Mrs. Happy Ending

By rikkrik_32

139K 12.5K 544

'Kini di dalam kehidupan yang menyedihkan ini, Aku mencari sosok kebahagiaan yang selalu aku nantikan selama... More

PROLOG
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
16
17
18
19
20
EPILOG

15

4.5K 546 29
By rikkrik_32

**
Iqbaal memasang senyumnya yang ia buat – kembali ia menemukan sahabat lamanya, sahabat yang membuat dirinya seperti sekarang, terjebak cinta yang menyakitkan.

Gilang terlihat semakin tampan, wibawanya, dan pakaian formalnya. Iqbaal melihat kembali Gilang yang berantakkan – Iqbaal memesan minuman yang sama dengan minuman Gilang.

Gilang menatap sekilas Iqbaal lalu kembali alkohol yang berwarna putih itu dengan pelan.”Apa kabar sobat lama ? Lama nggak jumpa, lo udah berubah… ,” kekeh Gilang di akhir kalimatnya.

Iqbaal menerima minuman yang telah diberi bartender itu, ia menyesap sedikit lalu menaruhnya kembali. “Lo yang semakin nggak gue kenal, Lang.” Kini Iqbaal menatap dingin kepada Gilang – yang tertawa kecil mendengar perkataan Iqbaal.

“Gue ? Apa yang nggak lo kenal ? Gue tetap Gilang yang sama – yang selalu ada disaat lo butuh gue. Ah… gila! Minumannya makin nggak enak! EH! LO! IYA.. LO ! LO BECUS KERJA NGGAK, SIH? LO MAU GUE PECAT ? HA ? “ Gilang terlihat marah saat ia mencoba menyesap minumannya itu, ia marah kepada bartender itu.

Bartender itu menundukkan kepalanya, ia takut. Gilang dengan kuat melempar gelasnya itu ke arah bartender itu.

PRANG!

Musik itu tetap berjalan, namun sejumlah orang yang berada di sekitar sana pun melirik ke arah pria tampan yang mengamuk.

Iqbaal melihat Gilang yang meremas rambutnya dengan kedua tangannya. “Gu-gue…ma-masih yang dulu, Baal. Gu-gue..ma-masih cinta sama a-adek..g-gue… ,” ucap Gilang secara terbata-bata.

Iqbaal yang mendengar itu semua hanya tertawa, ia kembali menyesap minumannya.

” Sekarang apa ? Lo mau nikah sama dia ? Sampai lo mati, itu nggak akan pernah direstui Tuhan.”

Kini, Gilang yang meneteskan air matanya, ia sudah tidak sanggup lagi menahan rasa rindu dan cinta terlarangnya kepada adik perempuannya, (Namakamu).

Gilang menatap Iqbaal yang sama sekali tidak melihatnya, Gilang telah berlinang air mata.

“ Apa  yang harus gue perbuat dengan rasa ini ? Sejauh apapun gue pergi, tetap perasaan ini juga yang buat gue kembali. Gue rela memberi apapun asal perasaan ini hilang, Baal. Tapi, apa ? Rasa ini masih tertinggal, di sini .. di sini.. ,” isak Gilang sembari menepuk dada bidangnya dengan kuat.

Iqbaal kembali menyesap minumannya. Gilang menangis untuk pertama kalinya setelah ia melawan semua rasa sedih yang selama ini melingkupi hidupnya.

Iqbaal terus minum hingga minumannya habis, ia meletakkannya dengan pelan ke meja itu.

“Pulang ke rumah, gue nggak mau lo semalaman di sini.” Iqbaal berdiri dari duduknya, ia mengambil kunci mobilnya yang sejak tadi ia taruh di atas meja itu.

Gilang menangis dengan sedihnya, ia tersiksa, ia tidak tahu harus bagaimana lagi dengan perasaan ini. Perasaan ini sungguh menyiksanya.

Iqbaal yang telah keluar dari kelab itu pun terhenti, ia menyandarkan punggungnya ke salah satu pilar kelab itu.

Menyusut ke bawah dengan badannya yang lemas, Iqbaal tertawa kecil dengan air mata yang telah keluar tanpa ia sadari.

“Gu-gue yang lebih sakit, Lang. Cinta tulus gue bahkan disia-sia ‘kan tanpa ada sebab.. gu-gue yang sebenarnya – yang paling sakit di sini… gu-gue… ,” isak Iqbaal dengan kuat. Ia menenggelamkan rasa sedihnya di antara lengan kuatnya.

Cinta terlarang atau cinta yang disia-sia, kan ?’

**
(Namakamu) berjalan menuju kelas paginya, tapi dia datang sangat pagi sekali – sehingga hanya para petugas yang berkeliaran di kampusnya saat ini. Entah kenapa, ia sangat malas untuk sekadar diam sebentar di rumah, rumahnya yang sepi.

(Namakamu) yang merasakan belum ada orang di dalam kelasnya pun berpikir untuk mengisi waktunya untuk duduk di bangku penonton itu, bangku yang tertuju pada lapangan yang luas. Ia meletakkan tasnya di bangku kosong sebelahnya.

Merasakan angin pagi yang menyelimuti dirinya.
Saat (Namakamu) tengah menatap pemandangan lapangan luas itu, ia melihat Iqbaal tengah berjalan ke arahnya, Iqbaal terlihat sempoyongan berjalan.

(Namakamu) sedikit mengernyitkan dahinya bingung.
Iqbaal terlihat tersenyum saat melihat (Namakamu) menatapnya.

“Pagi… cantik, “ sapa Iqbaal dengan badannya yang sempoyongan. Iqbaal berjalan ke arah (Namakamu), ia tersenyum.

“Baal, lo mabuk ? “ tanya (Namakamu) yang mulai mencium bau alkohol yang menyengat. Iqbaal yang telah berada di hadapan (Namakamu) hanya mampu tertawa, ia menyandarkan badannya di kepala bangku yang tepat di hadapan (Namakamu).

“ Gue ? Mabuk ? Yakalik! Gue sadar (Namakamu)… tuh..tuh.. Ya, kan ? “ ucap Iqbaal sembari menunjuk-nunjuk dirinya sendiri.

(Namakamu) merubah raut wajahnya menjadi sedih, ia tahu Iqbaal mabuk. Iqbaal yang sejak tadi tertawa kini memberhentikannya dengan helaan napasnya. Ia tersenyum sedih melihat gadis cantik di hadapannya ini.

“ Apa kabar (Namakamu) ?” tanya Iqbaal dengan senyuman sedihnya.

(Namakamu) merasakan sentuhan Iqbaal di pipinya, ia merasakan usapan lembut itu.

“Hanya kabar lo yang selama ini gue mau, apa lo baik-baik saja ?  atau sebaliknya ? Gue keluar – masuk kelab karena ini semua… karena memikirkan tentang kabar dan… perasaan sakit ini.” Iqbaal mengusap lembut pipi (Namakamu).

Iqbaal menjatuhkan air matanya di hadapan (Namakamu).
” Kenapa mencintai kamu begitu sakit, (Namakamu) ? “ bisik Iqbaal dengan air matanya.

(Namakamu) menggelengkan kepalanya dengan pelan.                “ Lo mabuk, lo harus pulang sekarang,” pintah (Namakamu) dengan pelan.

Iqbaal melepaskan usapan itu, ia mengusap air matanya sendiri. “Gue nggak mabuk, gue sadar.” Iqbaal mencoba berdiri dengan tegap, tapi yang ada dia hampir jatuh jika (Namakamu) tidak menariknya.

(Namakamu) melihat wajah Iqbaal kini dekat padanya, ia melihat kedua mata Iqbaal memerah. Iqbaal menatap kedua mata indah (Namakamu) dengan sedih.

“Bisa balas cinta aku sekali saja ? “ bisik Iqbaal tepat di hadapan (Namakamu).

(Namakamu) merasakan lengan Iqbaal membawa dirinya ke dalam pelukan Iqbaal, Iqbaal memeluk (Namakamu) dengan erat. Ia menenggelamkan rasa rindunya di rambut (Namakamu). “ I miss you so bad, “ bisik Iqbaal dengan sangat pelan.

(Namakamu) dengan perlahan-lahan membalas pelukan Iqbaal, ia mendengar itu. Ia mengusap punggung tegap itu dengan kedua tangannya yang mungil, ia bahkan mengusap rambut belakang Iqbaal.

Iqbaal menangis di dalam pelukan itu. “ I miss you, (Namakamu)… I miss you so bad.. ,” isak Iqbaal di dalam pelukan (Namakamu).

“Baal, lo mab—“

“GUE NGGAK MABUK! GUE SADAR!” kini Iqbaal melepaskan pelukannya dari (Namakamu), ia sangat marah.

(Namakamu) meneteskan air matanya, ia melihat wajah Iqbaal memerah. “ Gue pernah memimpikan semua ini, dan ini benar-benar terjadi. Gue nggak mau lo hanya sebatas pengaruh alkohol, gue nggak mau ini mimpi, gue….”

Seketika (Namakamu) terhenti saat Iqbaal mencium bibir (Namakamu) dengan dalam. Iqbaal mencium (Namakamu) dengan kasar, (Namakamu) mendorong dada Iqbaal, ia ingin melepaskan ciuman itu, tetapi Iqbaal semakin kuat. Ia menahan kedua tangan (Namakamu) dan membawanya melingkar di lehernya.

Iqbaal merasakan hangat di pipinya, itu air mata mereka berdua. Ia masih mencium (Namakamu) hingga (Namakamu) tidak lagi menolaknya. Cukup lama ia mencium (Namakamu), perlahan-lahan ia melepaskan ciuman itu.

Iqbaal melihat (Namakamu) menangis, Iqbaal membawa kedua tangan (Namakamu) melingkar di pingganya lalu menarik (Namakamu) mendekat ke arahnya.

Iqbaal mengecup dahi (Namakamu) sedikit lama.
“Kamu menyakiti aku, kamu menyia-nyiakan cinta tulus aku, kamu injak harga diri aku, tapi aku masih punya cinta ini. Kenapa aku nggak bisa benci kamu ? kenapa ? Dan kamu masih mengganggap ini kepura-puraan aku ? “ lirih Iqbaal tepat di hadapan (Namakamu).

(Namakamu) menangis dengan sedihnya, ia tidak bisa lagi menatap Iqbaal dengan sempurna.

” Dengan lo buat gue menjadi orang asing – gue merasakan sakit, Baal. Gue mencoba mencari lo selama ini, dan kita akhirnya bertemu. Tapi, hanya keadaan orang asing yang mempertemukan kita. Gue kehilangan Gilang, gue kehilangan sahabat, dan gue kehilangan cinta pertama gue.  Di saat yang bersama kalian pergi tinggalin gue. Karma lo terlalu menyakitkan untuk gue, Baal. “ (Namakamu) terisak dengan beban dia selama ini.

Iqbaal menarik dagu (Namakamu) kini dengan perlahan ia mencium (Namakamu). (Namakamu) merasakan ada rasa mendamba di dalam ciuman itu, ciuman untuk pertama kalinya. (Namakamu) pun mengikuti alur Iqbaal di dalam permainan itu.

Di sana, ada mereka yang tengah menikmati karma. Karma yang memberi hadiah kecil untuk mereka yang menyadari tentang kesakitan itu.’

**
Bersambung

P.S : KOMENTAR NYA YA, GUYS.  SEBENARNYA, INI CERITA SEDIH. CERITA CINTA YANG SENGSARA. JADI, MAKLUM INI BUKAN LAH CERITA YANG BANYAK ROMANTIS DAN KOMEDINYA. OK?

Continue Reading

You'll Also Like

375K 31.2K 58
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.
399K 14.6K 85
Katanya, tidak ada persahabatan yang abadi antara laki-laki dan perempuan. Lalu bagaimana jika keduanya menemukan seseorang yang berhasil meraih temp...
194K 16.5K 87
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
58.4K 5.4K 69
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...