Stand By You

By soojin_iee

55.2K 5.5K 509

Sepasang suami istri yang sudah menikah selama lima tahun namun belum mendapatkan momongan. Dalam masa kritis... More

Home Sick
Hi~
Time
Another Place
London
I Know
Enemy
Be Patient
Annoying Sibling
Different
Bukan Update 😂
Judgment
Stop It
NN
Waiting
Options
Wish
Do It
What If
Fight
New Things
Father
Be Friend (END)

Eat, Pray & Love

1.9K 208 11
By soojin_iee

Krystal sibuk mencaci Amber lewat telfon dalam perjalanannya menuju bandara untuk terbang, menghabiskan waktu empat hari tiga malam di Bali. Krystal kesal karena pagi ini Amber memaksa berangkat ke kantor untuk menyelesaikan rapat terakhirnya sebelum ia tinggal liburan itu.

"Aku langsung otw bandara, ini sudah selesai. Kopernya sudah dibawa kan?" jelas Amber sambil berlari menuju taksi yang ia pesan di depan gedung.

"Cepat! Kalau terlambat aku tinggal.!" kesal Krystal lalu menutup telfonnya. Sementara Amber berlari seakan seperti orang yang sedang lari dari hutang yang sedang mengejarnya.

Beruntung bagi Amber. Jalanan kota Seoul yang biasanya ramai siang itu nampak cukup lengang sehingga ia tak terlambat sampai bandara. Namun sial juga baginya, karena sikap keras kepalanya kini Krystal kembali marah. Meski tak separah beberapa waktu kemarin.

Tak tega melihat suaminya berkeringat meski ia sudah berada ditempat yang sejuk itu membuat Krystal mengambil tisu dan mengelap air yang membasahi dahi juga wajah Amber.

"Terima kasih, he~"

"Suka sekali membuatku marah." ketus Krystal masih sibuk dengan tisunya.

"Itu karena tidak bisa diundur. Lagipula kita terlalu cepat berangkat."

"Terlalu cepat?! Kemarin siapa yang bilang lusa?! Aku pesan tiket hari ini karena kau yang bilang lusa.!"

"Aku kan hanya memberi masukan, tapi kau malah mengambil keputusan sendiri."

"Jadi ini salahku??!!" bentak Krystal membuat Amber semakin ketakutan.

"Tidak, ini salahku. Semuaaa salahku, maaf. Hem~" bujuk Amber menunjukkan aegyo sambil menggenggam tangan Krystal.

Setelah menempuh penerbangan selama beberapa jam akhirnya mereka sampai juga di Bali. Panas, itulah kesan pertama yang pasangan itu rasakan setelah menginjakkan kaki mereka di salah satu pulau yang dilewati oleh garis khatulistiwa itu.

Amber terus merengek pada Krystal, mengajak istrinya itu untuk keluar melihat suasana malam di kota itu. Namun Krystal enggan bangun dari kasurnya karena merasa kelelahan.

"Besok saja." sahut Krystal sibuk dengan ponselnya.

Lelah merajuk Amber pun menghampiri Krystal dengan duduk didekatnya.

"Niatnya liburan tapi kenapa malah sibuk dengan ponsel?"

"Kamu yang mengajak liburan tapi malah sibuk dengan kerjaan kantor."

"Kamu selingkuh? Sedang chat dengan selingkuhanmu ya?" tuduh Amber asal hingga mendapat pukulan dari Krystal di kepalanya.

Krystal mengeluarkan cercaannya, tak peduli dengan protes yang Amber teriakkan sedari tadi karena rasa sakit di kepalanya.

"Aku chat dengan Dani stupid!!! Dia ijin mau tidur di rumah."

"Kenapa lagi? Dia tidak pulang?"

"Katanya Jeno tak ada di rumah. Jadi dia mau sekalian pulang malam untuk latihan, makanya mau tidur di rumah kita.!"

"Jeno pergi ke mana lagi?! Issshh~ Anak itu akhir-akhir ini suka keluyuran."

"Dani bilang mau menjenguk Ayahmu," Krystal menghentikan kalimatnya setelah melihat perubahan ekspresi Amber.

"Mmaksudku Ayahnya Jeno, Dani bilang beliau sakit lagi. Kau tidak mau menjenguknya? Mau aku telfonkan Jeno sekarang?" tanya Krystal hati-hati.

"Sudah ada Jeno, dia pasti baik-baik saja."

"Kau masih belum memaafkannya?"

"Aku sudah memaafkannya sejak dulu. Hanya saja aku belum bisa bertemu dengannya." lirih Amber mengingat sang ayah yang tak pernah hadir untuknya. Namun bagaimanapun juga dia tetaplah Ayah dari adik-adiknya.

"Kita keluar, katanya mau cari udara." ajak Krystal mencoba menenangkan perasaan hati Amber yang kembali kacau karena pertanyaannya tadi.

~

Malam pertama keduanya di Bali mereka lewatkan dengan istirahat. Selesai mandi Krystal dan Amber bergegas keluar untuk bersiap pergi ke tempat wisata sesuai dengan rencana yang Krystal buat.

Krystal yang baru saja sarapan di restoran hotel merengek meminta Amber untuk mencari tempat makan karena ia tiba-tiba merasa lapar. Berdasarkan bantuan gps Amber pun menemukan tempat makan untuk membuat mood istrinya itu kembali baik.

Seperti biasa, Krystal sang ratu makan akan segera melahap habis makanan yang ada dihadapannya.

"Perut kecil seperti itu bagaimana bisa menampung makanan sebanyak ini?" gumam Amber heran.

"Jangan salah, semua wanita itu punya perut cadangan." sahut Krystal asal.

"Hah~?? Dimana kau menyimpannya? Punggung?"

"Stupid, itu hanya perumpamaan.! Kau pikir aku ini unta yang punya punuk? Dasar."

"Cepat makan terus kita ke pantai."

"Sabar, kenapa terburu-buru? Ingin melihatku pakai bikini?"

"Tidak. Aku tidak akan memperbolehkanmu memakai bikini di tempat umum. Itu asetku, tidak ada yang boleh melihatnya selain aku."

"Kalau tidak boleh terus untuk apa aku membeli bikini kemarin?!" kesal Krystal mendapat warning dari suaminya.

"Pakai saja saat di kamar hotel. Gampang kan?. Kenapa? Kau ingin menyombongkan tubuh jelekmu itu? Tidak boleh! Pokoknya tidak boleh.!!"

"Cih, jelek kau bilang? Terus setiap kali aku membuka bajuku kenapa kau selalu kepanasan meskipun itu bukan pertama kali kau melihatnya." goda Krystal membuat pipi Amber memerah.

"Sekali tidak, pokoknya tidak!!"

"Aigoo, sebegitu sukanyakah kau padaku??" Krystal mencubit pipi Amber saking gemasnya.

"Tidak, untuk apa aku suka pada bebek sepertimu."

"Iya percaya. Llama ini kan cinta mati pada si bebek, iya kan. Uchuchu. Haha~" goda Krystal membuat Amber membantahnya meski itu memang benar.

Panas, ingin rasanya Krystal melepas pakaiannya, kembali ke kamar hotel dan menyetel ac untuk mendinginkan tubuhnya. Wanita itu duduk seorang diri di bawah pohon kelapa dengan kacamata hitam yang tak pernah lepas sambil menunggu Amber yang tengah sibuk berenang di pantai.

"Sebenarnya ini liburan untuk kita atau untukmu saja?" gerutu Krystal setelah Amber yang masih basah kuyup itu duduk tepat disampingnya.

"Tadi aku ajak untuk ikut renang tidak mau."

"Kau tidak lihat panasnya seperti apa? Bagaimana kalau kulitku terbakar?"

"Gunanya sunblock yang kau bawa itu untuk apa? Bukannya yang minta liburan disini itu kamu? Terus siapa tadi yang marah karena aku larang pakai bikini dan bilang ingin main di pantai?"

Krystal diam. Itu benar, jauh-jauh hari sebelum berangkat dia memang semangat untuk pergi ke pantai dan menikmati suasana disana. Namun entah mengapa sesampainya di pantai ia malas dan tak ingin pergi ke tempat itu.

"Mau cari makan?" tawar Amber melihat mood Krystal yang sepertinya buruk.

"Kenapa selalu menawariku makan?"

"Karena itu obat yang mujarab untukmu. Haha"

"Isshh~ Cepat pakai bajumu."

"Lah, aku mau renang lagi."

"Renang sambil pakai baju. Aku tidak suka para wanita itu melihat tubuh jelekmu."

"Jelek?! Kotaknya ada banyak seperti ini dibilang jelek??" goda Amber atas kecemburuan Krystal.

Krystal urung melemparkan bantahannya saat Amber tiba-tiba menciumnya. Krystal yang malu karena dicium ditempat umum itu segera menghujani tubuh Amber dengan tinjunya.

"Kenapa malu? Mereka yang ciuman selama itu saja tidak malu." tunjuk Amber pada sepasang bule.

"Itu mereka, bukan aku!! Sudah sore ayo pergi."

Amber ikut berdiri, mengikuti Krystal sambil melemparkan beberapa godaan juga gombalannya pada sang istri.

Krystal yang baru saja menikmati fasilitas spa di hotel berjalan menuju kamar dengan perasaan kesal karena Amber berani pergi tanpa pamit padanya. Namun amarahnya seketika hilang saat melihat kamar yang sebelumnya bersih tiba-tiba penuh dengan bunga diatas kasurnya. Amber tersenyum bangga melihat istrinya menutup mulut tak percaya dengan kejutan yang dia berikan.

"Cantik kan?" tanya Amber penasaran.

"Kenapa kau jadi norak seperti ini?"

"Norak?!"

"Bercanda, terima kasih Tuan datar nan dingin." balas Krystal menghadiahi suaminya dengan sebuah ciuman.

"Kapan kau menyiapkan semua ini?."

"Baru saja. Maaf, selama ini aku jarang memberimu bunga, coklat atau hadiah sejenis itu layaknya pasangan lain." lirih Amber memeluk istrinya. Sangat lama, ia merasa bersalah sudah membuat wanita itu kesal berkali-kali karena mempunyai suami yang keras kepala, dingin, dan sering membuatnya marah. Sementara Krystal tersenyum dalam pelukan Amber sambil menepuk lembut punggungnya, seakan bicara jika itu bukan masalah besar asal dia selalu ada untuknya.

~

Setelah check out dari hotel keduanya meluncur menuju sebuah desa di Ubud untuk menghabiskan waktu liburan yang masih tersisa. Setibanya di resort sederhana yang disewa Amber dan Krystal disambut oleh seorang wanita tua dengan pakaian khas setempat. Wanita bertubuh gempal dan cukup pendek itu menyambut ramah pada tamunya dengan senyum yang dibalas oleh Amber juga Krystal.

Setelah beristirahat sebentar Amber dan Krystal mengelilingi desa yang masih asri itu menggunakan sepeda yang mereka sewa. Senyuman dan ledekan yang sempat hilang diantara keduanya beberapa waktu yang lalu kini selalu mereka tunjukkan selama mengayuh sepeda. Jika Krystal dan Amber disuruh memilih maka mereka ingin tinggal lebih lama disana, tapi hal itu sangatlah tidak mungkin. Jadi mereka hanya menghabiskan waktu sebaik mungkin dengan menjauhi kata marah atau bertengkar.

"Dasar tidak romantis." protes Krystal karena Amber tak ingin menyewa satu sepeda saja.

"Bisa putus kakiku kalau membonceng seorang Krystal yang berat badannya diatas rata-rata."

"Kau bilang aku gemuk?!"

"Siapa? Tidak, aku hanya menyebut berat badan. Haha." Amber tertawa dengan keras sambil mengayuh sepedanya lebih cepat karena tak ingin terkena tinju mematikan dari Krystal.

Lelah bersepeda keduanya pun beristirahat dibawah sebuah pohon sambil melihat pemandangan sawah penuh dengan tanaman padi yang masih hijau.

Krystal yang duduk disamping Amber itu mengistirahatkan kepalanya di pundak sang suami sambil menutup kedua matanya. Menikmati semilir angin juga juga tenangnya suasana kala itu.

"Amber." panggil Krystal sangat lembut.

"Iya~"

"Kapan Tuhan akan mendengar doa kita? Bagaimana kalau sampai tua kita hanya hidup berdua saja?"

"Itu bagus." sahut Amber membuat Krystal mengangkat kepala, mengerutkan kening dan menatap sang suami dengan was-was.

"Bukankah bagus kalau kita hidup berdua sampai tua? Maka aku, atau kau tidak perlu membagi rasa sayang kita pada siapapun. Selamanya hanya ada kau di mata dan hatiku, demikian juga dengan dirimu." lanjut Amber mencoba membuang sedikit kerisauan Krystal.

Krystal tersenyum tipis pada jawaban Amber. Merasa lucu melihat Amber cemburu akan rasa kasih sayang yang mungkin saja bisa terbagi. Meskipun dengan anaknya nanti.

"Dasar tukang cemburu."

"Benar kan? Nanti kau akan lebih perhatian, menghabiskan waktu lebih banyak, rela bangun tengah malam jika dia rewel, dan mungkin kau akan lebih sayang padanya dibanding aku."

"Jadi kau tidak suka ada anggota baru di rumah kita?"

"Bukannya tidak suka, hanya saja aku ingin melewati waktuku denganmu sebaik mungkin sebelum anak kita nanti merebut semua perhatianmu dariku." sahut Amber dengan ekspresi kesal yang ia buat-buat.

"Stupid,"

"Yes im stupid and I love you." sahut Amber memotong kalimat Krystal.

Amber diam ia memeluk erat Krystal sambil membisikkan hal yang Krystal inginkan selama ini hingga membuatnya tersenyum senang.

"Janji!? Sepulang nanti kita akan adopsi anak?!" ulang Krystal mendapat anggukan dari Amber.

Senang, itulah yang Krystal rasakan karena akhirnya Amber menuruti apa yang ia inginkan meski sebelumnya mendapat penolakan keras. Amber yang juga merasa frustasi dan lelah dengan semua usaha dan doanya itu akhirnya mengambil sebuah keputusan yang terlintas begitu saja, sebuah keputusan yang sebenarnya tak ingin ia ambil karena ia takut akan dirinya sendiri.

Amber dan Krystal yang baru saja pulang dari bersepeda itu nampak bercengkrama dengan wanita tua pemilik resort tempat mereka menginap. Mereka memang dari negara yang berbeda, tapi berkat kemampuan bahasa Inggris yang baik membuat ketiga orang itu membicarakan banyak hal. Terlebih saat wanita itu mulai menceritakan tentang dirinya yang dulu juga mempunyai kasus sama seperti Krystal setelah tahu jika mereka bukanlah pengantin baru yang sedang berbulan madu.

"Nenek tadi sabar sekali. Dia tak banyak mengeluh meski setelah sepuluh tahun pernikahan baru mendapat anak mereka. Aku malu sudah mengeluh sana sini." cerocos Krystal pada Amber yang baru saja keluar kamar mandi.

"Dengar kan? Jangan lupa, nenek tadi juga bilang percaya dengan suamimu, karena saling percaya menguatkan dalam masa seperti ini itu yang paling penting."

"Iya maaf. Kemarin khilaf." gumam Krystal sambil menunduk karena malu pada sikapnya sendiri.

Melihat Krystal menunduk, menyembunyikan wajah malunya membuat Amber tersenyum tipis. Ia mendekat dan mulai berlutut di depan Krystal yang tengah duduk di salah satu sudut tempat tidur di kamar itu.

"Jangan merengut seperti itu, kelihatan imut. Hemh, bagaimana kalau kita usaha lagi? Aku sudah siap loh."

Pipi Krystal merona mendengar godaan Amber.

"Katanya mau jalan-jalan dan cari makan?"

"Tidak jadi, sedang kejar target. Siapa tahu langsung jadi. Cari makannya nanti saja." balas Amber santai.

Krystal tersenyum mendengar ucapan Amber. Sedetik kemudian ia melingkarkan kedua tangannya di leher Amber dan mulai mencium suaminya itu dengan lembut.

Lelah dan lapar, malam itu Amber dan Krystal melajukan motor yang mereka sewa untuk berkeliling, mencari makanan enak di sana dengan Krystal yang selalu melingkarkan tangannya pada perut suaminya itu. Bukannya Amber tak mampu menyewa sebuah mobil untuk Krystal hanya saja berboncengan keliling desa menggunakan motor itu menurutnya lebih romantis timbang menggunakan mobil.

Setelah puas mengisi perut Krystal dan Amber melajukan motor mereka menuju sebuah minimarket untuk membeli beberapa makanan ringan juga kebutuhan lainnya. Krystal yang menunggu Amber didepan minimarket geram saat melihat ada seorang gadis kecil yang dimarahi habis-habisan oleh ibunya hanya karena anak itu tak sengaja menjatuhkan ponsel ibunya ke dalam air. Awalnya Krystal tak ingin ikut campur, tapi emosinya tersulut ketika wanita muda itu mulai memukul anak perempuannya didepan umum. Hingga akhirnya perdebatan sengit pun terjadi diantara keduanya.

Krystal tak habis pikir dengan orang-orang semacam itu. Ada orang yang susah payah untuk mendapatkan anaknya, tapi di tempat lain ada orang yang malah menyia-nyiakannya dengan melakukan kekerasan terhadap anaknya sendiri.

"Urus saja urusanmu. Dia anakku mau aku apakan juga urusanku. Pergi sana." teriak wanita itu tak terima pada kritikan pedas Krystal.

"Dasar monster. Jahat sekali kau."

Mendengar umpatan Krystal wanita itupun nampak tambah emosi. Ia seketika mengangkat tangannya, hendak menampar Krystal tapi urung terjadi saat ada seseorang yang menahan tangannya. Wanita yang awalnya ingin menampar Krystal itu seketika pergi setelah mendengar ancaman orang yang menahan tangannya tadi.

Krystal terkejut melihat sosok pria yang saat ini berdiri tepat disampingnya. Pria itu bertanya akan keadaan Krystal tapi ia hanya diam, bingung sekaligus takut jika Amber melihat pria itu. Karena jika terjadi Amber mungkin akan uring-uringan tak jelas.

"Krystal? Kau benar Krystal Jung kan?" panggil pria itu lagi sehalus mungkin karena Krystal hanya termangu.

"I-iya, aku tidak apa-apa." gugup Krystal kemudian menundukkan pandangannya.

"Lama tidak bertemu, bagaimana kabarmu?" tanya pria bertampang teduh nan tampan itu pada Krystal dengan senyum manisnya.

Amber yang baru saja keluar dari minimarket seketika mengerutkan keningnya. Ia melihat Krystal berdiri dengan seorang pria. Awalnya dia tak yakin tapi ia seketika mengumpat setelah tahu identitas pria itu karena kesal pada wajah yang sangat ia kenal itu. Wajah yang sudah lama tak ia lihat karena orang yang dulu sempat menjadi teman sekelasnya itu tiba-tiba pindah. Orang yang juga dulu sempat membuat Krystal menangis selama beberapa hari saat SMP karena cinta dan pacar pertamanya itu memutuskannya untuk kemudian pergi keluar negeri dengan keluarganya.


(Babehhh~ Jangan cemberut, yang sabar~ Lirikan matamu menarik sapi~ 😆😆😊😊)







[0202 HBD Qian Ummaa~!!! Doanya yang baik-baik aja pokoknya~ 😚💜]

Continue Reading

You'll Also Like

10.2K 1.5K 17
Hukum tanam-tuai (karma) adalah hukum kekekalan dunia.
99K 8.4K 83
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
259K 20.5K 99
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
959K 78.2K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...