A MAN BEHIND THE MIRROR

By reijung9

24.5K 3.2K 1.8K

SHADOW SEQUEL More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10. [REBORN]
11. [ 미로 ] - Milo - Labirin
12. [ 이름 ] - Ileum - Name
13. [ 밤 ] - BAM - NIGHT
14. [숨바꼭질] - SUMBAKKOGJIL - HIDE & SEEK
15. [눈 ] - NUN - EYES
16. [ 구해줘 ] - Guhaejwo - Save Me
17. [ 게임 ] - Geim - A Game
18. [ 목소리 ] - Mogsoli - Voice
19. Heart, Mind and Soul
20. [ 비밀 ] - Bimil - The Secret
21.
22. [ 꿈 같은 ] - Kkum Gat-eun - Dreamlike
23.[ 놀자 ] - Nolja - Let's Play
24. [ 악마 ] - Agma - Devil
25.[ 악마 ] - Agma - Devil - 2
26 : [ 악마 ] - Agma - Devil - 3
27. [ 악마 ] - Agma - Devil - 4
28. [ 협력 ] - Hyeoblyeog - Cooperation
29. [ 역습 ] - Yeogseub - Counterattack
30. [되든 안되든] - Hit Or Miss
31. [ 위장 자 ] - Wijang ja - The Disguiser
32. [ 갇힌 ] - Gadhin - Trapped

5.1

727 143 48
By reijung9

The Bear says...

Deep in slumber, dreams unending,
Wise old bear, patient, strong,
Send me dreams of transformation,
Grant me intuition along
With introspection of my life,
Inner listening, no more strife.

●●●

Jaejoong tak merasa keberatan dengan kunjungan mendadak Changmin dan Kyuhyun ke rumahnya, termasuk Kyuhyun yang menginvasi dapurnya. Menyenangkan melihat hubungan Changmin dan Kyuhyun baik-baik saja, setidaknya salah satu dari bersaudara Jung ada yang bisa menikmati hidup normal. Jadi ia menyimpan perasaannya, menunjukkan senyum paling manis menurutnya ketika menyambut kedua orang yang memiliki arti tersendiri dalam hidupnya.

Sampai di titik ini, Changmin tidak menanyakan keberadaan Yunho pada Jaejoong. Mungkin menjaga perasaannya atau bisa jadi tidak ingin membahas suatu hal yang bisa membuat situasi mereka tidak nyaman.

Sejak kedatangan Yunho ke rumah mereka dan pergi tiba-tiba tanpa pamit pada Changmin, Changmin tidak merasa ada hal yang perlu ia paksa untuk ketahui. Ia yakin Yunho punya alasannya sendiri.


Jaejoong menoleh dengan senyum tertahan ketika Changmin dan Kyuhyun berdebat kapan harus memasukkan saus ke dalan panci. Ya, dua sejoli itu berniat memasak untuk Jaejoong dan tugas Jaejoong hanya perlu duduk manis sampai makan malam siap.

Entah bagaimana perdebatan itu menjadi acara menyindir satu sama lain. Kyuhyun merasa Changnin hanya bisa memakan tapi tidak tahu cara memasak yang benar. Sementara Changmin beranggapan kalau Kyuhyun terlalu banyak berpikir, menurutnyayang penting hasil rasa tidak peduli mana yang masuk duluan. Obrolan sepele yang bisa membuat Changmin tertimpa masalah karena Kyuhyun mulai menunjukkan tanda-tanda merajuk.

Jaejoong berpindah dari tempat duduknya, kini ia menatap punggung dua orang yang sedang asyik menikmati dunia mereka berdua, sampai keduanya tak sadar Jaejoong mencomot salah satu tempura udang dari meja.


"Ya ampun. Kuharap kalian cepat selesai bertengkar. Aku butuh makan malamku secepatnya." Kata Jaejoong dengan mulut penuh.

"Kau harus percaya hyung. Aku juga sudah sangat lapar tapi Kyu--"

"Arg, jika saja kau berhenti bicara dan membantuku dengan benar. Pasti semuanya sudah beres." Sahut Kyuhyun memotong ucapan Changmin.

"Ah baiklah. Aku akan diam dan duduk saja, menontonmu memasak."

Changmin menekuk wajahnya, meninggalkan Kyuhyun di dapur dan duduk di kursi meja makan.

"Hahahaha. Bayi besar merajuk." Goda Jaejoong.

Kyuhyun berjibaku dengan masakannya di dapur, bergerak lebih cekatan setelah Changmin pergi. Dapur Jaejoong sebenarnya cukup besar, tetapi setiap ia ingin mengambil sesuatu tubuh jangkung Changmin menghalanginya. Jaejoong menghampiri Changmin, menyuapi namja bermata bambi itu dengan udang tempura.

Binar di wajah Changmin langsung berubah, dari keruh menjadi sumringah.

"Masakannya lumayan." Puji Jaejoong.

Changmin tak ragu mengakui dengan sebuah anggukan bersemangat. Ia segera tersenyum tepat setelah perutnya mendapatkan asupan kecil. Dari asupan kecil itu, ia jafi ingin tambah lagi. Tapi tepat saat tangannya berada di atas udang tempura Kyuhyun menoleh. Memergokinya mengambil makanan.

"Chwang!!!" Geran namja itu.

"Ah aniya. Jae-"

Changmin menunjuk ke arah Jaejoong yang tadi berada di sampingnya, tapi namja itu telah pergi, berpindah tempat dengan sangat cepat.

"Wae? Aku dari tadi di sini." Sahut Jaejoong pura-pura tak berdosa di kursi meja makan.

Bibir Changmin setengah terbuka, tak percaya Jaejoong mengkhianatinya.

"Mau alasan apa? Aku tahu perutmu lapar sayang. Tapi kalau kau memakan semuanya sebelum siap bagaimana aku dan Jae hyung bisa makan malam?!" Geram Kyuhyun.

Bibir seksi Changmin mengerucut. "Mian." Jawabnya pelan dan duduk kembali di kursi.

"Hihihihi."

Jaejoong terkikik, membungkuk demi menghindari tatapan Changmin yang seolah bisa mengeluarkan laser untuk melubangi Jaejoong.

●●●

"Park Junyoung kemari. Kau harus memakai bajumu." Seru Yoochun mengejar bocah kecil yang berlari mengelilingi rumah tanpa satu helai benangpun melekat di badannya.

Belalai imut Junyong terekspos ke sana ke mari. Anak itu tertawa-tawa ketika Yoochun, sang appa, mengejar dirinya. Pantat bulatnya yang menggemaskan seolah memantul-mantul seperti bola setiap ia berlari dan melompat kecil. Ia berlari mengitari meja sambil menyeret selembar handuk kecil bergambar bis kecil tayo.

Bocah itu melarikan diri dari kamar mandi setelah selesai tanpa mengeringkan badannya terlebih dahulu dan Yoochun yang bertugas memandikan Junyoung harus menghadapi bocah kecil dengan stamina yang luar biasa itu sendirian.

Bajunya basah di bagian perut karena Junyong menyemprotkan pistol airnya pada Yoochun tadi. Celana training yang di pakainya pun basah di beberapa titik.

Bocah itu berlari ke arah dapur, tempat Junsu tengah memasak makan malam dan bersembunyi di antara dua kaki Junsu.

Junsu menunduk. "Kenapa kau di situ sayang?" Tanyanya.

"Bersembunyi dari appa." Jawabnya dengan cara bicara layaknya balita yang belum terlalu jelas.

Ah, Junsu sekarang tidak lagi bekerja jadi jurnalis tapi penulis. Alasannya ia tak tega setiap hari harus meninggalkan Junyoung di tempat penitipan anak. Ia tak tega setiap hari harus melihat Junyoung menangis ketika ia tinggal untuk bekerja. Dengan menjadi penulis ia bisa mengerjakan pekerjaan rumah, mengawasi dan menemani Junyoung 24jam non stop. Melihat setiap perkembangannya dari waktu ke waktu.

Yoochun pun mendukung keputusannya ketika ia mengungkapkan keinginannya untuk berhenti. Sebenarnya Yoochun sudah berpikir untuk meminta Junsu keluar dari pekerjaannya tapi tidak sampai hati untuk menyampaikannya pada Junsu.

"Tapi di sini berbahaya. Papa sedang memasak." Katanya khawatir, ia takut jika percikan minyak sampai melukai kulit Junyoung.

"Nah tertangkap." Kata Yoochun menirukan gaya bicara monster kartun yang biasa di lihat oleh Junyoung.

Ia mengendong Junyoung yang berontak sambil tertawa terpingkal-pingkal ketika rambut Yoochun mengusak di perutnya yang tak berbaju.

"Sekarang jagoan appa tidak bisa lari ke mana-mana." Lanjutnya.

Ia membawa Junyoung menjauh dari dapur, memangkunya sambil mengeringkam badan gempal Junyoung.

"Bagaimana perkembangan bukumu?" Tanya Yoochun menoleh pada Junsu yang menghidangkan makanan di meja makan.

"Sudah selesai. Aku juga sudah mengirimnya pada editor. Berharap saja tidak banyak yang harus kurevisi." Katanya sambil lalu.

"Hem. Begitu. Syukurlah."

"Wae?" Tanya Junsu setelah ia kembali dari dapur.

"Aniya. Aku berniat mengajakmu dan Junyoung belanja besok sekalian kita memilih hadiah untuk Narra. Jaejoong juga ku ajak tapi entahlah dia mau atau tidak."

Junyoung mendongak. "Appa."

"Heem?"

"Junyoung rindu Joongie samchon."

"Arra. Tapi Joongie samchon sedang sibuk. Besok kalau appa bertemu, appa akan bilang pada samchon kalau kau merindukkannya. Kajja kita ke kamar. Kau harus pakai baju."

Bocah itu melompat dari pangkuan Yoochun berlari menuju ruang tengah dan kembali lagi dengan selembar kertas bergambar.

"Junyoung gambar Samchon." Katanya dengan senyum lebar, menenggelamkan matanya yang sipit.

"Aigo. Anak appa pintar sekali."

Yoochun mengangkat Junyoung dalam gendongannya, memuji gambar Junyoung. Mengajak jagoan kecilnya masuk ke kamar untuk memakaikan baju pada Junyoung.

●●●

Karena lingkungan itu baru untuk Kihyun, dan Kihyun termasuk orang yang susah beradaptasi dengan lingkungan baru, matanya tak pernah berhenti melihat-lihat. Di sampingnya Minhyuk, sahabatnya, menemaninya ke rumah Wonho setelah hampir setengah hari menemaninya di kantor polisi.

Ia merasa beruntung memiliki sahabat seperti Minhyuk. Terkadang Minhyuk memang bisa sangat menyebalkan dengan candaan yang berlebihan tapi saat ini ia sangat bersyukur Minhyuk berada di sisinya, saat ia sedang terpuruk dan berkabung.

"Apa berat?" Tanya Kihyun pada Wonho.

Wonho menyandang ransel di punggung dan tangan kanannya menjinjing tas besar milik Kihyun.

"Kwenchana. Kau tidak lihat ototnya. Dia pasti sering mengangkat sesuatu yang lebih berat dari pada tasmu, Ki."

Minyuk menyambar seperti kilat menjawab pertanyaan Kihyun sehingga membuat Wonho mengerutkan kening.

"Oh aku sangat berharap ada hal yang bisa membuatmu diam sebentar saja." Sahut Wonho kesal.

Minhyuk menoleh ke arah Wonho, tidak terima.


"Percayalah, big rabbit kalau yang bisa membuatku diam hanya omelan Kiki. Jadi kalau kau pun mengeluarkan tiga cakar besimu tidak akan membuatku diam."

"What?! Kiki? Siapa Kiki?" Tanya Wonho.

Saat ini wajah Wonho yerlihat sangat bodoh karena binggung dan takjub dengan kemampuan Minhyuk berbicara cepat.

Bola mata Minhyuk berputar malas.

"Oh ternyata hanya ototmu saja yang besar tapi otakmu sama sekali tidak. Kiki itu Kihyun dan Kihyun adalah Kiki. Jangan bilang padaku kalau kau tidak tahu soal itu?"

"Serius?"

Minhyuk mengerang, bahunya turun tak kuat dengan kebodohan Wonho.

"Kau tidak tahu itu tapi berani mengajak Kikiku menginap di tempatmu? Oh yang benar saja." Katanya dengan nada malas.

Kihyun yang sejak tadi memperhatikan keduanya terkekeh.

"Perdebatan kalian sangat tidak bermutu." Ucapnya pelan.

Wonho dan Minhyuk menoleh bersamaan, Kihyun tertawa dengan kepala tertunduk namun jelas mereka melihat mata Kihyun menghilang ketika namja imut seperti hamster itu ketika sedang tertawa.


DEG

Wonho memegangi dadanya kiri, tepat di mana jantungnya berada. Berdetak dengan cepat bagai kuda pacuan.

"Aku jatuh cinta lagi padanya." Batinnya.

Bahu Wonho ditepuk oleh Minhyuk.

"Lihatkan, aku bisa membuatnya tersenyum lagi." Katanya dengan sombong.

Hidung Wonho mengkerut. "Enak saja itu gara-gara aku."

Minhyuk menjulurkan lidahnya ke arah Wonho berpaling dan langsung menubruk Kihyun dalam pelukan.

"Ah, Kiki." Katanya dengan manja.

"Muka dua." Gerutu Wonho.

Minhyuk menoleh lagi pada Wonho. "Big rabbit cepat sedikit. Di mana kamarmu. Kiki dan aku sudah lelah."

"Arra. Arra."

Wonho mempercepat langkahnya, berjalan di depan Kihyun dan Minhyuk. Ia pikir sekarang akan menjadi saat paling indah untuk mendapatkan Kihyun kembali jika saja Minhyuk, mahluk amfibi itu tak ada di antaranya dan Kihyun.

●●●

H

aneul duduk di tepian ranjang Changkun. Ia menyelinap masuk ke kamar Changkyun lewat tengah malam, mendapati namja itu tengah tidur lelap.

Cahaya temaram dari lampu tidur yang jatuh menimpa wajah Changkyun membuat wajah itu makin menunjukkan pesona yang indah.

Bulu mata yang lentik nan panjang, hidung mancung dan bibir indah yang sedikit terbuka. Namja itu terlalu nyaman dalam mimpi indahnya, tak menyadari sosok Haneul yang sejak tadi mengamatinya.

Haneul tidak melakukan apa pun di sana, ia hanya menikmati wajah lelap itu.

Kenapa?

Ia juga tak tahu jawabannya. Ia hanya tertarik, merasa ditarik oleh magnet tak terlihat.

"Apa yang kau lakukan di sini?"

Haneul menoleh, ke arah suara itu. Seorang namja kurus dan tinggi berdiri dwngan tangan terlipat di depan dada bersandar pada kusen pintu.


Sepasang mata sewarna almond itu menatap Haneul tajam, meski tanpa niat membunuh tapi kental dengan rasa mengintimidasi.

Haneul perlahan beringsut dari tempat tidur Changkyun, bergerak menghampiri Hyungwon yang diam di tempat.

"Tenang saja bung. Aku tidak akan 'menyerang' orang yang sedang tidur. Bukan gayaku."

Ketika melewati Hyungwon, Haneul sengaja menabrakkan bahunya pada bahu Hyungwon. Mata mereka saling bertemu dan saling berpaling setelahnya.

Apa yang diharapkannya sekarang. Ia tidak tahu. Yunho menerima keberadaannya, tapi ia tidak puas. Jaejoong pun menerimanya tapi ia tetap tidak puas.

Haneul mendudukkan dirinya di sofa panjang dalam kamarnya, memegang segelas vodka.


Siapa yang dilihat oleh Jaejoong sebenarnya. Apakah dia atau Yunho? Apakah perasaan Jaejoong padanya sama seperti perasaannya pada Yunho?

Ia menenggak minumnya sampai tandas dan membanting gelas itu ke dinding. Nafasnya memburu entah untuk alasan apa. Ia tak pernah merasakan sesuatu yang seperti ini. Marahkah dia? Tapi pada apa? Pada siapa?

"Aku bukan tidak percaya padamu. Tapi aku sedikit meragukan 'dia'."

"HAHAHAHAHAHA!!!"

Haneul mengerti. Ia mengerti sekarang. Bagi Jaejoong tidak ada yang lain selain Yunho. Hanya Yunho seorang yang disukai oleh Jaejoong, bukan yang lain. Tidak juga dirinya. Jaejoong hanya mencoba berkompromi tentang jiwa kekasihnya yang terbelah.

"HAHAHAHA..."

Tawa Haneul makin pelan. Ia menunduk, merasa lemah.

Klek

"Hyung, kau tak apa? A-aku..."

Haneul menoleh, dilihatnya Changkyun berdiri di ambang pintu. Sebelah tangannya masih memegang knob pintu dan yang lain menempel di pintu.

"Kau."

"N-ne?"

"Siapa yang kau lihat saat ini? Aku atau Yunho?" Tanya Haneul.

●●●

At other side____

Yunho POV

Perasaan apa ini? Kenapa aku merasa tercabik seperti ini.

Kuraba dadaku, rasanya sangat nyeri. Sangat sakit.

Perasaan apa ini? Siapa? Siapa yang membuatku merasakan seperti ini? Kenapa?

WAEEEE?????

●●●

___TBC___

●●●

Annyeong....

Ini bukan part sebenarnya ya, ini cuma part tambahan. Alias extra...

Makanya cuma pendek n pecah2

Pemanasan sebelum besok ane update alur lanjutanny...

Semoga suka...

Thank you sudah berkenan untuk baca

Jgn lupa tinggalkan jejak kalian baik vote atw comment

Dukungan klian sangat berarti buat ane...

See you in next part
Soon...

😚😚😚

Continue Reading

You'll Also Like

54.4M 387K 69
Stay connected to all things Wattpad by adding this story to your library. We will be posting announcements, updates, and much more!
103K 5.9K 142
𝐭𝐡𝐞 𝟐𝐧𝐝 𝐛𝐨𝐨𝐤 𝐨𝐟 𝐬𝐡𝐨𝐫𝐭 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐚𝐛𝐨𝐮𝐭 𝐨𝐥𝐢𝐯𝐢𝐚 𝐫𝐨𝐝𝐫𝐢𝐠𝐨 𝐚𝐧𝐝 𝐲/𝐧'𝐬 𝐦𝐞𝐞𝐭-𝐜𝐮𝐭𝐞𝐬/𝐥𝐨𝐯𝐞 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐢�...
31.6K 3K 40
ត្រឹមជាក្មេងប្រុសថ្លង់ស្ដាប់មិនឮម្នាក់ អាចធ្វើឲ្យបុរសមានអំណាចធ្លាក់ចូលក្នុងអន្លង់ស្នេហ៍បានយ៉ាងងាយ... 5.30.24❤️
639K 104K 72
(يا إيها الناس أتقو الله بالنساء اوصيكم بالنساء خيراً) لم يستوصوا بنا خيراً يا رسول الله لقد كسرو القوارير والافئدة