Feels [Not] Alone | END ✔✅

army_bts13928 द्वारा

236K 17.9K 3.7K

Kisah seorang namja yang menginginkan kasih sayang dari keluarganya yang sudah tak pernah menganggapnya ada d... अधिक

PROLOGUE
CHAPTER I
CHAPTER II : FAR AWAY
CHAPTER III : LIE
CHAPTER IV : FAKE
CHAPTER V : CRISTMASH (Part 1)
CHAPTER VI : CRISTMASH (Part II)
CHAPTER VII : Am i Alone?
Bukan Up : Attention Please!
CHAPTER VIII : I'm Sick
CHAPTER IX : THE SUNRISE 1
CHAPTER X : THE SUNRISE 2
CHAPTER XI : AWAKE (PART I)
CHAPTER XII : AWAKE (PART II)
CHAPTER XIII : PAIN (PART I)
CHAPTER XV : PAIN (PART III)
CHAPTER XVI : FORGIVEN 1
CHAPTER XVII : FORGIVEN 2
CHAPTER XVIII : FORGIVEN 3
CHAPTER XIX : Is it True?
CHAPTER XX : Breaking Down (Part I)
CHAPTER XXI : Breaking Down (Part II)
CHAPTER XXII : Breaking Down (Part III)
Bukan Up
CHAPTER XXIII : Depression (Part I)
CHAPTER XXIV : Depression (Part II)
CHAPTER XXV : The Truth Feelings
CHAPTER XXVI : Begin (pt. 01)
CHAPTER XXVII : Begin (pt.02)
CHAPTER XXVIII : Misunderstand and Happines
CHAPTER XXIX : Heartbeat (pt. 01)
Chapter XXX : Heartbeat (pt. 02)
Chapter XXXI : Whalien S2
Chapter XXXII : Whalien S3
Chapter XXXIII : I'll Call your name, again. (01)
Chapter XXXIV : I'll Call your name, again. (02)
Chapter XXXV : Clouds
Last ; Epilogue
Special ; QnA

CHAPTER XIV : PAIN (PART II)

5.9K 574 132
army_bts13928 द्वारा

^***^

Chapter XIV : Pain (Part II)

^***^

Summary :

'Satu hal yg tak pernah terpikirkan olehku, dan ku berharap kalian melihatnya'

^***^

Taehyung berjalan, dan berjalan tak tentu arah. Ia tak menangis, air matanya mingkin telah kering. Ia tak ingat kapan terakhir kali ia menangis. Ah, jika tak salah. Ia menangis dalam pelukan sang Eomma tadi pagi. Memikirkanya membuat kepala Taehyung serasa ingin meledak saja di tempat.

Menggunakan Taxi, ia terlalu malas untuk mengangkat tangannya untuk memberhentikan. Kakinya, tangannya, ataupun anggota tubuhnya tidak terasa sakit. Akan tetapi hatinya, jiwanya yg terasa sakit.

Mungkin jika Taehyung termasuk orang yg cepat menyerah dan berputus asa, ia akan melompat dari atas jembatan, ataupun sengaja berdiri di tengah jalan raya untuk bunuh diri. Sayangnya ia bukanlah orang yg demikian, menyerah takkan menyelesaikan apa pun.

Setidaknya itulah yg berada dalam pikiran Taehyung sekarang, ia berjalan dan berjalan. Ia hanya akan mengikuti ke mana kakinya akan membawanya pergi,

Jika berjalan kaki menuju apartemen atau pun perusahaannya, itu akan terasa jauh dan menempuh perjalanan yg panjang. Mobilnya?, tentunya ia tinggalkan di apartemennya.

Sungai Han, tempat Taehyung berhenti. Ia terduduk di atas rerumputan, sembari menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya akibat dingin yg menyelimuti.

Pandangan matanya kosong, tak ada lagi pancaran kehidupan yg terlihat di sana. Cahayanya meredup, dan hanya kelam yg dirasakannya.

"Aku memang pantas sendirian,"

Lirihan pilu itu keluar begitu saja, keluh kesahnya, rasa gundahnya. Tak tertahankan akhirnya menyerah untuk tak terucapkan.

"Rasanya sakit, hatiku perih, Eomma, Appa, Hyeongdul, Kookie, apa salahku?"

Beberapa detik kemudian, Taehyung merasakan nafasnya menyesak. Dadanya terasa seperti dihantam bebatuan berat, kepalanya pun sangat sakit, lebih sakit dari yg biasanya. Hingga sesuatu yg hangat mengalir mulus dari hidungnya, darah pekat meleler dari hidungnya.

Taehyung memekik kesakitan, tak seorang pun di sana yg mendengarnya. Saat ini sungai tersebut sepi dari keramaian orang-orang. Berkali-kali Taehyung mengerang melawan rasa sakitnya.

Selagi mencoba menghilangkan rasa sakitnya, Taehyung merogoh saku celananya. Mencari-cari ponselnya, yg dibutuhkannya sekarang hanya Chanyeol, Hyeong angkatnya seorang, tak ada yg lain. Ia takkan mungkin menelpon Mingyu, Dongsaeng angkatnya. Ia hanya tak mau membuatnya khawatir, terlebih ia masih belum siap rahasianya terbongkar.

Tapi jika membicarakan obat juga surat hasil pemeriksaan kesehatannya waktu itu, ia meninggalkannnya di bawah tempat tidur dalam kamarnya. Taehyung masa bodoh, mau salah satu dari mereka menemukannya ataupun tidak, ia tak mau memikirkannya lagi.

Dengan susah payah, Taehyung mencari-cari nama Chanyeol di kontaknya. Sembari berusaha mengatur nafasnya yg mulai memburu.

"Ha..ha..ha.. angkat-ha-lah..ku-eughh-mohon"

Taehyung menunggu, tangannya bergetar hebat kala ia berusaha menempelkan ponselnya di telinganya. Keringat dingin juga mulai menetes dari keningnya,

'Yobeoseyo?'

Taehyung menarik nafas dalam-dalam, Chanyeol mengangkatnya dan ia bersyukur untuk itu. Dalam satu tarikan nafas, Taehyung mencoba berbicara.

"Ch-chan Hyeong.."

'Taehyung, ada apa menelpon. Membutuhkan sesuatu?'

"K-ku mohon, bantu aku Chan Hyeong,, akkhh..."

'Ya-yakk, Taehyung-a. Kau kenapa?, di mana kau sekarang?' Teriak kekhawatiran di seberang sana sempat membuat Taehyung tersenyum sekilas. Chanyeol mengkhawatirkannya, bisakah saat ini ia merasakan kebahagiaan sejenak, meski pun hanya perhatian kecil dari orang lain yg di dapatnya.

"S-sshh-sakit, C-chan Hyeong,,,a-aku..di-sshh-sungai..Han" susah payah Taehyung berbicara, akhirnya tak mampu bertahan lagi. Tubuhnya ambruk di tempat, ponselnya tergeletak begitu saja di rerumputan tempat ia terduduk.

'Tae-taehyung-a, tunggu Hyeong. Hyeong ke sana sekarang, jangan tutup matamu, Taehyung-a' erangan frustasi dari Chanyeol tak terdengar oleh Taehyung.

Akankah Taehyung menyerah, entahlah, hanya Taehyung seorang yg tahu.

^***^

Seorang Namja manis tengah termenung seorang diri dalam sebuah kamar, yg jika ditelisik bukanlah kamar miliknya. Dikarenakan pemiliknya sudah tidak menempatinya lagi,

"Aku mengkhawatirkanmu, Taetae Hyeong. Maaf karena tak membantumu, mencegahmu keluar dari rumah."

Jungkook, Namja itu merenung. Memikirkan keadaan Hyeong kesayangannya, Taehyung. Apakah Taehyung baik-baik saja di luar sana?, apakah Taehyung sudah makan?, atau apakah Taehyung bertemu dengan orang yg mau memberi tempat tinggal.

Entahlah, Jungkook tak tahu. Jungkook benar-benar resah tak menentu, rasa gelisah langsung menghinggapinya sesaat setelah Appa-nya mengusir Taehyung keluar dari rumah. Dan yg jadi pertanyaan adalah, ia belum bisa memilih antara percaya dan tidak percaya atas apa yg dilihatnya saat itu.

Ingin rasanya ia percaya, akan tetapi bayang-bayang saat ia melihat Taehyung menindih wanita tersebut di tengah keramaian membuat kekecewaan menghampiri.

Ia mendengar penjelasan Taehyung, tapi jika ingin berasumsi ada yg menjebak. Memangnya siapa yg ingin menjebak Taehyung, setahunya Taehyung sama sekali tak mempunyai musuh di luar sana.

"Aku harus mencari tahu, Taetae Hyeong selalu menyembunyikan masalahnya sendirian. Aku pastikan kali ini aku akan mengetahuinya, aku harus menemui Mingyu." Jungkook segera bangkit, beranjak menyambar hoodie hitam pemberian Taehyung di ulang tahunnya tahun lalu. Memakainya, lalu melangkah keluar kamar.

"Tunggu aku Taetae Hyeong, aku pastikan aku akan mengetahuinya segera." monolog Jungkook dan pergi keluar rumah sesegera mungkin, sebelum penghuni rumah mengetahuinya.

^***^

Chanyeol mengendarai mobilnya tergesa-gesa, beberapa menit yg lalu saat mendapat panggilan dari Taehyung yg tengah mengerang kesakitan membuatnya langsung melesat pergi dari rumah sakit tanpa memperdulikan tugas-tugasnya yg belum selesai.

Dalam perjalanan menuju sungai Han, ia sempat menelpon istri kesayangannya Taein untuk datang ke rumah sakit menyuruhnya menunggu di sana karena ada yg dibutuhkannya.

'Aku ke sana sekarang, Oppa.'

"Ajaklah Bomi juga, hari mulai sore."

'Baiklah kalau begitu.'

"Aku tutup kalau begitu, jangan lupa dengan yg ku minta."

Sesampainya di sungai Han, Chanyeol segera keluar dari mobil. Hari yg mulai menggelap membuat Chanyeol tambah khawatir pada kondisi Taehyung, pasalnya jika memasuki malam hari daerah tersebut akan semakin dingin.

"Kau di mana, Taehyung-a?" Lirih Chanyeol, berjalan menyusuri sungai Han. Hingga dari kejauhan ia melihat seseorang tergeletak begitu saja. Chanyeol membelalakkan matanya, yg tergeletak di sana adalah Taehyung, Dongsaeng-nya.

Dengan cepat Chanyeol berlari mendekat, lalu berjongkok mengangkat kepala Taehyung ke pangkuannya. Menepuk-nepuk pipi Taehyung dengan harapan Taehuyung tersadar.

"Tae-taehyung-a, ini Hyeong. Buka matamu, Taehyung-a." berbicara pelan sekali, mata Chanyeol berkaca-kaca. Dengan sigap Chanyeol segera menggendong Taehyung ke punggungnya, lalu berlari cepat ke arah mobil. Orang-orang yg mulai berlalu lalang di sekitaran sungai melihatnya.

"Kita ke rumah sakit sekarang, Taehyung-a. Jangan buat Hyeong takut, Hyeong belum menepati janji untuk membahagiakanmu." Chanyeol berbicara seorang diri, sedangkan Taehyung ia baringkan dalam mobil. Bersyukurlah mobilnya termasuk mobil yg canggih, karena kursinya dapat dibentuk menjadi kasur kecil.

Dapat Chanyeol lihat, bibir Taehyung membiru, seolah tak ada darah yg mengalir di sana. Keadaan Taehyung benar-benar membuat Chanyeol merasa gagal menjadi seorang Hyeong. Dari dulu Chanyeol memang memiliki impian untuk mempunyai seorang Dongsaeng laki-laki, tetapi tak pernah tercapai. Dikarenakan Eomma-nya meninggal setelah melahirkannya. Appa-nya meninggal beberapa hari kemudian setelah kematian Eomma-nya akibat gantung diri di dalam kamar.

Sesampainya di rumah sakit, ia segera keluar dan berteriak kesetanan memanggil-manggil perawat untuk mengeluarkan brankar dan membawa Taehyung untuk mendapat perawatan intensif.

Sebagai seorang dokter yg menangani Taehyung, Chanyeol segera melakukan prosedur yg ia rasa perlu ia lakukan. Bomi juga Taein yg melihat Taehyung dibawa ke ruang ICU mendadak cemas.

"Eomma, Taehyung Oppa akan baik-baik saja, kan?" Tanya Bomi pada sang Eomma, disertai dengan mata yg berkaca-kaca menahan tangis. Taein segera berjongkok, lalu mengucapkan kalimat penenang untuk tak terlalu khawatir.

"Jangan khawatir, Taehyung Oppa akan baik-baik karena Oppa-nya Bomi orang yg kuat." tutur Taein lembut, khas seorang ibu. Tak heran Taehyung merasa hangat di dekatnya.

Bomi mengangguk, sedangkan Chanyeol di dalam sana berusaha keras menyetabilkan kondisi Taehyung. Dalam perjalanan ke sini tadi, nafas Taehyung melemah hampir tak terasa. Detak jantungnya pun melemah juga, Chanyeol tambah cemas dibuatnya.

"Bertahanlah Taehyung-a."

Beberapa jam kemudian,

"Uisa, kondisi pasien telah stabil!" Pekik kegirangan seorang perawat begitu melihat alat pendeteksi detak jantung milik Taehyung menunjukkan garis yg beraturan, tidak seperti tadi yg hampir terlihat datar. Nafas Taehyung juga menghembus secara teratur.

Chanyeol menghela nafas lega, mengusap keringat pada pelipisnya lalu mendongak menatap atas dan kembali menunduk menatap Taehyung yg sepertinya tertidur lelap.

"Kau kuat Taehyung-a, Hyeong tahu itu." ucap Chanyeol.

"Pindahkan pasien ke ruang rawat biasa, dan data secara berkala kondisi pasien. Jika terjadi lagi sesuatu, segera panggil aku." titah Chanyeol pada dua orang perawat yg membantunya.

"Nde, Uisa." Dua perawat itu mengangguk lalu segera mendorong kasur yg ditiduri Taehyung, mengiringnya keluar untuk dibawa ke ruang rawat biasa.

Chanyeol pun menyusul keluar ruangan, anak semata wayangnya Bomi pun menghampirinya diikuti dengan Taein, istrinya.

"Appa, Taehyung Oppa baik?" Tanya Bomi sembari menarik-narik pakaiannya. Taein juga mengangguk tanda ingin menanyakan pertanyaan yg sama.

"Taehyung Oppa baik, hanya perlu istirahat sebentar." jawab Chanyeol menenangkan Bomi. Bomi, gadis kecil itu mengantukkan kepala tanda mengerti.

"Kau membawa yg kuminta bukan?" Tanya Chanyeol kemudian, Taein mengangguk lalu segera memberikannya pada Chanyeol.

"Ini sudah malam, lebih baik kau pulang. Aku akan menyusul setelah semua pekerjaanku selesai." ujar Chanyeol kembali.

"Baiklah, aku tunggu. Ayo pulang, Bomi-a." ajak Taein dan diangguki oleh Bomi, meninggalkan rumah sakit untuk pulang ke kediaman mereka. Menggunakan taxi tentunya.

^***^

"Mingyu-ya, kau di dalam?" Jungkook baru saja tiba di apartemen yg di tempati Mingyu, tanpa tahu bahwa apartemen tersebut adalah kepunyaan Taehyung.

Baru saja Jungkook memegang daun pintu untuk membukanya, Suara pintu terbuka diikuti dengan sosok seorang namja menyembul dari balik pintu.

"Eoh, Jungkook-a. Ada apa kau kemari, membutuhkan sesuatu?" Tanya Mingyu setelah membuka pintu.

"Setidaknya, biarkan aku masuk dulu, Mingyu-ya." jengkel Jungkook, Mingyu menyengir lalu mempersilahkan Jungkook memasuki apartemen. Ini adalah yg kedua kalinya Jungkook mendatangi apartemen tempat tinggal Mingyu, ia lupa saat pertama kali datang itu kapan.

"Kau ingin minum apa?, biar ku ambilkan." tawar Mingyu setelah Jungkook mendudukkan diri di atas sofa. Jungkook menggeleng cepat, tanda ia tak mau apa-apa.

"Oh, baiklah kalau begitu. Ada keperluan apa kau kemari?" Tanya Mingyu kemudian, sembari duduk di sofa berhadapan dengan Jungkook.

"Aku ingin bertanya sesuatu." ucap Jungkook tanapa basa-basi, Mingyu pun mengangguk.

"Jadi begini, kemarin aku dan Jimin Hyeong mendapati Taetae Hyeong seperti tengah melecehkan seorang wanita di tempat umum. Tapi Taetae Hyeong bilang, ia tidak melecehkan wanita itu. Taetae Hyeong bilang, wanita itu menabraknya lalu menariknya agar terjatuh tepat diatas lalu melepas kancing bajunya. Menurutmu, apakah Taetae Hyeong berbohong, ataukah itu benar-benar yg terjadi?" Tanya Jungkook panjang sekali.

Mingyu seperti terlihat berpikir, jika ditanya soal seperti ini. Ia pasti memilih untuk percaya, karena ia mengenal Taehyung dengan baik. Tak mungkin Taehyung melakukan hal yg senonoh semacam itu.

"Jika kau bertanya apakah aku percaya atau tidak, maka aku memilih untuk percaya. Karena bisa jadi ada seseorang yg dendam pada Tata Hyeong dan menjebaknya dengan rencana busuk tersebut." balas Mingyu santai kemudian.

Jungkook menghembuskan nafasnya kasar, ia sudah menduga apa yg akan menjadi jawabannya Mingyu.

"Aku tak tahu, apakah aku harus percaya atau tidak. Karena aku melihatnya secara langsung, dan aku terlanjur kecewa. Tapi mendengar penjelasan Taetae Hyeong walaupun tidak sampai selesai, sebagian diriku memilih untuk percaya." keluh Jungkook, Mingyu kemudian tersenyum.

"Aku bertanya padamu, siapa yg lebih kau percayai antara Tata Hyeong dibanding wanita asing tersebut?" Tanya Mingyu, Jungkook menatap mata Mingyu yg melihatnya intens.

Dengan ragu, Jungkook menjawab,

"Taetae Hyeong.."

Mingyu mengangguk-angguk, "Kita Tahu bagaimana Sifatnya Tata Hyeong, Tata Hyeong takkan mungkin melakukan hal semacam itu. Kecuali jika memang Tata Hyeong itu memiliki sifat bejat, maka bisa jadi Tata Hyeong benar-benar melakukan tindak asusila." jelas Mingyu panjang lebar, mengutarakan isi pikirannya.

Jungkook akhirnya mengerti, Mingyu benar. Tak seharusnya ia merasa ragu pada Hyeong kesayangannya tersebut. Sejauh ini, ia sangat mengenal Taehyung lebih dari apa pun. Sikapnya, sifatnya, kesukaannya, bahkan rasa sakit yg dirasakan Taehyung ia ketahui.

"Gomawo, Mingyu-ya. Kau membantuku." ucap Jungkook,

"Ah, aku lupa. Apa kau tahu Taetae Hyeong ada di mana, tadi sore Taetae Hyeong diusir dari rumah oleh Appa-ku." ujar Jungkook kemudian, sementara Mingyu menautkan kedua alisnya heran. Bukannya Taehyung tidak punya Appa?, yah itulah isi pikirannya. Dan lagi, Taehyung diusir, apa yg terjadi sebenarnya. Kepalanya mulai dipenuhi oleh berbagai pertanyaan yg sama sekali belum ia temukan jawabannya.

"Appa, memangnya Tata Hyeong punya Appa. Setahuku, Tata Hyeong cuma punya Dongsaeng dan itu kau seorang. Tata Hyeong bilang, ia tidak punya Appa." heran Mingyu, Jungkook terperanjat kaget. Tak menyangka Taehyung mengarang cerita semacam itu.

Apanya yg tidak punya Appa, bahkan Appa-nya masih sehat bugar sampai sekarang. Jungkook tak habis pikir sekarang dengan pola pikir Hyeong kesayangannya itu.

Percakapan mereka pun berlanjut hingga pukul 10 malam.

^***^

"Na Adeul, bersiaplah. Besok malam kita akan melakukan penyergapan keluarga Kim." suara seorang pria paruh baya menghampiri pendengaran dari seorang Namja yg merupakan anaknya tersebut.

"Abeoji, apa yg akan terjadi pada Namja Kim yg diusir itu?" Tanya Namja tersebut, dengan perasaan sedikit takut-takut ayahnya akan tersinggung.

Tapi sebaliknya, Ayahnya tersenyum licik, tepatnya menyeringai ke arahnya.

"Abeoji yakin saat ini pasti ia sudah mati beku karena kedinginan di luar sana." ucapnya tanpa ada rasa bersalah sama sekali.

Namja itu mendadak menegang, ia merasa bersalah sekarang. Bagaimana jika yg dikatakan Abeoji-nya benar-benar terjadi. Dapat ia pastikan, seumur hidupnya ia akan dihantui perasaan bersalah yg tak hentinya menggentayanginya.

^***^

Keesokkan paginya, Berita mengenai kasus pencabulan yg dilakukan Taehyung, tepatnya sama sekali tak dilakukannya itu menyebar luas dengan cepat di kalangan para mahasiswa.

Banyak diantara mereka yg mengelak tak percaya, khususnya para Yeoja yg menyukai Taehyung. Tapi ada juga yg menghujat, mencibir dan terang-terangan mengatai Taehyung tanpa tahu yg sebenarnya terjadi.

"Aku tak percaya Taehyung Oppa akan melakukan hal sejijik itu."

"Bodoh, jangan tertipu oleh tampangnya. Aku yakin ia memaksa wanita itu melepas kancing bajunya."

"Yakk, kau pikir Taehyung Oppa itu orang yg seperti itu apa?!, lebih baik tak usah bicara jika kau tak mengenalinya dengan baik."

Sekiranya begitulah perdebatan diantara para mahasiswa di sana, Jimin juga Jungkook yg mendengar menjadi risih, tidak suka, emosi, juga benci pada saat yg bersamaan.

"Rasanya ingin kurobek mulut sialannya itu!" Geram Jungkook setelah mereka melewati halaman depan.

"Diamlah, Kim Jungkook. Karena memang kenyataannya Taehyung seperti itu, tak usah membelanya." sargah Jimin, Jungkook yg mendengar ucapan Jimin semakin emosi.

"Hyeong, apa kau sama sekali tak punya rasa percaya sedikit pun pada Taetae Hyeong?. Aku heran, padahal kalian kembar, tapi Hyeong sama sekali tak mengerti keadaan Taetae Hyeong." sarkas Jungkook, hidungnya sudah berkedut kembang kempis karena amarah yg meluap.

Jimin berdecih,
"Cih, untuk apa percaya jika sudah melihatnya langsung. Gunakan otakmu untuk berpikir, Kim Jungkook." ejek Jimin. Jungkook semakin geram dibuatnya, tapi berhasil Jungkook netralkan. Bertengkar takkan membuahkan hasil, akan lebih baik ia mencari bukti untuk membuktikan bahwa Taehyung tidak bersalah.

"Cih, ku rasa memang tak ada gunanya bicara pada Namja berpendek akal sepertimu Hyeong. Sudahlah, aku malas bicara denganmu, aku duluan." Jungkook berlalu meninggalkan Jimin dengan amarah yg meletup-letup. Tapi setelahnya ia membenarkan juga yg dikatakan Jungkook.

"Aku juga harus mencari tahu." gumamnya lalu melangkah menuju kelasnya.

^***^

Seorang Namja berkulit Tan terbangun dari tidurnya, punggungnya terasa sedikit sakit kala ia berusaha duduk. Menoleh ke sana ke mari, dengan mata yg masih belum terbuka sempurna untuk melihat keadaan.

"Panasmu sudah turun, kondisimu juga membaik." Taehyung membuka matanya lebar-lebar, terkejut. Chanyeol menjadi terkekeh dibuatnya.

"Kenapa aku bisa di sini, Chan Hyeong. Juga pukul berapa sekarang, aku harus berangkat ke universitas." tanya Taehyung kemudian, Chanyeol mencebik dibuatnya.

"Setelah membuatku khawatir, sekarang kau melupakan apa yg terjadi. Daebak, kau benar-benar hebat, Kim Taehyung."

Mendengar namanya disebut, Taehyung terdiam. Chanyeol menjadi merasa aneh melihat tingkah Taehyung yg mendadak berubah.

"Namaku hanya Taehyung mulai sekarang, jadi jangan memanggilku dengan nama itu, Chan Hyeong." ujar Taehyung seraya menundukkan kepalanya dalam. Chanyeol mengernyitkan alis kebingungan.

"Aku akan menceritakan semuanya padamu, Chan Hyeong. Dan ku harap setelah ini, Hyeong membawaku pergi dari sini, sejauh-jauhnya. Bila perlu, aku tak usah kembali lagi ke sini." ucap Taehyung, dilanjutkan dengan ia menceritakan awal kehidupannya, alasannya berbohong dan sebagainya.

To be Continue

Pendek, tahu kok 😢😢😢
Author lagi bnyk krjaan mkanya author rncanany mau bikin jdi tiga part, ini baru part kdua, bsok mlm part ktigany 😀😁😄😄

Jan lupa voment yh 😉😉😉
Love u all, readersnim 💓💓

Slam xintah, istrinya agus
Min Park Kim Jeon Jung

पढ़ना जारी रखें

आपको ये भी पसंदे आएँगी

49.6K 3.6K 51
"Jika ada yang harus berkorban dalam cinta ini, maka itu cintaku yang bertepuk sebelah tangan" - Dziya Idzes "Sekat-sekat ruang yang tertutup layakn...
75.7K 3.3K 49
Almeera Azzahra Alfatunnisa Ghozali seorang dokter muda yang tiba-tiba bertemu jodohnya untuk pertama kali di klinik tempatnya bekerja. Latar belakan...
196K 9.6K 31
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
Nunu Nana Ena 🔞 Ruby द्वारा

फैनफिक्शन

480K 5.1K 86
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...