Tears of Sarah [21+] / Repost

By ErayDewiPringgo

12.2M 306K 10.3K

⚠ ADULT, ROMANCE, ANAK-ANAK DILARANG MENDEKAT (21+) ⚠ SEKUEL LOVE THE PSYCOPATH Sarah Kendrick Alterio adal... More

1 : Steve Keith Russell
2. Sarah Kendrick Alterio
3 : Rencana Steve
4 : Wajah Asli Steve [21+]
6 : My Little Sarah
7 : Pelecehan!
8 : Jangan Sentuh.... (17+)
9 : Aku bisa Memperkosamu, Sarah!
10 : Sarah & Apartemen Steve ! (17+)
11 : Sisi Lembut Steve?
12 : Jangan Sentuh Mainanku!
13 : Kemarahan Steve!
14 : Tidur Bersama !
15 : Sarah Lapar (17+)
16 : Menikah dengan Steve?
17 : Lamaran Steve
18 : Pernikahan!
19 : Malam Pertama (19+)
20 : Sarah Muntah
21 : Rahasia Steve
22 : Sarah Tersiksa!
23 : Dimana Sarah?!
24 : Percintaan (19+)
25 : Jangan Tinggalkan Aku!
26. Steve Cemburu
27. Cinta Sarah (17+)
28. Cinta Tulus Sarah
29 : Trust Me, Please! (1)
30 : Trust Me, Please! (2)
OPEN EXCLUSIVE PRE-ORDER

5 : Tolong!

373K 12.5K 309
By ErayDewiPringgo

***

***

-Mullbery Night Club-

Steve duduk di kursi bar dengan mata menerawang dingin. Vodka yang sempat dia pesan hanya dia mainkan dengan jemari tangan. Tangisan tergugu dari Sarah siang ini entah kenapa membuat Steve ragu melanjutkan aksinya lebih jauh.

"Steve, apa yang kau lamunkan?" Kyle menyenggol bahu Steve, lalu mengambil duduk di samping lelaki itu.

Steve hanya melirik sekilas, lalu kembali memainkan gelas, "Bukan urusanmu."

Kyle berdecak kesal, lalu mengangkat tangannya kepada bartender.

"Brandy Cognac!" Kyle memesan segelas wiski jenis brandy.

Kyle kembali mencuri pandang ke arah Steve. Dia sangat mengenal luar dalam sifat sahabatnya tersebut. Steve terlalu pendiam dan kejam. Sekali Steve marah, semuanya akan berakhir bencana. Namun dari semua itu, hanya satu yang membuat rasa ingin tahu Kyle.

Video. Kyle sempat mendengar bahwa Steve membuat video tentang Sarah. Kyle benar-benar ingin melihat video apa yang Steve maksud. Tanpa sadar Kyle menelan ludah. Kyle sadar, Sarah sangat cantik. Kulit putih dan bersih berhasil menghipnotis. Tubuhnya yang molek indah terbentuk proporsional dan tumbuh di tempat tepat. Bibirnya yang merah ranum begitu menggoda imajinasi liarnya.

"Aku dengar kau memiliki video Sarah." Kyle menjilat tipis bibirnya yang kering. "Apa aku boleh melihatnya?"

Steve menghentikan permainan tangan. Matanya yang dingin kemudian beralih menatap ke arah lelaki berkulit hitam yang saat ini tersenyum kepadanya.

"Aku tidak suka mengulang ucapanku, Kyle." Steve bangkit dari singgasananya, "Apa pun yang kulakukan kepada Sarah, termasuk video yang kau maksud, itu bukan urusanmu." Steve menepuk bahu Kyle dengan mata berkilat.

"Steve, aku hanya ...."

"Jangan pernah menyentuh mainanku. Itu kuncinya, Kyle." Steve menyela ucapan Kyle. Dia merapikan jaket kulit gelapnya lalu berjalan meninggalkan Kyle yang masih duduk mematung dengan mulut terbuka.

***

Steve berjalan keluar kelab. Suara musik bising kini berganti gemerisik daun serta semilir angin dingin yang menerpa kulit wajah. Steve kemudian bersandar di body mobil Audi R8 miliknya. Dia merogoh saku jaket dan mengeluarkan sebungkus rokok. Butuh pengalihan dan rokok salah satunya.

Steve menghirup dalam-dalam benda itu hingga asap putih keluar dari mulut. Steve memandang langit yang saat ini tampak cerah dipenuhi bintang. Gugusan warna putih cemerlang yang biasanya bersembunyi malu, kini menampakkan diri.

"Kau masih sangat muda, tapi merokok." Steve terkejut karena suara yang datang secara tiba-tiba. Area parkir yang cukup sepi adalah penyebab utama. Steve menoleh dan melihat seorang wanita tua berdiri di samping kanan. Wanita itu berdiri sedikit goyah dengan tongkat kayu sebagai penyangga. Pakaiannya tampak sangat lusuh, begitupun dengan rambut yang tidak terawat membuat Steve mengerutkan kening.

Kenapa nenek tua itu bisa datang ke tempat ini? Tidak ingin berlama-lama dengan wanita tua itu, Steve membuka pintu mobil, berniat masuk, tetapi langsung dicegah.

"Tunggu. Aku melihat seorang gadis." Wanita asing itu bergumam aneh kepada Steve.

"Sebaiknya Nenek segera pulang." Steve melepaskan cengkeraman tangan wanita itu di lengannya.

"Tidak! Aku benar-benar melihat bayangan seorang gadis di matamu." Wanita itu menangkup wajah Steve, lalu menarik lebih dekat ke wajahnya. "Jangan sakiti gadis itu, Anak Muda."

"Apa yang kau lakukan?!" Steve otomatis mendorong wanita tua itu hingga limbung ke belakang.

"Gadis itu memiliki pelindung. Ada roh lain yang melindungi." Dia kembali bergumam aneh. "Jika kau menyakitinya, roh pelindung akan murka dan membalasmu!"

Steve memutar bola mata. Dia mengabaikan teriakan wanita asing itu, lalu masuk mobil dan duduk manis di jok. Tanpa sedikit pun menoleh dan mendengarkan ancaman wanita itu, Steve melajukan mobil dan pergi meninggalkan kelab. Steve sempat melihat dari kaca spion. Dia melihat wanita renta itu masih setia berdiri, menatapnya

***

--Jurang Manchester, 11:26 P.M--

"Hiks!" Sarah tidak bisa menghentikan tangisan tergugu di wajah. Sapuan lembut angin malam menyerbu kulit pucat. Rambut panjang tergerai melambai mengikuti angin.

"Ibu." Sarah menggenggam liontin yang tergantung di leher. Kaki telanjang berada tepat di atas batu kerikil tajam yang menusuk-nusuk kulitnya.

Satu langkah lagi, Sarah akan jatuh ke laut. Sarah takut, tetapi melihat bagaimana hidupnya saat ini, semua ketakutan embali menguap. Dia tidak memiliki siapa pun yang mencinta. Ayah bahkan membencinya. Steve yang selama ini dia anggap teman ternyata bersikap buruk kepadanya.

"Ibu, tolong aku. Hiks." Sarah menangis seraya memeluk liontin itu.
Tangisan Sarah disambut embusan angin kencang yang datang tiba-tiba. Hawa dingin menyapu kulit. Jantung Sarah kembali bergemuruh saat kakinya tiba-tiba tergelincir. Sarah kehilangan keseimbangan pada tubuhnya, dan ....

Semuanya terlambat. Sarah merasakan tubuh melayang ke udara dan perlahan-lahan jatuh ke laut.

Byur!

Sesak. Perih. Sakit. Itulah yang Sarah rasakan. Sarah bisa merasakan air yang mulai masuk di hidung dan telinga. Napas terasa begitu berat dan sesak. Ketika Sarah berada di ambang kegelapan, dia melihat bayangan seorang wanita cantik di hadapan matanya.

"Sarah, kembalilah ke duniamu. Ibu selalu di sampingmu."

Ibu? Sarah merasakan sebuah lengan kuat merengkuh dan membawanya menuju permukaan. Tubuhnya yang lemas terasa melayang ke atas. Sarah bisa merasakan dadanya ditekan dan beberapa kali napas bantuan di mulutnya, hingga air yang sempat tertelan mulai keluar.

"Uhuk!" Sarah memuntahkan banyak air, terbatuk hingga paru-parunya terasa sakit dan perih. Sarah samar-samar melihat wajah seorang lelaki yang begitu familier. Wajah itu adalah lelaki yang Sarah takuti.

"Ti-tidak! Ja-ngan sentuh aku!" Sarah memaksakan tubuh untuk duduk. Dia beringsut dan menjauhi lelaki itu dengan tubuh sedikit lemah.

"Beginikah sikapmu kepada orang yang telah menolongmu, Sarah?" Steve menarik kaki Sarah dan kembali menindih tubuh molek Sarah.

"Hiks!" Sarah kembali menangis histeris.

"Menangis saja, Sarah, tidak akan ada yang mendengarmu," bisik Steve parau. Sarah membuang wajahnya saat Steve mendekatkan bibirnya ke bibir Sarah.

"Argh!"

Sarah yang sempat memejam, seketika membuka mata perlahan karena suara rintih kesakitan itu keluar dari mulut Steve. Sarah melihat Steve mengusap kepala. Lelaki itu tidak lagi menindih, sebaliknya Steve kembali duduk dan tampak sibuk mengedarkan mata ke sekeliling.

Sarah menggunakan kesempatan itu untuk menjauh. Saat dia berusaha susah payah untuk berdiri, Steve telah terlebih dahulu menangkap lengannya. Lalu entah mendapatkan ide dan kekuatan dari mana, Sarah menggigit pergelangan tangan Steve hingga genggaman lelaki itu terlepas.

"Argh!! Bitch!" Sarah terpana saat Steve mengumpat kejam kepadanya. Lalu dengan langkah cepat, Sarah berlari meninggalkan Steve. "Awas kau, Sarah!"

Sarah tidak berani menoleh ke belakang. Sarah takut dengan kemarahan Steve. Sarah terus berlari dan berlari hingga cahaya silau datang menyambut mata. Sarah merentangkan kedua tangan, dan taksi itu pun berhenti tepat di depannya.

"Sarah!" Sarah menoleh dan melihat Steve makin dekat mengejarnya. Sarah merasakan tangannya berkeringat, takut. Sarah kemudian masuk mobil, dan meminta sang sopir untuk mengaktifkan kunci mobil.

"Ce-cepat jalan!" Sarah merapatkan tubuh di pintu mobil saat Steve berhasil mencapai sisi lain pintu. Steve menggedor pintu dengan amarah di wajah.

"Buka pintunya, Sarah!" Steve makin keras mengetuk kaca jendela mobil.

"Sebaiknya Nona keluar. Pemuda itu bisa-bisa merusak mobilku."

Sarah menggeleng diikuti air mata ketakutan, "Tolong, bisakah Paman membawaku pergi dari tempat ini?"

***

Seorang pria paruh baya berjalan di sepanjang koridor dengan dua pengawal di belakang dan satu pria berpakaian putih berlogo rumah sakit berjalan di depan. Buket mawar merah indah berada di genggaman tangan. Lingkaran hitam di bawah mata memberi bukti nyata rasa lelah, duka, dan kesedihan mendalam.

"Silakan masuk, Tuan." Pria berpakaian putih itu membukakan pintu untuk pria dengan bunga di tangannya.

Pria itu kemudian masuk dan melihat seorang wanita berbaring lemah di tempat tidur. Kabel ETT terpasang di mulut sebagai alat bantu pernapasan. Detak jantungnya begitu lemah, tetapi pria itu selalu bernapas lega selama dia masih mendengar dan melihat lewat komputer kecil di samping tempat tidurnya.

"Bagaimana kondisi istriku?"

"Masih sama, Tuan Erick. Belum ada perkembangan signifikan."

Erick meraih tangan istrinya, membawanya ke bibir dan mencium cukup lama.

Tujuh belas tahun Shaila menutup mata. Semua orang memintanya mencabut selang pernapasan di tubuh sang istri, tetapi Erick bersikeras melakukan sebaliknya. Ketika semua orang menganggap Shaila tiada, Erick berpikir lain. Erick masih menjaga harapan itu.

"Apa kau tidak merindukanku, Sayang?" Erick mengusapkan buku jarinya ke pipi Shaila. Wajah wanita itu begitu pucat.

"Aku sangat merindukanmu, Sayang." Air mata pria itu menetes deras di tangan Shaila. Tangisan yang telah lama Erick tahan, kini kembali keluar tanpa dapat dikendalikan.

Continue Reading

You'll Also Like

11.3M 218K 43
Dewasa, 21 +, Mature S*ks tanpa status? Begitulah yang terjadi pada Anna. Annabelle Julliete Kingston (Anna) adalah gadis kaya raya yang terkenal den...
1.1M 54.1K 48
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
734K 20.5K 41
WARNING!!! 21+ (Sudah di peringatkan ya. Jangan ngeyel yang belum cukup usia.) *Belum diedit sedikitpun. Penuh gramatikal eror.* Adrian Stanley Hende...
9.3M 137K 12
WARNING : COMEDY ROMANCE, VULGAR, MATURE (21+), LOVE "Mau kucium atau tidur denganku? Pilih." -Tommy Romero Algasio (18 tahun) *** "Mama! Tommy sudah...