Stand By You

By soojin_iee

55.2K 5.5K 509

Sepasang suami istri yang sudah menikah selama lima tahun namun belum mendapatkan momongan. Dalam masa kritis... More

Home Sick
Hi~
Time
Another Place
London
I Know
Enemy
Be Patient
Annoying Sibling
Different
Bukan Update 😂
Judgment
Stop It
Eat, Pray & Love
NN
Waiting
Options
Wish
What If
Fight
New Things
Father
Be Friend (END)

Do It

1.9K 250 20
By soojin_iee

Seorang pria nampak luntang lantung di sebuah pasar tradisional pada pagi buta. Dia bukanlah seorang penjual yang akan menjajakan dagangannya. Melainkan seorang calon pembeli yang sedang mencari list permintaan dari sang istri.

Hari itu adalah pertama kalinya bagi Amber merasakan susahnya menjadi seorang suami yang dimintai ini itu oleh sang istri yang sedang hamil. Selama lima bulan usia kehamilan Krystal, Amber tak pernah dimintai hal-hal yang aneh. Namun pada hari itu tepat pada tengah malam Krystal tiba-tiba membangunkannya dan merengek minta dibelikan jajanan langka yang hanya dijual di pasar.

"Nenek, kapan toko ini akan buka?" tanya Amber pada seorang Nenek penjual ikan yang sedang memindahkan ikan segarnya dari bak ke aquarium.

"Nanti jam enam. Kenapa kau mencari toko yang masih buka satu jam lagi? Beli saja ikanku dan pulanglah."

"Haha, aku juga ingin seperti itu Nek. Tapi istriku saat ini sedang tidak ingin makan ikan."

Mendengar toko buruannya masih buka satu jam lagi Amber memutar arah kembali menuju mobilnya terparkir untuk tidur sesaat. Dia baru tidur selama tiga jam tapi Krystal sudah membangunkan dan membuatnya berada di pasar pagi itu.

Baru saja Amber terlelap, tapi suara ponselnya yang berdering berhasil membuatnya seketika terbangun untuk kemudian mengangkat telfon tersebut. Ingin rasanya dia marah, tapi tidak bisa setelah mendengar aegyo Krystal yang menelfonnya dari rumah.

"Warungnya buka setengah jam lagi."

"Arassoo, mian."

Amber menghela nafas mendengar nada suara Krystal yang seakan penuh rasa bersalah itu. Amber urung marah karena Krystal terus bertanya kapan dia mendapatkan semua jajanan itu dan pulang.

"Kalau sudah dapat aku langsung pulang. Sabar."

"Iya, hati-hati di jalan. Maaf ya, sudah membuatmu repot."

"Siapkan saja bajuku. Setelah sampai aku harus segera berangkat ke kantor."

"Oke. Siap bos!"

Amber tersenyum setelah Krystal mematikan telfonnya. Sejak dulu sampai sekarang wanita itu selalu saja berhasil membuatnya bertekuk lutut dan tak bisa membantah apapun permintaannya. Mungkin julukan Taeyeon untuknya yang disebut sebagai suami takut istri itu memang benar adanya. Tapi ia juga suka akan hal itu, dia akan rela melakukan apapun agar Krystal bisa tersenyum, karena itulah sumber kebahagiaannya.

Amber terpaku melihat Krystal yang seakan tak mempunyai rasa kenyang saat memakan makanan yang ia minta semalaman penuh itu. Perut Amber tiba-tiba terasa kenyang dan ia enggan untuk menyantap sarapannya.

"Enak?"

"Iya, kamu mau?"

"Makan saja, perutku sudah kenyang."

Amber ikut tersenyum melihat Krystal yang seakan bahagia dengan makanannya. Setidaknya Krystal memakan semua yang dia minta sehingga Amber tidak merasa jika usahanya keluar di pagi buta untuk mendapatkan semua itu sia-sia belaka. Amber bersyukur dia tak bernasib sama dengan Taeyeon yang dulu selalu mencari apa yang Tiffany inginkan saat hamil tapi istrinya itu malah sepertinya hanya lapar mata dan tak memakan apa yang ia inginkan.

"Aku bolos kerja saja ya. Aku tidak ingin berangkat."

"Jangan, mau kau beri makan apa kami kalau kau malas bekerja?"

Amber tertawa. Krystal benar, tanggung jawabnya sekarang bertambah dengan adanya sang bayi di perut istrinya. Dia kemudian berdiri untuk berpamitan pada Krystal dan bayi mereka.

"Aku berangkat dulu, jaga diri." pamit Amber setelah mengecup kening Krystal.

Setelah Amber pergi Krystal pun keluar, menuju rumah orang tuanya yang ada di depan untuk menemui sang ayah yang sedang marah besar padanya, terlebih pada Amber karena  mereka sudah menentang apa yang dia inginkan.

Krystal beberapa kali mengetuk pintu ruang kerja Yunho. Namun, pria paruh baya itu enggan untuk membukakan pintu bagi sang anak.

"Sudahlah, nanti pak tua itu juga keluar. Duduklah dan temani Ibu minum teh." seru Jaejoong yang merasa kasihan pada anaknya.

"Ayah masih marah pada kami?"

"Dia hanya khawatir, biarkan saja. Nanti juga membaik sendiri, bagaimana keadaannya? Kau sudah periksa?"

"Belum, besok Amber janji akan menemaniku periksa. Dia akan marah kalau ditinggal. He"

"Baguslah kalau begitu, makan yang banyak dan istirahat yang cukup."

Jaejoong terus memberikan petuahnya pada Krystal tanpa henti. Tentu saja dia juga khawatir pada keadaan anak dan calon cucunya, tapi itu adalah hidup Krystal. Dia sudah dewasa dan memiliki hak untuk melakukan apa yang ia mau. Yang bisa Jaejoong lakukan sebagai ibu hanyalah mendukung, mengawasi dan mendoakan.

Kedua wanita itu mengobrol sangat lama. Krystal menceritakan Amber yang harus rela pergi ke pasar pagi tadi karena dia tiba-tiba ingin makan jajanan yang hanya dijual disana. Mereka bahkan sampai tak sadar jika Yunho sudah berdiri di dekat meja makan dan menyela percakapan mereka.

"Tentu saja dia harus mau. Dia harus bertanggung jawab atas perbuatannya."

"Karena perbuatannya Ayah akan memiliki cucu lagi. Jangan marah lagi ya, kami hanya ingin membuat rumah ini tambah ramai."

Yunho tetap menampakkan wajah datarnya. Rasa senang dan takutnya terbagi rata sampai dia tak bisa memutuskan harus berdiri disisi yang mana.

~

Amber duduk di sebuah kursi panjang yang ada di depan ruang periksa. Hatinya selalu was-was setiap kali mengantar Krystal periksa. Kabar yang akan dia dengarkan dari Dokter Choi seakan seperti sebuah peluru yang siap meluncur lurus dan menembus jantungnya.

Amber segera berdiri dari duduknya saat seorang perawat menyuruhnya untuk masuk ke ruangan itu. Dia melihat ada sebuah meja di pojok ruangan itu, sementara tirai bewarna biru yang ada disamping meja itu nampak menutupi ranjang yang sepertinya menjadi tempat Krystal terbaring sekarang.

Benar dugaan Amber. Saat Dokter Choi membuka tirai itu dia melihat Krystal tidur disana dengan sebuah alat medis yang biasanya digunakan para dokter kandungan untuk memonitor isi perut para calon Ibu.

"Kenapa berdiri disana? Kemarilah."

Panggil Krystal karena sangat halus sambil melambaikan tangan kirinya karena Amber hanya mematung di tempatnya. Ini adalah pertama kalinya Amber masuk ke dalam ruangan itu. Selama ini dia menolak untuk ikut masuk karena rasa takutnya akan mendengar kabar buruk saat Krystal memeriksakan kandungannya. Namun, rengekan Krystal yang memintanya untuk masuk dan menemaninya tadi pagi berhasil membuat Amber menyerah dan hanya menurut.

Amber melihat Dokter Choi mengolesi perut buncit Krystal dengan sebuah cairan, seperti gel yang sangat bening tak bewarna. Dia mematung dengan wajah penasarannya melihat semua hal yang Dokter itu lakukan.

"Jangan melihatku seperti itu temani istrimu dan genggam tangannya." ucap Dokter Choi tanpa mengalihkan perhatiannya dari alat yang nampak seperti komputer itu.

Amber mendekati Krystal dan melakukan apa yang Choi Sooyoung katakan tadi. Krystal hanya tersenyum tipis melihat wajah serius yang sedari tadi Amber pasang. Wajah bodoh Amber selalu berhasil membuat Krystal jatuh hati padanya.

Amber semakin takjub melihat gambaran yang terpampang di monitor itu setelah Sooyoung menempelkan benda bewarna putih yang seakan seperti kamera tembus pandang pada perut Krystal.

"I-itu, kenapa bergerak terus?" tanya Amber kebingungan sambil menunjuk layar monitor.

"Mereka aktif, dan artinya mereka sehat." jelas Sooyoung singkat membuat Amber mengangguk dengan mulutnya yang terus terbuka.

Krystal tak bisa mengucap melihat wajah takjub Amber. Dia hanya tersenyum senang, ketika menyadari jika tidak ada masalah dengannya maupun sang bayi sampai saat itu, dan seterusnya dia juga berharap akan demikian.

Selama perjalanan pulang Amber terus bertanya pada Krystal. Apakah mereka masih bergerak di dalam sana. Krystal pun menjawab setiap pertanyaan Amber agar rasa penasaran suaminya itu segera hilang.

"Di depan kita belok kanan." ucap Krystal tiba-tiba.

"Kenapa? Jalan menuju rumah kita belok kiri."

"Aku ingin pergi ke taman hiburan."

Mulut Amber terbuka. Untuk apa istrinya itu ingin pergi ke sana disaat perutnya itu pasti tidak memungkinkan baginya untuk naik wahana disana.

Dengan terpaksa Amber kembali menuruti Krystal. Ia takut jika permintaan istrinya tak dituruti maka anak mereka akan sering mengeluarkan air liur. Amber tak tahu perkataan Taeyeon tetang hal itu padanya beberapa waktu yang lalu itu benar atau tidak, tapi tubuhnya secara otomatis akan menuruti apa yang Krystal mau. Membelokkan setirnya ke kanan menuju taman hiburan.

Selama di taman bermain mereka hanya jalan-jalan sesaat, membeli permen kapas dan beberapa camilan lainnya untuk kemudian duduk di sebuah kursi kayu yang ada di salah satu sudut tempat itu.

Meskipun Krystal tak melakukan banyak kegiatan ternyata tenaganya terkuras sampai ia pun merasa lemas saat akan berangkat tidur.

"Makanlah sedikit." bujuk Amber pada Krystal yang memejamkan matanya.

"Aku tidak lapar."

"Kamu belum makan. Kalau sakit bagaimana? Kamu makan itu bukan hanya untuk dirimu saja, tapi juga untuk mereka."

Krystal menghela nafas saat membuka kedua matanya. Dia segera duduk dan meraih piring yang Amber bawa. Suaminya benar, dia makan bukan hanya untuk dirinya sendiri. Tapi juga untuk ketiga anaknya. Bisa gawat kalau mereka kekurangan gizi.

Krystal yang sedang sibuk makan tiba-tiba merintih kesakitan hingga membuat Amber terkejut dan khawatir.

"Kenapa?"

"Mereka menendangku." keluh Krystal menggoda Amber yang nampak khawatir.

Lagi dan lagi, Krystal berteriak jika dia sedang dalam kesakitan walaupun nyatanya dia hanya over react terhadap pergerakan bayinya.

"Sentuh saja kalau tidak percaya."

Mendengar tantangan Krystal, Amber pun menempelkan telapak tangannya pada perut Krystal. Beberapa detik pertama tidak ada pergerakan sama sekali hingga akhirnya Amber terkejut karena tangannya merasakan sesuatu.

"Mereka benar-benar bergerak." ucap Amber penuh dengan rasa takjub.

"Mereka banyak polahnya, sama sepertimu." balas Krystal membuat Amber tersenyum aneh. Setahunya Krystal lah yang banyak tingkahnya jika dibanding dia. Tapi kenapa wanita itu malah membalik fakta. Amber hanya tersenyum dan rak membantah Krystal.

"Tentu saja seperti aku. Mereka kan anak-anakku." balas  Amber angkuh.

"Tidak jadi, mereka mirip aku." sahut Krystal tak ingin kalah membuat Amber tertawa dengan keras dengan ketidak konsistenan istrinya itu.

~

Amber tengah sibuk dengan berkasnya saat mendapat telfon dari sang Ayah mertua. Dia dengan segera meninggalkan semua pekerjaannya menuju tempat parkir untuk pulang menemui Yunho.

Amber merasa penasaran dengan panggilan tiba-tiba itu. Apah Yunho akan melabraknya lagi mengenai Krystal, atau malah mungkin karena pekerjaannya. Amber tidak tahu, yang dia tahu adalah kata 'pulang ayah ingin bicara' adalah sesuatu yang serius, mengingat hububgan mereka yang sedikit menegang.

Amber menjelaskan mengenai keadaan Krystal dengan sangat rinci pada Yunho. Pria paruh baya itu mengangguk beberapa kali tanpa suara, hingga mampu membuat Amber semakin takut.

"Tolong jaga dia." ucap Yunho memecah keheningan.

"Nne??"

"Lakukan itu untukku. Ayah menyerahkan harta paling behargaku padamu. Apapun yang terjadi tolong jaga dia, dan juga anak kalian."

"Iya Ayah, Amber paham." jawab Amber dengan tegas setelah diam beberapa saat.

Amber tahu, Ayah mertuanya yang berhati lembut itu pasti sangat khawatir terhadap putri kecilnya. Dan dia berjanji akan melakukan semuanya dengan sebaik mungkin untuk memenuhi permintaan Yunho. Meskipun tak diminta Amber akan tetap melakukan hal itu.

Krystal yang sebelumnya tak sengaja melihat Amber masuk ke dalam rumah orang tuanya mengikuti langkah Amber dari belakang. Dia pun menunggu di depan pintu besar itu dengan harapan Amber bisa keluar dari sana tanpa tatapan sayu, sedih di matanya karena dimarahi oleh Yunho lagi.

"Sudah selesai.?" sapa Krystal setelah Amber keluar dari ruangan itu.

"Kenapa kau bisa ada disini?"

"Sudah berdamai dengan Ayah?" tanya Krystal balik.

Amber mengacak rambut Krystal, istrinya itu memang bukanlah pendengar yang baik.

"Memangnya sejak kapan aku pernah bertengkar dengan Ayah?"

"Baguslah." jawab Krystal lega karena sepertinya kedua pria yang dia sayangi itu sudah baikan.

Keduanya pun segera pergi meninggalkan rumah itu menuju sebuah toko langganan mereka sejak kecil untuk membeli ice cream.

Mereka berjalan melewati jalan yang selalu mereka lewati sejak dulu sampai akhirnya tiba disebuah gang kecil di mana Krystal dulu mengungkapkan perasaannya pada Amber.

Amber terus menggoda bagaimana dulu Krystal mengejar dan menyuruhnya agar tak ikut ajakan Sulli. Krystal yang malu hanya bisa melemparkan bantahan kalau itu terjadi karena jiwanya yang sedikit goyah setelah dipermainkan oleh Myungsoo.

"Jika ada mesin waktu dan kau ada di posisi yang sama saat itu. Apa kau juga akan mengejar dan menghentikanku?" tanya Amber seakan menantang Krystal.

Krystal diam. Dia tak langsung memberikan jawaban kepada Amber karena ingin bermain dengan rasa penasaran suaminya itu.

"Yah!! Apa yang akan kau lakukan??" tanya Amber lagi karena Krystal hanya diam membisu.

"Tentu saja aku akan melakukannya lagi. Hanya kau pria bodoh yang pantas untuk bersanding denganku. Puas?!"

"Ternyata kau sangat menyukaiku ya. Haha" goda Amber membuat Krystal malu dan mulai melemparkan tinjunya.

Krystal memang sedang hamil, tapi tenaganya bukan berkurang malah semakin bertambah dengan kerasnya pukulan yang ia lemparkan.

~

Hari ini Amber lagi-lagi harus pergi ke suatu tempat untuk memenuhi keinginan Krystal. Dia harus rela menyetir mobil menuju kota sebrang selama satu jam lebih karena Krystal menginginkan buah khas yang ada di sana. Dia bahkan pernah harus memesan buah jeruk yang hanya tumbuh di pulau Jeju karena Krystal menginginkannya. Apapun yang Krystal minta, Amber akan berusaha semampunya untuk mewujudkan keinginan istrinya itu.

Berbeda hari berbeda pula keinginan Krystal. Kali ini wanita itu merengek meminta pergi ke everland. Tak banyak yang dia lakukan disana, tapi tak berlaku bagi Amber karena ada banyak hal yang harus dia lakukan. Setiap kali Krystal menunjuk sebuah wahana dia harus rela untuk antri dan menaiki wahana tersebut mulai dari wahana yang nampak imut seperti komedi putar sampai wahana menyeramkan seperti roller coaster.

Selama itu yang istri dan anaknya minta, maka Amber akan melakukannya. Meskipun harus bertaruh nyawa untuk mereka.

(Aegyonya macam gini siapapun juga bakal angkat tangan juga kaki~ 😂 All for you pokoknya 😂)


Dear silent readers
👇👇👇

Continue Reading

You'll Also Like

977K 59.3K 35
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
112K 8.8K 31
semua berawal dari sebuah perjodohan lalu menjadi jodoh
152K 16.4K 44
Winter yang masih akan terus mencintai Karina, apapun yang terjadi...
403K 37.6K 74
Winter yang memendam perasaan pada si homophobic Karina...