membelai pipiku. "Aku akan rajin berdoa, Adam. Agar bayiku lahir dengan lebih banyak otak darimu."

Aku memeluknya sambil tertawa. Dia menggigit telingaku dengan gemas.

"Aku mencintaimu, Cattleya."

"Aku juga mencintaimu, Adam Rockwood."

"Cattleya Rockwood, aku ingin bercinta denganmu. Astaga! Bolehkah kita bercinta saat kau hamil? Aku jadi ayah? Aku jadi ayah sungguhan? HEY SEMUA! AKU JADI AYAH SUNGGUHAN. AKU JADI AYAH!"

Orang-orang bersorak-sorai lagi.

Aku tidak tahu bagaimana mengungkapkan kebahagiaan selain mentraktir orang-orang yang ada di restoran itu makan malam. Rasanya seperti tiba-tiba mengadakan pesta kejutan dengan orang-orang yang tidak kukenal. Mereka menyalami Cattleya yang tertawa bahagia. Wajah gadisku bersemu, semerah gaun yang dipakainya.

Aku hanya bisa menunggu sampai kembali ke penthouse dan menarik lepas tali gaun itu.

Karena aku sangat menurut pada kekasihku, kuserahkan semua keputusan tentang pernikahan kepadanya. Dia meminta dua bulan untuk mempersiapkan pesta itu. Lalu, terjadilah! Cattleya, Venus dan ibuku seperti tiga perempuan gila yang ikut pertandingan Rugby. Mereka menghajar semua orang yang menghalangi jalan mereka. Cattleya menjadi lebih parah dari pada Venus yang sedang PMS. Aku hanya melihat cara mereka menyiapkan pernikahan dengan alis terangkat.

Ayahku memberikan sebotol anggur untuk kami habiskan bertiga setiap harus menonton tiga perempuan itu mempersiapkan pesta pernikahan. Asal kau tahu, kalau boleh memilih, aku lebih suka memijat punggung gajah daripada harus menunggui tiga perempuan yang ribut soal memilih warna bunga mawar untuk dekorasi.

"Ven, mawar akan tetap jadi mawar walau warnanya tidak terlalu putih," kata Abe dengan tololnya.

Venus meraung seperti singa betina lapar pada suaminya. Aku dan ayahku berkata akan mempersiapkan pemakaman terbaik kalau dia memutuskan untuk berkomentar lagi.

Neptune datang sesekali untuk menertawakan kami. Saat inilah aku benar-benar iri kepadanya. Saat aku harus mendengarkan rangkaian keluhan perempuan yang sangat tidak bisa kupahami, dia bisa dengan bebas berkata, "aku akan ke bar dan kembali satu jam lagi."

"Hanya Tuhan yang tahu kapan aku akan kembali ke tempat itu," kataku sambil memijat kepala.

Neptune tersenyum anggun seperti biasa. "Brother, banyak orang rela mati demi mendapatkan hidup yang kau tangisi saat ini." Lalu, dengan wajah keparat dia melanjutkan, "ada banyak laki-laki yang rela menyingkirkan saudara sendiri demi gadis yang kau miliki." Dia terkekeh saat menepuk bahuku sebelum pergi.

Ini yang harus kuingat sampai mati.

Sebuah pesta yang indah akhirnya diadakan di Velina Lake, sebuah danau di Rockwood Ranch yang diambil dari nama buyutku. Cattleya memakai gaun putih sederhana yang membuat semua orang terpesona. Rambut hitamnya berkilau disiram lembutnya matahari pagi di akhir musim semi. Dia membuatku tidak bisa berhenti menatap.

Apa memang gadis yang hamil itu kecantikannya bertambah?

Aku memakai setelan yang sama dengan Michael. Anak itu seperti sahabat baruku. Dia memberiku nasihat yang tidak kudapat dari siapa pun.

"Kalau kau mencintainya, kau pasti akan melakukan apa pun untuk membahagiakannya."

Aku tertegun. Laki-laki kecil itu tersenyum padaku seolah aku adalah sahabat kentalnya yang akan menikah, bukan walinya.

Aku jongkok agar mata kami sejajar. "Mike, aku sudah bicara dengan Cattleya. Kami akan mengadopsimu. Itu artinya kau akan menjadi anak kami sungguhan."

Mata kelabunya membesar. Kini mata itu kelihatan nyaris putih.

"Kau mau jadi anak kami?"

Dia mengangguk beberapa kali. Waktu aku memeluknya, dia menangis. Tangannya erat melingkar di leherku. Dia terus menangis sampai berpindah ke pelukan Cattleya dan tidur karena kelelahan.

"Kau membuatnya terkejut," kata Cattleya yang tidak keberatan kerudungnya basah karena ingus Mike.

"Kalau kau membuatku terkejut, apa kau mau memelukku begitu sekarang?"

Dia tertawa. "Kurasa kau lebih suka menindihku daripada memeluk."

Jadi, hari itu aku mengucapkan sumpah pernikahanku sambil menggendong Mike. Kami percaya, walau sedang tidur dia mendengar suara kami. Dia menyaksikan cerita kami. Dia tahu kalau kami bisa menggantikan orangtuanya yang sudah pergi.

Hari itu luar biasa. Ibuku menangis dan berkali-kali mengucapkan terima kasih pada Cattleya yang mau menjadi istriku sungguhan. Venus tertawa dan menghabiskan hari itu dengan mengumbar semua aibku.

"Cattleya harus tahu siapa suaminya. Kau tidak bisa lagi berbohong atau menyembunyikan sesuatu darinya."

Aku menahan diri untuk tidak mencekik saudaraku sendiri. "Memangnya aku sehina itu?"

"Tidak, Brother. Kau lebih hina dari itu," ucapnya sambil menepuk pipiku beberapa kali.

Kami juga mengundang Ashley si Rambut ungu yang datang dengan gaun warna hitam seperti ke pemakaman.

"Aku berduka untuk sahabatku yang mulai sekarang kehilangan kebebasannya."

Lalu, kuhabiskan akhir hari itu dengan duduk semeja bersama Aaron Atkins dan Steve Thompson, dua sahabat yang melihat aibku dan sampai mati tidak akan membuka mulut pada siapa pun.

"Aku berharap Drey ada di sini," kataku sambil menyesap minuman.

"Kita berkumpul lagi seperti dulu?" Steve tersenyum lebar. "Kau harus mengulum kemaluannya dulu."

Aaron tertawa. "Kami bicara di telepon beberapa waktu lalu."

"Oh ya?"

Aaron memutar-mutar gelasnya. "Dia di California bersama istrinya."

"What a shit!" Steve tergelak. "Aku tidak tahu kalau dia akan bertahan selama ini dengan Sienna. Kukira dia hanya mempermainkam gadis itu." Setelah tertawa sebentar, pengacara itu melanjutkan lagi, "aku pernah melihat berita dari Indonesia tentang dia bersama gadis biasa. Well, kurasa bajingan itu masih belum berhenti bermain-main. Hanya neraka yang tahu bagaimana akhir hidupnya."

Aku memperhatikan perubahan wajah Aaron. Kalau ada hubungan persahabatan sinting, mungkin ini yang dimaksud. Aaron jatuh cinta pada istri Drey jauh sebelum mereka menikah. Dari caranya menghabiskan isi gelasnya, kupikir dia belum melupakan gadis itu.

"Bagaimana denganmu?" tanyaku pada Aaron.

Dia tersenyum tanpa melepaskan pandangan pada gelas kosong di tangannya.

"Nikahi Jen kalau kau memang mencintainya. Jangan biarkan dia menyiksamu dulu." Steve menepuk bahunya. "Menyesal itu tidak menyenangkan." Steve memandangi tangannya. Bukan. Dia bukan sedang memandangi tangannya. Dia sedang memandangi cincin di jari manisnya. Cincin yang selalu dipakai walau dia tidak punya istri.

Aaron berdeham sambil mengisi gelasnya dengan sampanye dari ember es. "Saling mencintai saja belum cukup untuk membuat ikatan pernikahan, Sobat. Aku hanya merasa ... belum siap."

Aku berdiri saat melihat Cattleya memberiku tanda untuk berdansa di kejauhan. Sebelum pergi, kuremas bahu Aaron sambil berkata, "kau akan tahu siapa gadis yang benar-benar kau cintai saat kau melihatnya, Man. Kau tidak akan bisa melepaskan gadis yang benar-benar kau cintai."

"Memang," katanya pelan.

"Kau akan bertemu dengannya suatu hari nanti. Apa pun yang dilakukannya padamu, kau akan tetap merindukannya," kataku sebelum menghampiri gadisku sendiri.

"Aku mencintaimu, Mrs. Rockwood." Kubisikkan kalimat ini berkali-kali sampai dia tertawa dan mencubit perutku.

Aku memang akan mengatakannya berkali-kali dalam hidup. Aku akan mengatakannya sampai dia atau siapa pun yang mendengar jadi muak. Aku memang sangat mencintainya.

Aku sempat bertanya kepadanya bagaimana ia tahu bahwa ia mencintaiku, kenapa dia tidak mencintai Neptune yang lebih dulu dikenalnya. Cattleya sambil tersenyum mengatakan, "Cinta selalu datang tepat waktu, Adam. Cinta selalu menemukan jalannya untuk menghampirimu. Jika dia tidak menghampirimu, walau memohon pun kau tidak akan pernah bisa merasakannya."

"Dan... Adam," ucapnya lagi sambil menatap lurus ke mataku. "Cinta tidak pernah salah karena cinta adalah suara di dalam jiwamu. Itulah yang membuatku bertahan. Aku tahu suatu saat kita akan ditakdirkan bersama." Ia menyentuh rambutku.

"Aku mencintaimu, cattleya. Sangat."

"Aku tahu, Adam. Aku juga merasakannya," ucapnya sambil mengecup bibirku. Ciumannya seperti obat untuk jiwaku,  penyembuh untuk semua luka di hatiku.

Tidak peduli kehidupan macam apa yang menunggu kami nantinya, aku akan melewatinya.

Tuhan sudah menandaiku, menandai kami dengan luka yang sempurna. Luka yang akan mengingatkan kami pada perjuangan yang telah kami lewati. Luka yang mengingatkan kami pada cinta yang akan selalu ada di dalam hati kami.

Lagipula, dengan gadis tercantik di dunia yang dicintai semua orang ini, dengan apa kehidupan bisa memukulku?

Aku punya semua yang kubutuhkan untuk melawan apa saja.

Cinta.

♡♡♡

Akhirnyaaaa... inilah akhir kisah yang dituliskan Adam Rockwood dengan sangat manisss... ♡♡♡

Foto yang terakhir itu adalah foto pernikahan asli Odette Yustman (cast Cattleya) dan Dave Annable beberapa tahun lalu. Sekarang dia sudah punya bayi lucuuuuuu...

Sekarang, tahu kan kenapa Adam nggak tega mukulin Aaron pas kejadian kemarin? Sebenarnya dia bisa saja nembak kepala Aaron langsung. Cuma, karena dia sayang sama sohibnya itu jadi nggak bisa. Bedaaaa sama Drey yang sodara sendiri aja dilibas.

Besok kita ketemu lagi sama bapak julid yang kali ini bareng Adam dan Steve tega-tegaan menghabisi Aaron. Bagaimana cara mereka menjemput Aaron di penjara?

Apa peran Heath?

Apa peran Dave?

Hah? Dave ikutan? Ngapain?

Nadahin Glacie kalau Heath kenapa-napa. Hahahahha....

Sudah saya tebar paku di story instagram kan kemarin? Sudah pada tahu kan kalau ada cewek baru yang memikat hati Heath? Siapakah cewek itu? Benarkah Heath terpikat?

Tunggu besok, yaaa... yang sabar yak nunggunya. Wkwkwkwk...

Terima kasih banyak buat kalian yang sudah membaca, vote dan comment pada cerita ini. Jangan lupa untuk membaca dan menantikan cerita-cerita saya yang lain. Jangan lupa juga ikutan nebar fitnah di IG yak. Hahahaha...

With lots of love,

Honey Dee

Continue Reading

You'll Also Like

2.3M 286K 34
Sebagian part di private khusus followers Hera..... adalah nama Dewi Yunani yang merupakan Dewi Pernikahan yang digambarkan sebagai sosok yang canti...
325K 14.1K 18
Quality: Raw Rate:21+ Status: 16 to 16 (Completed) Started: 21 Juli 2016 End: 25 September 2016 Rank: #10 ChickLit 26/09/2016 • Squeal of her sweet...
75.3K 6.6K 33
Soah terpaksa menjalani pernikahan rahasia dengan artis papan atas Park Chanyeol, demi menghindari kutukan keluarganya. Meski sebenarnya dia tak pern...
111K 9.7K 42
Completed✓ . Tentang sepasang remaja yang berusaha mengejar impian dalam kungkungan moral dan tekanan. Sepasang hati yang saling mengobati luka. Sepa...