My Mr R is You

By PutriNurkomalasari

62.1K 2.8K 117

My first story : My Mr R is you. "Gue nggak tahu sejak kapan gue jatuh cinta sama lo, yang jelas kehadiran l... More

Prolog πŸ’•
Bagian 1 πŸ’•
Bagian 2 πŸ’•
Bagian 3 πŸ’•
Bagian 4 πŸ’•
Bagian 5 πŸ’•
Bagian 7 πŸ’•
Bagian 8 πŸ’•
Bagian 9 πŸ’•
Bagian 10 πŸ’•
Bagian 11 πŸ’•
Bagian ke...?
Bagian 12 πŸ’•
Bagian 13 πŸ’•
Bagian 14 πŸ’•
Bagian 15 πŸ’•
Bagian 16 πŸ’•
Bagian 17 πŸ’•
Bagian 18 πŸ’•
Bagian 19 πŸ’•
Bagian 20 πŸ’•
Bagian 21πŸ’•
Bagian 22 πŸ’•
Bagian 23πŸ’•
Bagian 24πŸ’•
Bagian 25πŸ’•
Bagian 26πŸ’•
Bagian 27πŸ’•
Bagian 28πŸ’•
Bagian 29πŸ’•
Bagian 30πŸ’•
Bagian 31πŸ’•
Bagian 32πŸ’•
Bagian 33 πŸ’•
Bagian 34 πŸ’•
Bagian 35 πŸ’•
Bagian 36 πŸ’•
Dear kamu, maaf πŸ™
Bagian 37 πŸ’•
Bagian 38 πŸ’•
Bagian 39 πŸ’•
Bagian 40 πŸ’•
Bagian 41 πŸ’•

Bagian 6 πŸ’•

1.7K 100 8
By PutriNurkomalasari

Selalu mengingatkan untuk budayakan vote sebelum atau sesudah membaca 😍

Aku nggak akan pernah maksa kamu buat cinta sama aku, tapi aku cuma mau maksa takdir untuk berpihak sama aku.
_R_

Cinta itu nggak bisa di paksa dan hati bukanlah pintu yang sembarang orang bisa membukanya.
_Bayu_

Pagi hari, Luna menutup matanya dengan selimut karena pancaran sinar mentari yang memantul masuk lewat jendela

"Nak ayo bangun sayang, ini udah siang loh, kamu nggak mau siap-siap kuliah?"

"Aku masuk siang kok Bun, jam sepuluh," jawab Luna tanpa membuka matanya.

"Iyah sayang Bunda tahu, tapi ini sudah jam delapan, dan itu di bawah sudah ada nak R, katanya udah janji mau jemput kamu."

Luna langsung terperanjat bangun dan membuka kedua matanya lebar-lebar.

"Apa Bun, kak R?, bilang aja sama dia kalau hari ini aku nggak kuliah karena sakit, oke."

'Buuukkkk' satu pukulan bantal mendarat di bahu Luna

"Bunda kenapa pukul aku?" Tanya Luna sambil setengah meringis meskipun memang pukulannya tidak sakit, dia memang dramatis.

"Sejak kapan Bunda ajarin anak Bunda untuk bohong?, ayo sekarang juga bangun, mandi dan siap-siap, pakai baju yang cantik, Bunda dan ayah tunggu di bawah, harus turun!!!"

"Iyah bun." Luna menjawab lemah, dia sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi kalau sudah Bundanya yang meminta, apalagi ayahnya sudah menunggunya juga di bawah, dia bisa digantung di pohon bayam kalau tidak turun.

"Gimana gue bisa hindari dia kalau dia terus datang kaya gini, gimana gue bisa lawan perasaan gue, dan kenapa juga Bunda dan Ayah baik banget sama dia, gue harus gimana, gue nggak mau sakit hati, atapun nyakitin orang lain, kalau terus sama-sama dia, lama kelamaan pasti rasa nyaman ini semakin dalam. Kenapa juga gue bisa nyaman sih sama cowok aneh itu, cowok yang punya kepribadian ganda kalau menurut gue, si cowok tempramen yang kadang manis, kenapa sih kak?" Luna mengeluh sendiri di depan cermin sambil merias rambutnya yang tak kunjung kelar meski hasilnya hanya diurai seperti biasa, dan langsung turun sesuai permintaan ayah dan bundanya.

Tanpa berkata apapun lagi, dia langsung menuju mobil R setelah mencium punggung tangan Ayah dan Bundanya.

R pun hanya bisa ikut melangkah dibelakang Luna karena dia tahu Luna pasti sangat membecinya saat ini dan terpaksa pergi kuliah bareng dia hanya karena permintaan Ayah dan Bundanya.

Tidak ada percakapan yang terjadi sama sekali sepanjang perjalanan, dengan Luna yang hanya diam dan R yang tidak berani memulai pembicaraan, dia hanya ingin membuat pikiran Luna untuknya kembali tenang.

"Aku tahu kamu emang kesel banget sama aku karena kejadian kemarin, aku minta maaf dan izinin aku untuk tetap muji kamu hari ini kalau kamu cantik banget."

"Gue emang benci lo, lo udah tahu itu, tapi kenapa masih terus deketin gue?"

"Karena aku yakin suatu hari rasa benci itu berubah jadi cinta, aku nggak peduli walaupun kamu udah di jodohin ataupun apa, tapi aku tetap mau buat kamu jadi milik aku. Ingat ini yah, aku nggak akan pernah maksa kamu buat cinta sama aku, tapi aku cuma mau maksa takdir untuk berpihak sama aku."

"Iiiiish dasar cowok gila" Luna mulai mendesis kesal mengeluarkan sumpah serapahnya, bukan untuk R tapi untuk perasaannya yang sepertinya sudah sedikit goyah,

"Sebentar lagi gue ada kelas, boleh gue turun?"

"Oke silahkan." R membiarkan Luna turun sendiri dari mobilnya dan mengikuti Luna dari belakang.

R yakin kalau firasat dia dan Bayu benar, bahwa ada yang mengancam Luna. Jika itu benar, pasti hari ini Luna dalam bahaya.

R terus mengendap-ngendap mengikuti Luna, semua orang memandangnya aneh tapi R tidak perduli, dan hanya memberikan seringai tajamnya yang membuat semua orang jadi bungkam.

Ternyata kecurigaan R dan Bayu benar, belum sampai 5 langkah R melangkah, Luna sudah hilang dari hadapannya, dibawa oleh tiga orang cewek yang R sangat kenal siapa mereka; Vita, Dina dan Tia membawa Luna ke lorong kampus yang sepi dan mengurungnya dalam lingkaran mereka.

"Ada apa nih kak?, gue mau masuk kelas, kalau ada urusan nanti aja."

Luna mulai melangkahkan kakinya untuk meninggalkan ketiga kakak kelas kejamnya itu, namun mereka menarik Luna kembali dengan keras hingga terbentur tubuh Luna di dinding "Awww".

R yang menyaksikan itu dari kejauhan sudah mulai geram saat melihat Vita cs sudah mulai bermain fisik, tapi kemudian tangan seseorang menghentikan R.

"Bay apa-apaan sih lo?" Tanya R dengan nada emosi

"Sabar man, kita harus liat dulu sejauh mana si Vita cs bertindak."

"Tapi mereka udah mulai main fisik Bay!"

"Udah percaya sama gue, si Luna pasti bisa lawan mereka."

R mencoba untuk meredam emosinya yang hampir pecah dan hanya mengawasi Luna dari jauh.

"Berani lo hah sama kita?" Vita membentak Luna

"Walaupun gue salah, gue nggak akan takut dan berani hadapin." Jawab Luna tegas.

"Berani banget yah lo!" Tia menyambar tangan Luna dan menariknya lalu mendorong Luna kembali ke dinding, "Awww" Luna meringis kesakitan hingga terbatuk-batuk dan R sudah merasa semakin geram menyaksikannya.

R baru akan melangkahkan kakinya, tapi kemudian...

"Please yah kak kalian itu udah senior disini, seharusnya bisa lebih bijak, dan gue, oh nggak, maksud gue kita buka anak SMA lagi yang beraninya main keroyokan kalau ada masalah, jadi sebaiknya lo jelasin ke gue apa masalahnya?"

"What, lo bilang kita kaya anak SMA?" Dina baru akan menampar Luna tapi tangan Vita menghentikannya.

"Cukup Din." Vita memandang Luna lekat

"Gue cuma mau lo jauhin R, kalau sampe gue masih liat lo di samping R, bukan cuma tamparan Dina yang akan mendarat di pipi lo, tapi lo harus siap tunggu setiap kejutan dari gue."

Vita menarik tangan Luna dan membuat jarak mereka semakin dekat "Camkan itu!" lalu mendorong Luna hingga jatuh dan pergi begitu saja.

"Awww shit, jadi ini yang dibilang Rara dan Riri kalau hidup gue bakal sekarat kalau dekat kak R." Gerutu Luna sambil menggibas-gibaskan telapak tangannya yang sedikit luka karena terjatuh.

"Norak banget sih mereka, memperebutkan cowok kaya dia, kaya nggak ada yang lain aja." R yang mendengar celotehan Luna dari kejauhan hanya bisa tersenyum.

💓

Si kembar Rara-Riri bengong dengan mata melotot melihat sahabatnya itu masuk kelas dengan muka dan penampilan yang kusut, sungguh seperti bukan Luna yang biasanya.

Luna lunglai dan langsung duduk lemas di kursi dan menjatuhkan kepalanya diatas meja, tubuh mungilnya terlihat semakin kecil karena duduk melengkung.

"Lo kenapa Lun?" Riri bertanya sambil menggoncangkan tubuh Luna.

"Lo baik-baik aja kan Lun?" Rara menyambar
"Gue tahu, pasti karena si tiger itu kan?"

Luna mengangkat kepalanya lalu menopang wajahnya dengan kedua tangan, membuat wajahnya terlihat semakin imut.
"Ternyata apa yang kalian bilang itu benar, kalau gue akan mati karena dekat kak R."

"Jadi tadi lo berangkat bareng kak R?, dan pasti setelah itu lo dapet masalah kan?" Tanya Rara memastikan.

"Iyah, hemmm." Luna kembali menjatuhkan kepalanya diatas meja.

"Lo nggak di apa-apain kan Lun?"

"Awwww!" tanpa sengaja Rara bertanya sambil menyentuh punggung Luna yang sepertinya lebam karena dua kali benturan hebat itu.

Rara terkejut, begitupun juga Riri yang semakin bengong karena belum mengerti dengan apa yang sebenarnya terjadi.

"Awww sakit tahu!" Luna mengusap punggungnya sambil meringis.

"Punggung lo kenapa, coba gue liat." Rara segera menarik Luna ke toilet untuk melihat punggungnya.

"Ya ampun Lun, sampe merah dan biru gini, tangan lo juga luka, parah nih udah main fisik, nggak bisa di biarin!"

"Apaan sih Ra, Luna kenapa bisa gitu?" Riri semakin tak mengerti.

Rara yang sangat marah karena dia merasa ini sudah kelewat batas, karena sudah bermain fisik, langsung meninggalkan Luna dan Riri, melangkah dengan penuh amarah dan keberanian, karena yang mau dia temui bukan orang biasa, melainkan tiger!

Rara berniat ingin mendatangi R dan meminta kebijaksanaan dia untuk tidak lagi mendekati sahabatnya.

Tapi sayang, yang dia temui bukan si harimau, tapi pawangnya harimau, Bayu.

Bayu yang seperti sudah tahu tujuan Rara untuk menemui R, langsung mencegahnya, karena dia tahu menghampiri R bukanlah solusi melainkan akan menambah masalah.

Bayu sangat tahu betul bagaimana cara menghadapi si tiger itu.

Terkadang apa yang dilakukan R memang konyol dan sangat menyebalkan, tapi dari itu semua, R pasti akan tetap bertanggung jawab jika dia melakukan kesalahan.

"Mana sahabat lo kak?"

"Sebaiknya lo nggak usah cari dia, hayo ikut gue." Bayu menarik paksa tangan Rara ke parkiran dan membawanya masuk kedalam mobilnya.

"Kenapa lo bawa gue kesini?, ternyata lo sama kasarnya yah dengan sahabat lo!".

"Sebelumnya sorry kalau gue udah bersikap kasar sama lo, tapi yang jelas gue cuma nggak mau lo lakuin tindakan yang salah."

"Maksud lo?" Rara mulai menatap Bayu, tatapan menerawang.

"Gue tahu lo cari R buat minta dia untuk jauhin Luna kan, karena dia dalam bahaya?"

"Hah?" Rara sedikit terkejut.

"Lo nggak usah hawatir karena sebenarnya R udah tahu soal Vita cs yang ancam Luna, karena pagi ini dia buntutin Luna dan berhasil nge gap si Vita cs lagi ancam Luna, jadi percuma kalau sekarang lo minta dia buat jauhin Luna."

"Loh kenapa begitu?, padahal dia udah tahu kan kalau dia itu bahaya buat Luna."

"Yah dia udah tahu, dan justru karena itu dia akan terus pertahanin Luna, karena buat R ngejauhin Luna bukanlah solusi, mungkin itu cuma baik buat sementara aja. Karena dia beneran suka sama Luna, jadi dia berpikir untuk nggak pernah jauhin Luna, tapi justru tetap ada buat Luna, ngelindungin dia, dan buang bahaya itu pakai tangannya sendiri. Lo tenang aja karena R pasti bertanggung jawab dan nggak akan biarin Luna terluka parah melebihi luka yang udah Vita cs buat hari ini."

Rara tertegun mendengarkan penjelasan Bayu, dia jadi merasa lega setelah mendengar itu.

"Lo ngerti?" Tanya Bayu memastikan.

"Ya_yah." Jawab Luna gugup "Tapi lo dan R tahu kan kalau Luna itu udah di jodohin?"

"Yah kita tahu, tapi cinta itu nggak bisa di paksa dan hati bukanlah pintu yang sembarang orang bisa membukanya."

"Maksud lo kak?"

"Suatu saat nanti lo akan ngerti," Bayu menarik nafas lega karena berhasil menjinakkan Rara
"Sebaiknya lo sekarang balik deh ke kelas, jangan bolos terus, nggak baik."

"Oooohh ya ampun, jam ketiga, oke kak gue cabut yah, makasih buat penjelasannya, thank you thank you."

Rara langsung turun dan berlari meninggalkan Bayu, dan Bayu merasakan ada sesuatu baru yang muncul, sesuatu yang abstrak.

Bersambung....

Kira-kira apa yah yang di rencanain R dan Bayu? Dan bagaimana kisah R dan Luna selanjutnya? Apa betul R yang di jodohkan dengan Luna, atau justru ada orang lain?

Ikutin terus kisahnya yah 😍.
Jangan lupa untuk vote dan comment-nya buat R dan Luna 😍, dan karna penulis amatir ini masih sangat membutuhkan saran dan masukan dari kalian semua 🙏.

Happy reading all dearest 😘.

Salam Cutest_pnks 💕.

Continue Reading

You'll Also Like

227K 20.1K 73
Cinta hanya untuk manusia lemah, dan aku tidak butuh cinta ~ Ellian Cinta itu sebuah perasaan yang ikhlas dari hati, kita tidak bisa menyangkalnya a...
2M 225K 42
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
465K 76.9K 32
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...
2.4M 77.3K 37
#Dewasa