Stand By You

By soojin_iee

55.2K 5.5K 509

Sepasang suami istri yang sudah menikah selama lima tahun namun belum mendapatkan momongan. Dalam masa kritis... More

Home Sick
Hi~
Time
Another Place
London
I Know
Enemy
Be Patient
Annoying Sibling
Different
Bukan Update πŸ˜‚
Judgment
Stop It
Eat, Pray & Love
Waiting
Options
Wish
Do It
What If
Fight
New Things
Father
Be Friend (END)

NN

2K 218 23
By soojin_iee

Malam itu Amber duduk bersebelahan dengan Krystal di sebuah restoran dengan seorang teman lama yang sudah lama tak mereka temui. Krystal merasa sedikit canggung saat menyadari suasana hati Amber yang ketika itu bisa dibilang buruk, terlihat dari ekspresi yang ia pasang.

"Woah~ kalian benar-benar menikah?" tanya seorang pria yang duduk didepan Amber dan Krystal untuk yang kesekian kalinya.

"Bbagaimana kabarmu?" tanya Krystal balik.

"Aku baik. tapi serius? Kalian ini pasangan suami istri?" tanya pria itu lagi membuat Amber semakin emosi karenanya.

"Terus apa yang kau inginkan? Kau ingin melihat dan membaca kartu keluargaku huh?!" ketus Amber.

"Eih, kenapa marah? Aku kan hanya bertanya."

"Normalnya orang itu bertanya sekali, tapi kau tidak.! Sudah dijawab masih saja tanya."

Pria itu tertawa keras melihat tempramen Amber yang tak pernah berubah sejak dulu jika sedang berhadapan dengannya. Sementara Krystal mencoba menyuruh Amber tenang dengan menyikut lengannya.

"Aku hanya tidak percaya saja. Kalian dulu tidak pernah akur, setiap hari selalu saja bertengkar tapi sekarang malah bisa menikah. Itu sungguh menakjubkan Amber. Haha."

"Jadi Minhyuk, apa yang kau lakukan disini? Kau datang sendirian?" potong Krystal mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Aku tinggal disini, dengan anakku."

"Oh, dimana dia? Kenapa tidak diajak keluar sekalian?"

"Anakku sedang di Denpasar dengan neneknya, aku kemari hanya untuk memantau restoranku."

"Ah, Istrimu juga di sana?"

"Tidak, kami sudah bercerai. Aku hanya hidup dengan ibu dan anakku." jelas Minhyuk singkat membuat Krystal merasa tak enak.

"Maaf. Berapa usianya?"

"Enam tahun. Kalau kalian?"

Krystal menggeleng lesu setiap kali mendapat pertanyaan seperti itu. Paham dengan tabiat istrinya Amber yang sedari tadi diam itupun mulai bersuara. Mencoba mengalihkan arah pembicaraan Minhyuk agar tak lagi menyinggung masalah anak.

Amber setia membalikkan punggungnya, mengacuhkan Krystal yang terus mencoba menenangkannya setelah sempat mengobrol sebentar dengan mantan Krystal di restoran miliknya.

"Sayang~ Amber~" panggil Krystal sangat halus sambil menggoyang tubuh Amber yang sama sekali tak memberikan respon.

"Jadi aku dinikahi untuk diacuhkan ya?"

"Tidur, sudah malam. Besok kita harus pulang." balas Amber dingin.

"Kenapa marah? Aku kan tidak melakukan kesalahan."

"Aku tidak marah padamu."

"Terus? Pada Minhyuk?"

Mendengar Krystal menyebut nama itu Amber pun langsung membuka kedua matanya dan berbalik ikut duduk dengan Krystal.

"Kenapa aku harus marah padanya?!"

"Lalu kau marah pada siapa? Rumput yang bergoyang?"

Belum sempat Amber menimpali Krystal segera memeluknya dan mengeluarkan sebuah kalimat yang mampu meluluhkan hati suaminya.

"Jangan cemburu. Dia hanya masa lalu, perasaanku padanya pun juga sudah hilang entah kemana. Untuk sekarang dan nanti hanya ada dirimu, semua perasaanku hanya milikmu seorang. Jadi berhenti marah. Hem~"

Amber tak mampu menjawab ucapan Krystal. Sikapnya memang berlebihan, tapi mau bagaimana lagi. Bagi kebanyakan orang cinta pertama tak akan pernah dilupakan meskipun mereka sudah memiliki yang baru. Hal itu jugalah yang Amber pikirkan tentang Krystal saat tiba-tiba wanitanya itu bertemu dengan cinta pertamanya lagi.

"Amber,~"

"Apa?"

"Siapa cinta pertamamu?"

Amber melepaskan pelukan Krystal dan hanya diam sampai membuat istrinya itu mengernyit penasaran.

"Siapa??" tanya Krystal lagi.

"Kau tidak tahu?"

"Hem, tidak tahu. Siapa dia? Supaya kita adil. Kau tahu, akupun juga harus tahu."

Amber menghela nafas panjang melihat keluguan Krystal yang masih saja bertanya tentang siapa cinta pertamanya.

"Aigoo~ Sudahlah, tidur saja sana."

Krystal sempat kesal saat Amber berbalik, kembali tidur tanpa memberikan jawaban yang ia inginkan. Sesaat kemudian ia tersenyum seorang diri karena tebakannya tentang cinta pertama Amber. Krystal membalik paksa tubuh Amber dan mengungkapkan apa yang ia pikirkan.

"Tunggu. Mungkinkah itu aku?! Cinta pertamamu?"

"Tidur! Sudah malam."

Krystal tersenyum senang melihat respon Amber yang sepertinya memang benar jika dialah cinta pertama sang suami. Krystal terus menggoda Amber dengan kalimatnya tentang sebesar apa penderitaan Amber dulu karena menyukai seorang wanita yang populer dan diinginkan banyak pria semacam dia.

"Maaf ya, sudah membuatmu sakit hati selama tahunan." goda Krystal.

"Masa bodoh. Tidur sana." acuh Amber mencoba melepaskan tangan Krystal yang mencoba memelukannya.

~

Sekembalinya mereka berdua ke Korea semua kembali seperti sedia kala. Pergi pagi, pulang malam itulah yang Amber lakukan, sementara Krystal menyibukkan diri dengan produk yang sedang digarap perusahaan fashion yang dipimpin Jessica.

Krystal tersenyum selama menghabiskan waktu berdua dengan Sulli. Keduanya saling bertukar cerita mengenai hari mereka masing-masing. Namun kesenangan mereka tak berlangsung lama saat ada seorang pria brengsek yang ikut bergabung di meja mereka.

"Dimana kacungmu?" tanya pria itu pada Krystal yang mengacuhkannya.

Krystal dan Sulli yang hendak pergi seketika mengurungkan niat mereka saat pria itu mengucapkan sebuah kalimat yang menurutnya sangat kotor. Sulli bahkan sampai ingin melempar kursinya ke wajah orang itu.

"Kacung tak becus seperti itu masih saja dipelihara."

"Kau butuh kaca? Kau ada jauh dibawahnya, jadi jangan berlaga!"

"Sudahlah, tinggalkan saja dia. Kau juga ingin punya anak kan? Datanglah padaku dan aku akan membantumu."

Krystal yang kepalang emosi segera mengguyur wajah pria itu dengan air minumnya hingga ia basah dan kotor.

"Daripada datang kepadamu aku lebih memilih tidak punya anak seumur hidupku.!"

Pria itu menyeringai sambil membersihkan bajunya yang kotor.

"Kau yakin dia setia padamu? Ada banyak wanita muda dan cantik disekitarnya. Kau pikir kami para pria akan tetap melihat pada satu wanita yang tidak bisa memberi kami keturunan?!"

"Apa katamu?!"

Krystal semakin terprovokasi mendengar ucapan kasar pria itu. Ia bahkan tak bisa mengucap lagi karena amarahnya yang sudah diubun-ubun.

"Aku sarankan padamu, lebih baik tata hatimu mulai sekarang. Karena suatu hari pasti akan ada seorang wanita asing yang mengetuk pintu rumah kalian sambil menggendong anak suamimu. Ah, aku dengar Ayah kandungnya juga hobi main wanita. Darah tidak bisa bohong Krystal."

Pria itu segera pergi setelah menancapkan bisa beracunnya pada Krystal dengan senyum bengisnya. Sulli sibuk menahan, menenangkan Krystal agar tak meladeni bedebah semacam Jongin karena orang seperti itu tak pantas untuk direspon. Dia hanya orang gila yang mencoba membuat ulah.

Amber dibuat penasaran setelah melihat sang istri hanya berdiam diri dengan wajah masamnya selama menonton program komedi di televisi. Ia meletakkan telunjuknya diantara kerutan yang Krystal buat di dahinya.

"Kenapa?" tanya Amber lembut.

Krystal hanya menggeleng dengan ekspresi yang sama. Amber menghela nafas, mencoba menebak penyebab dibalik wajah murungnya itu. Namun Amber gagal karena ia bukan ahli dalam menganalisa mood buruk Krystal yang sering datang dan pergi.

"Aku pulang lebih awal karena kau yang minta. Aku kira kau mau menunjukkan sesuatu yang baik, tapi yang kudapat ternyata hanyalah wajah murungmu."

"Maaf,"

"Jangan hanya minta maaf. Cerita, ada apa?"

"Tadi siang aku menginjak sebuah kotoran. Dan sampai sekarang sepatuku masib bau."

Amber mengernyit dengan kebohongan Krystal. Bagaimana bisa hanya karena sebuah kotoran mood nya bisa jadi seburuk itu.

"Yasudah, nanti aku cuci supaya baunya hilang. Jangan cemberut lagi." ucap Amber sambil mencubit pipi kiri Krystal.

Krystal melihat tampang khawatir Amber cukup lama. Sesaat kemudian ia tersenyum setelah sadar jika ucapan Jongin tadi tidak akan pernah terjadi. Ia percaya pada Amber, ia mengenalnya bukan hanya dalam hitungan jari. Krystal sangat paham jika si bodoh yang menyandang status sebagai suaminya itu tidak akan pernah memalihkan hatinya pada wanita lain.

"Stupid."

"Hadir~!"

"Aku tidak sedang mengabsenmu."

"Iya sayang, ada apa?" jawab Amber sambil mengelus lembut rambut Krystal.

"Apa kau pernah merasa bosan kepadaku? Meskipun itu hanya sedetik?"

Krystal was-was menunggu jawaban Amber karena suaminya itu tak kunjung bicara dan hanya diam sambil menatap lurus pada matanya.

"Pernah ya," lirih Krystal putus asa membuat Amber tersenyum tipis karena istrinya itu saat ini terlihat seperti seorang anak kecil.

"Tentu saja pernah."

Jawaban Amber membuat tubuh Krystal lemas saking kecewanya karena ia berpikir jika Amber tak pernah merasa jenuh terhadapnya.

Krystal terus menunduk, tak berani menampakkan wajah kusutnya itu pada Amber.

"Aku bisa tertawa karena sebuah candaan yang sama. Mungkin itu tidak lagi sama lucunya jika diucapkan lebih dari batas kewajaran. Aku tidak bisa merasa sedih terus-menerus pada satu masalah yang sama. Kita tidak bisa menjalani suatu hal yang membuat kita tidak mengalami progress. Kita tidak bisa melakukan sesuatu yang tidak berguna secara berulang-ulang. Itu menunjukkan aku, termasuk orang lain, ternyata bisa merasakan bosan."

Krystal seketika menarik kedua tangan yang tadinya Amber genggam itu karena sebuah ucapan yang berhasil membuatnya semakin sadar jika apa yang dikatakan Jongin mungkin saja bisa terjadi.

"Tapi bagiku, apapun tentang kita, tidak pernah membuatku bosan. Aku tidak akan bosan bila melakukan hal-hal itu denganmu. Kau adalah poros bagiku. Sama seperti Bumi dan planet lain yang tak pernah bosan berputar pada porosnya. Aku juga tidak pernah bosan terhadapmu." lanjut Amber sambil mengangkat wajah Krystal dan menatapnya dengan sebuah senyuman yang sangat manis sampai bisa membuat Krystal kembali tersenyum.

"Bodoh."

"Kau yang sudah membuatku jadi bodoh seperti ini."

Krystal semakin tersenyum lebar dan langsung memeluk Amber, sangat lama. Mencintai seseorang memang membahagiakan, tapi dicintai oleh orang lain yang kita cintai ternyata lebih membahagiakan. Itulah yang Krystal pikirkan selama memeluk Amber.

"Kau sendiri, apa pernah merasa bosan padaku?" tanya Amber balik.

Krystal hanya diam, tapi ia menggeleng dengan penuh semangat. Menandakan jika ia sama, bahwa ia juga tidak pernah merasa bosan terhadap Amber.

~

Hari Krystal yang awalnya damai tiba-tiba saja menjadi kacau sesaat setelah ia menerima sebuah kiriman dari seseorang yang tak ia kenal.

Baru saja tadi pagi Amber pamit pergi selama beberapa hari karena ada urusan di luar kota dengan beberapa staffnya sore itu Krystal malah mendapat sebuah kiriman foto Amber yang nampak sangat dekat dengan sang sekretaris.

Krystal yang awalnya menganggap jika itu hanyalah perbuatan iseng seseorang kini tak bisa tinggal diam setelah dua hari diteror dengan hal yang sama. Ia dikirimi No Name rentengan foto juga video Amber dan Suzy, yang tentunya mampu membuat hati istri dimanapun menjadi geram. Dalam kiriman tersebut Amber nampak sangat dekat dengan sekretarisnya yang muda dan cantik itu.

(Soojung ngasah golok ☠)

Krystal ingin sekali mengabaikannya. Namun ia hanyalah wanita biasa yang juga tidak suka jika ada wanita lain yang berani menyentuh prianya.

Malam itu Krystal mengangkat telfon Amber dengan sangat dingin. Amber pun paham jika Krystal sedang marah meski hanya mendengar suaranya melalui telfon, ia bahkan sudah sadar jika Krystal dalam keadaan yang buruk setelah membaca pesan singkat yang diterimanya.

"Besok aku pulang. Maaf ya, kamu sendirian di rumah. Kalau takut sendirian atau bosan tidur saja di rumah ibu."

"Aku bukan anak kecil. Jangan khawatirkan aku dan cepatlah pulang.!"

"Kamu sedang ada masalah ya? Cerita siapa tahu aku bisa membantu."

"Aku baik-baik saja. Kau tidurlah sana, aku lelah."

"Baiklah, sampai ketemu besok. Love you."

Krystal langsung mematikan telfon Amber tanpa menjawab salam perpisahannya. Tak ingin ambil pusing Krystal pun memutuskan untuk berbaring dan menutup matanya meski nyatanya hal itu tak bisa membuatnya tertidur karena rasa khawatirnya.

~

Tak ada penyambutan istimewa dari Krystal sepulangnya Amber dari luar kota selama tiga hari itu. Wanita itu malah terkesan diam dan dingin sampai membuat Amber tak berani berulah untuk menggodanya seperti biasa.

Krystal semakin risau karena sang no name itu terus mengirimi berbagai foto kedekatan Amber dan Suzy. Krystal tambah kesal karena setiap saat ia mencoba menelfon nomor itu ternyata hanya suara operatorlah yang ia dapat.

"Soojung~" panggil Amber sambil melambaikan tangannya didepan Krystal yang sedang melamun dan tak memakan makannya.

"Jung Soo Jung.!"

"Oh, kenapa?" tanya Krystal balik setelah kesadarannya kembali karena teriakan Amber.

"Kau yang kenapa. Apa yang terjadi?"

"Tidak ada. Aku hanya ingin kau mengingat ini. Aku tak akan pernah berpaling darimu, dan aku tak akan pernah melepaskanmu untuk siapapun." tegas Krystal membuat Amber bingung. Apakah dia membuat kesalahan lagi.

"Kau juga."

"Aku percaya padamu Amber."

"Nyawaku milikmu. Kau boleh melakukan apapun terhadap tubuh dan nyawa ini jika aku membuatmu kesal." papar Amber dengan kerisauan dalam hatinya akan perubahan sikap Krystal.

Amber tetap mencoba tersenyum meskipun Krystal masih dalam keadaan buruknya.

~

Amber nampak membereskan beberapa bajunya untuk perjalanan bisnik ke luar negeri kali ini. Krystal yang tak ingin Amber pergi dengan staffnya itu memilih diam dan tak membantunya mengemasi barang.

Lagi dan lagi, selama seminggu penuh Krystal menerima kiriman foto dari orang yang tak ia ketahui siapa itu.

Krystal kali ini tak bisa lagi menahan emosinya setelah melihat Amber berbagi makanan dengan Suzy dalam kiriman yang baru saja ia terima.

Perhatiannya beralih saat Amber keluar dari kamar dengan sebuah koper hitam di tangannya. Krystal pun mengutarakan keinginannya agar kali ini, yaitu Amber tak pergi dan di rumah saja. Namun seperti biasa, Amber bukanlah orang yang akan menerima permintaan seseorang begitu saja jika itu bukanlah hal yang penting, dan itu juga berlaku bagi Krystal.

Amber terus mendesak Krystal untuk menjelaskan arti kata 'jangan pergi' yang baru saja ia ucapkan itu. Dia pergi bukan untuk hal yang aneh tapi mengapa Krystal melarangnya.

"Tidak lama tiga hari saja." jelas Amber.

"Pokoknya jangan pergi. Aku tidak suka kau pergi dengan mereka."

"Kami sedang tidak tamasya Krystal. Kami pergi untuk kerja. Ada apa sebenarnya? Aku tidak ingin bertengkar di pagi hari seperti ini."

"Kalau begitu jangan pergi."

Amber sampai merasa frustasi karena harus menjelaskan lebih dari satu kali pada Krystal tentang keharusannya untuk pergi hari itu. Sampai sebuah pertengkaran pun pecah karena keduanya sama-sama menggunakan emosi.

Krystal yang tak tahan dengan teror yang selama ini ia terima itu menunjukkan foto juga video yang ia terima kepada Amber.

Amber pun sama terkejutnya seperti Krystal saat baru pertama kali melihat foto-foto tersebut. Mereka diam dengan teori mereka masing-masing.

"Apa ini? Siapa no name?"

"Mana kutahu. Jika aku sudah tahu aku tidak akan bertanya hal ini kepadamu dan menyelesaikannya seorang diri."

"Kau selama ini marah hanya karena foto-foto tak jelas ini?"

"Ini bukan foto tak jelas, ini adalah bukti kalau sepertinya kau sudah mulai menyukai sekretarismu.!"

Perdebatan keduanya pun semakin sengit sampai tak jarang mereka saling sahut menyahut dengan nada suara yang tinggi.

(Sabar mamih 😨)

"Kau lebih percaya dengan orang-orang tak jelas ini?!"

"Aku percaya dengan apa yang aku lihat.!"

Amber menghela nafas panjang. Emosinya semakin memuncak karena Krystal lebih memilih percaya dengan orang lain yang tak jelas juntrungannya timbang dirinya, suaminya sendiri.

"Aku tidak paham dengan pertengkaran kita kali ini." ucap Amber tak percaya.

"Apa?!"

"Bagaimana bisa kau percaya pada orang tak jelas ini? Kau lebih memilih mempercayai dia dibandingkan aku. Apa yang kau lihat itu tak selamanya benar. Pikirkan lagi dengan baik-baik selama aku pergi, saat aku pulang kita bahas lagi. Aku sudah terlambat." Amber beranjak dari tempatnya menuju mobilnya untuk berangkat ke bandara.

"Kau tetap akan pergi?!" teriak Krystal sekeras mungkin tapi tak mendapat respondari Amber yang masih melanjutkan langkahnya.

"Benar, pergi saja dengan selingkuhanmu. Pergi dan tak usah kembali sekalian!!" teriak Krystal frustasi dengan air mata yang sedari tadi sudah keluar dan membasahi wajahnya.

(Indirect popo ih~ 😲😂)

(Mamih Soojung yang sabar ya, resiko punya ayang beb casanova macam Mber 😄)

Continue Reading

You'll Also Like

118K 11.9K 39
Yoo Jimin CEO 32 tahun yang di jodohkan dengan anak kuliahan tukang buat onar, Kim Minjeong 20 tahun.. (GenderBender!) Warning! author amatiran say...
153K 16.4K 44
Winter yang masih akan terus mencintai Karina, apapun yang terjadi...
404K 37.6K 74
Winter yang memendam perasaan pada si homophobic Karina...