Darrel yang kini berada di rumah Beatriz akhirnya terbangun juga dengan kepalanya yang super pusing. Ia mendesah kecil saat bangun sambil memegang kepalanya. Namun ia pun menengok ke sekelilingnya. Dimanakah ia berada? Siapa yang membawanya kesini?
Tiba-tiba seorang wanita paruh baya pun masuk ke dalam kamar tersebut.
"Eh abang ganteng udah bangun. Itu silahkan diminum obatnya, ada di atas nakas sebelah kasur," ucapnya ramah. Darrel pun menengok ke arah meja tersebut dan benar ada obat dan air putih. Ia pun mengambilnya dan segera meminum obat tersebut.
Pembantu itu menaruh makanan di meja depan kasurnya, Darrel masih saja belum bangkit dari tempat tidur tersebut.
"Um bi, saya dimana?"
"Loh babang ganteng belum tau emang ada dimana?"
Darrel mengernyit dan menggelengkan kepalanya pelan.
"Babang ganteng ada di kediaman keluarga Nottingham. Neng Beatriz yang bawa babang ganteng kesini. Waktu itu babang ganteng lagi ga sadarin diri, terus juga panas-panas badannya, tapi neng Beatriz yang ngerawat babang ganteng. Meni soswit teh bibi sampe kaya lagi ngeliat sinetron jaman now depan mata."
"Terus sekarang Beatriz dimana?"
"Neng Beatriz lagi makan sama tuan, nyonya, sama aden Bryan."
Darrel pun perlahan bangkit dari kasurnya lalu melangkah keluar tanpa diikuti oleh pembantu tersebut.
Sesampainya ia ditangga, samar-samar tawa terdengar juga obrolan-obrolan ringan.
"Hahahaha... eh Darrel?" Suara Natasya pun terdengar. Seketika semuanya pun langsung menengok ke arah Darrel yang sedang berjalan ke arahnya. Natasya pun bangkit dari duduknya menuju Darrel.
"Gimana keadaan kamu? Udah mendingan?" Tanyanya lembut. Darrel pun tersenyum kecil sambil mengangguk. Natasya membawa Darrel untuk duduk di sebelah Bryan dan berdepan-depanan dengan Beatriz.
"Hey Darrel, apa kabar?" Tanya Daniel.
"Baik om," jawab Darrel seadanya.
"Darrel kamu anaknya Zidan ya? Zidan William?" Tanya Daniel lagi.
"Iya om, kok bisa tau sih?"
"Hahaha, om ini dulu satu geng sama papah kamu,"
"Masa sih?"
"Aku ga pernah tau kalo Zidan nama belakangnya William."
"Itu karena kamu cuma kenal nama belakang aku yang sekarang udah dipakai juga jadi nama belakang kamu sayang,"
"Idih gombal,"
"Tapi suka kan?"
"Ngga, biasa aja."
"Oh iya Darrel. Tau ga? Papah kamu ya dulu tuh seringggg banget berbuat gila. Kelakuannya, uh, jangan ditanya deh. Pecicilan banget. Parah sih dia tuh. Tapi dia kalo udah bertarung, beh, jangan ditanya. Jago banget,"
"Kalo Zidan jago kenapa ga dia aja yang dipilih sama Alex buat jadi pemimpin MosWar?"
Daniel menggidikkan kedua bahunya, "ngga tau. Tapi kata Alex sih Zidan kurang perhatian gitu, dia lebih pengen free gitu, lagian Zidan juga ga mau jadi pemimpin MosWar."
"Sampai sekarang masih gitu om,"
"Eh Zidan mau liburan kan ya ke Melbourne. Kamu ikut ga?"
"Ngga om saya ga ikut,"
"Loh kenapa?"
Darrel hanya tersenyum, Daniel sepertinya mengerti.
"Tunggu tunggu, 'MosWar'? Apaan tuh MosWar?"
Daniel pun menoyor kepalanya Bryan, "kamu harus banyak banget belajar sejarah keluarga kita Yan!"
"MosWar tuh geng yang udah dibentuk sama kakek kamu sejak dulu, dulunya di pimpin sama Alex, terus pindah jabatan ke dad karena Alex lulus duluan. MosWar cuma ngebasmi hal-hal negatif. Kita ga pernah berbuat onar, walau cuma cabut atau apalah itu masih mending. Kita juga ga pernah malu-maluin sekolah. Eh sayang, masih ada ga sih MosWar? Yang angkatan sekarang aja?"
"Kayanya udah ga ada deh. Soalnya kepsek udah nyuruh bubarin, walau kayaknya anak-anaknya masih sering kumpul diem-diem."
"Aku sama Bryan ga pernah tau dad pernah ikut geng, bahkan jadi pemimpinnya." Kini Beatriz membuka suara. Darrel masih makan, Bryan yang fokus mendengarkan ucapan Daniel, Natasya hanya diam dan mendengarkan.
"Eh jadi inget kejadian-kejadian di masa lalu. Inget ga waktu kamu diculik?"
"What? Mom pernah diculik?"
"Iya, 2 kali malah. Tapi dad selamatin lah hahaha."
"Tapi kan yang keduanya kamu masih belum sadar dari amnesia kamu. Baru sadarnya pas aku hampir bunuh diri karena kamu."
Bryan memberikan petunjuk ke arah Beatriz. Ia mengucapkan sesuatu tanpa suara.
'Mom gila Be'
Beatriz pun hanya mengangguk, membenarkan ucapan Bryan. Darrel pun tersenyum geli.
"Terus apalagi ya? Um, oh iya! Waktu pas aku pertama kali ketemu sama kamu. Aku nembak kamu tapi kamunya gamau, waktu itu juga ada Melly, inget banget sama dandanannya si Melly yang super apaya, gangerti lagi deh sama dia,"
"Iya, sama kamu Bryan. Sifat keras kepala dad buat jadiin mom pacarnya tuh nurun ke kamu. Liat sekarang, kamu sama Lissa udah berapa lama? Hampir mau setengah tahun kan?"
Bryan pun tersenyum sembari merona. Beatriz yang melihatnya benar-benar jijik.
"Dad cerita lagi dong! Seru seru!" Girang Beatriz.
"Mom kamu pernah nyusulin dad ke Los Angeles. Cuma buat nyatain pernyataan cintanya, di depan semua warga dia ngomong i love you ke dad. Kamu ga tau aja senengnya dad kaya gimana waktu itu. Ga kebayang deh intinya waktu lihat dia nyusulin ke New Yo--AWWW!!" Tiba-tiba Natasya mencubit lengan Daniel dengan kencang.
"Ih kamu mah!"
"Kita kan sepakat ga ceritain itu ke anak-anak! Aku kan malu,"
"Yah, sayangnya mereka udah tau sayang. Kamu lucu deh,"
"Terus apalagi?"
"Hmmm, apalagi ya?"
"Kok dad bisa amnesia gitu sih? Gara-garanya kenapa? Terus kenapa bisa balik lagi ingatannya?"
"Jadi gini loh. Waktu itu, dad mau beliin mom kamu minum kan. Mom kamu tuh ya kalo udah pengen itu, harus diturutin. Ga boleh engga. Karena dad sama mom masih muda, dan dad juga ga bisa ga nurutin apa kata mom yaudah dad beliin. Pas mau balik lagi tiba-tiba dad ketabrak mobil sampe kelempar berapa meter, gatau tuh lupa."
"Terus pas dad kamu lagi amnesia, mamahnya dad kamu samperin mom. Dia nyuruh buat jauhin dad, demi kebaikan kita berdua. Ya udah mom jauhin dad kamu. Jujur aja kesiksa sih ya sayang kita? Kangen iya, sakit iya, sedih iya, galau iya. Tapi mau gimana lagi? Takdir dan Tuhan yang nentuin jalan hidup kita."
"Ah kamu mah motong! Itu kan bagian favorit aku banget dasar!. Terus kenapa bisa ingatan dad balik lagi? Itu karena mom kamu nyeburin dirinya ke dalam kolam renang sedalam berapa ya? Gatau deh lupa. Kalo ga salah 5 atau 3 meter gitu. Udah tau ga bisa berenang, tetep aja nyebur. Tapi dari situlah, ingatan dad kembali. Walau nyawa mom kamu yang jadi taruhannya sih. But after that, ga ada hal yang membahagiakan selain bersama mom kamu. Kebahagiaan itu sederhana, ga usah pakai barang mewah, ga usah beli, ga mahal, kebahagiaan juga ga akan bisa dibeli. Kamu makan sate sama pacar kamu aja sambil ngobrol sampai kalian ketawa aja itu udah sempurna."
"Kumpul disini aja udah bikin mom bahagia."
"See?"
"Tumben kamu jadi sweet gini. Sejak kapan?"
"Sejak kapan ya? Sejak Alex pdkt sama Angela mungkin? Hahahahaa.."
Seketika gelak tawa pun terdengar di seluruh rumah tersebut.
💥
Don't forget to comment and vote. Salam dari author terterter😎✌