Tears of Sarah [21+] / Repost

Oleh ErayDewiPringgo

12.2M 306K 10.3K

⚠ ADULT, ROMANCE, ANAK-ANAK DILARANG MENDEKAT (21+) ⚠ SEKUEL LOVE THE PSYCOPATH Sarah Kendrick Alterio adal... Lebih Banyak

1 : Steve Keith Russell
2. Sarah Kendrick Alterio
3 : Rencana Steve
4 : Wajah Asli Steve [21+]
5 : Tolong!
6 : My Little Sarah
7 : Pelecehan!
8 : Jangan Sentuh.... (17+)
9 : Aku bisa Memperkosamu, Sarah!
10 : Sarah & Apartemen Steve ! (17+)
11 : Sisi Lembut Steve?
12 : Jangan Sentuh Mainanku!
13 : Kemarahan Steve!
14 : Tidur Bersama !
15 : Sarah Lapar (17+)
16 : Menikah dengan Steve?
17 : Lamaran Steve
18 : Pernikahan!
19 : Malam Pertama (19+)
20 : Sarah Muntah
21 : Rahasia Steve
22 : Sarah Tersiksa!
23 : Dimana Sarah?!
25 : Jangan Tinggalkan Aku!
26. Steve Cemburu
27. Cinta Sarah (17+)
28. Cinta Tulus Sarah
29 : Trust Me, Please! (1)
30 : Trust Me, Please! (2)
OPEN EXCLUSIVE PRE-ORDER

24 : Percintaan (19+)

176K 9.4K 411
Oleh ErayDewiPringgo

"Di mana Sarah?!" Wajah Karin menegang, menelan ludah susah payah, tidak percaya Steve membentak dan berbuat kasar seperti itu kepadanya, dan itu semua hanya karena Sarah. "Haruskah kupaksa mulutmu itu untuk bicara?" Steve mencengkeram kedua pipi Karin dan menariknya hingga gadis itu berdiri seraya merintih.

"Sa-Sarah ... ada di ruang bawah tanah." ucap Karin sedikit tergagap.

"Apa maksudmu?" Steve berkata keras kepada Karin tanpa melepaskan cengkeraman.

Karin menjilat bibirnya yang kering, "Nenek menguncinya."

Steve merasakan darahnya mendidih. Giginya saling menggeretak dan Steve benar-benar ingin melampiaskan amarahnya kepada Karin. "Seorang bitch memang selamanya akan menjadi bitch. Dan itulah kau, Karin." ucap Steve sinis lalu didorongnya tubuh Karin hingga gadis itu terjatuh.

Karin mengepalkan kedua tangan karena umpatan yang menyakitkan itu. Steve baru saja memanggilnya jalang?

Steve benar-benar marah. Nenek dan Karin ternyata membohonginya. Misi untuk membuat Sarah menderita dengan menjauhkan gadis itu dengan Ayahnya adalah misi yang selama ini Steve pegang kuat-kuat. Bukan seperti ini yang Steve harapkan. Kalaupun Sarah harus menderita, hanya dia yang boleh melakukannya. Bukan orang lain!
Steve melepas kancing baju atas dan pergi meninggalkan Karin yang mengejarnya di belakang.

"Steve!" Steve mengabaikan teriakan Karin terus melanjutkan langkah pergi. Steve berjalan ke tempat parkir dan saat dia menemukan mobilnya, Steve tidak memperlambatnya.

"Hei, sekolah belum selesai!" seorang petugas yang sedang berjaga-jaga langsung bangkit mendatangi Steve, tetapi Steve lebih dulu masuk ke dalam mobil.

"Hei! Kau tidak boleh pergi!"

Steve mengabaikannya dan langsung menginjak pedal gas. Raungan keras mobil Audi membuat pria paruh baya itu menyingkir untuk menghindari mobil yang melaju cepat.

Steve tidak tuli. Dia masih mendengar kemarahan guru keamanan itu di belakang. Tetapi saat ini hanya Sarah yang menjadi prioritas utamanya. Pikirannya berkecamuk memikirkan Sarah. Sarah menghilang sejak dia menyuruhnya mempersiapkan pakaian.

"Kenapa kau masih duduk seperti orang bodoh? Kau seharusnya menyiapkan baju untuk suamimu." Steve melarikan tangannya menyentuh rambut Sarah. Dia melihat mata Sarah bengkak. Steve tahu bahwa Sarah menangis semalaman hanya karena keinginan untuk berbicara dengan ayahnya, dan ponsel Sarah yang telah Steve sita.

"Kenapa aku tidak boleh sekolah?" Sarah tampak ragu sebelum berbicara. Dia menundukkan kepalanya untuk menghindari mata Steve. Bulu matanya yang panjang dan tebal menjadi alasan mengapa Sarah terlihat lembut dan rapuh.

Steve menghapus jaraknya dengan Sarah yang masih duduk di tepi tempat tidur dengan jari jemari setia meremas tali gaun tidur.

"Kau tidak perlu sekolah karena pada akhirnya kau hanya akan tinggal di rumah dan melakukan kewajibanmu sebagai seorang istri." Steve menundukkan kepalanya, memainkan rambut Sarah lagi dan tersenyum kepadanya.

Sarah menghalau tangan Steve. "Ayah pasti marah jika tahu semua ini." Kata Sarah tanpa membalas tatapan Steve.

Steve menarik rambut Sarah ke belakang hingga wajah cantik itu tepat di bawah pandangannya, memaksa mata itu untuk bertemu dengannya. "Aku sudah mengatakannya kepadamu. Kau selamanya akan tinggal di sini tanpa Ayahmu yang bajingan itu! Hanya ada aku di sini!"

Tidak ada lagi senyum di bibir Steve. Auranya menggelap seperti langit malam. Semuanya terasa dingin dan mencekam dan Sarah terlambat menyadarinya.

Steve menarik pergelangan tangan Sarah dan memintanya berdiri hingga tubuh Sarah yang tingginya hanya sebatas dada harus menengadahkan kepala agar bisa menatap dirinya lebih dekat. Sarah merintih karena cengkeraman tangan miliknya di lengannya.

"Ah, sakit, Steve."

"Haruskah kubuat kau memahami ucapanku?" Steve mendorong tubuh Sarah hingga gadis itu terjatuh ke atas tempat tidur. Sarah terkejut dan matanya saat ini melebar menandakan rasa takut.

"Ti-tidak. Aku sudah tahu, Steve...." ucap Sarah terbata-bata. Sarah berniat kembali berdiri, tetapi Steve kembali mendorongnya. Senyuman di wajah Steve membuat bulu kuduk Sarah bergidik.

"Setelah lama mengenalmu, kau memang terlihat lebih cantik ketika menangis, Sarah." Steve merangsak naik ke tempat tidur dan menindih Sarah.

"Ja-jangan." Sarah menggeliat ke samping berniat untuk keluar dari jeratan Steve, tetapi tenaga Steve lebih kuat.

"Ayolah, kau adalah istriku, Sarah. Aku pernah berkata kepadamu, aku akan membuatmu terbiasa dengan tubuhku." Steve menurunkan ritsleting celana dan mengeluarkan miliknya.

"Ti-tidak mau." Sarah menggeleng dan air mata ketakutan mengalir deras membasahi pipi Sarah.

Steve membuka gaun Sarah dan seperti janjinya dia memaksa Sarah bersetubuh dengannya. Tangis kesakitan milik Sarah tidak mampu menghentikan dorongan kuat Steve.

"Hiks. Steve." Sarah menangis dan mencengkeram kedua bahu Steve. Kedua tangan itu terjulur lebih dalam dan memeluk leher Steve, "Steve..."

"Jangan membuatku marah lagi, Sarah." Steve melembutkan dorongannya dan mulai menciumi wajah Sarah.

"Steve ...." Sarah bergumam lagi memanggil namanya.

"Sarah." Ciuman Steve kemudian turun ke leher Sarah. Dia menciumi lehernya dengan sapuan lembut yang hangat.

Steve merasakan kedua tangan Sarah melingkar lebih erat di lehernya saat dia berusaha mendorong lebih dalam ke inti Sarah.

Steve melihat kernyitan di kening Sarah. Apa itu menyakitkan untuknya? Bagi Steve melakukannya dengan Sarah adalah bentuk kenikmatan yang selalu Steve nantikan. Milik Sarah benar-benar membuat Steve ingin melakukannya lagi dan lagi.

"Steve ...." Lagi-lagi hanya suara merajuk kecil yang lolos dari bibir merahnya. Mata teduh itu menatapnya seolah meminta Steve untuk menyayanginya.


Steve mencengkeram kemudi mobil dan teringat bahwa setelah kejadian itu Sarah menghilang dari kamar. Steve tidak menyangka Sarah benar-benar ke ruang pakaian untuk menyiapkan pakaian untuknya.

"Sialan!"

Dilihatnya jam di pergelangan tangan miliknya. Pukul satu siang. Itu berarti Nenek telah mengunci Sarah hampir delapan jam.

Fuck! Steve semakin melajukan mobil dengan kecepatan tinggi.

***

Cerita ini sudah bisa dibaca lengkap di PlayStore ya
..

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

233K 15K 30
fiksi 18+++ "Ouh Tuhan, jangan katakan bahwa pria itu barusaja keluar dari kamar yang sama dengan Grisella! Apa yang mereka lakukan dari semalam? ber...
28.4K 2.2K 13
Hanya ttg kisah dibalik postingan Kim Mingyu dan Kekasih tercintanya Jeon Wonwoo . . . . . . . Cek aja Siapa tau tertarik Tp cuma kasih peringatan di...
11.3M 218K 43
Dewasa, 21 +, Mature S*ks tanpa status? Begitulah yang terjadi pada Anna. Annabelle Julliete Kingston (Anna) adalah gadis kaya raya yang terkenal den...
959K 44.6K 66
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...