Mrs. Happy Ending

By rikkrik_32

139K 12.5K 544

'Kini di dalam kehidupan yang menyedihkan ini, Aku mencari sosok kebahagiaan yang selalu aku nantikan selama... More

PROLOG
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
12
13
14
15
16
17
18
19
20
EPILOG

11

3.2K 487 11
By rikkrik_32

Iqbaal menjatuhkan dirinya di tengah-tengah lapangan basket yang sepi, kotor, dan panas itu. Ia terlihat sangat berantak – bajunya yang kotor, celananya di bagian lutut yang terlihat robek, rambutnya yang acak-acakkan, dan matanya yang sembab. Ia begitu sangat berantakkan.

Ia seperti manusia yang tidak tahu lagi bagaimana caranya untuk menjalankan hidupnya, ia ingin mati.

' May i hope about dead ?'

"Iqbaal.... Lo- lo kenapa ?" Reza yang sejak tadi mencari Iqbaal, kini dengan paniknya mendekati Iqbaal yang sama sekali tidak meresponnya.

Iqbaal begitu berantakkan – sangat berantakkan.

Reza terdiam saat melihat senyum smrik di wajah Iqbaal. Iqbaal mengepalkan kedua tangannya dengan sangat kuat, senyum smrik itu pertanda sesuatu yang buruk.

"Baal..," panggil Reza dengan suaranya yang lirih, ia mencoba menyentuh bahu Iqbaal.

Iqbaal hanya melirik sekilas kemudian dia menundukkan kepalanya." Kalau karena cinta gue bisa seperti ini. Gue bakal tunjukkan ke setiap wanita bahwa cinta itu memang harus sesakit ini, biar mereka tahu arti sakit yang sebenarnya," ucap Iqbaal dengan penuh dendam.

Reza menggelengkan kepalanya dengan pelan, kini ia sudah terlambat untuk menghentikan bunga yang indah itu tercemar karena lebah yang ganas.

**

3 Tahun Kemudian...

"Lihat! Senior Iqbaal datang.."

"Astaga! Dia makin ganteng,ya.."

"Gilak! Dia bawa cewek lagi."

"Taruhan deh.. palingan Kak Iqbaal mutusin sekarang."

"Sok tahu lo!"

"Lihat saja.. dalam hitungan mundur dari 5..."

Iqbaal yang telah menutup kembali pintu mobilnya yang ia buka, 'kan untuk gadis yang tampaknya tersenyum bahagia setelah perlakuan romantis Iqbaal kepada dirinya. Gadis itu cantik bak dewi kecantikan, tipe idaman kaum adam.

Saat gadis cantik itu hendak merangkul tangan Iqbaal, Iqbaal terlebih dahulu menghindar – gadis itu mengernyit bingung. " Kena—"

Iqbaal menjaga jarak dari gadis cantik itu. " Sekarang jam berapa, sih ?" tanya Iqbaal dengan suara beratnya. Gadis cantik itu pun melihat jam di pergelangan tangannya kemudian menatap Iqbaal kembali, " jam 7 lewat 30 menit, kenapa sayang ?" tanya gadis cantik dengan dahinya yang masih mengernyit bingung.

Iqbaal berdehem sekilas, " Tepat pukul 7 lewat 30 menit, Iqbaal dan Aresta resmi putus di parkiran mobil. Tanggal 23 bulan 7 adalah tepatnya Iqbaal dan Aresta putus, sekian dan terima kasih." Iqbaal dengan entengnya melangkah pergi meninggalkan Aresta yang tampaknya terkejut mendengar ucapan Iqbaal.

"IQBAAL! MAKSUD KAMU APA ? AKU SAYANG SAMA KAMU! AKU CINTA SAMA KAMU! TAPI KENAPA KIT—"

Iqbaal membalikkan badannya menghadap Aresta yang menangis sangat sedih, " berisik, Sayang. Mau gimana lagi ? Gue udah bosan sama lo. Ya, kalau udah bosan nggak mungkin harus dipaksa, 'kan lagi 'kan ? So, now I get my happy ending. Bye-bye..," ucap Iqbaal dengan kedipan matanya yang mempesona.

Aresta menutup wajahnya, ia sangat-sangat terpukul dengan semua ini. Iqbaal adalah kekasih pertamanya yang membuatnya mengerti apa itu cinta, tapi sekarang? Iqbaal juga yang memberinya sebuah kesakitan yang amat dalam.

"Nah! Udah gue bilang apa pasti diputusin."

"Gilak! Gue nggak nyangka dia kejam.."

"Sama! Gue nggak nyangka, mentang-mentang ganteng."

"Tapi, wajar-wajar aja sih.. soalnya dia,'kan masih muda, kaya, pintar, terkenal pula, siapa sih yang nggak mau sama dia ?"

"God has his own plan, we just need to wait."

Iqbaal yang tadi tampak dengan wajahnya yang tidak terlihat rasa bersalah kini berganti dengan wajah tampannya yang dingin, ia terlihat menaruh dendam, dan kebencian. Ini bukan dia.

'Everything can changes, don't u ?'

**

(Namakamu) tersenyum saat mendengar ucapan Dio yang sangat semangat saat ia membicarakan mengenai nilai-nilainya, ia memperhatikan Dio dengan saksama. Dio adalah sahabatnya yang sangat ia percaya saat ini, sejak SMA hingga di bangku perkuliahannya. Sungguh, dia lah yang menyadarkan (Namakamu) tentang kebiijakan yang salah itu.

Dirinya dan Dio tidak pernah menjalin hubungan sepasang kekasih, ia hanya menerima saran dari Dio untuk melakukan sesuatu tentang kejahatan Sherly di masa itu, ia ingin Sherly percaya jika dirinya menjauh dari Iqbaal. Namun, lama tak mendengar kabar tiba-tiba ia mendengar Iqbaal telah putus hubungan dengan Sherly – ia juga mendengar bahwa Iqbaal telah berpindah sekolah entah ke mana.

(Namakamu) juga tidak mengetahui kepindahan Iqbaal yang secara tiba-tiba itu, begitu juga dengan rumahnya yang hanya ditempati oleh para pembantunya. Hingga 4 tahun sudah berlalu pun, (Namakamu) tidak mendengar kabar dari Iqbaal.

"Semoga aja gue camlude ya, (Namakamu)," ucap Dio dengan penuh harapan.

"Amin... ." Akhir kata (Namakamu) dengan kedua tangannya ia usapkan ke wajahnya.

Dio tersenyum melihat (Namakamu) tertawa kecil mendengar harapan-harapannya itu, (Namakamu) itu gadis cantik, ia periang, namun juga gadis yang rapuh. Ia banyak menyimpan beban berat di pundaknya, tapi entah kenapa itu tidak mempengaruhi dirinya untuk melanjutkan hidupnya.

Dio kagum, Dio sayang dengan (Namakamu). Entah sejak kapan ia menyayangi (Namakamu), ia akan melakukan apapun untuk melihat senyum manis gadis ini.

"Gue harap lo akan selalu tertawa kayak gini, ya... ,"gumam Dio dengan suaranya yang berat itu.

(Namakamu) menjatuhkan kepalanya tepat di pundak Dio, ia tersenyum dengan menikmati similar angin di sekelilingnya. "Gue harap..,"bisik (Namakamu) dengan pelan.

Dio hanya mengusap pundak (Namakamu) dengan lembut, (Namakamu) menutup kedua matanya.

'Aku harap juga Tuhan berbaik hati untuk memberi tawa itu kembali seperti sedia kala.'

**

Iqbaal kembali menghembuskan asap rokoknya dengan tenang, rambutnya terlihat kembali berantakan, dan kedua matanya yang memerah. Setiap ia memutuskan gadis yang ia pacari, dirinya akan kembali menjadi seorang laki-laki yang frustasi. Club, merokok, alkohol adalah peneman dirinya dikala merenung seperti ini. Iqbaal menyelipkan rokoknya di sela-sela jarinya, kemudian ia meminum alkohol nya dengan sekali teguk, membanting gelas itu dengan keras ke meja di sampingnya, lalu mengusap mulutnya dengan kasar.

"Hahaha.. dikiranya gue laki-laki lemah apa ? Dasar bodoh! Gue juga bisa kalik hidup tanpa dia. Lihat? Gue kaya, gue ganteng, gue pintar, terus? Kurangnya gue apa ? Dia nolak gue? Hahahaha.. perempuan bodoh!" ucap Iqbaal dengan kesadarannya yang kurang.

Iqbaal segera menghisap rokoknya kembali, pelayan bar itu kembali mengisi gelas Iqbaal yang kosong itu dengan alkohol yang baru. Lalu kembali ia mengeluarkan air matanya dengan sedihnya, Iqbaal dengan air matanya kembali meminum alkohol itu.

Lalu meletakkannya dengan perlahan gelas itu, ia tersenyum dengan tangisnya. " Dia pasti semakin cantik dari hari ke hari dan ... gue rindu dengan (Namakamu), perempuan bodoh yang bikin gue kayak gini.. ,"lirih Iqbaal dengan air matanya.

Ia menjatuhkan rokoknya begitu saja, ia menatap gelasnya dengan air matanya yang entah kapan dapat berhenti.

"Gue kangen sama lo, (Namakamu). Lo di mana ?" bisik Iqbaal dengan isakan tangisnya.

**

(Namakamu) dengan buku-buku yang berada di dalam pelukannya membuat dirinya harus segera menuju kelas pagi nya kali ini, jika dosennya telah berada di kelas sebelum dirinya maka yang terjadi adalah absensinya akan kotor dengan tanda alpa. (Namakamu) melihat jam di pergelangan tangannya kembali. Waktunya sudah hampir menuju angka 8, (Namakamu) semakin panik. Dengan cepat ia berlari menuju kelasnya.

BRUGH!

(Namakamu) menjatuhkan semua buku-bukunya, ia yang sangat panik pun dengan cepat pula mengumpuli semua buku-bukunya. Ia tidak ingin alpa.

"Makas—"

Seseorang yang secara tiba-tiba membantunya untuk mengumpulkan buku-bukunya tadi membuatnya terpaku. Ia merasakan sesuatu menahan napasnya seketika.

'Dia.. dia kembali?'

"Iqbaal..," lirih (Namakamu) dengan sangat pelan.

Iqbaal melihat gadis itu, gadis yang menghancurkannya, gadis yang membuat dirinya menjadi jahat kepada setiap kaum hawa, gadis yang membuatnya frustasi, gadis yang membuatnya hampir membunuh dirinya itu. Kini ada di hadapannya, dia ada di hadapannya!

Iqbaal melepaskan buku-buku yang sempat berada di tangannya, ia berdiri dengan dengan cepat.

(Namakamu) pun berdiri, ia tersenyum sedih melihat Iqbaal yang kini ada di hadapannya," Hai.. ."Kini sesuatu yang terhenti di tenggorokkannya telah ia keluarkan dengan suaranya yang serak.

Iqbaal menyisir rambutnya yang berantakkan itu ke belakang, ia menahan airmatanya yang ingin jatuh saat ini,"seharusnya lo nggak perlu lagi nyapa gue lagi, (Namakamu). Belum cukup lo bikin gue sakit selama 4 tahun?"

(Namakamu) melupakan semuanya, tentang kelasnya, tentang buku-bukunya, dan tentang absensinya. Iqbaal mengalihkannya.

"Baal, gue—"

"Anggap aja kita nggak pernah kenal, pertemuan ini adalah pertemuan terakhir kita. Sorry, gue ada kelas," Iqbaal memotong perkataan (Namakamu) dengan tenang. Ia dengan cepat berlari kecil meninggalkan (Namakamu) yang masih menatapnya.

(Namakamu) tersenyum dengan sedihnya melihat punggung tegap Iqbaal yang telah menghilang, " ternyata lo baik-baik aja."

**

Bersambung...

Continue Reading

You'll Also Like

687K 43K 31
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
144K 23.7K 44
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
399K 14.6K 85
Katanya, tidak ada persahabatan yang abadi antara laki-laki dan perempuan. Lalu bagaimana jika keduanya menemukan seseorang yang berhasil meraih temp...
778K 48.1K 35
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...