Love Hanan (Complete)

By Bisri_Muhammad

110K 5K 655

#240 (08-07-2018) di Spiritual. Cerita sudah lengkap yah. Kalian tinggal baca dan vote serta koment ceritanya... More

01.Selamat Hanan
02. Hujan
03.Terlambat Ke Sekolah
04.Rumah Hanan
05.Berubah
06.Orang Ke Tiga
07.Tentang Hanan
08.Oppa Dan Cewek Bawel
09.Keputusan Dhilla
10.Dhilla Berhijab
11.Meledak
12.Cast
13.Gunakan Hatimu Hanan
14.Ulang Tahun Dhilla
15.Love Hanan
16.Info Penting
17.Hanan Pergi
18.Ada Rindu Dari Mesir
19.Hanan Kembali
20.Restu Ayah
21.Melamar
22.Persiapan Pernikahan
23.kabar gembira
24.Tunggu Aku Sebentar Lagi
25.Kamu Di Mana?
26.Badai Melanda
27.Akhir Sebuah Cerita
28.Promise
29.Lembaran baru
30.Mimpi
31.Surga untuk Ibu dan Ayah
32.Di Lamar
33. Siapa Hanan?
34. Mencari Petunjuk
35. Ken
36. Menikah
37. Titik Terang
38. Kebohongan Besar
40.Ending
41. Puisi untuk Hanan(Bonus part)
42. 101 Impian Kaylla.
wajib baca!!!

39. Kenyataan Pahit

3K 123 36
By Bisri_Muhammad

"Jawab aku Mas. Siapa kamu sebenarnya?" Desak Dhilla. Jammil masih tetap diam.

"Aku tau semuanya Mas. Aku ingat semuanya sekarang." Dhilla menatap tajam Jammil.

"Mas tidak mengerti apa yang kamu katakan Dhilla." Ujar Jammil.

"Aku tau semuanya Mas!" Tajam Dhilla.

"Aku tau sebenarnya nama kamu adalah Alfath Mujammil Hasbalah!."

"Kamu adalah Dosen di Universitas Al-Azhar Mesir."

"Aku tahu selama di Mesir Hanan tinggal sama kamu Mas." Dhilla memajukan tubuhnya mendekati Alfath yang tertunduk.

"Siapa kamu?!"

"Di mana Hanan?!"

"Kenapa kamu tiba tiba datang dalam kehidupanku?!"

"Kenapa Hanan tudak datang di hari pertunangan kami?!"

"Apa  semua ini permainan dari kalian berdua?!"

"Jawab!"

"Jawab!"

Alfath mendekat, meraih Dhilla dalam pelukanya.

"Mas akan jelaskan semuanya sama kamu." Alfath mendudukan tubuh Dhilla. "Sudah saatnya kamu tahu semuanya." Ujar Alfath.

"Apa yang harus aku tau?" Tanya Dhilla lirih.

"Dengarkan ini semua...."

Flash Back...

Ke esokan harinya. Hanan tengah bersiap siap untuk pulang ke tanah airnya. Untuk bertemu Bunda dan Dhilla gadis yang sangat di rindukanya.

"Sudah siap?" Tanya Alfath pada Hanan.

"Sudah Mas." Hanan bergegas keluar.

"Tiket sudah di bawa?" Tanya Alfath.

"Sudah Mas."

"Pasport?" Tanya Alfath lagi. Hanan terkekeh pelan atas perlkuan Alfath.

"Kenapa?" Tanya Alfath bingung sendiri.

"Mas ini seperti Bunda saja. Bawel." Ujar Hanan menahan tawa.

"Kau ini. Mas mu ini hanya khawatir, kalau kalau tiket pesawat mu tertinggal bagaimana? Bisa gagal acara khitbahmu." Ujar Alfath menjelaskan.

"Iyah Mas iyah. Ayo berangkat." Hanan masuk ke dalam mobil di susul Alfath. Dan Alfath segera memacu mobilnya menuju Bandara.

Hanan menatap kaca mobil dengan tatapan kosong. Hanan mengangkat kedua sudut bibirnya untuk tersenyum.

"Senyum senyum terus. Memang secantik apa sih Dhilla mu itu?" Tanya Alfath.

"Dhilla itu gadis yang sangat cantik Mas." Ujar Hanan bangga.

"Mas... awas Mas!" Teriak Hanan.

Alfath menatap ke depat ada seorang pejalan kaki tepat berada di jalurnya.
Alfath membanting setirnya untuk menghindar. Mobil Alfath berputar, mengguncang penumpangnya. Sampai akhirnya mobil itu kehilangan keseimbangan dan terbalik.

Kondisi mobil yang terbalik membuat peroses penyelamatan sulit. Kedua penumpang di dalam mobil itu terluka parah. Darah mengucur di kedua tubuh mereka.

"Uhuk... uhuk..." Alfath membuka matanya, pandanganya terlihat buram, namun Alfath bisa melihat dengan jelas kondisi Hanan yang terluka sangat parah.

"Too.. tt.. tolong!." Teriak Alfath.

"Orang nya masih hidup." Teriak seseorang.

"Cepat hubungi ambulan." Ujar sesorang.

"Kamu harus bertahan Hanan!" Lirih Alfath.

"Mas yang harus selamat. Mas harus menikah dengan Almira." Ujar Hanan pelan. Alfath tersenyum lega Hanan sudah sadar.

"Kamu yang harus selamat! Kamu harus menikahi Dhilla." Ujar Alfath. Hanan kemudian tersenyum kecil, dan setelah itu tidak ada suara apapun dari keduanya.

Sampai akhirnya tim penyelamat dan ambulan berhasil mengeluarkan Hanan dan Alfath dari himpitan mobil. Keduanya segera di bawa ke rumah sakit.

*****

Bunda sudah bersiap menyambut kedatangan putranya di bandara.
Bunda menunggu dengan perasaan senang.

Drtttt....

"Hallo"

"Saya Almira Bunda."

"Ah, iya Sayang ada apa?"

"Hanan dan Mas Alfath mengalami kecelakaan Bunda."

Handphone itu lepas dari genggaman Bunda. Seketila langit terasa menghitam di matanya. Bergegas Bunda membeli tiket pesawat untuk ke Mesir.

****

Bunda berjalan di lorong rumah sakit dengan perasaan gusar dan cemas. Di lihatnya seorang gadis tengah duduk dengan tangan memegang tasbih, Bunda berjalan mendekat.

"Almira?" Panggil Bunda pelan. Gadis itu menoleh dan segera memeluk Bunda.

"Bagaimana keadaan Hanan dan Alfath sayang?" Tanya Bunda.

"Mereka masih dalam kondisi keritis Bunda." Almira merintih kecil.

"Tenang sayang, mereka pasti baik baik saja." Ujar Bunda bersikap tenang, meski dalam hatinya dia sangat khawatir.

"Permisi, apa kalian keluarga dari pasien Hanan dan Alfath?" Tanya Dokter yang keluar dari ruangan.

"Iya benar dok. Bagaimana keadaan anak anak saya?" Tanya bunda. Dokter itu mendesah berat.

"Kita harus mengambil tindakan cepat." Ujar dokter.

"Apa maksud dokter?" Tanya Bunda bingung.

"Kita harus segera melakukan oprasi, untuk menyelamatkan mereka." Sahut Dokter.

"Lakukan saja Dok, apapun saya mohon selamatkan mereka." Pinta Bunda memohon.

"Tapi..." sang Dokter menatap nanar ke depan.

"Tapi apa Dokter?"

"Tapi , hanya ada satu yang bisa di selamatkan" ujar Dokter dengan susah payah.

Mendengar itu, hati Bunda teriris, tungkai kakinya begutu lemah tidak mampu menopang tubuhnya yang lemas. Bunda memeluk Almira yang sedari tersedu menangis.

"Apa maksud Dokter?" Bunda berharap Dokter itu salah bicara.

"Kita hanya bisa menyelamatkan salah satu dari mereka. Persentasi kemungkinan untuk sembuh dan selamat sangat lah tipis." Jelas sang Dokter.

"Siapa yang paling memungkinkan untuk kita selamatkan?" Tanya Bunda.

"Begini, keadaan Hanan terluka parah bagian tubuhnya rusak, tetapi detak jantungnya masih berdetak dengan normal, Hanan memiliki semangat dan keinginan untuk hidup. Sedangkan Alfath tubuhnya tidak terluka terlalu parah, hanya saja jantung dan beberapa organ lainya sangat lemah." Ujar sang Dokter.

"Jadi siapa yang bisa di selamatkan?" Desak Bunda.

Dokter itu diam. Merasa berat hati harus mengatakan kenyataan pahit yang harus terjadi.

"Siapa dokter?!" Tajam Bunda.

"Melihat keadaan tubuh Hanan yang terluka parah, sangat tidak memungkinkan untuk di selamatkan. Terpaksa kita harus menyelamatkan Alfath, karena bagian tubuh luar Alfath berpungsi normal. Untuk itu kami akan mengambil tindakan, untuk melakulan transplantasi jantung. Yaitu jantung Hanan kepada Alfath, dan kami juga akan mendonorkan mata Hanan pada Alfath." Dokter itu kembali memberi penjelasan, yang semakin membuat Bunda sesak teramat sangat menghantam dadanya.

"Apa hanya itu jalan satu satunya Dok?" Tanya Almira.

"Apa harus salah satu dari mereka?" Tanya Almira lagi.

"Silahkan pilih salah satu, atau tidak kedua duanya. Kami serahkan keputusanya pada pihak keluarga." Tegas sang Dokter.

"Selamatkan Alfath Dokter." Ujar Bunda lirih.

"Bunda..." Almira meraih tangan Bunda, dan menggenggamnya erat.

"Selamatkan Alfath segera!" Tegas Bunda.

"Silahkan tanda tangan surat persetujuan ini." Ujar Dokter.

"Tunggu Bunda...." Almira mencegah Bunda. "bagaimana dengan Hanan?"

"Sayang, hanya ini jalan satu satunya. Kita harus menyelamatkan alfath sebelum semuanya terlambat. Setidaknya masih ada bagian tubuh Hanan yang masih hidup di tubuh Alfath." Ujar Bunda meyakinkan. Dan Bunda mentanda tangani surat itu.

"Berdoalah, kami akan berusaha semampu kami untuk menyelamatkan alfath." Ujar Dokter.

Sampai akhirnya peroses oprasi di laksanakan, dengan demikian, Bunda kehilangan Hanan, dan Dhilla kehilangan Hanan untuk selama lamanya.

*****

"Bagaimana oprasinya?" Tanya Bunda.

Setelah lebih dari empat jam, akhirnya dokter keluar dan peroses tranpusi jantung dan donor mata sudah selesai di lakukan.

"Alhamdullilah berjalan lancar, tapi Alfath harus mengalami pemulihan, dan harus di rawat di London, karena fasilitas di sana lebih baik." Ujar Dokter bernapas lega.

"Baik kalau begitu kami semua akan membawa Alfath untuk pemulihan di sana. Setelah selesai pemakaman Hanan." Bunda sudah tidak bisa menahan air matanya lagi semuanya tumpah.

"Bunda..." Almira memeluk erat Bunda.

"Gak apa apa sayang, Bunda gak apa apa." Bunda berusaha terlihat tegar.

"Bunda bagai mana keadaan Hanan?" Tiba tiba Adam datang di tengah tengah mereka.

"Adam sedang apa kamu di sini?" Tanya Bunda kaget.

"Adam mau nyusul Bunda dan Hanan, kasihan Dhilla nungguin kalian. Apa yang terjadi Bunda?" Ujar Adam bingung.

"Ya tuhan Dhilla, maaf kan Bunda sayang." Tangisan Bunda semakin pecah.

"Apa yang terjadi sama Hanan Bunda?" Tanya Adam lagi.

"Ikhlaskan Adam. Hanan sudah meninggal." Bunda mengatakan dengan susah payah.

"Nggak Bund. Gak mungkin." Adam membeku di tempat dan tidak percaya dengan semua ini.

"Adam dengar Bunda." Bunda meraih bahu Adam dan menatap lekat Adam.  "Bunda tau kamu sedih, tapi kamu harus pulang ke indonesia. Temui Dhilla. Dan Bunda ingin kamu menulis surat untuknya, buat Dhilla membeci Hanan." Pinta Bunda.

"Tapi Bunda..."

"Bunda mohon sayang. Bunda tidak mau membuat dhilla sedih." Bunda memohon.

"Dan satu lagi. Jangan pernah hubungi Bunda lagi, Adam dengar. Jaga Arsy baik baik, dan Bunda mohon carikan suami yang baik untuk Dhilla." Pinta Bunda.

Dan setelah hari itu, Hanan benar benar sudah meninggalkan orang orang terkasihnya. Dan sesuai permintaan Bunda, Adam membuat sebuah surat untuk Dhilla. Agar Dhilla berpikir bahwa Hanan telah mencampakanya. Agar Dhilla membenci Hanan.

*****

6 bulan sudah Alfath di rawat di London. Dan dengan setia Almira dan Bunda merawat Alfath. Berharap Alfath segera pulih dan sadar dari koma.

Sampai akhirnya tuhan menjawab doa Bunda dan Almira. Alfath sadar dari koma dan membuka matanya. Dan setiap kali Bunda menatap mata itu, Bunda berusaha sebisa mungkin untuk tidak menangis.

Setelah seminggu sadar dari koma, Almira membantu Alfath untuk belajar berjalan.
Almira merasa ada perubahan pada diri Alfath.

Setelah Dokter menyatakan Alfath sudah sembuh total, Bunda membawa alfath pulang ke rumah yang sengaja Bunda beli di London.

"Bagai mana pernikahan kalian berdua?" Tanya Bunda.

"Pernikahan?" Ujar Alfath kaget.

"Iyah kalian berdua harus melanjutkan acara pernikahan yang sempat tertunda." Ujar Bunda.

Alfath diam saja.

"Bunda bisa tinggalkan Alfath dengan
Almira?" Pinta Alfath.

"Baiklahh."  Bunda pergi meninggalkan mereka berdua.

Alfath menatap Almira lekat. Tapi Almira tidak bisa merasakan kehangatan dan cinta dari tatapan itu.

"Maaf kan saya Almira, saya tidak bisa melanjutkan pernikahan kita." Ujar Alfath menyesal. Almira tersenyum kecil.

"Aku tahu Mas. Dan aku mengerti kenapa kamu berkat seperti ini." Ujar Almira tenang.

"Aku merasa cinta kamu bukan untuku. Tapi untuk Dhilla. Karena jantung yang berdetak dalam tubuhmu adalah jantung Hanan. Dan cinta Hanan hanya untuk Dhilla." Ujar Almira.

"Kamu benar. Mungkin kamu bisa melihat Alfath. Tapi sebenarnya ini bukan Alfath, Alfath sudah mati. Dan ini adalah Hanan." Ujar Alfath sedih. Almira menggenggam tangan Alfath.

"Aku tau itu. Pergilah wujudkan keinginan Hanan. Nikahi Dhilla, Aku ikhlas." Ujar Almira tulus. Alfath menatap gadis itu, gadis itu tersenyum dan Alfath membalas senyum itu.

"Terima kasih Almira." Alfath mengusap lembut pipi Almira.

"Mas..." ujar Almira lirih.

"Iyah?" Sahut Alfath.

"Ijinkan saya memeluk Alfath untuk yang terakhir kalinya." Pinta Almira. Alfath merengkuh tubuh gadis itu dalam dekapanya.

Dan Almira dengan ikhlas merelaksn Alfath. Karena sejatinya, jantung yang saat ini berdetak di dalam tubuh Alfath adalah jantung Hanan. Dan dalam setiap detak jantung itu menyebutkan nama Dhilla. Dan itulah alasan kenapa jantung Hanan bersikeras tetap berdetak meskipun sekujur tubuhnya terluka parah. Tidak lain karena satu alasan baginya untuk tetap berdetak yaitu Dhilla!.

*****

Setelah berbicara dengan Bunda tentang keputusanya dengan Almira. Bunda memutuskan untuk kembali ke Indonesia, untuk mewujudkan keinginan terakhir Hanan yaitu menikahi Dhilla. Bunda sengaja mengatur semuanya dan merubah Alfath sebagai Jammil. Swmata mata hanya karena Bunda ingin merahasiakan kematian Hanan. Dan Bunda tahu bahwa Dhilla sedang sakit dan sudah melupakan semua tentanng Hanan.

Setelah Alfath sadar dari koma. Beberapa sikap dan kebiasaan Hanan tertanam di dalam diri Alfath, termasuk salah satunya makanan. Alfath yang suka kuning telur mendadak tidak suka. Dan beberapa sikap dan kebiasan yang sering di lakukan Hanan.

Flash back end.

Dhilla sudah kehabisan air mata. Rasanya air matanya kering mendengar penjelasan Alfath. Rasanya kerongkonganya mengering, tulangnya melunak. Dan sangat membuat sekujur tubuh Dhilla lemas tak berdaya.

"Maaf..." Alfath menggenggam kedua tangan Dhilla.

Dhilla menatap mata itu. Mata yang selalu berhasil membuatnya tenang. Mata yang selalu menyejukan hatinya. Mata itu meneteskan begitu banyak air mata.

"Maaf... maaf karena Mas yang harus selamat dari kecelakaan itu." Ujar Alfath menyesal. Dhilla bungkam tak bersuara.

"Maaf... Maaf karena Mas yang harus di selamatkan oleh Dokter itu." Alfath mencium tangan Dhilla. Dan menggenggamnya erat.

"Seandainya saja Mas tahu, harus ada yang selamat dari kami berdua. Mas akan dengan Ikhlas meminta Dokter menyelamatkan Hananmu..."

"Maaf Dhilla..."

"Maaf..."

"Maafkan Mas..."

"Kamu boleh membeci Mas."

"Kamu boleh meminta Mas untuk pergi dari kehidupan kamu."

"Maaf..."

"Seandainya semua bisa di ulang kembali."

"Mas ingin Hanan yang selamat."

"Mas..."Akhirnya Dhilla membuka suara. Di tatapnya Dhilla oleh Alfath. Dhilla memberanikan diri membalas tatapan itu.

"Dengarkan Dhilla Mas." Dhilla memegang kedua pipi suaminya. Di hapusnya air mata yang membasahi pipi Alfath.

"Mas..." Dhilla menatap Alfath dan tersenyum manis.

"Ada tidaknya Hanan di dunia ini. Dhilla masih bisa melihat tatapan penuh cintanya di mata ini." Dhilla mengusap lembut air mata yang masih berlinang. "Berhentilah membuat mata ini menangis." Ujar Dhilla dengan senyumnya.

Dhilla memeluk suaminya. Dan menyandarkan kepalanya di dada bidang Alfath.

"Dan ada tidaknya Hanan di dunia ini. Dhilla masih bisa mendengarkan detak jatungnya di tubuh mu Mas." Dhilla mengangkat wajahnya menatap Alfath yang masih saja menangis.

"Satu lagi Mas." Dhilla kembali memegang wajah suaminya. Jarak keduanya sangat dekat. "Berhenti menyalahkan dirimu atas kematian Hanan. Mungkin ini sudah menjadi takdir kita dari Allah." Ujar Dhilla lembut.

"Mas. Ada tidaknya Hanan di dunia ini. Dhilla mencintai Mas, Dhilla mencintai Mas dengan Ikhlas dan tulus, bukan karena mata Hanan dan jantungnya yang berdetak dalam tubuhmu..." Dhilla menghentikan ucapanya. Alfath menatap tak percaya atas apa yang barusan di dengarnya.

"Dhilla sudah ikhlas menjatuhkan hati Dhilla pada Mas di hari itu. Hari di mana Mas menjabat tangan Ayah dan berijab kobul di depan penghulu. Sejak dari hari itu Dhilla sudah mencintai Mas dengan sepenuh hati Dhilla." Ujar Dhilla tulus. Alfath tersenyum bahagia.

"Biarkan Hanan menjadi masalalu Dhilla. Walau bagai manapun, saat ini, detik ini, Mas lah yang akan menjadi Imam Dhilla." Ujar Dhilla. Keduanya saling menatap satu sama lain untuk waktu yang cukup lama.

Sampai akhirnya keduanya mengucapkan satu kalimat, dalam waktu yang bersamaan.

"AKU MENCINTAIMU KARENA ALLAH."

*****

Nah udah kejawab semua kan sekarang.
Maaf yah aku bikin ending ceritanya kaya gini. Maaf banget mungkin gak sesuai ekspektasi kalian. Kalian boleh kecewa tpi jngn marah ya sama aku😇.

Ternyata Jammil itu Alfath Mujammil Hasbalah, sahabat Hanan. Sebelumnya udah ada yg nebak endingnya kaya gini dan sekarang jadi kenyataan.

Dan sudah bisa di pastikan pada akhirnya Dhilla bersama Alfath dan Hanan meninggal dunia😭😭😭❤

Sekali lagi maaf, maaf banget ya aku bikin ending ceritanya kaya gini. Tapi memang dari awal cerita ini ada, aku udah punya konsep ending yg kaya gini, jadi emang udah kaya gini.

Dan aku masih punya satu bab terakhir yang bakalan jadi penutup cerita ini yah.
Pokonya sekali lagi aku minta maaf karena endingnya Dhilla gak sama Hanan.

Karena terkadang sebuah cerita itu tidak selalunya memiliki akhir yang bahagia.
Semoga kalian mengerti dan masih mau baca part terakhirnya nanti, ok😘😘😘

Dan setelah  cerita ini tamat, aku harap kalian masih mau berkenan baca cerita cerita aku yang lainya, semoga kalian tetep suport tulisan aku. Nakasih banget buat kalian semua.

23:23
Rabu, 30 Mei 2018.
Jatitujuh, Majalengka.
Bisri_Muhammad
ILY PEMBACA SETIAKU ❤

Continue Reading

You'll Also Like

259K 14.9K 37
Spin off: Imam untuk Ara cover by pinterest follow dulu sebelum membaca.... ** Hari pernikahan adalah hari yang membahagiakan bagi orang banyak,namun...
79.3K 3.9K 23
#2 in Abdinegara on 5july #5 in Tniau Dia adalah "Randu", lelaki yang berhasil membuatku jatuh cinta sejatuh-jatuhnya. Pengabdi negara, yang tak pern...
74.8K 2.5K 31
"Jadilah takdirku. Yang akan selalu menemaniku. Sampai Malaikat Maut menjemputku." -Ainun2018-
158K 15.1K 50
Spin-off Takdirku Kamu 1 & 2 | Romance - Islami Shabira Deiren Umzey, dia berhasil memenangkan pria yang dicintainya meski dengan intrik perjodohan...