MAXI

By zaverly83

69.5K 6.8K 975

Maxi seorang badboy idola kampus yang sedang berjuang menyelesaikan pendidikan Postgraduate nya, diminta untu... More

Cloudy Purnama Hasan
Sparkle Maximilliano Alfonso
pertemuan awal
Spanish
Universitat de Barcelona
kesal
akhir pekan
awal
janji
kencan
amarah
nenek
cemburu
senyum
maaf
weekend
fashionable
Diam
Foolishness
Awkward
again
Jealous
Not Now
Decision
Decision (2)
Kepergian
Jauh
Bertahan
Jatuh
Bangun
Cloudy
aneh
Kembali
awal baru
Bingung
pulang
pudar
Kecewa
Maaf
Pengampunan
Bandara
percaya
Kegilaan
pertahanan
kiss
Janji
The Wedding
First for Everything
rencana
Barcelona
Tak biasa
Resepsi

rindu

1.4K 147 10
By zaverly83

Janji Maxi pada para sahabat Cloudy terbukti bahwa dia akan memastikan Cloudy ke kampus dalam keadaan baik-baik saja di esok hari.

Hari ini Cloudy sudah kembali seperti biasa, berangkat ke kampus dengan kereta, tetap berpenampilan kutubuku, dan sikapnya juga kembali lembut.

"Hai..." Sapa Cloudy tersenyum pada teman-temannya saat tiba di dalam kelas di kampus.

Mina dan Giorgina langsung berdiri dari kursinya dan memeluk Cloudy.

"Syukurlah, Maxi sudah membuatmu kembali normal." Ucap Giorgina dan langsung diketok kepalanya oleh Benny.

"Auch! Sakit! Kenapa?! Memang benar kan semalam Maxi berjanji pada kita, bahwa besok Cloudy akan baik-baik saja ke kampus! Dan terbukti Cloudy sudah sampai di kampus dengan baik." Celoteh Giorgina dan semakin mendapat tatapan tajam dari Benny.

"Kalian kemarin datang ke tempatku?" Tanya Cloudy menatap para sahabatnya bergantian. Tiga lainnya hanya diam, sedang Giorgina mengangguk.

"Kalian bersama Sparkle?" Tanya Cloudy lagi, kali ini hanya menatap Giorgina, wanita itupun mengangguk lagi.

"Kami langsung pulang, saat kau tak bisa dibangunkan oleh Maxi,tidak mau bangun tapi kau malah memeluk paha Maxi, dan tanganmu tak mau dipindahkan dari atas junior Maxi." Ucap Giorgina sangat polos.

Cloudy sangat terkejut dan merasa malu mendengar kelakuannya saat tidak sadar, tapi akhirnya cloudy menghela napas berat dan melangkah naik ke tempat duduk beberapa tangga diatas para sahabatnya di dalam kelas itu.

Benny semakin kesal pada Giorgina, Mina berusaha melerai perdebatan mereka, karena tak ada yang salah di sini, kenyataan yang Giorgina katakan memang benar adanya, sikap Benny tidak ingin membahas Maxi karena tidak ingin Cloudy kembali marah seperti kemarin gara-gara Maxi, juga ada benarnya.

Entah mengapa pagi ini selama kelas berlangsung, Cloudy tak fokus pada segala yang dosen jelaskan. Pikiran Cloudy bagai film yang diputar tentang semua yang Maxi lakukan beberapa hari ini. Hingga kelas selesai dan berganti dengan kelas lainnya, bahkan hingga sore Cloudy masih saja tidak fokus.

Cloudy berpamitan pada teman-temannya, dia hanya ingin segera pulang ke apartmentnya, pikirannya begitu lelah hingga staminanya juga ikut menurun. Cloudy tiba di apartment, sebelum masuk ke tempatnya, Cloudy menatap pintu apartment Maxi, dan menghela napas.

"Sparkle pasti sangat sibuk hari ini, aku tak melihatnya dari pagi." Batin Cloudy, namun hanya datar saja, lalu masuk ke apartmentnya sendiri.

Drrtttt....
Smartphone Cloudy berbunyi.
Video call dari Goldie adiknya...

Cloudy langsung kembali bersemangat dan tersenyum lebar.

"Kakaaakkk!!!" Seru Goldie dari seberang.

"Goldiiiiee....!!!! Ya ampun kakak kangen banget sama kamu, bagaimana ujianmu?! Apa kau berhasil lulus?!"seru Cloudy tak kalah senangnya.

"Goldie lulus kak, ya meski bukan lulusan terbaik. Goldie kangen banget sama kakak, sayang banget kak karena Goldie gagal test TOEFL, jadi gak bisa nyusul kakak ke sana." Ucap Goldie dengan raut muka sedih.

"Tenanglah, kan kamu bisa liburan kesini sebelum mulai kuliah disana." ucap Cloudy menghibur.

"Iya sih, papa juga bilang begitu, eh kak gimana dengan jodoh kakak? Mama cerita kalau kalian bersebelahan ya apartmentnya? Gimana? Kalian sudah pacaran belum?" Celoteh Goldie penasaran.

"Kau ini selalu saja suka gosip! Kami tidak ada hubungan apa-apa, hanya berteman saja. Kapan kau akan berlibur kesini?" Sahut Cloudy.

"Aku ingin secepatnya kak, tapi sayangnya jodoh kakak itu masih terlalu sibuk katanya, jadi belum bisa ada waktu kosong untuk menemani aku saat disana." Ucap Goldie.

"Kan ada kakak?! Kenapa harus menunggu Sparkle ada waktu?!" Protes Cloudy.

"Ya ampun kakak...kata jodoh kakak itu, kalau kakak hanya tahu rute kereta dari apartment ke kampus dan pulangnya, jadi bagaimana kakak bisa mengantarkan aku jalan-jalan disana?!" Ucap Goldie.

Cloudy hanya tersenyum malu-malu. Dia sadari bahwa dirinya terlalu kutubuku sehingga tidak pernah menikmati Barcelona yang sesungguhnya.

"Iya deh maafin kakak, ya sudah nanti kakak coba tanyakan ke Sparkle. Bagaimana kabar papa dan mama? Kak Arka masih cool gak?" Sahut Cloudy menanyakan keluarganya.

"Semuanya baik-baik kak, kita semua hanya kangen sama kakak, apalagi kalau setiap malam Minggu, pasti acara kumpul makan malam selalu terasa kurang." Jawab Goldie.

"Kakak juga kangen rumah, apalagi masakan mama setiap malam Minggu. Muach! Kakak sayang kalian semua." Ucap Cloudy mengirim ciuman jauh pada adiknya.

"Kami juga sayang kakak, sudah dulu ya kak, disini sudah larut malam, Goldie ngantuk. Bye kakak..." Pamit Goldie.

"Ya udah sana bobo dulu, bye..." Ucap Cloudy. Sambungan pun terhenti.

Cloudy sedikit terhibur meski hanya sebentar tapi rasa rindunya cukup terobati.

"Tanganmu tak mau dipindahkan dari atas junior Maxi." Cerita Giorgina kembali berputar di pikiran Cloudy.

"Ach! Memalukan!" Rutuk Cloudy pada dirinya sendiri, wajahnya pun memanas merona merah karena malu.

****

Maxi selesai berlatih basket, kini dirinya sedang berada di ruang ganti di kampusnya, membersihkan diri dibawah shower hangat.

Juniornya sedikit berkedut saat ingat tangan Cloudy yang tak mau dipindahkan dari atas juniornya semalam.

"Ach! Sial! Kau mulai merindukan gadis itu ya?" Batin Maxi menatap juniornya dibawah sana.

"Kau harus bersabar, tak mudah mendapatkan gadis itu." Batin Maxi lagi pada juniornya.

Maxi segera mengguyur tubuhnya berganti dengan air dingin untuk mematikan gairahnya. Maxi terus mengingat pesan Daddy nya, untuk mendapatkan gadis baik, maka harus menjadi pria baik. Maxi segera berkemas dan segera menuju parkiran mobil. Langkahnya terhenti saat seseorang memanggilnya.


"Maxi!" Seru seseorang memanggil, menghentikan Maxi untuk masuk ke dalam mobilnya.

Maxi menoleh, dan mendapati Claire sedikit berlari kecil ke arahnya. Maxi menghela napas malas. Dirinya memang sudah sangat malas bertemu dengan Claire, apalagi gara-gara Claire dirinya sampai membuat Cloudy menangis.

"Maxi, aku tidak bawa mobil dan teman-temanku sudah pulang karena tadi aku harus menyelesaikan laporan ku hingga sore. Kau mau mengantarku pulang kan? Please..." Ucap Claire memohon.

"Naiklah!" Sahut Maxi, dan Claire langsung tersenyum lebar.

Cup
Claire mengecup pipi Maxi sebelum melangkah memutar ke sisi pintu lain.

"Ck."

Maxi langsung berdecak kesal dengan tingkah Claire. Begitu murahan! Sudah bukan kekasih tapi masih suka mencium Maxi.

Sejak Cloudy hadir, wanita polos itu sungguh merubah cara pandang Maxi terhadap wanita. Maxi jadi memandang hina setiap wanita yang selalu menggoda dirinya untuk tidur bersama. Padahal di awal Maxi senang-senang saja menyentuh tubuh mereka, tentu saja yang sesuai dengan pilihannya saja meski tanpa bermain hati.

Maxi mulai melajukan mobilnya ke arah apartment Claire. Tangan Claire mendadak merambat ke atas paha Maxi, mengelusnya dengan perlahan.

"Singkirkan tanganmu! Aku tidak suka disentuh oleh wanita yang bukan kekasihku!" Seru Maxi langsung membentak Claire. Claire sangat terkejut Maxi mampu bersikap seperti itu pada dirinya.

"Maxi, maafkan aku, aku tahu aku salah sudah mengkhianatimu, tapi aku dipaksa oleh Allesandro. Dia yang menginginkan itu, bukan aku. Maafkan aku Maxi." Ucap Claire dengan wajah memohon.

Maxi tak lagi terenyuh dengan permintaan maaf Claire.
"Cuiih! Dipaksa tapi kau terlihat sangat menikmatinya. ingat Claire, aku sudah melihat kalian selama 20 menit, dan tidak terlihat sedikitpun dia memaksamu untuk bermain sex dengannya! Dasar bitch!" Sahut Maxi.

Tangan Claire mendadak kembali ke paha Maxi. Bukan. Bukan paha tapi junior Maxi, dan mulai meremasnya disana.

Ciiitttt!!
Maxi langsung menginjak rem dengan sangat tajam, dan Claire pun kepalanya terantuk ke dashboard mobil.

"Auwh!!!" Keluh Claire memegang keningnya dengan meringis kesakitan.

"Turun! Keluar dari mobilku sekarang! Kau cari saja pria lain yang mau tidur dengan wanita sepertimu! Keluar sekarang!!!" Bentak Maxi segera dan memajukan dirinya mendekati Claire lalu membuka pintu di sisi Claire.

"Tapi Maxi, ini sudah hampir petang, lagipula jalanan ini sangat sepi, bagaimana jika aku diserang oleh penjahat?" Ucap Claire, dan Maxi tak peduli.

"Kau akan keluar sendiri atau aku tarik keluar dengan paksa?!" Bentak Maxi lagi.

"Maxi, kumohon jangan tinggalkan aku disini, aku akan melakukan apapun yang kau katakan. Kumohon turunkan aku di apartmentku." Ucap Claire lagi sambil menutup pintu disisinya lagi.

Maxi sangat merasa kesal, dan menghela napas dengan sangat kasar. Maxi akhirnya mengalah mengantarkan Claire hingga ke apartmentnya.

Claire mencoba menawarkan Maxi untuk mampir sebagai rasa terima kasih, namun Maxi hanya diam. Saat Claire sudah turun, Maxi segera menarik pintu disisi claire dan menutupnya dari dalam dengan sangat keras, lalu langsung melaju pulang.

Claire merasa sangat kesal dengan perlakukan Maxi.
"Semua pasti karena gadis bernama Cloudy itu! Lihat saja! Kau pasti kembali ke pelukanku Maxi!" Ucap Claire penuh amarah dan dendam.

"Shit! Dasar bitch!" Omel Maxi begitu mobilnya melaju meninggalkan Claire.

"Sudah mulai malam, Cloudy sudah makan malam atau belum ya?" Batin Maxi memikirkan Cloudy.

Maxi segera naik ke lift dari basement tempat dia memarkir mobilnya.

Awalnya ada rasa ragu untuk mengajak Cloudy keluar makan malam, karena Cloudy pasti masih kesal padanya karena kejadian kemarin, tapi akhirnya Maxi menemukan suatu ide di otaknya, dan senyuman lebar langsung tersungging di wajahnya.

Maxi segera masuk ke apartmentnya, lalu memasak sebuah menu makanan dengan porsi sangat besar. Maxi teringat Cloudy berasal dari negara yang setiap hari menyantap nasi. Karena itulah Maxi membuat menu dari bahan nasi.

Seafood Paella

Maxi menghabiskan sekitar satu setengah jam untuk membuat menu masakan itu.

"Semoga dia belum tertidur." Ucap Maxi lalu membawa makanan itu keluar hendak ke apartment Cloudy.

Tanpa diduga ternyata Cloudy juga keluar dari apartmentnya, seolah akan pergi ke suatu tempat.

Mata mereka beradu, dan saling tersenyum.

"Aku memasak..." Ucap Maxi sambil mengangkat sedikit maju mangkok besar di tangannya.

"Hmmm...terlihat lezat." Sahut Cloudy melihat isi mangkok  tersebut.

"Kau mau kemana malam-malam begini?" Tanya Maxi.

"a..aku akan pergi keluar makan. Kau mau membawanya kemana?" Sahut Cloudy.

"Ach kebetulan sekali! Aku ingin membawanya ke tempatmu, karena sepertinya aku salah takaran jadi hasilnya sangat banyak, dan aku tak mungkin menghabiskannya sendiri. Apa kau mau?" Ucap Maxi menutupi yang sebenarnya.

Cloudy tampak berpikir sambil menatap Maxi.
"A..apa kau tak akan menyebutku parasit jika aku setuju?" Tanya Cloudy ragu-ragu.

Maxi tertawa terkekeh
"Ternyata kau sangat pendendam ya..., Sudahlah aku tidak akan berkata seperti itu lagi padamu. Bagaimana?" Ucap Maxi.

"Aku bukan pendendam, hanya menjaga sikap saja supaya tidak dihina oleh orang lain." Sahut Cloudy tersenyum lebar.

Lalu mereka tertawa bersama.
"Kalau begitu kita makan di tempatku saja, bagaimana?" Ajak Maxi dan Cloudy mengangguk setuju, lalu Maxi kembali membuka pintu apartmentnya dan masuk diikuti oleh Cloudy.

Maxi meletakkan makanan buatannya diatas meja, lalu Maxi mengambil beberapa piring dan sendok juga garpu, sedangkan Cloudy duduk di kursi menunggunya.

Maxi duduk berseberangan di hadapan Cloudy. Mereka lalu makan bersama, menikmati dan tersenyum lebar bersama.

"Hmmm..enak..., ternyata kau pandai memasak." puji Cloudy menatap Maxi sambil mengunyah.

Maxi menatap Cloudy sambil makan dengan tersenyum, Cloudy tak kuat melawan tatapan itu, Cloudy menatap makanan di piringnya menunduk salah tingkah. Maxi semakin gemas dengan sikap Cloudy yang salah tingkah karena tatapannya.


"Ouw iya Sparkle, adikku ingin berlibur kemari, tapi aku tak tahu jalan untuk mengantarnya berkeliling kota Barcelona ini, apakah kau punya waktu senggang? Aku ingin meminta tolong padamu untuk menemani kami berjalan-jalan selama adikku disini." Ucap Cloudy berusaha mencari topik untuk menghilangkan suasana canggung ini.

"ouw iya aku akan cari waktu, mungkin setelah liga basket ini selesai. Apakah masakanku sungguh cocok dengan lidahmu? Atau kau memujiku karena sedang butuh bantuanku? " Sahut Maxi menatap menggoda.

"Tentu Sparkle, aku jadi merindukan negaraku, karena aku sangat menyukai nasi dan seafood. Bisakah kau tidak berpikiran buruk padaku sejenak?!" Ucap Cloudy kesal.

Maxi terkekeh.
"Wajahmu jelek sekali dengan kacamata itu, membuatku tak bisa berpikir baik setiap melihatmu." Maxi semakin menggoda Cloudy, Cloudy hanya mencibirkan bibirnya ke arah Maxi.

"Lepaskan saja, bukankah itu hanya kacamata fashion saja?!" Ucap Maxi lagi, kali ini sambil tangannya menyeberangi meja dan meraih kacamata Cloudy, melepaskan dari wajah Cloudy.

Maxi langsung tersenyum dan menatap terpesona dengan wajah cantik cloudy tanpa kacamata.

Cloudy tersipu malu saat bibir Maxi berucap kata "cantik" tanpa suara.

"Wajahmu sungguh terlihat...... Cantik." Akhirnya Maxi berucap meski dengan lirih namun masih terdengar di telinga Cloudy.

"Sudahlah, kembalikan kacamataku, aku justru tak percaya diri tanpa kacamata itu!" Sahut Cloudy kesal namun ada desiran senang dihatinya mendengar pujian dari Maxi.

"Baiklah, tapi aku ingin kau tidak memakainya saat bersamaku, atau kau ingin aku selalu berpikir buruk padamu?" Ucap Maxi seraya mengembalikan kacamata itu pada Cloudy.

Entahlah Cloudy sangat penurut malam ini, buktinya dia hanya mengambil kacamata itu namun tidak memakainya lagi sesuai permintaan Maxi. Maxi tersenyum lebar semakin berbunga hatinya saat Cloudy menuruti permintaannya.


"Ach aku kenyang sekali, biar aku yang membereskan piring kotornya, kau bisa membereskan meja ini." Ucap Cloudy dan kali ini Maxi yang mengangguk menuruti ucapan Cloudy.

Selesai dengan makan malam dan kegiatan bersih-bersih, kini mereka berdua duduk bersama didepan TV di atas karpet.

"Kenapa?" Tanya Cloudy bingung karena Maxi terus menatapnya.

"Apa yang membuatmu rindu pada negaramu?" Tanya Maxi.

"Hei, apa kau lupa kalau keluargaku semuanya ada disana?!" Jawab Cloudy.

"Hanya keluargamu? Tak ada hal lainnya?" Tanya Maxi lagi.

Cloudy berpikir sejenak lalu menggelengkan kepalanya.

"Bagaimana dengan kekasihmu? Kau tak merindukan kuburannya?" Tanya Maxi lagi.

Cloudy memejamkan matanya sambil menarik napas panjang, lalu membuka matanya lagi sambil membuang napasnya dengan kesal.

"Tak ada kuburan, keluarganya memilih melakukan ritual kremasi terhadap jasadnya." Jawab Cloudy.

Maxi sedikit terkejut karena malam ini Cloudy terlihat tenang tanpa airmata saat menceritakan kekasihnya, tidak seperti waktu lalu, betapa derasnya air mata Cloudy waktu itu.

"Kau tak pernah jatuh cinta lagi sampai sekarang?" Tanya Maxi lagi, Cloudy menggelengkan kepala.

"Belum pernah atau tak akan pernah?" Tanya Maxi.

"Sparkle, apa kau sedang jadi polisi dan aku tersangka disini?" Cloudy bertanya balik, karena menyadari Maxi terus saja bertanya.

Maxi hanya tersenyum nyengir.
"Baiklah, kita ini tetangga, lagipula orang tua kita bersahabat, tidak ada salahnya kita juga menjadi sahabat bukan? Sahabat harus mengerti seluruh kisah kehidupan sahabatnya, jadi sekarang biarkan aku mengetahui kisah mu, dan setelah itu kau bisa mengetahui kisahku. Bagaimana?" Jawab Maxi.

"Tidak! Kau sudah mengetahui setengah dari kisahku, sekarang giliranmu yang menceritakan kisahmu." Ucap Cloudy.

"Kisahku banyak berhubungan dengan basket dan seks, apa kau mau mendengarnya?" Tanya Maxi.

"iiicchhh.....apa kau tak pernah melakukan hal lain selain dua kegiatan itu?!" Sahut Cloudy dengan wajah jijik sambil menggelengkan kepalanya.

Maxi langsung tertawa keras.
"Jadi bukankah lebih baik mendengar kisahmu saja?" Ucap Maxi.

"Tak ada yang menarik dari hidupku. pertama, dari namaku saja Cloudy artinya berawan, mungkin sampai kapanpun hidupku memang ditakdirkan selalu mendung. Kedua, orang yang kucintai sudah tiada bahkan saat aku merindukannya pun aku tak bisa lagi melihat kuburannya sekalipun, tak ada foto, tak ada kuburan, tak ada yang tersisa darinya hanya kenangan dalam otak dan hatiku saja. Ketiga, aku kini duduk berdua bercerita bersama seorang player yang hidupnya hanya ada basket dan sex.
Ouh...menurutmu apa yang ingin kau ketahui lagi dari hidupku hah?" Ucap Cloudy santai tertawa terkekeh.

Meski di akhir ucapan Cloudy menyindir Maxi, tapi Maxi tidak marah justru tersenyum menatap intens Cloudy.

"Aku sudah masuk dalam hitungan kisah hidupmu." Batin Maxi bangga.

Cloudy bingung karena Maxi hanya tersenyum menatap terus padanya, bahkan tidak merespon sindiran Cloudy.

"Sparkle? Kau baik-baik saja?" Tanya Cloudy menatap Maxi.

"Terima kasih." Sahut Maxi masih tetap tersenyum menatap wajah Cloudy.

Cloudy semakin bingung.
"Terima kasih? Untuk apa?" Tanya Cloudy, tapi Maxi tidak menjawab, hanya tersenyum dan tetap menatap Cloudy.

Cloudy menjadi kesal.
"Ach sudahlah! Lebih baik aku pulang saja, sudah larut malam." Ucap Cloudy berdiri hendak melangkah pergi.

Maxi segera menarik tangan Cloudy, hingga Cloudy terkejut dan terjatuh dalam posisi terlentang di pangkuan Maxi.

"Sparkle...apa yang akan kau lakukan?" Tanya Cloudy ketakutan karena wajah Maxi semakin mendekat ke wajahnya, bahkan tangan Maxi yang satu lagi sudah mengurung Cloudy hingga tidak bisa bergerak di pangkuan Maxi.

❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️

Hayoooooo....kakak Maxi mau ngapain????

Ingat janjimu kakak......

Cloudy gimana nasibmu berikutnya nak?????

Terus baca, Vote, Comments, dan share ya....

Terima kasih.

Continue Reading

You'll Also Like

7.7K 809 35
lee heeseung, penjuru pasukan merah putih yang jadi panutan dan idola semua orang. tapi di balik itu semua, dia punya rahasia besar. [ o r i g i n a...
605K 39.4K 32
Semua orang mengira Saka Aryaatmaja mencintai Juni Rania Tanaka, namun nyatanya itu kekeliruan besar. Saka tidak pernah mencintai Rania, namun menola...
Ma Chérie By Miu

General Fiction

520K 27.4K 11
Full Chapter on Karyakarsa! Link on bio. Ma Chérie {France} (n) honey Hidup di lingkungan orang kaya itu susah, tahu. Setidaknya, itu yang Miu rasaka...
161K 16.1K 26
[FIN] boyslove | bxb Homophobic ⛔ Go Away! Siapa yang tidak kenal Kim Taehyung. Semua drama dan film-nya laris manis di Korea maupun Internasional. B...