Tentu kalian tak lupa akan janji Jimin untuk bertemu Rose bukan? Memang diundur, tapi tetap terjadi. Dan itu hari ini.
Kamar itu nampak seperti kapal pecah karena sang pemiliknya yang grasak grusuk tak tahu arah.
Rose sibuk memilih baju apa yang harus ia gunakan kali ini. Entah kenapa dari tadi pipinya selalu merona dan senyumnya selalu tertempel di wajahnya. Mungkin orang yang melihatnya akan segera menghubungi RSJ terdekat.
"Kira kira apa yang bakal Jimin omongin ya? Atau jangan jangan dia mau ngasih gue cincin yang waktu itu dia beli?"
"Tapi gak romantis banget sih.. masa gua udah tau duluan? Oke oke.. gua harus pura pura gatau" ucap Rose lalu kembali sibuk mengobark abrik lemarinya.
"Ini yang daritadi dicari"
Setelah merasa cocok dengan baju itu, Rose segera menggantinya. Ia juga menggunakan make-up tipis.
"Lama juga gue gak ngepost IG"
"Posting ah"
Rosee_Chae
❤ Liked by Han.BI, Lalalice_Bp and 927,827,286 others
Rosee_Chae guess what?❤
Rosee_Chae menonaltifkan kolom komentar
Baru saja selesai mem-posting, ia sudah mendapat Line dari orang yang ditunggu.
Line
Nchim🐶
Jangan main IG mulu.. gua udh dpn dorm nih
Rose pun segera keluar kamar dan menghampiri Jimin. Dilihatnya pria pendek itu memakai setelan yang simple tapi membuatnya terlihat menawan.
"Bukannya masuk aja, kenapa nunggu diluar?" Tanya Rose ketika melihat Jimin.
"Gapapa. Yuk ah" ucap Jimin sambil disertai senyumnya.
Dan disinilah Jimin dan Rose. Didalam Mobil sport yang Jimin pinjam. Ya, ini adalah mobil manager hyung.
"Jim"
Jimin pun menoleh dan tersenyum. "Ne?"
"Sebenernya kita mau kemana sih?"
"Nanti juga lo tau kok"
Rose kembali melihat jalan yang ia dan Jimin lewati. Menanyakan kemana tujuan mereka hanya akan membuang buang waktu. Sudah berapa kali Rose bertanya seperti itu dan dijawab dengan jawaban yang sama oleh Jimin. Mungkin memang Rose harus menunggu.
35 menit mereka menempuh perjalanan dengan obrolan ringan. Mobil sport hitam itu berhenti disebuah taman yang Rose tak pernah tahu sebelumnya.
"Ini dimana? Kayaknya tempatnya baru ya?" Tanya Rose ketika Jimin menyuruhnya untuk turun.
"Bukannya baru. Lo aja yang belum pernah kesini. Dah yuk keluar, udah nunggu lama dia" ucap Jimin sambil keluar mobil.
"Dia?" Seketika hati Rose tak enak. Feelingnya mengatakan untuk tetap berada di mobil dan tak keluar. Tapi ketukan kaca yang dibuat Jimin membuat Rose sadar. Laki laki itu mengetuk ngetuk jam tangannya seolah berkata "kita sudah telat" maka dengan itu Rose keluar dari mobil.
Setelah turun, Rose pun mengikuti Jimin yang entah kemana Rose pun tak tahu. Tapi hatinya makin gelisah seolah mengatakan bahwa Rose dalam masalah jika tetap berjalan mengikuti Jimin. Apakah Jimin ingin membunuhnya? Ah mana mungkin, masa Jimin tega membunuh ratu Chipmunk seperti Rose ini sih.
"Jim"
"Hm?" Sahut Jimin tanpa menoleh ke arah Rose.
"M-maksud lo dia itu siapa ya?" Tanya Rose hati hati. Rose tak siap mendengar jawabannya, takut menyayat hati.
"Oh.. orang yang gua maksud itu-"
"-Seulgi?"
"Oh hai Rose! Lama banget lo Jim. Bosen gua nunggu lo" ucap Seulgi sambil mendekat ke arah Jimin dan Rose.
Rose panik. Otak nya berkata untuk tetap disini, namun hatinya menyuruh untuk pergi. "J-jadi tujuan l-lo ajak g-gua b-buat apa?" Tanya Rose gugup. Matanya sudah berlinang seolah siap keluar kapan saja.
"Oh itu.. sebenernya.."
"Gua mau lo jadi saksi kalo gua sayang sama Seulgi dan mau lamar dia Rose. Maaf ya gak ngasih tahu lo dulu, gua takut lu nolak" jawab Jimin disertai cengiran bodohnya.
Park
Goblok
Jimin
Rose dengan mati matian menahan tangisannya yang demo ingin keluar.
"J-jadi.. cincin itu buat Seulgi?" Tanya Rose lagi dengan suara yang gemetar. Melihat hal itu membuat Jimin mengerinyitkan dahinya bingung.
"Ya iyalah, buat siapa lagi?"
Flashback on
"Jadi apa yang bisa saya bantu?"
"Kira-kira Cincin yang cocok buat cewek disebelah situ yang mana ya mbak?"
Jimin menunjuk Rose yang sedang berdiri jauh darinya. Perempuan itu aneh, dia tidak ingin masuk katanya.
"Oh buat pacarnya ya Mas?" Tanya mbak mbak tukang emas.
"Ah? B-bukan mbak. Cincin ini buat calon tunangan saya" jawab Jimin sambil tersenyum.
"Loh? Terus cewek itu siapa nya Mas?"
"Dia sahabat saya mbak"
"Ouh.. saya kira mbaknya pacarnya mas loh. Soalnya mbak itu cantik banget" ucap mbak mbak itu membuat Jimin terkekeh pelan.
"Calon tunangan saya juga cantik kok mbak. Pilihin cincin yang bagus ya" ucap Jimin.
Mbak Mbak itu pun segera memilihkan beberapa Cincin yang Jimin mau. Setelah memilih, mbak mbak itu kembali berkata "Mas nya padahal cocok loh sama Mbak yang itu"
"Cocok ya mbak? Tapi saya belum yakin buat taro hati saya ke dia"
"Loh kenapa?"
"Gak yakin aja. Takut salah pilih nantinya"
"Jangan gitu Mas. Nanti pas jauh baru terasa deh betapa sayangnya Mas sama Mbak itu. Jangan sia sia-in mutiara di laut Mas, apalagi mutiara itu langka. Susah cari yang kayak gitu"
Mendengar perkataan Mbak Mbak itu pun Jimin terdiam. Akankah jalan yang ia pilih sudah benar? Ya tuhan, Jimin hanya tak mau Rose terluka
Flashback off
"D-duh gua baru sadar nih.. g-gua ada janji ama member blackpink. Gua duluan ya, lancar ya Jim" ucap Rose menepuk bahu Jimin lalu pergi meninggalkan Jimin dan Seulgi.
"Rose! Tunggu!" Niat ingin mengejar, namun Jimin sadar bahwa ada Seulgi disampingnya. Jimin pun terlihat gusar dan mengusap wajahnya kasar.
"J-jadi l-lo mau lamar g-gue?" Tanya Seulgi ragu sambil menatap Jimin.
Jimin yang awalnya semberawut karena acaranya tidak sesuai rencanannya pun segera menoleh. Dan tak lupa cengiran manisnya ia tunjukan.
"Iya sih.. jadi gak romantis gini ya. Gua padahal udah latihan di dorm berminggu minggu buat ngomongnya. Tapi si Rose malah kabur gitu aja. Padahal gua udah berharap semua jalan sesuai apa yang gua-"
"Jim"
Jimin berhenti bicara dan menatap Seulgi. Entah kenapa Jimin tak suka tatapan Seulgi yang ini.
Seulgi nampak merogoh tasnya seolah mencari sesuatu. Selang beberap menit, Seulgi mengeluarkan sebuah amplop berwarna biru dengan pita pink yang mengikatnya.
"Ini" ucapnya sambil memberikan amplop itu ke Jimin.
"I-ini apa?" Tanya Jimin sambil mengambil amplop itu.
"Undangan"
"Undangan? U-undangan apa?" Tanya Jimin mulai membuka pita tersebut.
Dilihatnya ada nama Kang SeulGi dan Lee TaeYong disitu. Nggak, jangan bilang ini undangan-
"Undangan pertunangan gua sama Taeyong sabtu besok"
Hancur sudah hidup Jimin. Rasanya bumi sengaja memberi celah besar agar Jimin jatuh kedalamnya dan terkurung dibawah sana.
Berminggu minggu ia latihan di depan cermin seolah sia sia saja. Bahkan ia merasa seperti keledai dungu atau anjing yang mengejar ekornya sendiri.
Seulgi yang melihat reaksi Jimin pun sontak memeluk sahabatnya itu. Seulgi menangis, entah karena apa. Dan Jimin? Laki laki itu tak bergeming, tapi tangannya spontan memeluk kembali wanita yang sedang memeluknya kali ini.
Biarkan saja pelukan ini jadi pelukan terakhir Jimin dengan Seulgi. Anggap saja Jimin sedang mentransfer rasa sakitnya kepada Seulgi agar perempuan itu dapat merasakan betapa sakitnya Jimin ketika ditolak.
"Maaf"
Kata itu terucap berulang ulang kali dari mulut Seulgi. Jimin mengeratkan pelukannya sebelum melepaskan pelukan itu.
"Selamat"
Hanya kata itu yang terucap sebelum Jimin meninggalkan Seulgi yang meangis sesegukan. Hatinya sakit dengan keadaan ini. Sungguh. Tapi ia bingung..
Kenapa melihat Rose menangis lebih sakit daripada ditolak Seulgi?
-
Rose kini berada di bawah pohon rindang. Menekuk lututnya dan menenggelamkan wajahnya yang sangat sembab.
Hatinya sakit.
Betapa bodohnya dia masih mengharapkan cinta dari laki laki yang sudah jelas menolaknya. Rose merasa rendah sekali.
Ingin rasanya mengakhiri hidup saja agar ia tak mengenal Jimin lagi. Tapi tentu otaknya masih berfungsi dengan baik. Maka dari itu, menangislah hal yang paling cocok ia lakukan.
Ingin bercerita namun ia takut orang yang mendengarnya nanti hanya ingin tahu bukannya membantu.
-
"Halo Tae?"
"..."
"Sibuk gak?"
"..."
"Ketemuan yuk"
Yg minta Update tuh Chule kasih. Mposh lah konfliknya makin memuncak. Aku suka ini😏
Follow akun IG Chule dong
@lizkook.info
@kims.land
@cha__chul
Yang gak follow nanti numbuh bulu ketek dijidatnya bodo mamat.
-Chule-