Finesse (1) {Completed}

By TunanganManurios

47.3K 1.3K 21

••Sequel Lost Stars•• Kemahiran membuat seseorang tertarik berkunjung. Darrel William berhasil memikat hati s... More

•Prolog•
•Part One•
•Part Two•
•Part Three•
•Part Four•
•Part Five•
•Part Six•
•Part Seven•
•Part Eight•
•Part Nine•
•Part Ten•
•Part Eleven•
•Part Twelve•
•Part Thirteen•
•Part Fourteen•
•Part Fiftheen•
•Part Sixteen•
•Part Seventeen•
•Part Eighteen•
•Part Nineteen•
•Part Twenty•
•Part Twenty One•
•Part Twenty Two•
•Part Twenty Three•
•Part Twenty Four•
•Part Twenty Five•
•Part Twenty Six•
ANNOUNCEMENT
•Part Twenty Seven•
•Part Twenty Eight•
MEET THE CAST!! (1)
MEET THE CAST!! (2)
•Part Twenty Nine•
•Part Thirty• Ulang-baca lagi
•Part Thirty One•
PENGUMUMAN
•Part Thirty Two•
•Part Thirt Four•
ANNOUNCEMENT
Announcement
RolePlay Life

•Part Thirty Three•

710 29 0
By TunanganManurios

Gua ga tau ini lagunya pas atau ngga tapi gua dengerin lagu ini sambil nulis part ini hehe. Dengerin aja, enak kok lagunya👌

💥

"Kamu beneran udah lebih baik, Darrel?"

Darrel pun mengangguk, "iya tan, udah lebih baik. Makasih ya udah ngerawat Darrel. Maafin juga karena udah ngerepotin."

"Ih ngga apa-apa Darrel, kamu udah di anggap jadi bagian keluarga ini kok. Kapan aja kamu boleh dateng kesini, tante malah seneng kalo rumah ini ada tamu,"

"Apalagi anak muda ganteng tamunya," celetuk Daniel. Natasya pun segera mencubit pinggang Daniel, yang dicubit segera meringis kesakitan dan melepas rangkulannya di pinggang istrinya.

Darrel, Beatriz dan Bryan yang melihat itu pun tertawa kecil melihat kelakuan pasutri itu yang walaupun sudah berkepala 3 tetap saja kelakuan mereka seperti anak muda yang dimabuk cinta.

Darrel pun salim ke Daniel dan Natasya, tak lupa berterima kasih kepada Beatriz juga Bryan, lalu ia pun pergi.

Saat Darrel berterima kasih sambil menjabat tangannya, ia merasa ingin memeluk Darrel untuk terakhir kalinya dan menangis dalam dekapannya. Saat melihat mobil Darrel meninggalkan pelataran, segera Beatriz masuk ke dalam rumah sambil berusaha untuk tidak menurunkan air matanya.

Daniel, Natasya juga Bryan yang melihatnya langsung berpikir ada apa dengan Beatriz. Pasti ada sesuatu antara dirinya dengan Darrel. Bryan pun baru mau berjalan menyusul Beatriz tapi dicegat oleh Daniel dengan memberikan sorot mata 'biarkan Beatriz sendiri dulu untuk sekarang', Bryan pun mengurungkan niatnya untuk menyusul Beatriz.

Dikamar, Beatriz menenggelamkan wajahnya di dalam bantal putihnya. Air mata tak bisa untuk tidak berhenti berlinang di kedua kelopak matanya. Hidungnya sudah memerah, tisu yang entah sudah berapa pak yang ia pakai tapi kamar itu sudah penuh dengan tisu.

Ia merasa menyesal sudah bicara seperti waktu itu kepada Darrel. Ia menjadi orang kejam, ia tak memikirkan perasaan orang. Orang yang ia cintai, terluka, karenanya. Bukan hanya Beatriz yang terluka, tapi Darrel juga. Mereka saling menyakiti diri sendiri.

Beatriz pun membuka ponselnya, melihat foto-foto dulu bersama Darrel.

Foto kebahagiaan antara dirinya dengan Darrel. Ia mengingat setiap tempat dimana ia mengambil gambar bersama Darrel berdua.

Ia juga mengingat kata-kata Darrel yang romantis juga tak pernah mengingkarinya. Sentuhannya Darrel saat ia mengusap-usap rambutnya. Tubuh Darrel yang kekar dan hug able, membuat Beatriz kangen dengan dekapannya Darrel.

Jemarinya yang selalu digenggam dan dicium oleh Darrel, semua perlakuan manisnya tiba-tiba saja melintas di pikirannya.

"Darrel, maafin gue" lirih Beatriz.

💥

Esokan harinya, Beatriz dan Bryan pun berangkat ke sekolah bersama. Biasanya Bryan berangkat bersama Lissa, tapi karena Lissa sedang ada acara bersama keluarganya jadi kini Bryan berangkat bersama Beatriz.

Mereka berangkat menggunakan mobil milik Bryan. Beberapa kali Bryan melirik wajah Beatriz yang terlihat sedih, entah karena apa, tebakannya adalah karena Darrel. Ya Tuhan kali ini apa lagi?

"Be" panggil Bryan lembut. Beatriz pun menengok

"Lo kenapa? Dari tadi gue liatin muka lo murung terus, cerita dong ke gue."

Beatriz hanya menggeleng pelan dengan fake smilenya yang ia tunjukkan di depan wajah Bryan. Tentu Bryan tahu kalau Beatriz membuat-buat senyuman itu

Tebakan gue bener, Be keep strong, batin Darrel.

Sesampainya mereka disekolah, tiba-tiba saja Bryan menggenggam tangan Beatriz. Tentu saja Beatriz sedikit terkejut saat Bryan tiba-tiba saja menggenggam tangannya erat.

"Yan lo ngapain sih? Tiba-tiba megang tangan gue, maksudnya apaan?"

Bryan pun menggidikkan bahunya, "ngga ada niatan apa-apa sih. Gue tau lo lagi butuh bahu buat lampiasin kesedihan lo tapi karena bahu gue sekarang cuma buat Lissa jadi gue pegang aja tangan lo, karena gue tau lo lagi galau, galau banget, eh engga deng, galau parah. Udah anggap aja gue Shawn Mendes, biar lo nya juga seneng gue juga seneng dianggap jadi Shawn Mendes."

Beatriz sedikit tercolek hatinya saat mendengar ucapan Bryan, senyuman haru terukir di wajahnya

"Ih apaan sih lo, tijel tau ga!"

"Hah? Tijel? Apaan tuh?"

"Tidak jelas!"

"Yeh gue bukan tijel! Tapi gue tamcep"

"Apaan tuh?"

"Tampan dan cakep" ucapnya dengan kegeerannya yang entah sudah di tingkat berapa. Beatriz memasang wajah pura-pura muntah. Lalu mereka pun masuk bersama dengan hati Beatriz yang masih diterjang badai.

Sesampainya mereka di depan kelas Beatriz, Darrel menyuruhnya untuk menunggunya di parkiran sepulang sekolah karena ada sesuatu yang harus mereka bicarakan dan Beatriz hanya mengangguk-angguk.

"Hi Be!" Sapa Tasya. Beatriz hanya tersenyum kecut. Rian yang duduk di meja sebelah Tasya dan Beatriz pun menengok dan berjalan menuju meja ke empat gadis itu.

"Lo kenapa Be?" Tanya Lauren, Beatriz tetap diam dan menjawab dengan anggukan, gelengan ataupun senyuman itu pun bukan senyuman yang biasanya.

Semua pun berdiam untuk beberapa detik.

"Eh hari ini bu Wah--" ucapan Rian tiba-tiba saja terpotong.

"GUE CAPE!" Bentak Beatriz. Untung saja hanya mereka ber empat yang mendengarnya.

"Gue cape, gue sayang dia, tapi kita ga bisa bersama..." lirih Beatriz. Air mata pun mulai menuruni kedua pipinya. Tasya dan yang lainnya pun membawa Beatriz keluar dari kelas menuju kantin.

Sesampainya di kantin,

"Be lo kenapa? Cerita sama kita" bujuk Amel.

"Iya Be, lo ada masalah?"

"Darrel. Pas hari sabtu malem gue nemu dia di jalan dan..."

Beatriz pun menceritakan segalanya kepada teman-temannya itu. Sakit rasanya mengingat semua yang sudah terjadi. Ternyata benar ungkapan penyesalan datang terlambat. Itulah yang Beatriz sedang rasakan untuk sekarang ini.

"Gue sayang dia. Bisa aja kita balikan lagi tapi kalo kita berantem dan Darrel ngelampiasinnya ke alkohol gimana? Atau ke hal lainnya? Dan gue ga mau itu terjadi guys."

Semuanya terdiam. Tak ada yang bersuara, hanya suara isakan samar-samar terdengar.

"Be, lo sayang dia kan?"

Beatriz mendongak menatap kedua mata Rian. Ia pun mengangguk sembari mengusap hidungnya.

"Kalo gitu lo kejar dia Be! Gue tau lo takut tentang hal itu, tapi usaha aja dulu. Buat dia berubah! Larang dia buat jangan minum alkohol lagi Be! Dengan begitu lo bisa sama Darrel lagi," ucap Rian dengan tegas sembari meyakinkan Beatriz.

Beatriz termenung, benar juga ucapannya. Ia harus memperjuangkan lagi cintanya, lagi. Tapi tak apa, lagi pula Darrel juga mencintainya jadi ini usaha masing-masing untuk mempertahankan cintanya. Mereka saling berjuang untuk mendapatkan cinta yang sesungguhnya, cinta sejati.

💥

S

orry ya guys makin absurd alur&narasinya hehe maapin aja nih.

Oh iya SELAMAT BULAN PUASA SEMUANYA!!!!🎉🎉🌕🌃😇maafin author yaa kalo author punya salah sama klian hehe✌

Don't forget to comment and vote. Salam dari author terterter😎✌


Continue Reading

You'll Also Like

54.6M 4.2M 58
Selamat membaca cerita SEPTIHAN: Septian Aidan Nugroho & Jihan Halana BAGIAN Ravispa II Spin Off Novel Galaksi | A Story Teen Fiction by PoppiPertiwi...
5.1K 418 18
[TAHAP REVISI✔️] Seorang Anak laki-laki berusia 18 tahun, menderita penyakit jantung, ia juga tidak disukai oleh keluarganya. sungguh sangat malang...
1.4M 123K 60
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
529K 19.8K 33
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...