BLE MOU ✓

By Si_MiyuKi

268K 23K 711

((COMPLETED)) Werewolf series #2 Tentang kisah Alpha Davion, pada cerita My Heart (cor meum) bagian "Alpha's... More

Ble Mou
INTRODUCTION
THE WOLVES
[1] A Girl With Blue Hair
[2] A Man With His Sway
[3] Leah
[4] Strangeness
[6] Punishment
[7] Run
[8] Resquer
[9] Injury
[10] Celin's Dream
[11] Blood Bond
[12] Afraid
[13] Comfortable
[14] Begin
[15] Hurt
[16] I'm fine
[17] New Members
[18] New Members 2
[19] Dream
[20] The Mysterious Victim
[21] Something
[22] Luna Elle
[23] Saturia Clan and A Forgotten Story
[24] The Mysterious Victim 2
[25] Fullmoon
[26] Fullmoon 2
[27] Alpha's Blood
[28] A Hidden One
[29] Whole Nine Yards
[30] The End and Beginning of Everything
[31] Who is She?
[32] Cross Your Finger
[33] Bent Out of Shape
[34] Davion's Wish
[35] Worried
[36] Still Same
[37] To Unbosom
[38] Jealousy
[39] Protective
[40] Racked With Pain
[41] 65 Days Over
[42] A Tiny-Furry Creature
[43] Sunshine
[44] A Little Alpha
[45] A Man With Blue Hair (END)
DREAME/INNOVEL
The Twins
SEQUEL?
Lapak Baru

[5] White Wolf

7.1K 737 23
By Si_MiyuKi


.

.

.


Di sisi ruangan gelap itu Elle mengerang kesakitan. Ia sengaja tidak berada di dalam kamarnya, menghindari seseorang terbangun karena mendengar suaranya. Gadis itu terus merasa kesakitan. Seluruh tubuhnya terasa remuk karena sesuatu yang memaksa keluar.

'ELLE! KELUAR DARI SINI SEKARANG JUGA!!' Suara itu lagi. Suara itu terus saja menyuruhnya untuk keluar dari mansion ini. Tidak, ia tidak mau keluar dari sini.

Sinar bulan yang memancar dari jendela di aula itu menerpa seluruh tubuhnya. Membuat sesuatu itu terus saja memberontak keluar. Gadis itu tidak menyadari iris matanya yang berubah-ubah. Suara teriakan yang disertai raungannya memenuhi aula. Tubuhnya meringkuk di lantai dingin itu, yang sama sekali tak terasa baginya.

Tidak tahan dengan rasa sakitnya, Elle mencoba menuruti suara itu. Ia bangkit dari posisinya dan langsung berlari. Bukan melalui pintu disana, ia berlari menuju jendela kaca di depannya, ia langsung menerjangnya. Tak peduli pecahan kaca yang mengenai tubuhnya, ia berhasil melompat turun dan berlari menuju hutan. Gadis itu terus berlari, tidak menghiraukan luka-luka di tubuhnya yang menyembuh dengan sendirinya.

Kaki jenjangnya terus menapaki tanah hutan itu. Goresan demi goresan mengenai bagian-bagian tubuhnya. Rambut birunya berkibar diterpa angin malam yang dingin seiring gadis itu berlari. Ia terus mengikuti instruksi dari suara di pikirannya.

Sampai di tempat itu tubuhnya langsung luruh. Ia jatuh terduduk di pinggir tebing. Cahaya bulan yang menerpa tubuhnya semakin membuat rasa sakit itu kian menyiksanya. Ia berteriak nyaring dan di detik berikutnya gadis itu raib, digantikan dengan makhluk yang kini berdiri dengan keempat kakinya. Makhluk itu melolong menghadap bulan. Bulu-bulu putihnya bergerak selaras dengan geramannya yang terdengar.

'APA YANG TERJADI PADAKU?!!' Teriakan Elle menggema di pikirannya, membuat makhluk itu tertawa dengan gonggongannya.

'Akhirnya.. Aku bisa merasakan udara luar. Tenang saja Elle. Tidak ada yang salah dengan tubuhmu. Seperti yang sudah aku jelaskan tadi, ini adalah wujud asliku.' Ia mengibaskan ekornya senang.

'Tapi, bagaimana dengan tubuh asliku?' tanya Elle panik.

'Aku akan menjelaskan padamu nanti. Sekarang aku akan membiarkanmu mengambil alih tubuh ini lagi. Kau harus bisa terbiasa denganku,' jelasnya.

Merasa Elle yang mengangguk meskipun ragu, serigala itu membiarkan Elle mengambil alih tubuhnya. Iris yang senada dengan warna tembaga itu menggantikan iris perak sebelumnya.

'Bagaimana?'

'Rasanya, aneh.' Serigala itu kembali tertawa mendengar jawaban Elle. Ia terus menuntun Elle agar terbiasa dengan tubuhnya. Mereka turun menuju hutan. 'Apa kau sudah memikirkan nama untukku?'

Seketika membuat Elle menghentikan langkahnya. 'Nama? Kau tidak membaritahukan padaku jika kau butuh nama!'

'It's just name, Elle. Masalah kecil, kau tidak perlu terlalu khawatir seperti itu. Aku mau kau yang memberikanku nama.' Elle mengangguk paham. Cukup lama ia berpikir, sebuah nama terlintas di pikirannya. Sepertinya itu bagus.

'Bagaimana dengan.. Lacey?'

'Lacey? Aku suka nama itu.' Elle tertawa karena serigala itu melompat senang di pikirannya.

***

"Bagaimana perkembangannya?" tanya pria itu.

"Kami baru saja mendapatkan laporan lagi. Seseorang kehilangan puteri mereka saat berada di hutan," jawab pria di depannya seraya menyerahkan sebuah map.

"Kami sudah mencari tahu identitas gadis itu, dan ternyata adalah puteri dari salah satu warrior di pack ini." Pria yang mendengarnya menghela napas berat. Sekali lagi ia mendapatkan berita yang sama. Ia meletakkan map itu di atas mejanya dengan sedikit kasar.

"Kau boleh pergi. Terima kasih informasinya." Pria itu mengangguk dan sedikit membungkuk, memberi hormat pada junjungannya.

Ia mengacak rambutnya frustasi. Informasi yang ia dapatkan dari tangan kanannya tadi membuatnya semakin khawatir. Ia khawatir dengan masalah yang tak kunjung selesai ini. Tapi menyerang mereka secara langsung sama saja bunuh diri. Kawanannya akan kalah telak dan semuanya akan hancur. Ia harus melakukannya secara perlahan, tapi ia juga harus menerima risiko yang lebih berat dengan kehilangan bagian dari kawanannya.

Malam ini ia ingin menenangkan dirinya, dan malam ini bulan juga sedang bersinar sangat terang. Cahaya bulan biasanya bisa membuatnya lebih tenang, dan mungkin saja Moon Goddes bisa mendengar permintaannya.

Ia melangkah keluar dari ruangannya. Rasanya ingin sekali ia cepat-cepat keluar dari mansion ini. "Kau mau kemana malam-malam begini?" Ia mendengus saat seseorang menghalangi jalannya.

"Memangnya kenapa jika aku pergi malam hari? Bukankah aku sudah biasa." Tubuhnya menyingkir dan melewati seseorang itu.

"Aku merasa kali ini kau akan mendapat keberuntungan, Kak," ucapnya, yang masih bisa terdengar oleh kakaknya itu. Tapi ia tidak menghiraukannya dan melanjutkan langkahnya.

***


Serigala itu berlari dengan gesit diantara pepohonan yang menjulang di sekitarnya. Binatang-binatang kecil menyingkir dan bersembunyi saat melihatnya. Menjadi seorang pemimpin membuat tubuhnya memiliki ukuran yang lebih besar. Bulu-bulu coklat dengan bias hitamnya meliuk-liuk mengikuti gerakan tubuhnya yang lihai.

Sebentar lagi ia akan sampai di tempat tujuannya. Tapi sesuatu menghentikannya seketika. Tubuhnya menegang merasakan sensasi ketika aroma itu terhirup oleh inderanya. Jantungnya memompa dengan cepat. Ia mengendus dan mengikuti aroma itu.

'Remus, ini―' Suaranya tercekat. Remus menyalak di pikirannya, mendesak sang human agar segera mencari asal aroma memabukkan itu.

Ini dia, inilah yang dicarinya. Euforia itu menghampiri dirinya, bayangan-bayangan akan matenya pun berputar di kepalanya. Ia terus berlari, menambah kecepatannya, mengikuti kemanapun aroma itu menuntunnya.

Sepasang netranya menangkap sesuatu yang menjadi asal dari aroma yang dicarinya. Hanya dengan melihat serigala itu membuat dirinya menggeram dalam. Ia berjalan dengan sangat pelan, nyaris tak terdengar. Serigala itu adalah serigala tercantik yang pernah ia jumpai. Bulu putih bersihnya sangat memukau.

Ia berhenti di dekat serigala yang tengah meringkuk di atas batu itu. Menghalangi cahaya bulan yang sedang menyinarinya. Aroma yang mengudara di sekelilingnya membuat ia mati-matian menahan dirinya untuk tidak menerjang tubuh itu dan menandai apa yang menjadi miliknya saat ini.

Ia menunduk dan mendekatkan moncongnya, mengendus serigala putih itu. Lidahnya yang terjulur menyapu bulu halus di sekitar wajah serigala sang mate, kemudian mengendus lagi. Berulang kali, sampai kedua mata itu terbuka. Sesaat netra itu membuatnya terpaku. Netra tembaga yang jernih, bahkan ia bisa melihat pantulan dirinya di mata itu. Dan saat itu juga ia merasa telah menemukan pusat hidupnya, dunianya. Matenya.

***

Serigala yang tengah meringkuk di bawah sinar bulan itu merasa aneh ketika kedua matanya yang terpejam merasakan sesuatu menghalangi jalan cahaya di atasnya. Ia tidak mengacuhkannya dan tetap enggan membuka kedua matanya, juga tidak mengacuhkan Lacey yang sedari tadi berusaha membangunkan dirinya. Setelah mendapatkan penjelasan dari serigalanya itu, sekarang Elle bisa mengendalikannya dengan mudah. Menahan Lacey agar tak keluar untuk sementara.

Tapi tak bisa dipungkiri bahwa ia juga sangat penasaran dengan aroma yang sedari tadi menusuk indera penciumannya. Aroma yang sangat memabukkan, dan itu adalah salah satu alasan mengapa dirinya enggan membuka matanya untuk menikmati sensasi ini.

Ia sedikit tersentak ketika mendengar suara seperti sesuatu sedang mengendus di sekitar lehernya, kemudian sesuatu yang lembab menyapu wajahnya. Akhirnya kedua kelopak matanya terbuka dan penampakan makhluk berbulu menyambutnya. Serigala besar itu berdiri mengurung tubuhnya yang sedang berbaring di bawahnya.

Kedua mata mengedip, ia mengangkat sedikit kepalanya dan memiringkannya. Mengendus serigala besar di atasnya, memastikan apakah aroma memabukkan itu berasal darinya. Dan benar, aroma itu sangat pekat ketika jarak mereka sangat dekat seperti ini.

Entah kenapa Elle tak bisa mengendalikan tubuhnya ketika menghirup aroma itu. Otaknya menyuruhnya untuk berlari menjauh, tetapi instingnya memerintahkan dia untuk terus mendekat.

Serigala putih itu terus mengendus dan kini mulai bangkit dari posisinya, mendongakkan kepalanya untuk meraih kepala serigala besar itu. Sedangkan Remus dan human-nya menggeram ketika sang mate terus mendekatinya. Merasakan sensasi ketika tubuh mereka saling bersentuhan. Elle menguselkan tubuhnya pada kehangatan tubuh besar serigala itu.

Tapi tiba-tiba Elle merasakan sesuatu menarik tubuhnya. Ia ambruk ke tanah dan mengaing kesakitan. Sementara serigala besar itu bingung juga khawatir karena melihat keadaan matenya. Ia mengedarkan pandangannya saat instingnya merasakan aura lain di sekitar mereka.

Perhatiannya kembali kepada sang mate yang kini mulai berlari. Ia segera mengejarnya, tentu saja. Serigala putih itu terus saja merasa kesakitan, dan itu membuatnya semakin khawatir. Ketika berlari, ia melihat sesuatu ikut melesat di sampingnya. Kemudian sesuatu seperti panah mengarah padanya, ia berhenti dan berhasil memghindar.

Tapi satu yang ia sadari kemudian.

Serangan mendadak itu berhasil mengalihkan perhatiannya dari sang mate.

Ia kembali berlari dengan terburu. Ketika melewati pohon besar di depannya, ia hanya berhasil melihat sekelebat bayangan matenya sebelum menghilang di detik berikutnya. Serigala itu kalut ketika matenya menghilang.

Remus mengambil alih tubuhnya. Kedua matanya berkilat marah, raungan feralnya memecah keheningan di malam itu, mengancam siapapun yang membuatnya kehilangan jejak matenya. Siapapun itu, pemilik aura yang masih terus dirasakan olehnya.

***
TBC.

Continue Reading

You'll Also Like

23K 1.3K 25
Dua sahabat yang terpisah, satunya di takdirkan menjadi mate dari kaum Warewolf dan satunya lagi di takdirkan menjadi mate dari kaum Vampire. Kedua k...
3.7M 445K 67
Eros telah bertunangan dengan Putri Orlaith, namun juga menjalin hubungan dengan adik dari Putri Orlaith yang bernama Putri Alice. Eros terperdaya o...
447K 20.8K 77
Highest Rank : 🌟#1in WEREWOLF(21-05-2018)🌟 🌟#1in THE ROYAL (16-06-2020)🌟 #2 in WEREWOLF(14-05-2018) #3 in WEREWOLF(16-05-2018) FOLLOW SBLM MEMB...
1.2K 106 13
Harusnya dia sudah mati, harusnya Amber sudah mati pasca tabrakan itu. Namun mengapa dia harus terbangun menjadi Anna Christina Olson?! Seorang gadis...