WANTED

By Holymiela

193K 12.9K 853

Bagaimana jadinya jika ayahmu menikah dengan seorang pria? Marah! Benci! Itulah yang dirasakan remaja 18thn... More

PROLOG
1. Vian POV
2. Dafa POV
3. Jadi bagaimana?
4. Dafa POV
5. Vian POV
6. Pendekatan
7. Sebuah Kunjungan
8. Cerita Vian
Tokoh Wanted
9.
10. Rahasia Mila
11. Vian POV
12. Dafa POV
13. Ini Serius
14. Kegalauan Dafa
15. Kegelisahan Vian
16. Sang Mantan
20
21
22
23
24
25
26.
27. Semi Ending
28
29
30
BACK

19

3.8K 293 24
By Holymiela

"Den dafa pulang nya malam.. papa udah ada didalam den" kata pak amir saat aku dan dafa baru saja memarkir mobil. Mas prabu sudah datang? Tumben pulang cepat.. ini masih jam 9malam. Katanya dia akan pulang seperti biasa. Itu artinya jam 11 atau jam 1 malam.

"Iyakah pak?yaudah dafa masuk dulu ya"

Dafa masuk lebih dulu kedalam rumah. Aku memberikan martabak yang aku beli dijalan untuk pak amir

"Aduh den vian, kenapa repot-repot"

"Vian tadi pengen martabak pak.. masa kita nanti makan martabak terus bapaknya enggak" kataku

Skip
.
.
.
.
Dafa langsung menuju ke kamarnya, setelah kejadian itu dafa sama sekali tidak berbicara. Dia terus saja diam dengan raut muka yang membuatku merasa bersalah. Entah merasa bersalah karena apa

Aku akan menemui dafa nanti. Aku menuju kamarku terlebih dahulu dan menemukan mas prabu diatas kasur tengah bergulat dengan laptopnya

"Mas kapan pulang?"

Aku mendudukan tubuhku disofa.

"Baru saja kok.. oh ya, kamu sama dafa habis dari mana?"

"Dafa ngajak aku ke pasar malem mas" kataku dengan senyuman tipis

"Syukurlah, kelihatannya kamu sudah makin akrab sama dafa"

Aku hanya tersenyum mendengar pernyataan mas prabu. Oh..aku melupakan sesuatu

"Mas, udah makan? Aku tadi sebelum pergi masak dulu. Mas makan dulu yah biar aku angetin"

"Gak usah sayang.. mas udah makan dikantor. Bareng sama karyawan-karyawan mas--"

Mas prabu menutup laptopnya

"Mas cape.. pengen tidur aja"

Aku mengambil laptopnya dan menyimpan laptop itu ketempat biasanya

"Mas tidur duluan yah.. aku belum ngantuk"

"Hmm, kamu jangan begadang yah"

"Iya"

.
.
.
.
.

Aku menuju kamar dafa setelah ku pastikan mas prabu sudah terlelap. Dafa sepertinya belum tidur, aku membuka pintu kamarnya yang tidak dikunci tanpa mengetuk terlebih dahulu. Benar saja.. disana dafa masih segar memainkan handphonenya

"Kamu belum tidur daf?"

"Gue bukan anak kecil yang kalo mau tidur harus di tengokin dulu sama emak nya"

Raut wajah dafa masih sama seperti tadi. Aku semakin merasa berasalah. Aku duduk diranjang didamping dafa. Ia tak menoleh kearahku tapi tak apa

"Daf.. maaf soal yang tadi. Aku tidak bermaksud untuk meninggalkanmu--"

"Bukan itu!"

"Ma--ksud kamu?"

Kini dafa menoleh padaku dengan tatapan nya yang tajam. Ada apa??

"Gue denger pembicaraan lo sama mantan lo itu"

Glek--rasanya temggorokanku kering sekarang

"Gue gak mau tahu soal masa lalu lo. Tapi jangam bawa-bawa keluarga ini"

Ucap dafa dengan tegas. Aku mengerti, lagi pula memang tidak seharusnya aku masih berhubungan dengan robi. Setidaknya aku harus melupakan dia agar dafa tidak terganggu. Apalagi aku sangat mengenal bagaimana sifat robi, setelah pertemuan tadi.. robi pasti akan mencariku terlebih tadi dia mengajakku untuk kembali lagi padanya

"Iya daf.. aku gak bakal biarin itu terjadi"

"Sekarang mending lo keluar.. gue pengen tidur. Atau lo mau tidur bareng gue"

Aku segera beranjak

"E--enggak daf.. aku bakal keluar sekarang. Oh ya besok kamu sekolah kan?"

"Hmm"

"Oke, aku bakal bangun pagi buat bikin sarapan nanti"

"Hmm"

Dafa langsung menutupi tubuhnya dengan selimut sampai menutupi kepalanya

"Selamat tidur" kataku sembari menepuk pundaknya pelan

.
.
.
.
.
.
Aku masih belum tidur. Aku berada didapur dengan segelas minuman. Air putih maksudku. Berada sendirian dalam kesunyian membuatku menjadi sedikit melow. Aku rindu keluargaku, mama..papa.. dan adik ku. Tiba-tiba saja aku merindukan mereka. Sudah lama aku tak berkunjung, aku jadi cuek pada mereka setelah kejadian mereka yang tak terima dengan keadaanku dan menjodohkanku dengan syifa. Aku juga tak pernah menghubunginya lewat telpon. Aku tak memiliki nomor mereka. Satu-satunya nomor keluarga yang aku simpan adalah nomor adikku. Itupun tidak pernah aku hubungi. Adikku juga tak pernah menghubungiku. Tentu zaja karena ia tidak punya nomor ku

Aku membuka aplikasi video call dan menghubungi seseorang. Bagian dari jiwaku yang juga tengah aku rindukan.

"Hallo.. vian"

Dia menempati janji nya untuk selalu standby jika tiba-tiba aku menghubunginya

"Syifa.. maaf aku mengganggumu"

"Tidak kok vian. Ada apa?"

Aku melihat wanita itu menggunakan gaun mewah dengan riasan yang masih melekat dan sepertinya dia ada didalam mobil

"Bukankah disana sudah dini hari?"

"Iya, kami baru pulang dari pesta pernikahan teman suamiku. Marsya juga ikut tapi dia sudah tidur"

Syifa memperlihatkan marsya yang tengah tidur dikursi penumpang dengan memeluk bonekanya. Dia memakai gaun pink yang cantik.. syifa memang bisa aku andalkan

"Kamu pasti merindukan marsya.. ingin aku bangunkan?"

"Tidak.. jangan. Dia pasti lelah. Aku bisa menghubungimu lagi nanti. Oh ya.. mana suamimu"

"Dia sedang menyetir.."

"Hello vian..." syifa mengarahkan kameranya pada alex-suaminya-yang memakai jas formal.

"Sepertinya suamimu itu mengantuk"

"Ia.. tapi takkan ku biarkan dia membuat aku dan marsya celaka.... 'tidak akan'....hahaha"

Alex memotong ucapan syifa dan membuat syifa tertawa. Wanita ini.. ia sepertinya sudah berada ditempat yang tepat. Mereka serasi dan terlihat bahagia. Tidak seperti saat bersamaku dulu

"Vian..hey..vian.. r u okay?"

"A..ah yes sure..i'm fine.. of  course"

"Haha bahasamu vian"

Aku hanya tersenyum kecil

"Hey.. ada apa dengan wajahmu yang mengekerut. Ada masalah?"

"Tidak"

"Benar?"

"Iya.. benar..serius"

"Oh..hey..aku sudah sampai. Sayang, tolong gendong marsya aku sedang sibuk"

Aku mendengar suara pintu mobil yang tertutup

"Jangan membangunkannya" terlihat syifa memukul bahu suaminya itu namun bukannya marah alex malah tertawa membuat marsya sedikif terusik

"Jangan ganggu anakku lex!"

"Dia anakku juga..."

"Iya..hati-hati"

Aku tersenyum saja melihat interaksi dua insan itu

"Tenang..alex akan membawa marsya dengan aman"

"Aku percaya pada kalian"

Syifa hanya tersenyum

"Sepertinya aku harus tutup sekarang"

"Tak ingin lebih lama? Mungkin sampai marsya bangun"

"Haha.. ada-ada saja. Aku tutup yah.. bye"

Benar.. aku juga harus bahagia disini. Aku memiliki mas prabu dan juga dafa. Mereka adalah keluargaku
.
.
.
.

TBC

hallo... hhhh maaf. Cerita ini sudah aku telantarkan hampir 5 bulan lamanya. Hari ini aku lagi ada ujian. Simulasi gladi bersih Unbk dan besok double sama simulasi gladi beraih uambnbk lalu seninnya uas lalu uambnbk asli lalu un.

Aku gak nyangka kalo masih ada yang baca ff ini. Setelah gak nulis aku emang masih sering buka wattpad tapi cuman buat baca-baca /plak!!/ mian..😂

130318

Continue Reading

You'll Also Like

317K 24.4K 36
Dilon itu bukan orang miskin biasa, dulu dia pernah merasakan hidup mewah bergelimangan harta. Tapi takdir sepertinya gak cinta sama dia. Perusahaan...
3.8K 310 5
Anggara Diandra itu mantannya Ciko Akzar, mereka putus gara-gara si Angga selingkuh sama cewe ga jelas asal usulnya Ciko yang merasa sakit hati, plus...
2.7K 143 3
"Berlutut dan merangkak kesini! Mulai sekarang kau adalah peliharaanku." Raden tidak percaya pada takdir. Oleh karena itu, ia melakukan segala cara a...