That time when we're together...

Por Hayioctober

19.2K 1.4K 73

Contoh, sebagai gadis populer, aku juga harus mengalami ini. "kamu mutusin aku?" setidaknya, suaraku terdenga... Mais

1. It just happens...
2. How long are you gonna be broken heart?
3. Life doesn't get better easily
4. Bad day
5. Dating your classmate should have some sort of warning.
6. Sometimes, shit just follows you everywhere
7. bad luck
8. He cares?
9. when you want to throw yourself under a moving bus
10. Crazy plan by crazy people
11. That level of beauty you have
12. Another world war
13. Please heart
14. Stupid people makes stupid plan
15. Another stupid people
16. Good job!
17 when you dig your own grave
18. There goes another dignity
19. you serious?
20 a stranger comes
21. stumbled
22. Such a cute teddy bear
23. There goes self esteem
24. When your habit kicking in.
25 Can death just come?
26. Sweet Cheese Cake
27. It will be fine
28. Fine doesn't come that fast
29. Meeting the cat
30. The sister
31. Double date
32. French Fries
33 Party prep
34. A little flirting
35. Gossip time
36. Balada Indomie
37. A yoga story
38. Rainy
39. Crashing a Party Like ....
40. That level of silliness
41. A basket of fruit and a bouquet of flowers
42. The packages
43. The proposal
44. Hand in hand
45. Ignored
46. I am special, you know.
47. Healing time
48. Is it a battlefield?
49. Being a refugee
50. A kiss
51. The 'perhaps' option
52. It's over. The end
53. A new friend
54. Another bazaar story
55. A Flirting game
56. Some cats are fighting
57. sometimes, you just have zero expectation
58. It is over
59. Dejavu
60. It is not funny.
62. Why should I?
63. When you can freely talk with your ex, congrats.
64. Late night drama
65. Lets do the talk. Under the stars. Talk about times.
66. That time when we're together and that time that will be spent together.

61. Tisyu talk

212 19 0
Por Hayioctober

61 Tisyu talk

Di hari ketiga ujian, aku duduk berdua Jedi di kantin perpus. Tepatnya, aku sedang berusaha menyelesaikan tugas meringkas kami dengan mencontek punyanya dan buku. Farhan berjanji akan bergabung setelah menyusul Putri tapi belum kembali.

"argh. Ini tuh tugas yang gak ada artinya sama sekali. Yakin ini gak bakal dibaca."

Dia memandangku dari hape yang dari tadi dimainkan. "tapi kamu tetap bikin biarpun yakin gak dibaca?"

Dia benar. "tapi rasanya nih ya, ipk aku bakal bagus semester ini." Dari statistic, aku belajar dengan sangat serius. Aku bahkan pernah tertidur memegang buku dan ini pengalaman pertama dalam sejarah pendidikanku. Kalau kuceritakan pada Naya, dia tak akan percaya sebelum aku mati dan reinkarnasi.

Jedi mengangguk setuju. Katanya usaha akan sebanding dengan hasil. Tapi kalau aku terlalu banyak mencontek punyanya selama ujian, hasilnya diragukan. Aku melotot sebelum kemudian membunuhnya dengan sharigan.

"tumben Cuma berdua."

Ini, suara yang sudah cukup lama tak kudengar. Tak bertemu Garra, membuatku otomatis tak bertemu,

"Piko. Pe I ka O. Udah gak lucu lagi kamu salah sebut terus Me."

"aku gak pernah coba buat lucu." Dia menyerobot gorenganku sebelum duduk dan mengelak begitu cepat tanganku yang sudah akan menepis tangan nakalnya. Dia terkekeh dan duduk diseberang disamping Jedi.

Mereka bertegur sapa dan aku kembali serius menulis. Mereka membicarakan banyak hal. Salah satunya Garra yang sedang mengurus kegiatan HIMA bersama si chalacha. Hati kecilku curiga kalau kemunculan aneh Miko ini bukanlah kebetulan. Mereka sangat focus membahas Garra. Sefokus aku yang memutuskan untuk mengabaikan. Berkali-kali kalimat mereka terdengar seperti kode dan berkali-kali juga aku bergeming.

"udah lama sih mereka dekat. Dari masuk udah dekat." Ini jawabannya untuk pertanyaan Jedi tentang sudah berapa lama echalaci mengenal Garra.

Kemudian mereka mengganti topic menjadi balapan GP. Terkadang berubah jadi futsal atau sekedar acara hunting foto. Ada juga terselip acara nobar di kuburan yang sepertinya minggu kemarin yang sudah kudengar ceritanya dari si dokter. Mereka membahas film yang ditonton beberapa saat sebelum Animo bilang kalau mereka pergi bareng anak hima. Dan bagian ini, luput dari laporan si dokter. Dia terlalu semangat menceritakan filmnya daripada hal lain yang mungkin patut untuk ikut dalam detail cerita.

Don't get Me wrong. Aku tak mendengar nama chalincing itu selama ini tapi dalam 3 hari aku mendengarnya dimana-mana.

"bikin apa sih Me? Sok sibuk."

Aku Cuma menoleh, tak berniat menjawab. Farhan yang muncul menyela kami dengan mempertanyakan hapeku karena dia sudah berulang kali mencoba menghubungi tapi tak ada jawaban.

"oh, gak bawa."

"ketinggalan?"

"gak. Emang gak bawa."

"dia biasanya ninggalin hape kalau lagi kesal." Aku menendang kaki Jedi tapi dia sudah menarik kakinya jauh sebelum aku berpikir untuk menendang. Celotehannya membuat mata Niko mengerling nakal.

"kesal kenapa?" alisnya dinaik-naikan genit dan aku sungguh ingin menarik lepas alis ulat bulunya itu. "masih perang dingin ya. Berapa lama nih rencananya?" dia mengipas-ngipasi ku, berdoa agar api amarahku mendingin.

Jedi terlihat santai, miko menggodaku tapi farhan memberiku pandangan penuh menyelidiki. Aku melotot padanya. Berniat menyampaikan pesan kalau dia bertanya aku akan mencabik mulutnya. Silahkan mencoba kalau tak percaya.

Perjalanan mengerjakan tugasku berlangsung sangat lama dan sesak dengan obrolan tiga cowok gila didepanku ini. Sumpah, aku duduk disini sendiri dengan nyaman sampai Jedi datang dan aku tak enak mengusirnya karena sudah mencontek. Ditambah dengan 2 orang yang sudah gila sejak lahir, aku menyelesaikan tugas dengan tertatih-tatih.

"ntar balik bareng aku aja." tawar farhan sorenya.

"wajib tahu. Pacar kamu bawa motor aku." Dia menginjak kakiku sebelum perhatian kami kembali pada lembar ujian yang Cuma setengah halaman tapi jawabannya kertas double folio bolak balik. Aku ngeri melihat Dina sudah pindah menjawab dihalaman ke tiga disaat aku masih berkutat dihalaman pertama yang tak kunjung penuh.

Melewati ujian dengan tekun, aku menolak semua ajakan kemanapun dan menghabiskan hariku di kamar. Terkadang belajar tapi sebagian besar aku Cuma tidur. Entah kenapa aku merasa tak enak badan dan semua orang membuatku kesal.

Tawa kencang Vina dan Kayla yang sudah baikan membuatku kesal sampai aku suatu malam datang dan meminta mereka kembali berantem. Ningrum yang bertelponan ria di bawah jemuran dengan pacarnya membuatku kesal. Putri yang selalu merasa nasibnya sangat menyedihkan, nyatanya membuatku makin kesal. Bianca dan Mario yang nongkrong di teras sambil makan keripik, sangat membuatku kesal.

Dengan Putri yang meminjam motor, aku jadi kemana-mana bersama farhan. Selintas kami terlihat seperti sahabatan lahir batin padahal perjalanan kami penuh huru hara. Seringnya berdua tapi disaat bergabung Jedi biasanya ada Samantha. Hingga suatu siang, aku Cuma berdua Samantha diparkiran. Menunggu para cowok yang ada urusan. Aku bisa pulang jalan kaki tapi tak tega meninggalkan Samantha sendiri. Kalian tahu, dia terlihat seperti sasaran empuk sekali untuk diculik. Meski, jujur aku sakit hati saat Farhan bilang kalau aku harus menjaga pacar Jedi. Dia mengatakannya seolah derajatku lebih rendah dari gadis ini. Well, aku memang lebih pendek tapi menurutku, kecantikanku tak bisa diabaikan dengan mudah. Bukan tanpa alasan aku kemana-mana pake topi. Kecantikan terlalu mencolok sampai harus ditutupi.

Jadi, bingung harus sok baik, aku Cuma menanggapi ceritanya dengan anggukan disela membaca buku.

"awalnya aku kira kamu gak suka sama aku Me. Ya, kan secara kamu sama Jedi pernah dekat terus aku tiba-tiba muncul." Aku mengangguk. "jadi di awal aku sempat takut buat ngobrol. Ingat yang waktu kita di Raja Ampat? Aku belum tahu kamu mantannya. Jadi heran aja kenapa anak-anak pada bilang harus hati-hati sama kamu. ditambah kamu gak ngomong ke aku sama sekali... takut sih. Cuma, karena kamu sama Jedi kayak biasa aja, dibantu sama yang lain, baru deh bisa lebih akrab. Apalagi kamu udah sama Garra."

Mataku memperhatikan serombongan semut yang berjalan ditembok mengangkut sisa makanan. Kalimat pendek simintil itu terdengar sangat jujur hingga hampir membuatku ingin menjawab dengan jujur. Seperti, fakta kalau aku tidak menyukainya di awal dan hampir tetap konsisten hingga sekarang. Hanya saja, aku tak merasa punya alasan untuk membencinya akhir-akhir ini. Dia selalu terlihat tulus dengan perkataannya dan kalau menurut Putri, punya senyum yang menyejukkan jiwa.

Hmmm... sejak kapan aku bisa seadem ini membahas Jedi?

Meski diawal, jujur, aku pernah menyusun rencana ingin menculik simintil dan menenggelamkannya di rawa kampus. Yah, tidak semua orang bisa menghandle pacar baru mantan dengan lapang dada. Aku belum sempat menata hati saat dia tiba-tiba mengenalkanku dengan pacar baru.

Apa menurut Jedi semudah itu merubah status dari teman jadi pacar dan kemudian kembali berteman? Sebagian besar motifku tetap berteman dengan Jedi adalah kuliah. Besar kemungkinan aku tak akan lulus kalau menjauhinya. Jadi, aku tetap bertahan meski penuh dengan rasa 'mantan'. Proses move on ku sangatlah berat dan penuh ujian. Tapi, sejak kapan aku berhasil? Kenapa aku tak ingat? Kapan tepatnya aku dan Jedi kembali menjadi teman?

"kamu cocok banget loh Me sama Garra." dia kaget saat aku menengok. "eh, bukan karena Jedi atau apa. Tapi sumpah, aku suka lihat kalian kalau lagi ngobrol atau pas kita jalan bareng. Dia selalu lihatin kamu. Dia juga selalu jagain kamu kalau lagi jalan."

Dia bilang, Garra sangat sering tersenyum sendiri memperhatikanku. Aku yang sibuk makan, aku yang sibuk ngobrol, aku yang lagi berantem, dan aku yang sibuk kesana, kemari.

Simintil menceritakannya sambil menjerit-jeritkan betapa romantisnya Garra dan membuat bulu kudukku merinding.

Stalker.

"ih romantiiisss... stalker itu nguntit. Bedaaa Me." Dia menyikutku pelan. Oke, sepertinya dia benar-benar sudah menganggapku sahabat kepompongnya. "sadar gak? Dia selalu naruh tisyu didekat kamu kalau lagi makan? Kalau kita mau makan, pasti dia cari tisyu. Terus ditarok dekat kamu. Sweet bangeet!" matanya berbinar-binar penuh semangat.

Dia sepertinya mengenal 2 orang Garra. Sejauh yang kuingat, satu-satunya Garra yang aku pernah kenal adalah orang yang selalu cari perkara. Selalu mencari topic untuk bertengkar denganku. Dan orang yang dikenal gadis disebelahku ini, jelas bukan Garra yang sama.

"kamu yakin ini Garra yang aku kenal?"

Simintil malah mengira aku bercanda.

Besok hari terakhir ujian. Besok hari terakhir menderita. Sebelum penderitaan sesungguhnya akan dimulai. Mengingat tidak ada libur 2 bulan semester ini karena KKN, aku punya waktu yang sangat sedikit untuk meninggalkan perkara kuliah. Untuk mengingat apa benar Garra selalu memberiku tisyu, sungguh bukan perkara yang mudah untuk dilakukan sekarang. Namun, pacar Jedi ini sangat yakin kalau dia menceritakan Garra yang sama dengan yang aku kenal.

***

"kamu masih pake motor?"

"iyaps! Aku mau cari bibit besok di balai benih. Ikut?"

"ujian. Aku masih ujian."

Aku masih ujian tapi Vina dan Kayla sudah selesai. Ningrum Cuma mengumpulkan tugas ujian take home nya dan 2 dedengkot kami seluang biasanya. Cuma aku yang masih muncul diruang tengah bersama buku.

"terus semester ini kemana rencana jalan-jalannya?" tanya Ningrum.

Benar. Kemarin anak kelas rapat membahas kemana kami akan liburan semester ini berhubung waktunya yang sempit.

"Gak kemana-mana. Cuma ada seminggu yang benaran kosong, katanya mau pada pulang kampung dulu sebelum KKN. Mungkin bakal Cuma sekitaran sini makan bareng." Mereka ternyata sudah memikirkan jenis oleh-oleh yang akan diminta kalau aku jadi liburan tanpa perduli kemana akan liburan. "eh, Garra sering narok tisyu disamping aku kalau lagi makan gak?"

Saking mendadaknya pertanyaanku, mereka butuh 4 abad untuk mencernanya. Begitu paham, muka mereka langsung terlihat tertarik. Duo teknik kami yang tadinya sibuk game online, menengok. Bianca yang mengikir kuku, menoleh. Putri yang sok ikutan mengikir kuku, menyeringai. Tapi yang memberikan jawaban adalah Ningrum.

"hmmm... gak yakin kalau itu ditarok disamping embak sih. Soalnya kalian makan biasanya sebelahan jadi tisyunya ya diantara."

Putri dan Bianca melupakan sama sekali kikiran kuku. Merapat dengan sangat mengerikan kearahku. Mereka bilang, ini pertama kalinya aku terlihat tertarik setelah sekian lama ditahan. Kata Putri, dengan sok bijaksana, ini biasa terjadi disaat seseorang berada diambang kehilangan. Kata Bianca, ini tanda rindu. Kemudian mengeluarkan jargon Dilan yang sukses membuatku kesal. Lalu mereka mengaitkan tentang sudah seminggu sejak terakhir kami bertemu dan sudah beberapa minggu sejak pengumuman putus.

Aku menyesal sudah bertanya.

"gerak cepat Me. Bentar lagi udah mau KKN. Keknya rada ajaib kan ya kalau ngarepin satu lokasi penempatan." Vina sok memberiku analisa.

"tapi bisa aja sih kayaknya kalau Garra pengen kalian satu lokasi." Kayla menimbang tentang pengaruh yang dimiliki Garra. Sebelum Ningrum melarang dengan sadis.

"jangan! Ntar hamil!"

Aku memitingnya. Tapi pancingan Ningrum itu membuat arah obrolan kami kearah maksiat. Sungguh, mereka punya imajinasi yang sangat tinggi. Harus kuingatkan, aku mungkin harus bunuh diri kalau sampai hamil. No! Naya mungkin akan membongkar kuburanku demi membunuhku dengan tangannya sendiri.

"banyak tahu yang dilakuin Garra yang kamu gak perhatiin. Makanya, mata itu dipakai buat lihat kiri kanan juga, bukan Cuma lihat kedepan."

"iya, kamu pikir kita sibuk jodoh-jodohin kamu sama Garra itu Cuma karena dia cakep aja gitu? Gak lah, emang dia udah kelihatan sukanya. Dan kamu juga suka kan? So, why not?" aku mendorong muka Bianca dari depan hidungku. Dia bisa bicara tanpa perlu menunjuk hidungku.

"siapa bilang aku suka Garra?"

Putri menepuk pahaku dengan penuh tenaga dan aku sungguh kaget.

"kamu gak belajar?! Dulu udah pernah kayak gini sama Jedi. Masa gak sadar-sadar!" dia melotot. "mau nangis darah lagi?! Mau merana berbulan-bulan lagi?!" belum lagi hilang sakit dipaha, dia membuat sakit hatiku menganga.

Sekarang aku mulai cemas dengan ujian besok. Tak satu barispun dari buku berhasil kubaca. Belum lagi lembaran power point yang sudah ku print dengan rajin. Ini karena simintil. Kenapa dia tiba-tiba mengungkit tisyu! Demi tuhan.

"suka suka aja kak, gak usah jaim." Aku menatap Ningrum tajam. Dia buru-buru menambahkan lambang perdamaian dan meminta perlindungan pada Vina disampingnya. Mereka kompak mengomeliku dan kudengar setengah hati.

***

Continuar a ler

Também vai Gostar

I'M BACK Por Call Me Wii❣

Ficção Adolescente

208K 27.3K 41
Stefan adalah seorang playboy ulung, dia memacari karyawan part timenya lalu mendekati wanita lain. Suatu hari Adik Perempuannya dibunuh oleh sang pa...
Hiraeth. Por ㅡ

Ficção Adolescente

25.3K 11.4K 37
[ C O M P L E T E D ] hiraeth (n.) : rasa kehilangan, nostalgia, kerinduan, keinginan yang tulus, rasa penyesalan dan keinginan untuk kembali kepada...
2.6K 232 18
JADI CUPU/NERD? Ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan saat berperan menjadi cupu, Saat kau didekati, lihat matanya dua setik kemudian menunduk...
Happy to Die Por helloimnella

Mistério / Suspense

9.7K 2.2K 22
Dunia ini fana. Semua akan kembali pada Sang Pencipta. Kematian bisa datang kapan saja, tanpa diduga dan tanpa diminta. Namun banyak juga alasan meng...