Love Hanan (Complete)

By Bisri_Muhammad

110K 5K 655

#240 (08-07-2018) di Spiritual. Cerita sudah lengkap yah. Kalian tinggal baca dan vote serta koment ceritanya... More

01.Selamat Hanan
02. Hujan
03.Terlambat Ke Sekolah
04.Rumah Hanan
05.Berubah
06.Orang Ke Tiga
07.Tentang Hanan
08.Oppa Dan Cewek Bawel
09.Keputusan Dhilla
10.Dhilla Berhijab
11.Meledak
12.Cast
13.Gunakan Hatimu Hanan
14.Ulang Tahun Dhilla
15.Love Hanan
16.Info Penting
17.Hanan Pergi
18.Ada Rindu Dari Mesir
19.Hanan Kembali
20.Restu Ayah
21.Melamar
22.Persiapan Pernikahan
23.kabar gembira
24.Tunggu Aku Sebentar Lagi
25.Kamu Di Mana?
26.Badai Melanda
27.Akhir Sebuah Cerita
28.Promise
29.Lembaran baru
31.Surga untuk Ibu dan Ayah
32.Di Lamar
33. Siapa Hanan?
34. Mencari Petunjuk
35. Ken
36. Menikah
37. Titik Terang
38. Kebohongan Besar
39. Kenyataan Pahit
40.Ending
41. Puisi untuk Hanan(Bonus part)
42. 101 Impian Kaylla.
wajib baca!!!

30.Mimpi

1.6K 102 9
By Bisri_Muhammad

Hampir 1 tahun sudah Dhilla pindah dari Jakarta ke Jogja. Dhilla melewati setiap harinya dengan perasaan tanpa beban. Dhilla benar benar mengubur dalam kenanganya bersama Hanan.

"Asalamualaikum." Seseorang mengetuk pintu.

"Waalaikum salam. Itu pasti Asry dan Adam." Ujar Dhilla semangat. Seraya bergegas membukakan pintu.

"Ehh, ibu hamil apa kabar." Dhilla mencium hangat kedua pipi Arsy.

Ibu hamil? Ya benar, saat ini Arsy tengah berbadan dua, dia hamil. Dan tentu saja pelaku utama yang membuat perutnya membusung tidak lain dan tidak bukan adalah Adam suaminya, saat ini kehamilan Arsy menginjak usia 7 bulan.

"Baik kok. Ibu dan Ayah di mana?" Tanya Arsy.

"Di dalam. Ayo masuk." Ajak Dhilla.

"Pelan pelan sayang." Adam memapah tubuh Arsy.

Semuanya sudah berkumpul di ruang keluarga.

"Gimana udah di USG?" Tanya Ayah.

"Sudah Ayah, dan anak nya kembar." Jawab Adam, Semua nampak tersenyum senang. "Kembar tiga." Sambung Adam.

"Hah tiga?"teriak Dhilla kaget.

"Iyah tiga." Ujar Arsy bangga. Seraya mengangkat tiga jarinya.

"Wah hebat kamu Dam. Sekali berlayar 3 pulau terlampaui." Puji Ayah.

"Arsy ngidam macam macam gak Dam?" Tanya Ibu yang baru datang seraya membawakan minuman dan beberapa cemilan.

"Uhhh. Macam macam banget Bu, dia ngidamnya yang aneh aneh." Gerutu Adam. Arsy melirik suaminya tajam.

"Ngidam apa dia? Minta ketemu so jong ki?" Sindir Dhilla.

"Lebih parah Dhill." Ujar Adam jujur.

"Apa?!" Tajam Arsy.

"Masa nih yah, malem malem dia minta di beliin empe empe palembang." Adam menjelaskan.

"Yah empe empe palembang mah banyak Dam." Ujar Ayah.

"Masalahnya dia minta di bawain sama gerobaknya di tambah si amangnya juga harus di bawa ke rumah." Cerocos Adam sedikit emosi mengingt kejadian itu.

"Hahaha, seriusan?" Dhilla menatap Arsy.

"Iyah." Jawab Arsy tanpa beban.

"Sama si amangnya?" Tanya Dhilla lagi.

"Iyalah. Udah gitu pas si amang nya dateng bawa gerobak. Eh Arsy nya malah tidur. Terpaksa aku temenin si amangnya semaleman." Ujar Adam kesal.

"Ya abis kelamaan si." Balas Arsy.

"Kenapa gak di suruh balik lagi si amang nya?" Tanya Ibu.

"Gak bisa bu. Kalau tiba tiba Arsy bangun terus nanyain kan berabe. Bisa repot Adam." Ujar Adam logis.

"Jadi tukang empe empe nya nginep?" Tanya Ibu.

"Iyah." Jawab Adam. Semua orang tertawa.

"Sabar. Jadi suami itu memang harus siaga. Apa lagi ini kehamilan pertama." Ujar Ayah bijak.

"Tapi ada yang lebih parah." Ujar Adam semangat.

"Terus aja ceritain semuanya!" Tajam Arsy.

"Iyah biarin, weleee." Adam mengejek Arsy.

"Apa?" Tanya Dhilla penuh minat.

"Masa yah, waktu itu kita berdua makan di luar, terus ke Mall. Eh pas mau pulang ke rumah, masa Arsy ngidam pengen pulang pake ojek online." Ujar Adam menjelaskan.

"Ojek online?" Tanya Ibu memastikan.

"Iyah, jadi Arsy ngidam pengen pulang pake ojek online. Udah gitu mintanya driver nya yang masih muda yang ganteng pula." Ujar Adam penuh penekanan.

"Terus nemu driver yang ganteng?" Tanya Dhilla di sela tawanya.

"Nemu. Tapi masih gantengan juga aku." Ujar Adam bangga.

"Terus Arsy beneran naik motor pulangnya?" Tanya Ayah.

"Iyah." Jawab Arsy santay.

"Dalam keadan perut besar gini?" Tanya Ibu.

"Iyah bu." Jawab Arsy.

"Kamu ini. Kalau ada apa apa bagaimana?." Ujar Ayah khawatir. "Kamu juga. Kenapa juga di bolehin." Ayah menepuk pundak Adam.

"Ya daripada nanti anaknya ileran. Ya aku turutin, lagian Arsy nya keras kepala juga."

"Kalo Arsy naek ojek online, kamu gimana Dam?" Tanya Dhilla.

"Ngikutin dari belakang. Sambil liatin dia boncengan berdua sama driver yang katanya muda dan ganteng!" Tajam Adam.

"Hahaha kasian." Ujar Dhilla prihatin.

"Oh iyah. Kenapa Ayah minta Arsy untuk datang?" Tanya Arsy. Ayah terdiam sebentar, suasana seketika sepi.

"Oh, jadi begini. Ayah minta kalian datang karena ada hal penting yang ingin Ayah sampaikan." Ujar sang Ayah.

"Hal penting apa?" Tanya Arsy penesaran.

"Seminggu yang lalu ada yang datang ke sini." Ayah menggantungkan ucapanya. Semua orang menyimak dan menunggu kata selanjutnya dari Ayah.

"Dia adalah sahabat lama Ayah. Dia datang ke sini bersama putranya. Dan dia bersama putranya berniat untuk melamar Dhilla." Ayah menatap hangat Dhilla. Yang tentu saja nampak terkejut atas apa yang barusan Ayah sampaikan. Dhilla henar benar tidak tau soal ini sama sekali.

"Melamar Dhilla?" Tanya Dhilla entah pada siapa.

"Iyah sayang." Ibu mengelus lembut bahu putrinya.

"Dia datang saat kamu mengikuti seminar kedokteran di Surabaya pekan lalu sayang." Ujar Ayah.

"Tapi Dhilla belum mengenal siapa dia Ayah." Ujar Dhilla. Dhilla masih merasa bingung dan belum tau harus bersikap seperti apa semua terasa begitu mendadak.

"Dia pemuda yang baik sayang. Dia adalah seorang dosen, dan yang paling penting Ayah tau dia pemuda yang berahlaq baik. Dan Ayah yakin dia mampu membimbing kamu." Ujar Ayah penuh wibawa.

"Tapi Dhilla masih kuliah Ayah."

"Dia tidak keberatan, seandainya kamu ingin tetap kuliah selepas menikah, lagi pula Ayah rasa kamu sudah saatnya untuk menikah." Ayah menggenggam lembut tangan putrinya.

"Ayah dan Ibu sudah menerima lamaran pemuda itu sayang." Dhilla kaget mendengar ucapan Ayah. "Tapi semua Ayah serahkan sama kamu. Jika kamu tidak mau, Ayah akan segera menghubungi mereka dan membatalkan semuanya." Ujar Ayah sedih.

Dhilla menatap Ayah. Dhilla merasa bahwa Ayah dan Ibu sangat bahagia atas semua ini. Dan Dhilla benar benar tidak ingin merusak kebahagiaan mereka, meskipun dalam hatinya masih ada sesuatu yang mengganjal.

"Ayah. Jika menurut Ayah dia laki laki yang baik, dan mampu membimbing Dhilla, maka segeralah nikahkan Dhilla denganya. Karena tidak ada alasan Dhilla untuk menolaknya. Jika Ayah Ridha maka Dhilla pun Ridha Ayah." Ujar Dhilla ikhlas seraya tetsenyum menatap sang Ayah.

"Alhamdulillah. Terima kasih Sayang, lusa mereka akan datang untuk acara lamaran." Ujar Ayah senang.

"Lusa? Apa itu tidak terlalu cepat?" Tanya Arsy, yang juga kaget mendengar berita ini.

"Bukankah sesuatu yang baik, tidak baik jila di tunda tunda." Ujar Ayah.

"Dhilla serahkan semuanya sama Ayah." Ujar Dhilla pasrah.

*****

"Ciee yang mau lamaran." Ujar Arsy yang tiba tiba masuk ke kamar Dhilla.

"Aku tadi udah tanya tanya ke Ayah. Ayah bilang dia ganteng loh." Ujar Arsy semangat, tapi Dhilla tetap diam.

"Kamu kenapa? Gak suka yah sama pertunangan ini?" Tebak Arsy.

"Aku bukan tidak suka, hanya saja..." Dhilla menghentikan kalimatnya. Dhilla menatap Arsy tajam. "Aku tahu, pilihan Ayah pastilah pilihan yang terbaik buat aku. Aku juga bahagia ada seorang laki laki yang mau melamarku. Hanya saja beberapa hari ini ada seorang laki laki yang selalu mengusik pikiranku." Ujar Dhilla bercerita.

"Kamu suka sama seseorang?" Tanya Arsy. Dhilla diam.

"Dia teman kuliah kamu?" Tanya Arsy lagi.

"Kenapa kamu gak bilang ke Ayah kalo kamu punya laki laki pilihan kamu sendiri?"

"Masalah nya, aku gak tau laki laki itu siapa." Ujar Dhilla lemah.

"Maksud kamu?" Tanya Arsy bingung.

"Dia selalu datang dalam mimpiku beberapa malam ini. Laki laki itu, dia seperti ingin menyampaikan pesan pada ku. Tapi dia tidak berkata apapun, dia hanya tersenyum sambil menatapku. Dan senyumnya..." Dhilla tanpa sadar sudah menitikan air mata saat dia bercerita.

"Senyum, dan sorot mata laki laki itu begitu membekas dalam hati ini. Tapi aku tidak tau siapa dia sebenarnya." Dhilla menatap kosong ke arah jendela.

Arsy termenung mendengar cerita Dhilla. Tanpa sadar, Arsy memikirkan Hanan, hanya Hanan yang ada dalam pikiran Arsy saat ini.

"Bagai mana ciri laki laki itu?" Tanya Arsy.

"Dia... dia sama seperti laki laki pada umumnya, dia tampan, berperawakan tinggi, kuli putih, dan hidung mancung. Tapi sorot matanya sangat meneduhkan, senyumnya mampu membuatku jatuh cinta. Meskipum itu hanya dalam mimpi." Ujar Dhilla jujur.

Mendengar jawaban itu Arsy sangat tersentak. Berdasarkan apa yang Dhilla jelaskan, Arsy yakin betul bahwa sosok laki laki dalam mimpi Dhilla adalah Hanan. Dia adalah Hanan!

"Sy kamu kenpa? Kamu mikirin apa?" Tanya Dhilla mengagetkan Arsy. Arsy menarik napas panjang berusaha bersikap biasa.

"Dhilla, dengerin aku." Arsy memegang kedua pundak Dhilla, dan menatapnya tajam.

"Mimpi itu hanya sebuah bunga tidur. Dan semua itu tidak nyata. Kamu tidak perlu memikirkan laki laki itu. Yang perlu kamu pikirkan saat ini, hanylah pertunangan kamu yang lusa akan di laksanakan. Pikirkan dia yang akan menjadi suami kamu. Pikirkanlah hal hal yang pasti. Yang pasti membuat kamu hahagia, membuat Ayah dan ibu bahagia." Ujar Arsy penuh penekanan.

Arsy berharap setelah ini Dhilla tidak alan memikirkan mimpi ini lagi. Dan bisa benar benar bahagia dengan laki laki pilihan Ayah.

*****

Apakah mimpi ini pertanda bahwa Hanan akan kembali? Ikutin terus cetitanya jangan lupa voment❤


Continue Reading

You'll Also Like

826K 61.8K 43
"1000 wanita cantik dapat dikalahkan oleh 1 wanita beruntung." Ishara Zaya Leonard, gadis 20 tahun yang memiliki paras cantik, rambut pirang dan yang...
40.1K 4.4K 37
"Nikah yuk?" Bagaimana jadinya kalau orang yang baru kamu temui sebanyak dua kali tiba-tiba mengajukan ajakan pernikahan? Apakah kamu akan meneriman...
511 64 8
Seorang pria anak pemilik ponpes namun bukan seorang Gus. Sifatnya yang tenang, kalem, penuh aura positif membuat banyak orang yang mengenalnya meras...
3.3K 500 32
"Belajar di TPA atau Oyen sama Kesa, Eyang jual?!" "TPA lah, walaupun terpaksa." *** Angkasa tidak menyangka jika kucing dan Vespa kesayangannya aka...