MAXI

بواسطة zaverly83

69.7K 6.9K 975

Maxi seorang badboy idola kampus yang sedang berjuang menyelesaikan pendidikan Postgraduate nya, diminta untu... المزيد

Cloudy Purnama Hasan
Sparkle Maximilliano Alfonso
pertemuan awal
Spanish
Universitat de Barcelona
kesal
akhir pekan
awal
janji
kencan
amarah
rindu
cemburu
senyum
maaf
weekend
fashionable
Diam
Foolishness
Awkward
again
Jealous
Not Now
Decision
Decision (2)
Kepergian
Jauh
Bertahan
Jatuh
Bangun
Cloudy
aneh
Kembali
awal baru
Bingung
pulang
pudar
Kecewa
Maaf
Pengampunan
Bandara
percaya
Kegilaan
pertahanan
kiss
Janji
The Wedding
First for Everything
rencana
Barcelona
Tak biasa
Resepsi

nenek

1.4K 140 15
بواسطة zaverly83

Cloudy menjadi kesal.
"Ach sudahlah! Lebih baik aku pulang saja, sudah larut malam." Ucap Cloudy berdiri hendak melangkah pergi.

Maxi segera menarik tangan Cloudy, hingga Cloudy terkejut dan terjatuh dalam posisi terlentang di pangkuan Maxi.

"Sparkle...apa yang akan kau lakukan?" Tanya Cloudy ketakutan karena wajah Maxi semakin mendekat ke wajahnya, bahkan tangan Maxi yang satu lagi sudah mengurung Cloudy hingga tidak bisa bergerak di pangkuan Maxi.

Maxi terus membungkuk semakin mendekatkan wajahnya pada wajah Cloudy.

"AAAAARRRRGGHHHH!!!!!" teriak Cloudy dengan sangat keras, sambil meronta-ronta tangan dan kakinya. Suaranya memekakkan telinga Maxi. Berhasil.

Maxi melepaskan kungkungannya terhadap tubuh Cloudy.

"Apa yang kau lakukan?! Telingaku jadi sangat sakit karena teriakanmu!" Ucap Maxi kesal.

Cloudy segera berdiri menjauh dari Maxi, dan menatapnya dengan penuh amarah.

"Apa yang akan kau lakukan barusan?! Ingat janjimu Sparkle! Aku tidak mau disentuh apalagi dicium dan tidur denganmu! Mulai sekarang jangan menganggapku kekasih! Aku tak pernah mau jadi kekasihmu!!!" Teriak Cloudy penuh amarah hingga menangis karena emosi yang meluap dari dalam dirinya.

Cloudy segera berbalik berlari pergi keluar dari apartment Maxi.

Maxi mengacak rambut dan wajahnya dengan frustasi.
"Sial! Sial! Sial! Bodoh kau Maxi! Dasar Bodoh! Sekarang semuanya kembali lagi ke awal, dia pasti tidak mau bicara lagi denganku. Dasar Bodoh!!!" Rutuk Maxi geram pada dirinya sendiri.

Wajah cantik Cloudy membuat Maxi tak mampu menahan rasa gemuruh di hatinya. Kini wajah cantik itu sudah menangis dan pasti besok sudah kembali menjadi kutubuku. Maxi menghela napas kesal pada dirinya sendiri.

Cloudy kini berada di apartmentnya sendiri, menangis di kamarnya.

"Hiks..hiks..apa yang akan dia lakukan tadi?! Hiks...hiks.. dasar mesum!" Oceh Cloudy dalam tangisnya.

Cloudy menangis semalaman, dia merasa takut dengan kejadian di apartment Maxi, Cloudy juga takut pada emosinya yang mudah meluap pada Maxi. Sudah hampir 8 tahun dia tak pernah merasakan luapan emosi yang meledak-ledak seperti beberapa hari ini.

"Ach! Kepalaku sakit sekali! Lebih baik aku istirahat di rumah saja. Mataku juga bengkak seperti ini. Memalukan!" Ucap Cloudy sambil tidur di atas tempat tidur menghadap ke cermin besar di lemarinya.

Teeettt...Teeett...
Bunyi bel apartment Cloudy berbunyi pagi ini.

Cloudy menghapus airmatanya yang masih saja mengalir, tanpa bisa dihentikan. Cloudy malas membuka pintu karena dia mengira bahwa Maxi lah yang datang. Bunyi bel terus menerus tanpa henti, akhirnya memaksa tubuh Cloudy bangun dari tempat tidurnya.

Cloudy membuka pintu tanpa melihat terlebih dulu siapa yang datang. Dia sangat terkejut saat pintu terbuka dan mendapati dua wanita tua berdiri di depan pintunya.

"Mati aku!" Batin Cloudy begitu melihat dua wanita tua itu.

Cloudy lalu memasang wajah tersenyum dengan cengiran kudanya.
"Hai Oma, hai Eyang Putri." Sapa Cloudy pada dua wanita tua itu yang adalah neneknya.

"Cloudy kesayangan Oma, kau baik-baik saja nak?" Tanya si Oma, ibu dari mamanya. Cloudy mengangguk tersenyum.

"Masuklah Oma, Eyang Putri." Ucap Cloudy.

Lalu dua wanita itu melangkah masuk, Cloudy heran kenapa kedua neneknya ini tidak membawa koper atau tas apapun?

Beberapa detik kemudian pertanyaannya terjawab oleh seorang pria yang membawa dua koper dan dua tas jinjing besar, keluar dari lift dan berjalan ke arahnya. Pria yang semalam membuatnya menangis hingga pagi ini. Cloudy sungguh enggan bertemu dan bertatap muka dengan pria itu.

Maxi berjalan tanpa ekspresi terus menatap Cloudy yang penampilannya saat ini sangat menyedihkan. Cloudy menjadi canggung dengan tatapan itu. Cloudy segera masuk tanpa menutup pintu apartmentnya, dan juga tidak bicara apapun pada Maxi. Maxi masuk ke apartment Cloudy meski sang pemilik tidak mempersilahkan masuk.

Eyang putri adalah ibu dari papanya Cloudy, usianya 72 tahun, seumuran dengan Oma. Mereka sangat rukun bahkan tinggal bersama dalam satu rumah setelah sama-sama berstatus janda. Mereka adalah sahabat sejak sekolah dan terus menjadi dekat bahkan menjadi keluarga saat anak-anak mereka menjadi sepasang suami istri. Papa dan mama Cloudy. Eyang Putri lebih lembut dan tenang pembawaan dirinya, beda dengan Oma yang lebih ceria dan cenderung cerewet.

"Nduk, nopo rupamu elek tenan?" Tanya Eyang putri dalam bahasa Jawa..

(Nak, kenapa wajahmu jelek sekali?)

"Mboten nopo-nopo Eyang putri. Kulo dereng tilem saking wingi." Jawab Cloudy dalam bahasa Jawa.

(Tidak apa-apa Eyang Putri. Saya belum tidur dari kemarin)

Maxi tak mengerti bahasa yang Cloudy ucapkan pada neneknya yang memakai pakaian kuno tradisional Indonesia itu.

"Kenapa kau sampai tidak tidur dari kemarin? Kau terlihat seperti baru saja menguras airmatamu?" Tanya si Oma.

Maxi masih menatap Cloudy, kini tatapannya penuh penyesalan setelah mendengar ucapan nenek yang berpakaian lebih modern dari yang satunya.

"Oma sama Eyang putri kenapa tidak memberi kabar Cloudy dulu sih kalau mau kesini. Hanya berdua saja kan bahaya perjalanan jauh." Ucap Cloudy masih tetap mengacuhkan Maxi yang terus menatapnya.

"Kami naik pesawat pribadi papamu, Oma memang ingin memberi kejutan padamu. Jadi Oma pesan sama calon suamimu ini untuk merahasiakannya." Sahut si Oma.

Cloudy menoleh menatap ke Maxi, dan Maxi tersenyum, namun Cloudy segera mengalihkan pandangannya lagi.

"Grandma, saya permisi pulang dulu." Ucap Maxi merasa bahwa dirinya tak lagi dibutuhkan disana.

"Eh Maxi, kita breakfast bersama dulu ya, Calon istrimu ini masakannya enak lho." Sahut si Oma sambil menepuk pundak Cloudy.

"Oma....kepala Cloudy masih sakit, Cloudy butuh istirahat, kenapa justru disuruh masak sih?" Sahut Cloudy kesal.

"Cloudy, tidak baik membiarkan pria kelaparan di pagi hari, apalagi dia sudah menjemput dua nenekmu ini, membawakan koper dan tas kami. Ayolah kau memasak dan Oma akan menemani calon suamimu ini." Ucap Oma.

Cloudy menoleh ke Eyang Putri berharap ada pembelaan, tapi Eyang Putri malah sudah tertidur bersandar di sofa. Cloudy hanya menghela napas lalu ke dapur dan membuat masakan.

Setengah jam berlalu dan kini Cloudy mulai menata makanannya di meja, terdengar tawa Oma yang mengobrol bersama Maxi.

"Oma, ayo sarapan, semuanya sudah siap." Panggil Cloudy lalu duduk di sofa mencoba membangunkan perlahan Eyang Putrinya.

"Eyang, ayo kita sarapan dulu." Bisik Cloudy perlahan ditelinga Eyang Putrinya.

"Cloudy, ayo siapkan calon suamimu ini sarapannya." Perintah Oma.

Cloudy hanya memejamkan matanya sambil menghela napas, kesal rasanya mendengar kata Calon Suami.

Cloudy tak berani membantah Oma, karena akibatnya bisa fatal, Oma akan mendiamkan Cloudy sampai Cloudy mau menuruti ucapannya, jadi percuma membantah Oma.

Cloudy menuntun Eyang Putri duduk di kursi meja makan. Lalu berjalan mendekati Maxi, menyiapkan piring di hadapan Maxi, mengambil roti panggang yang sudah berisi daging asap juga telor mata sapi dan keju, meletakkan roti lapis panggang itu ke piring Maxi. Cloudy juga menyiapkan gelas bagi Maxi dan mengisinya dengan Orange Juice yang dibuatnya.

Maxi tersenyum dengan pelayanan Cloudy.
"Begini rasanya menjadi daddy yang selalu dilayani mommy." Batin Maxi.

Cloudy duduk di samping Maxi, berhadapan dengan kedua neneknya.

"Cloudy, kenapa diam saja?" Ucap Oma. Cloudy segera paham apa yang Oma maksudkan.

"Sparkle, apa kau masih butuh sesuatu untuk sarapanmu?" Tanya Cloudy dengan nada malas berbicara.

"Ouh tidak, terima kasih." Sahut Maxi canggung.

"Kalau begitu mulailah makan sarapanmu, atau Oma sebentar lagi akan memintaku untuk menyuapimu." Bisik Cloudy.

Maxi terkejut, namun dia justru mendapat ide menyenangkan. Maxi sengaja hanya diam memandang makanan di piringnya.

"Maxi, apa kau tidak suka dengan menu yang dibuat calon istrimu? Kenapa kau belum menyentuhnya?" Tanya Oma pada Maxi.

"Ehm...saya sangat menyukainya grandma, saya suka semua yang dia masak." Sahut Maxi.

Oma tersenyum pada Maxi dan mengangguk pada Cloudy.

"Cloudy.." panggil Oma memberi isyarat pada Cloudy.

"Oma, dia bukan anak bayi lagi! dia bisa makan sendiri!" Sahut Cloudy protes.

"Cloudyyy......." Ucap Oma dengan panjang.

"Baiklah Oma." Sahut Cloudy lalu menoleh kesal ke arah Maxi yang tersenyum lebar.

"Buka mulutmu!" Ucap Cloudy kesal pada Maxi sambil menyodorkan roti lapis ke mulut Maxi.

"Cloudy....!" Ucap Oma dengan geram.

Cloudy hanya menyengir kuda menatap Oma nya.

"Sparkle, buka mulutmu sayang.." ucap Cloudy lembut namun dengan tatapan tajam pada Maxi.

Maxi memajukan wajahnya sangat dekat ke wajah Cloudy, Cloudy pun segera menjejalkan potongan roti lapis itu sepenuhnya ke mulut Maxi.

Cloudy rupanya salah startegi, Maxi justru memegang tangan Cloudy yang berada di depan mulutnya, lalu mengecupnya dengan mulut penuh roti lapis.

Cup

"Thank you sweetheart." Ucap Maxi berbisik di telinga Cloudy saat mulutnya sudah kosong.

"Aku bukan kekasihmu! Panggil saja Cloudy!" Bisik Cloudy sewot.

Oma tersenyum melihat interaksi Maxi dan Cloudy dihadapannya, mereka terlihat sangat mesra dan dekat.

"Kalian pasangan yang ideal di mata oma." Ucap Oma.

Darah Cloudy serasa semakin panas meluap dalam tubuhnya, namun dia hanya bisa tersenyum pada oma nya.

"Kau bukan kekasihku, tapi calon istriku." Bisik Maxi di telinga Cloudy lagi sambil tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya membalas tatapan tajam dari Cloudy.

"Eyang Putri, suka dengan sandwich yang Cloudy buat kan?" Tanya Cloudy karena melihat neneknya yang hanya membolak balik roti di piringnya, sengaja mengalihkan pembicaraan seputar calon suami dan calon istri.

" o..iki sing jenenge Sandwich kui yo???" Ucap Eyang Putri.

(O..ini yang namanya sandwich itu ya???)

"Inggih Eyang Putri.. enak lho..." Sahut Cloudy.

(Iya Eyang Putri.. enak lho..)

"Ehmm...iya enak.." ucap Eyang Putri saat mulai menyantap sepotong sandwich dari piringnya.

Mereka pun sarapan bersama, lalu Cloudy dibantu Maxi membereskan meja dan piring kotor, sedangkan Oma dan Eyang Putri sudah masuk beristirahat di kamar Cloudy.

"I'm so sorry." Ucap Maxi saat di dapur menatap Cloudy sedang memasukkan piring kotor ke dalam mesin pencuci.

Cloudy berhenti sesaat dan menghela napas, lalu memilih tak berkomentar dan melanjutkan kegiatannya.

Maxi mendekat dan meraih tangan Cloudy, menghentikan Cloudy dari kegiatannya. Maxi membawa tubuh Cloudy menghadap kepadanya, Cloudy hanya diam menurut saja namun menunduk.

"Aku tahu aku sudah keterlaluan semalam padamu. I'm so sorry, semalam kau terlihat sangat cantik, aku sangat terpesona dengan kecantikanmu meski tanpa make up. I'm so sorry, aku berjanji tak akan pernah melanggar janjiku padamu." Ucap Maxi.

Cloudy masih diam dan hanya menunduk.

"Jawablah kumohon, maafkan aku Cloudy. Jika kau terus diam seperti ini, semakin membuatku gemas padamu dan ingin memelukmu." Ucap Maxi lagi menggoda Cloudy.

Cloudy segera mengangkat kepalanya menatap tajam penuh amarah pada Maxi.

"Kau ini....!!! Dasar menyebalkan!!!" Ucap Cloudy kesal.

Maxi tersenyum.
"Aku lebih memilih dimarahi oleh dirimu karena kesal, daripada didiamkan olehmu." Sahut Maxi.

Cloudy membuang napas dengan kasar, sangat kesal pada Maxi, lalu menarik tangannya dari genggaman Maxi.

"Jangan menggangguku terus! Terima kasih sudah menjemput kedua nenekku, sekarang pulanglah!" Ucap Cloudy sambil kembali pada kegiatan membereskan piring.

"Baiklah aku akan pulang, jangan merindukan aku, karena seminggu ke depan aku akan berada di Madrid untuk mengikuti liga basket." Sahut Maxi lalu berbalik melangkah meninggalkan dapur hendak keluar dari apartment.

Cloudy ingin bersikap cuek, tapi entah sesuatu mendorongnya berkomentar.

"Sparkle, kudoakan kau bisa memenangkan pertandinganmu." Panggil Cloudy namun tidak menoleh, Maxi pun tersenyum menghentikan langkahnya dan berbalik kembali mendekati Cloudy.

"Terima kasih sweetheart." Ucap Sparkle dan mengecup lama puncak kepala Cloudy dari belakang. Cloudy hanya diam, kali ini bukan karena lemotnya kerja otak Cloudy, namun karena Cloudy merasa hangat di hatinya, bahkan Cloudy memejamkan matanya saat kecupan itu mendarat di kepalanya.

Maxi sempat heran sesaat setelah mengecup, karena tak ada omelan yang keluar dari mulut Cloudy seperti biasanya. Namun Maxi tersenyum pada akhirnya dan kembali melangkah keluar meninggalkan apartment Cloudy.

Cloudy langsung menyandarkan tubuhnya pada meja di dekatnya, kakinya merasa lemas, entah mengapa air mata kembali mengalir, hatinya terasa hangat dengan sikap lembut Maxi.

"Dia pria yang baik ya." Ucap sebuah suara mengejutkan Cloudy. Cloudy langsung salah tingkah oleh suara Oma nya.

"Oma tidak istirahat?" Tanya Cloudy mengalihkan pembicaraan.

"Dulu mama kamu juga begitu, selalu kesal pada papamu, tapi papamu tidak menyerah, hingga mama mu akhirnya luluh bahkan sampai kini cinta mereka masih semakin kuat." Ucap Oma.

"Oma, Sparkle tidak seperti yang Oma lihat. Dia itu playboy, suka tidur dengan banyak wanita, ya mengakunya sih cuma beberapa saja, cuma dengan kekasihnya saja. Tapi tetap aja itu tidak baik." Sahut Cloudy.

"Ya siapa tahu dirimu bisa merubahnya jadi pria yang lebih bertanggung jawab." Ucap Oma lalu duduk di sebuah kursi dari meja kec di dapur itu.

Cloudy ikut duduk dihadapan Oma nya.

"Tidak mungkin Oma, Cloudy bukan Tuhan yang bisa merubah karakter orang. Lagipula Cloudy tidak ada perasaan apapun pada Sparkle." Ucap Cloudy.

"Belum ada, bukan tidak ada." Sahut Oma.

"Oma, Cloudy belum bisa melupakan Kak Maxi." Ucap Cloudy.

"Tidak perlu melupakan Maxi yang dulu, simpanlah tetap dalam hatimu. Dan biarkan Maxi yang kini ada meneruskan semua yang Maxi dulu lakukan padamu, kau butuh seseorang untukmu bersandar saat lemah dan memegang tanganmu saat kau jatuh. Hal itu sudah tak dapat dilakukan oleh Maxi di masa lalu, tapi hal itu bisa dilakukan oleh Maxi yang kini ada, berikan dia satu kesempatan Cloudy." Sahut Oma.

"Tapi Oma....Cloudy hanya akan mendapat masalah di kampus jika dekat dengan Sparkle." Ucap Cloudy mengeluh.

"Dia pasti bisa melindungimu Cloudy." Sahut Oma.

Cloudy kembali teringat peristiwa di kampus saat beradu mulut dengan Claire. Cloudy segera menghela napas berat.

"Melindungi apanya?! Yang ada dia malah memarahiku!" Batin Cloudy mengomel dalam hatinya.

"Cloudy, kami semua sangat menyayangimu. Kami mendekatkan dirimu dengan Maxi, karena kau selalu memilih menutup diri dari semua pria. Tapi setelah Oma lihat setengah hari ini, banyak kemajuan dalam dirimu saat dekat dengan Maxi." Ucap Oma lagi.

"Oma, Cloudy menolak semuanya karena tak mau merasakan kehilangan lagi. Sparkle dikelilingi banyak wanita cantik dan sempurna, itu sangat memberi kesempatan baginya untuk meninggalkan Cloudy sewaktu-waktu.
Kedua karena Cloudy takut tertular AIDS, karena Sparkle sudah sering tidur dengan banyak wanita. Entah sehat atau tidak dirinya itu???" Ucap Cloudy memberi pengertian pada Oma.

"ya, Oma paham dengan rasa takutmu, tapi semua bisa diuji Cloudy." Sahut Oma.

"Oma, Cloudy belum siap untuk saat ini, Cloudy mohon berikan Cloudy waktu." Ucap Cloudy.

Oma mengangguk lalu berdiri dan memeluk cucu kesayangannya itu. Cloudy pun merasa nyaman dengan pelukan Oma nya.

"Jangan terlalu lama memberi kelonggaran waktu pada dirimu, karena cintanya mungkin sudah pergi saat kau merasa siap." Pesan Oma dan Cloudy mengangguk mengerti dalam pelukan Oma.

❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️

Baperr deh..

Bener pesan Oma, jangan terlalu besar memberi kelonggaran, karena cinta akan pergi lolos saat terlalu besar kelonggaran yang ada. Juga jangan terlalu erat menggenggam karena cinta akan padam akibat tak ada celah udara yang memberinya nafas.

Please Vote, Comments Dan Share..

Terima kasih Oma untuk pesannya.

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

2.7M 121K 97
NO PLAGIAT!!! PRIVATE PLEASE! DON'T COPY MY STORY. CERITA TENTANG : EMILY JOHNSON & JONATHAN ANTONIOUS Highest rank #1 on Romantis Highest rank #1...
8.5K 950 68
Sequel Uang Patah hati membuatnya menjadi seorang dokter yang arogan hanya karena sebuah nama yang sama dengan sang mantan kekasih yang melukai dir...
7.8K 809 35
lee heeseung, penjuru pasukan merah putih yang jadi panutan dan idola semua orang. tapi di balik itu semua, dia punya rahasia besar. [ o r i g i n a...
520K 27.4K 11
Full Chapter on Karyakarsa! Link on bio. Ma Chérie {France} (n) honey Hidup di lingkungan orang kaya itu susah, tahu. Setidaknya, itu yang Miu rasaka...