Oscillate #1: The Big Secret

By radexn

4.1M 481K 216K

[available on bookstores; gramedia, etc.] Ketika kamu baru saja bahagia lagi, sesuatu mengharuskanmu berpali... More

00 • Mula
01 • Albino
02 • Pertikaian
••• PENTING DEMI KEBERLANGSUNGAN HIDUP CERITA ADEN •••
03 • Sepeda
04 • Studio
05 • Penasaran
06 • Derita
07 • Saddaru
08 • Marah
09 • Kelahi
10 • Kaget
11 • Es Krim
12 • Tangis
13 • Duka
14 • Kesal
15 • Kemampuan
16 • Syok
17 • Kaku
18 • Kesepian
19 • Takut
20 • Lidah
• TRAILER OSCILLATE •
21 • Mimpi
22 • Heran
23 • Hell
24 • Rasa
25 • Trap
26 • Muram
27 • Ambigu
28 • Rahasia
29 • Déjà Vu
30 • Perasaan
31 • Deathrow
32 • Demon
33 • Sheriff
34 • Bad News
35 • Sahabat
36 • Lagi
38 • Daredevil
39 • Bloody Sakura
40 • Oscillate

37 • On Fire

71.2K 9.3K 9K
By radexn

Mata Sakura melebar setelah dengar pengakuan Deruza. Ketika Sakura hendak mundur dan berniat kabur, cowok itu segera mencekal pergelangan tangan Sakura dan melarang Sakura untuk masuk ke dalam mobil.

Sakura berontak. Dia berteriak dengan maksud meminta pertolongan, tapi orang-orang sibuk tawuran dan tak peduli padanya. Sekalinya ada yang mendengar, dia tidak berani mendekati Sakura karena di sana ada Deruza.

"Lo ikut gue." Deruza berucap pelan, hampir berbisik tapi suaranya begitu berat dan membuat Sakura makin takut.

"Nggak!" Sakura masih berusaha melepaskan diri dari cengkraman Deruza.

Deruza melotot. Sebagai lelaki, tenaganya jauh lebih kuat dibanding Sakura. Maka, dia menyeret Sakura menjauh dari mobil pink itu dan membawa cewek itu entah ke mana.

Terik matahari menambah penderitaan Sakura. Wajahnya mulai pucat dan badannya perlahan lemas. Namun Sakura terus mencoba melawan Deruza yang bagaikan anjing. Anjing gila yang sangat sulit dijinakkan.

Sakura sudah berteriak meminta bantuan tapi sama sekali tidak ada yang mau menolong. Di saat-saat yang seperti ini Sakura berharap bisa memiliki kekuatan untuk mengutuk Deruza menjadi batu.

Tanpa diduga Deruza tiba-tiba tersungkur ketika seseorang datang sambil melompat dan menendang punggungnya dengan sangat keras. Sakura refleks mundur dua langkah dan tercenung sesaat ketika ia lihat siapa yang menolongnya.

"GUE UNDANG LO KE GALAKSI LIMA BUKAN BUAT GREPE CEWEK. MAU GUE TEBAS MUKA LO, SAT?" Saga berucap penuh amarah sambil mencengkram kuat kerah kemeja Deruza yang posisinya terlentang di atas aspal.

Deruza tak tinggal diam. Dia ingin melawan Saga, tapi tangan Saga terlalu cepat untuk melindungi wajahnya yang hendak ditinju Deruza. Saga pun berpindah posisi jadi duduk di atas perut Deruza, mengunci cowok itu agar tidak bisa bergerak ke manapun.

Dengan begitu, Saga mengambil kesempatan untuk menoleh ke arah Sakura dan menatap cewek itu dengan wajah galaknya. "Ngapain lo di sini? Mau cari perhatian?!"

Sakura tersentak. Dia lantas menggeleng. Ingin berucap tapi Saga menyelaknya dengan nada ganas sepanjang masa. "PERGI SANA! NGGAK USAH NGERIBETIN ORANG."

Sakura mengerutkan kening. Dia bingung, tadi Saga berbaik hati menolongnya dari Deruza yang gila, tapi kemudian Saga jahat lagi padanya.

"NGGAK USAH BINGUNG MIKIRIN GIMANA CARA KELUAR DARI SINI. LO TINGGAL MASUK KE MOBIL, JALAN MUNDUR NGGAK USAH PEDULIIN ORANG YANG ADA DI BELAKANG LO. TABRAKIN AJA!" ucap Saga berapi-api.

Sakura masih berdiam diri di tempat. Saga yang kesal itu pun menyentak Sakura hingga cewek itu terkejut karenanya. "HEH, LO NGGAK PUNYA KUPING? BURUAN SANA PERGI! BIKIN RIBET AJA LO."

Tidak tahan mendengar kalimat-kalimat Saga yang lain, Sakura akhirnya pergi dan berlari menghampiri mobilnya. Mobilnya ternyata dikepung banyak orang yang hendak berjalan menuju SMA Galaksi 5. Tidak peduli akan hal itu, Sakura langsung masuk ke dalam sana dan menyalakan mesin.

Gadis itu membunyikan klakson, membuat orang-orang di sekitarnya kaget. Dia lalu mengikuti ucapan Saga untuk jalan mundur. Maka para pelajar SMA yang berada di belakang mobilnya spontan menyelamatkan diri agar tidak tertabrak oleh Aventador itu.

Setelah mobil Sakura berada di ujung jalan, dia berputar ke kanan, kemudian mulai bergabung dengan pengendara lain di jalan raya. Selama di perjalanan, Sakura tak henti memikirkan Deruza yang ternyata merupakan anggota Deathrow, serta Saga yang entah selalu 'jahat' padanya.

Sakura jadi sedih, tapi juga takut.

• • 🌸 • •

Di sore hari tepatnya pukul lima, Sakura berdiri di depan lemarinya yang terbuka lebar dan menampilkan sebuah seragam kebangsaan Shrewd High School.

Seragamnya memang jauh lebih keren dibanding SMA Galaksi 5 yang terbilang biasa saja karena sama dengan sekolah-sekolah lain. Tapi, bila disuruh pilih, Sakura lebih memilih Galaksi 5 daripada Shrewd.

Melihat seragam itu, Sakura jadi teringat akan masa lalu saat dia masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Saat itu Nolan baru pulang sekolah dengan seragam berantakan dan noda darah di pelipis. Nolan mengenakan seragam hitam-hitam seperti penjahat di mata Sakura. Sejak kejadian itu, Sakura takut bila bertemu Nolan, abangnya sendiri.

Mengingat itu Sakura jadi tertawa kecil. Ternyata sejak lama dirinya memang mengenaskan. Dikit-dikit takut sama orang. Dikit-dikit nangis. Dikit-dikit merana. Sampai sekarang pun begitu.

Menghela napas berat, Sakura tertunduk sedikit dan menutup kembali lemari pintu. Dia nampak lesu mengingat besok dirinya mulai bersekolah di sekolah baru dan benar-benar meninggalkan SMA Galaksi 5.

Sakura tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada dirinya setelah kakinya berpijak di Shrewd High School. Apakah di sana murid-muridnya lebih ganas dibanding Galaksi 5, atau malah lebih kalem. Sakura tidak mau membayangkan. Takut apa yang ia bayangkan meleset dari ekspektasi.

Karena suasana hatinya sedang mendung, Sakura pun keluar dari kamar dan pergi ke lantai bawah. Rumahnya masih sepi karena Nolan belum pulang. Kakaknya itu masih dalam perjalanan, mungkin sebentar lagi tiba.

Sakura pergi ke dapur untuk mengambil semangkuk es krim yang ia simpan di lemari pendingin. Selanjutnya Sakura berpindah tempat ke ruang televisi. Di sana ia duduk di sofa sambil menyaksikan serial drama, bersama Hipu yang tiduran di dekat pahanya.

Setelah sepuluh menit berlalu, seorang cowok datang dan masuk ke dalam rumah. Sakura yang telah larut dalam tontonannya itu tidak sadar akan kehadiran Nolan. Nolan yang menyadari Sakura asyik nonton, lantas menghampiri adiknya itu dan berhenti di jarak beberapa meter darinya.

Nolan diam sambil memerhatikan Sakura yang sedang makan es krim tapi gerakan tangannya lambat sekali saat menyendok es krim itu. Mukanya juga begitu serius hingga tidak lupa dengan keadaan sekitar.

"Sakura?" Nolan memanggil.

Adiknya tersebut masih sibuk dengan televisi. Dia sama sekali tidak sadar Nolan memanggilnya karena pikiran Sakura sedang melayang entah ke mana. Matanya memang menatap televisi, tapi tak sepenuhnya Sakura menyimak.

"Sakura, ini jam berapa, ya?" Suara Nolan terdengar lagi, berusaha mengacau konsentrasi Sakura.

Sayangnya, Sakura sama sekali tidak sadar. Kesal karena 'dikacangi' Sakura, Nolan pun berucap lagi tapi nadanya tidak santai.

"Sakura!" Intonasi Nolan meninggi.

Tepat saat itu, iklan muncul di layar. Gadis cantik itu cemberut dan menjatuhkan punggungnya pada kepala sofa. Dia menatap Nolan yang berdiri tak begitu jauh darinya, lalu melahap es krim dengan wajah murung.

Menyadari raut wajah Sakura yang suram, Nolan bertanya, "Lo kenapa? Galau?"

"Nggak pa-pa." Sakura menjawab dengan suara pelan.

Lelaki itu menatap Sakura curiga. "Terus itu mukanya kenapa kusut banget? Perasaan tadi drama yang lo tonton nggak sedih. Lucu lho itu."

"Emang iya," sahut Sakura.

Yang terjadi setelahnya, dua manusia itu saling diam. Nolan masih pada posisinya sambil menatap Sakura dengan tatapan yang seakan ia mengatakan cepet-kasih-tau-gue-lo-kenapa.

Alhasil Sakura mendengus dan meletakkan mangkuk es krimnya di atas meja. Dia memandang kakaknya itu dan berpikir tentang apa yang harus ia katakan lebih dulu, karena beban pikiran Sakura banyak.

"Besok aku nggak mau bangun pagi." Sakura berkata.

Dengan alis naik satu, Nolan bertanya, "Lah, kenapa?"

"Nggak mau," cetus Sakura.

"Kenapa nggak mau?" balas Nolan.

"Nggak mau sekolah." Sakura menjawab lagi.

"Kenapa nggak mau sekolah?" Sekarang Nolan melipat kedua tangannya di depan dada.

Sakura berdecak dan makin mengerucutkan bibirnya. Kakaknya itu banyak tanya, membuatnya semakin pusing dengan dunia. Untungnya Nolan sangat cepat mengerti apapun ekspresi yang Sakura tunjukan. Sekarang cowok itu beranjak dari tempat dan duduk di samping kiri Sakura.

"Katanya nggak mau homeschooling." Nolan berucap lebih kalem dari sebelumnya. "Didaftarin di sekolah kece malah sedih gitu."

Sakura yang dilahirkan menjadi pribadi sangat lembut itu tidak bisa terlalu lama bersikap seakan dirinya tegar. Seperti sekarang, matanya mulai memanas hendak mengeluarkan buliran air ke pipi.

"Aku mau sama temen-temen aku," ujar Sakura.

"Tapi anak-anak kelas lo kan gila semua." Nolan menyahut. "Emangnya nggak capek diejek terus? Dihina-hina? Dibilang yang nggak-nggak?"

"Capek." Sakura berucap sedih.

"Ya udah. Gue jamin kalo lo sekolah di Shrewd lo bakal happy." Nolan mencoba meyakinkan Sakura. "Di sana anak-anaknya lebih tau diri. Kalo ada yang berani apa-apain lo, sebut aja nama gue tiga kali, nanti gue langsung muncul di sana."

"Ah, Abang halu." Sakura jadi kesal.

"Ya makanya lo nggak usah manyun-manyun mulu. Senyum napa," celetuk Nolan. "Mana adek gue yang paling imut sedunia?"

"Nggak ada. Udah ilang ditelen Alien," ceplos Sakura, asal.

"Heh, ngomong sembarangan." Nolan ngomel.

Sakura menarik napas begitu dalam dan membuangnya dalam sekali hentakan. Parasnya tidak secantik biasanya, karena Sakura sedang dirundung rasa sedih yang tak kunjung berakhir.

Kasihan oh kasihan.

"Bang, bilangin Mama aku nggak mau pindah ...." Sakura memohon.

"Ngomong sendiri aja sana," balas Nolan, "paling lo diceramahin tiga hari tiga malem."

"Ah, nggak mau." Sakura yang memang manja pada kakaknya itu kini memeluk lengan Nolan dan menyenderkan kepalanya di bahu kanan cowok itu. "Bilangin Mama, ya, Bang. Abang kan udah kebal diomelin Mama. Kalo aku nggak."

Nolan terdiam sejenak, berpikir akan apa yang harus ia lakukan setelah Sakura mengungkapkan permohonan seperti tadi.

"Emangnya kenapa kalo lo sekolah di Shrewd?" tanya Nolan kemudian.

"Aku maunya sama temen-temen. Sama Saddaru, Figo, Dion." Sakura berucap.

"Saga nggak?" Nolan menahan tawa.

"Iya, Saga juga." Sakura merendahkan sedikit suaranya.

Sambil menunggu Nolan memberi respons, Sakura melepas pelukannya dan menatap kakaknya itu dengan tatapan melas tapi sangat lucu. Nolan tidak tega melihatnya, tapi juga bingung harus melakukan apa.

"Sakura mohon," pinta Sakura dengan nada sedikit parau.

Nolan lagi-lagi mengembus napas berat. Dia nampak sedang berpikir, sebelum akhirnya berkata, "Ya udah, nanti gue coba ngomong ke Mama."

Maka dari itu, mata Sakura melebar dan memeluk Nolan dari samping. "Thank you! You're the best brother ever!!!"

"Emang," balas Nolan.

Tring.

Sebuah notifikasi muncul di layar ponsel Sakura. Sakura segera melepas pelukannya dan meraih ponsel miliknya untuk melihat apa yang terjadi. Ternyata ada pesan singkat dari seseorang.

Dion:

Babe you ok? Lagi apa?

Tak perlu pikir lama untuk membalas pertanyaan itu. Dengan kedua jempol yang bergerak di atas layar, Sakura menyusun kata untuk ia kirimkan pada Dion.

Sakura:

Lagi bales chat kamu ☺️

Setelah yakin pesan itu terkirim, Sakura menaruh kembali ponselnya di atas meja. Baru sedetik benda itu Sakura letakkan, tiba-tiba berbunyi lagi.

Sambil mendengus pelan, Sakura mau tak mau mengambil ponsel itu lagi. Sakura pikir itu merupakan notifikasi dari Dion. Ternyata bukan.

Dengan kening mengerut, Sakura menyentuh notifikasi paling atas. Dalam sekejap sebuah halaman serba putih muncul di layar Sakura, kemudian sedetik setelahnya susunan kata hadir di sana. Hanya membutuhkan waktu singkat bagi Sakura untuk membaca pesan itu dan Sakura hampir melempar ponselnya setelah ia baca email yang barusan ia terima.

From: Davila Naraka
To: charlottesakura@gmail.com

Gue tunggu lo di jalan Andromeda 10 menit lagi dan jangan kasih tau ini ke siapa-siapa.

Pupil mata Sakura membesar dalam sekejap, bibirnya juga sedikit terbuka. Dia sekaget itu melihat nama pengirim dan isi email untuknya.

Menyadari perubahan mimik wajah Sakura, Nolan mencoba mengintip layar ponsel adiknya itu. Tapi, Sakura cepat-cepat mengunci ponsel dan otomatis layarnya menjadi hitam. Sakura lalu menoleh ke Nolan sambil nyengir, namun cengirannya sangat awkward.

"Siapa?" tanya Nolan, kepo.

"Itu ... email dari online shop," celetuk Sakura.

"Oh? Lo pesen barang?" tanya Nolan lagi.

Sakura menggeleng. "Promosi gitu, Bang."

"Oh gitu?" Nolan sedikit curiga dan tak percaya, tapi dia memilih untuk belagak paham.

"Anu ... aku mau ke kamar dulu," pamit Sakura yang langsung bangkit dari sofa dan berjalan cepat ke kamar, meninggalkan Nolan yang bingung akan tingkah anehnya.

• • • • •

KETIK SATU KATA UNTUK CHAPTER INI!!!

AKU TUMBEN KAN UPDATE TENGAH MALEM SEPERTI CINDERELLA💃🏻

NEXT PART? SPAM COMMENT YAAA🙏🏻🙏🏻🙏🏻

sedikit relaksasi ... coba tulis apa aja yang pengen kamu UNGKAPIN ke beberapa cast Oscillate!!!

SADDARU

SAKURA

FIGO

SAGA

DION

NOLAN

ALAN

RANO

GARRISCO

DAVILA

GIBRAN / DERUZA / AKBAR

😍

BIG LOVE AND BIG THANKS FOR ALL OF YOU! SAMPAI BERJUMPA LAGI DI MEXT PART 🎉🎉🎉😁

- raden, gadis manis yang bercita-cita ingin memelihara bayi harimau di rumahnya🐮

Continue Reading

You'll Also Like

1.8M 193K 51
Ditunjuk sebagai penerus untuk mengabdikan dirinya pada pesantren merupakan sebuah tanggung jawab besar bagi seorang Kafka Rafan El-Fatih. Di tengah...
654 67 11
" *nafas tak beraturan... ga ! pergi ga lu ! " "pergi !" "ja-JANGAN !!!!!"
8.4K 1.2K 33
-· completed ·- Star High School - Virgo Asteria Leia **** Virgo, si cewek penghuni taman belakang sekolah setiap jam istirahat tiba. Hanya dengan mu...
883K 6.3K 10
SEBELUM MEMBACA CERITA INI FOLLOW DULU KARENA SEBAGIAN CHAPTER AKAN DI PRIVATE :) Alana tidak menyangka kalau kehidupan di kampusnya akan menjadi sem...