Biarlah Takdir Yang Menentuka...

By Nelly_Nurul

4.2M 184K 3.2K

Rank #1 islami (Romance-spiritual) Bagaimana jadinya jika Setelah lama tidak bertemu dan dia meninggalk... More

Part 1
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Prat 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24.
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36 (bisa di lewat)
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Ending
info.
Squel.
Trailer

Part 2

145K 6.7K 124
By Nelly_Nurul

Ketika sang takdir yang mempeminkan, kamu bisa apa?
Menyerah lalu kalah.
Atau berjuang untuk memang??

_

__________________________________

Happy Reading...

Hari ini Abizar diajak keliling kampung ini oleh Reza, nama aslinya adalah Raka Reza kadang dipanggil Raka dan kadang di panggil Reza, beliau adalah teman Abizar sejak kecil. Mereka SD dan juga SMP bareng kemudian mereka berpisah karena Abizar melanjutkan SMA nya diuar kota.

Sebenarnya Abizar bisa sendiri berkeliling kampung ini, namun abinya menyuruh Reza untuk menemaninya karena takut kesasar seperti tadi subuh pikir abinya.

"Lo masih muda bro, ko bisa lo kesasar kaya gitu?" tanya Reza.

Reza selalu berbicara menggunakan bahasa 'lo-gue' kepada orang lain. Berbeda dengan Abizar yang selalu menggunakan bahasa 'aku-kamu'.

"Aku kemarin sebenarnya bukan kesasar, kemarin aku liat wanita berhijab maron dan aku seperti tidak asing dengan orang itu, yah jadi aku mengikutinya" terang Abizar.

Reza malah tertawa mendengar cerita dari Abizar tesebut. Rasanya aneh sekali seorang pria seperti Abizar malah mengikuti seorang wanita.

"Terus lo tau siapa orangnya?" tanya Reza penasaran.

"Aku gak tau, soalnya ketika aku akan menghampirinya abi memanggilku dan menyangka aku kesasar," kata Abizar.

"Hahaha ada-ada aja lo, Ngapain juga lo ngikutin cewe itu? Dosa tuh Pak Ustad," ledek Reza sambil tertawa.

"Ya kan aku pikir dia itu....... " kata Abizar menggantung.

"Kamu pikir dia itu Khairah," tebak Reza.

Abizarpun menganggukkan kepalanya. Reza yang merasa tebakannya benarpun menertawakannya, bukannya kenapa karena setau dia Khairah sudah lama tidak ada disini.

"Ko kamu ketawa si Rez?"

"Lo ngira bahwa yang memakai hijab tadi subuh adalah Khairah? Asal lo tau ya Abizar, sejak lo milih untuk ninggalin dia waktu itu, sejak saat itu pula dia sudah tidak menggunakan Hijab lagi."

Deg

Abizar merasa terkejut dengan perkataan Reza barusan, dia tidak percaya kalau Khairah yang dikenalnya dulu telah berubah, ada sedikit rasa sedih dan penyesalan disana.

Apa dia seperti itu karena ditinggal oleh Abizar dulu, tapi rasanya tidak mungkin Khairah seperti itu. Atau mungkin ada hal lain yang membuat Khairah tidak mengunakan hijabnya.

"Mengapa dia sampai melepas hijabnya" Batin Abizar.

"Yeh malah bengong lagi ni anak, zinah pikiran tuh pak Ustad." celetuk Reza.

Abizarpun sadar dari pikirannya
"Astagfirullah" kata Abizar refleks.

"Lagian lo ada-ada aja bro, Khairah itu sekarang tidak ada disini, dia lagi nerusin kuliahnya di Yogya dan dia gak pernah balik lagi kesini selama setahun belakangan ini, terakhir dia balik lebaran kemarin," kata Reza.

Sebenarnya Reza belum tau kalau Khairah sudah pulang ke kampung ini 3 hari yang lalu. karena selama ada di kampung ini Khairah tidak pernah keluar rumah, sekalinya keluar rumah yah tadi subuh.

"Emang Khairah kuliah di universitas apa?" tanya Abizar

"UGM, kalau gak salah."

"Aku juga kuliah disana" kata Abizar.

"Serius lo bro, wah jodoh lo kayaknya." kata Reza

"Tapi ko aku belum pernah liat dia di kampus" Batin Abizar.

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Di kamarnya Abizar memikirkan perkataan Reza tadi, Apakah benar semenjak dia pergi Khairah melepas hijabnya? Lalu siapa orang yang ia lihat tadi subuh?

Tak ingin terlalu memikirkan hal tersebut Abizar menunaikan ibadah sholat isya di rumahnya.

Tok.... Tok... Tok..

Suara ketukan pintu terdengar oleh Abizar ketika dia sedang berdo'a. Abizar menyudahi berdo'anya lalu membuka pintu itu.

"Eh Abi, kenapa tidak langsung masuk aja gak perlu ketuk pintu dulu?"

"Abi takut ganggu kamu Bizar, sebenarnya ada yang ingin abi bicarakan denganmu." Ustad Zakariya masuk ke kamar Abizar.

"Ada apa bi? sepertinya serius sekali."

"Begini nak, kamu tau dengan Pak Hamdan yang kamu temui tadi subuh."

Abizar mengangukan kepalanya, dia ingat dengan pria yang dimaksud oleh Abinya tersebut. Lalu apa hubungannya dengan dirinya.

"Tau bi, yang kemarin di mesjid itu'kan?"

Ustad Zakariya menganggukkan kepalanya tanda membenarkan.
"Jadi dulu Abi sama Pak Hamdan pernah bernazar buat menjodohkan kamu dengan putrinya dan Abi harap kamu menyetujuinya, Abi tidak akan memaksa, kamu bisa memikirkannya terlebih dahulu," kata Ustad Zakariya.

"Gimana ya bi, sebenarnya Abizar udah mempunyai pilihan, tapi jika itu sebuah nazar berarti harus dilaksanakan. Aku minta waktu yah bi untuk menyakinkan diriku sendiri." kata Abizar.

"Abi percayakan semuanya sama kamu, jika kamu memang sudah memiliki pilihan tidak apa jangan memaksakan," ucap Ustad Zakariya sambil menepuk bahu Abizar lalu dia pergi dari kamar Abizar.

Sekarang Abizar malah dibuat bingung antara berjuang untuk mendapatkan wanita yang di cintai nya atau meminang wanita yang di pilihkan oleh Abinya tersebut.

"Bagaimana ini?" Bingungnya.

Dia menghela nafasnya lalu menghamparkan sajadahnya dan dia akan meminta petunjuk dari Allah SWT. Semoga saja dengan itu dia bisa menemukan jawaban.

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Hari ini Khairah akan pergi ke Yogyakarta. Sebenarnya dia masih libur 1 minggu lagi, namun temannya yang bernama Nina menelponnya katanya dia akan bertunangan dengan pacarnya jadi Khairah diminta datang ke rumah Nina di Yogya.

"Kamu bener akan pergi lagi ke Yogya? Libur kamu kan masih seminggu lagi," kata Abi Khairah.

"Iya nak, kamu baru 6 hari disini gak kangen apa sama ibu," ucap Umi Khairah yang tidak rela anaknya pergi lagi.

"Gimana ya? sebenarnya Khairah juga masih ingin disini, tapi temen Khairah ada yang mau tunangan, jadi Khairah merasa tidak enak kalau tidak menghadirinya," terang Khairah kepada kedua orangtuanya.

"Abi gimana mau izinin anak kita pergi," kata Uminya Khairah kepada Abinya.

"Mau gimana lagi, yaudah Abi sama Umi titip salam aja buat teman kamu yang mau tunangan itu."

"Makasih ya yah, insya allah entar Khairah sampaikan salamnya."

Khairah pun pergi ke Yogyakarta, tapi sebelum itu dia akan berpamitan dulu dengan teman masa kecilnya di kampung.

Khairah mengetuk pintu rumah itu.

Tok tok tok

"Assalamualaikum," ucap Khairah.

"Waalaikumsalam, eh kamu Khairah ayo masuk." Kata Diana yang baru saja membuka pintu dan mempersilahkan Khairah untuk masuk.

"Makasih Diana." Ucap Khairah lalu dia duduk di kursi ruang tamu.

"Tunggu ya aku bikinin minum dulu." ucap Diana lalu dia berdiri berniat akan pergi ke dapur.

Khairah memegang lengan Diana guna mencegah Diana untuk tetap di tempatnya. "Tidak usah repot-repot Diana, lagian aku tidak akan lama disininya, aku kesini mau pamitan sama kamu aja kok, aku mau ke Yogya lagi."

"Ko cepet banget Khairah, kamu disini baru juga beberapa hari." kata Diana yang terlihat sangat Sendih.

"Iya temen aku ada yang tunangan disana jadi aku harus menghadirinya. Maaf yah jadi jarang bertemu deh kita," terang Khairah.

"Oh yaudah, tapi kamu tetep hubungin aku ya Khairah."

"Iya pasti, yaudah kalau gitu aku pamit yah Diana, Asalamualaikum,"

"Waalaikumsalam,"

Khairah pun keluar dari rumah Diana, Khairah melihat lingkungan sekitarnya yang nampak beda, maklum saja dia sudah setahun tidak ada di kampungnya dan ini juga hari terakhir Khairah berada disini sebelum pergi ke Yogya.

Di tengah perjalannya dia tidak sengaja menabrak seseorang. Maklum saja Khairah melihat kearah kanan dan kirinya sampai lupa tidak melihat kearah depan.

"Eh maaf," kata Khairah saat melihat ada handpone yang terjatuh kebawah.

"Iya tidak papa." kata orang tersebut lalu dia mengambil handphonenya dan menatap wajah Khairah, sedangkan Khairah hanya menunduk takut.

"lo Khairah'kan?"

"Iya, ko kamu tau nama saya?" Kata Khairah terkejut karena orang yang bertabrakan tak sengaja denganya itu tau namanya.

"Lo lupa sama gue? Gue ini Reza temen SMP lo dulu."

Khairah mencoba mengingatnya, oh jadi lelaki yang dihadapamya itu adalah Reza teman Abizar dulu.

Lagi-lagi Khairah teringat dengan sosok Abizar. Tidak bisakan ingatannya itu tentang Abizar hilang saja.

"Oh maaf aku lupa," kata Khairah sambil menundukan kepalanya.

"Kamu sekarang menggunakan hijab lagi Khairah? Dan sekarang kamu pakai hijabnya syar'i gak kaya dulu waktu SMP kamu pakai hijab paris. Mudah- mudahan kamu tetep istiqomah yah pakai hijabnya jangan sampai di lepas lagi," kata Reza.

Tanpa Reza sadari sebenarnya apa yang di katakan olehnya yang sedikit menyindir itu menyakiti hati Khairah, tapi Khairah tidak marah karena memang dia merasa dulu seperti itu.

"Amin, Insya allah aku akan tetap istiqomah Reza, kalau begitu aku permisi dulu, Assalamualalikum,"

"Waalaikumsalam," kata Reza menata Khairah dari jauh.

Lalu khairah pergi meninggalkan Reza. Sedangkan Reza masih di tempat yang sama dia sedang berkutat dengan pikirannya

"Jika memang benar sekarang Khairah sudah berhijrah dan sekarang menggunakan Hijab syar'i, berarti yang di temui Abizar waktu itu kemungkinan benar Khairah dong," gumam Reza pada dirinya sendiri.

.
.
Bersambung

____________________________________

Jangan lupa kasih vote dan comennya ya.

Makasih semuanya..

Assalamualaikum.

Jadi Khairah mau bertemu dengan Abizar gak yah setalah ini??..  hayoh tebak

Continue Reading

You'll Also Like

AMILA By ok.

Teen Fiction

128K 11.4K 64
Selamat membaca cerita Gus Amir dan Ning Mila♥ Mila Arsyana Fahmi. Perempuan cantik dan manis yang baru berhijrah setelah meninggalnya sang ayah. Gad...
53.1K 5.4K 35
Ternyata benar, seiring berjalannya waktu rasa cinta bisa tumbuh. Entah siapa yang memulai lebih dulu, yang jelas mereka menumbuhkan rasa di hati mas...
4.7M 288K 60
[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] Hana di deskripsikan sebagai gadis nakal pembuat onar dan memiliki pergaulan bebas, menikah dengan seorang pria yang kerap...
ArqaMila By zerryizka

General Fiction

33.3K 7.1K 75
[CERITA KE 3] 🌻 Kategori : baper menantang Bagaimana jika sebuah kecelakaan memaksamu menjadi Ayah sekaligus Ibu untuk keponakan titisan kuaci gore...