Stand By You

By soojin_iee

55.2K 5.5K 509

Sepasang suami istri yang sudah menikah selama lima tahun namun belum mendapatkan momongan. Dalam masa kritis... More

Home Sick
Hi~
Time
Another Place
London
I Know
Enemy
Be Patient
Annoying Sibling
Different
Bukan Update πŸ˜‚
Stop It
Eat, Pray & Love
NN
Waiting
Options
Wish
Do It
What If
Fight
New Things
Father
Be Friend (END)

Judgment

2K 232 25
By soojin_iee

Bangunan kotak bercat putih itu nampak sunyi karena tak ada seorangpun disana yang bersuara. Seorang wanita berjas putih sibuk memperhatikan secarik kertas bercetakkan tinta hitam diatasnya dengan seksama.

Tak ada yang Amber harapkan dari dokter wanita itu. Apa yang akan ia katakan nanti pada akhirnya pasti akan sama dengan yang sudah-sudah.

"Kalian harus menjaga kesehatan masing-masing, tidak boleh terlalu lelah dan banyak pikiran." papar dokter wanita dengan name tag Choi Sooyoung itu.

Krystal dan Amber selalu mendengar hal yang sama setiap kali mereka datang dan konsultasi dengan dokter langganan mereka itu. Berbeda dengan Amber yang acuh karena sudah mulai bosan dan lelah dengan perkataan Sooyoung yang selalu sama itu Krystal malah nampak lebih antusias dibanding sebelumnya. Ia ingin kembali melakukan salah satu langkah medis yang biasanya digunakan para pasangan untuk mendapat bayi mereka.

"Apakah tidak apa kalau kami melakukan bayi tabung lagi?"

Sooyoung dengan seksama mendengarkan jeritan hati Krystal yang selama ini ia pendam seorang diri sementara Amber hanya menyender lesu pada sandaran kursinya.

"Kami bisa mengaturnya. Tapi melihat kondisimu, lebih baik kau keluar dari pekerjaanmu sementara waktu agar kau tidak stress dan kelelahan. Itu akan sangat mempengaruhi keberhasilan bayi tabung yang akan kau jalani nanti. Besok kembali saja kemari, kita bisa langsung memulainya jika kalian mau."

Sebenarnya tak masalah bagi Krystal jika tidak kerja karena baik keluarga kecil maupun besarnya mempunyai kestabilan ekonomi yang sangat kokoh. Hanya saja ia takut jika berhenti kerja maka ia akan terpenjara di rumah tanpa teman dan ia benci sendirian.

Selama perjalanan pulang Krystal hanya berdiam diri tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Melihat suami istri yang selalu menatap ke arah luar jendela Amber berinisiatif mengarahkan mobilnya menuju Sungai Han untuk sekedar beristirahat dan melihat pemandangan di sana, sekaligus mengajak Krystal berbicara mengenai keinginannya tadi.

"Kenapa malah datang kemari?"

"Sudah lama kita tidak piknik bersama di luar ruangan seperti ini."

Amber melepas seat belt nya kemudian turun dari mobil untuk menghirup udara di sekitar Sungai Han yang segar pada sore hari itu. Tak berselang lama Krystal juga melakukan hal yang sama dan menghampiri Amber yang sudah jalan terlebih dahulu.

Krystal dengan malas mengikuti langkah Amber, turun dan berjalan dari parkiran menuju taman yang ada disana. Wanita itu tersenyum tipis melihat kelakuan bodoh sang suami yang berlarian diatas rumput hijau, berebut bola dengan beberapa anak kecil yang kebetulan sedang bermain disana.

"Menyenagkan kan?" tanya Amber pada Krystal yang sedang sibuk dengan ice creamnya.

"Stupid, bagaimana bisa kau kalah dari anak-anak itu?"

"Anak-anak jaman sekarang mengerikan. Mereka hebat semua." jawab Amber yang kalah bermain sepak bola dan harus mentraktir ice cream untuk anak-anak itu.

"Paman!! Kami pulang dulu, terima kasih ice creamnya." teriak keenam bocah laki-laki dengan serentak.

"Okee!!!" balas Amber tak kalah keras dengan lambaian tangannya.

Amber yang kelelahan itu mulai mengistirahatkan kepalanya dengan kaki Krystal sebagai bantalannya.

"Nyaman??" tanya Krystal sambil merapikan rambut sang suami yang jauh dari kata rapi.

"Nyaman~~ Sekali." jawab Amber dengan aegyonya sampai membuat Krystal gemas pada suaminya yang stupid tapi pintar itu.

Keduanya diam sambil menikmati sore di samping Sungai Han sampai akhirnya Amber kembali angkat suara.

"Soojung," panggil Amber selembut mungkin.

"Hem?"

"Kau yakin akan melakukannya lagi? Tentang bayi tabung tadi." tanya Amber yang merasa khawatir dengan istrinya itu jika bayi tabung yang sudah kesekian kalinya mereka lakukan itu gagal lagi. Bukannya Amber tidak mau karena biaya atau apapun itu, hanya saja ia takut istrinya itu akan kecewa lagi.

Krystal diam, ia sangat tahu apa yang sedang Amber pikirkan itu karena ia juga punya pemikiran yang sama. Apakah ia bisa mengatasi rasa kecewanya jika gagal lagi.

"Kau tidak mau?" tanya Krystal balik.

"Bukannya begitu, kalau itu yang kamu mau aku akan ikut. Hanya saja, "

"Kalau begitu ayo lakukan, jangan terlalu banyak berfikir. Lagipula aku sudah lelah bekerja. Jadi sekarang kau harus fokus cari uang untukku juga calon anakmu." potong Krystal yang tak ingin mendengar kekhawatiran Amber tentang dirinya.

Amber menghela nafas pasrah. Jika itu yang Krystal mau maka ia tak bisa berbuat banyak. Istrinya itu sudah menanggung beban berat dan sakit setiap hari mendengar pertanyaan tentang apakah ia sudah hamil atau belum, jadi ia tak ingin menambah kesusahan Krystal dengan membantahnya lebih lanjut dan memilih mengikuti keinginannya.

"Yah, apa yang kau lakukan? Mau tidur disini?" tanya Krystal karena Amber menenggelamkan wajahnya itu di perut rampingnya.

"Hem~" gumam Amber menjawab pertanyaan Krystal. Amber sebenarnya sedang mencoba menyembunyikan mata merahnya itu dari sang istri.

~

Krystal sibuk membersihkan beberapa barangnya setelah mengajukan surat pengunduran diri pada direktur sekaligus Tantenya itu.

Langkah kaki Krystal menuju tempat parkir terhenti kala ada seseorang yang menyapanya dari kejauhan. Ia melihat Victoria bersama dengan suami dan anaknya itu sedang sibuk memilih baju di departemen store milik Yunho itu.

"Eonni, lama tidak bertemu." sapa Krystal ramah yang disambut Victoria juga keluarga kecilnya.

"Mau kemana dengan kardus itu? Kau dipecat?" goda Victoria melihat kardus berukuran sedang yang Krystal bawa.

Victoria sempat terkejut saat Krystal mengangguk mengakuinya. Seorang yang tak suka sendirian dan gampang bosan itu sekarang malah memilih menjadi ibu rumah tangga yang banyak menurutnya akan banyak menghabiskan waktu di rumah.

"Ada beberapa hal yang ingin aku lakukan. Salah satunya harus mengorbankan pekerjaanku. Lagipula Amber sudah menyanggupi memenuhi kebutuhanku, jadi aku tak terlalu pusing. Haha~"

"Kau benar, mantan bosku itu memang gila kerja. Kau cukup duduk manis saja menghitung uangnya. Ha~" timpal Victoria membuat Krystal sedikit bingung.

"Mantan bos??"

"Iya lah, apa dia tidak cerita padamu?"

Victoria pun menjelaskan tentang posisinya yang sekarang tak lagi menjadi sekretaris Amber tapi kembali lagi pada Donghae. Krystal sempat penasaran mendengar paparan Victoria mengenai sekretaris suaminya yang baru itu. Mau diakui atau tidak Krystal sebenarnya sangat membenci wanita asing yang ada disekeliling suaminya meski Amber tak pernah sekalipun melihat wanita selain dirinya. Level kecemburuan Krystal yang diatas rata-rata itu kadang membuat Amber kalang kabut, ditambah kondisi mereka yang sedang rawan akhir-akhir ini membuat pria itu semakin bekerja keras untuk meyakinkan istrinya.

~

Selama makan malam Krystal sibuk dengan berbagai tebakannya sendiri mengenai pengganti Victoria yang sebelumnya selalu ada disamping Amber untuk membantunya. Sementara Amber sibuk membaca sesuatu di tabletnya selama makan.

"Haruskah aku banting tabletmu itu?"

Amber seketika menghentikan kunyahannya dan menatap ngeri pada Krystal setelah mendengar ancaman istrinya itu. Takut keadaan semakin runyam Amber segera mematikan tabletnya dan melanjutkan makannya dalam diam.

"B-bagaimana kemarin?" tanya Amber ragu mencoba mencairkan suasana.

"Apanya yang bagaimana. Tante senang lah, saingannya mengundurkan diri."

"Ah~"

Keduanya kembali diam, Amber tak berani melemparkan pertanyaan lain melihat Krystal yang sepertinya sedang tidak dalam keadaan yang baik.

"Kenapa tidak bilang?"

"Hem?? Apanya?" tanya Amber balik karena bingung.

"Kudengar sekretarismu baru. Kenapa tidak cerita?"

"Bukankah dulu aku sudah cerita padamu kalau Victoria Noona disuruh Ayah untuk kembali membantu Hyung?"

"Aku dengar dia masih muda, cantik lagi. Kau pasti yang memilihnya." ucap Krystal dingin membuat Amber menghela nafas saat sadar jika istrinya itu mulai curiga lagi.

"Krystal sayang~ Apa kurang banyak pekerjaanku sampai-sampai harus memilih pegawai secara langsung?? Sudahlah, di mataku tidak ada wanita lain secantik dirimu."

"Siapa tahu ada yang mengejar-ngejarmu seperti saat di Busan dulu."

"Aku kira kau dan Irene berteman baik. Kenapa sekarang mengatainya dibelakang?" ejek Amber pada Krystal yang masih saja ceburu pada saingannya dulu yang sekarang menjadi temannya.

Urung Krystal kembali melempar bantahannya Amber segera memberikan dua tiket pesawat pada istrinya.

"Dokter Choi bilang kita tidak boleh stress, jadi jangan marah lagi. Lusa kita berangkat." jelas Amber melihat wajah bingung Krystal.

Krystal mengangguk paham tanpa memberi respon pada penjelasan Amber. Meskipun demikian rasa senangnya itu masih belum sepenuhnya meredakan curiga dalam hatinya.

~

Kursi pada kelas utama di pesawat penerbangan Korea tujuan LA pagi itu sudah nampak penuh penumpang karena beberapa saat lagi sang kapten akan membawa pesawatnya lepas landas.

Krystal melihat keluar jendela dengan alis yang menyatu karena merasa dibodohi oleh Amber. Sementara Amber mengeluarkan segala kata manisya untuk melelehkan hati Krystal yang sedang dingin itu.

"Soojung, "

"Tahu begini aku di rumah saja.!"

"Kamu tidak ingin bertemu Ayah dan Ibu?"

"Yah!! Jangan bawa-bawa hal itu! Kau bilang mau mengajakku liburan tapi apa ini?! Kau malah mengajak staffmu ikut juga!" protes Krystal membuat Amber bingung.

"Sekalian mengurus pekerjaan Krystal. Lagi pula setelah itu mereka pulang, dan kita kan masih disana untuk liburan."

Krystal tak menjawab bujukan Amber dan lebih memilih mengembalikan pandangannya keluar jendela. Sebenarnya ia tak masalah dengan hal tersebut, hanya saja keikutsertaan sekretaris Amber yang muda dan cantik itu entah mengapa mampu membuat hati Krystal panas. Terlebih tentang firasat tak jelas Krystal yang menilai jika wanita muda itu mempunyai rasa terhadap sang bos.

~

Perjalanan Korea LA yang memakan waktu berlasan jam itu membuat Amber, terutama Krystal merasakan kelelahan yang amat sangat. Pasangan itu nampak menyantap sarapan mereka di restoran hotel tempat mereka menginap dengan keadaan sunyi.

"Bebek, dokter Choi bilang tidak boleh stress loh kalau kita mau berhasil. Sampai kapan kau akan marah?"

"Aku tidak marah."

"Kalau begitu senyum. Aku masih sakit hati loh karena semalam kau tidur membelakangiku."

"Namanya orang tidur mana tahu dia akan menghadap kemana." bela Krystal.

"Katanya aku guling kesayanganmu? Yang namanya kesayangan tidak akan pernah diabaikan." goda Amber pada Krystal yang mengacuhkannya setiap marah.

Krystal terus saja mengeluarkan bantahannya pada ucapan Amber yang terus saja memojokkannya hingga ia kehabisan kata. Amber tertawa mendengar berbagai jawaban tak logis Krystal yang membuatnya terlihat lucu.

"Jangan tertawa!!"

"Punya istri manis dan lucu seperti ini siapa yang tidak akan tertawa? Haha~ Love you."

Krystal tersipu malu ketika Amber tiba-tiba menciup tangannya.

"Gombalanmu tidak berlaku untukku.!"

Usaha Amber meluluhkan hati Krystal dengan terus saja mengeluarkan kata manisnya itu akhirnya berhasil juga. Wanita itu berhasil dibuat tersenyun setelah semalaman penuh memasang wajah masamnya. Namun semua itu tak berlangsung lama saat ada seorang wanita muda dengan visual yang bisa dikatakan sempurna menghampiri meja mereka. Krystal yang sebelumnya tersenyum kini juga kembali menampakkan wajah masamnya.

"Maaf direktur, perwakilan tuan George meminta rapatnya diajukan." papar sang sekretaris penuh hormat pada bosnya.

"Baiklah, lima menit lagi kita berangkat."

Amber berpamitan pada Krystal dengan perasaan tak enak karena harus meninggalkan sang istri ditengah acara sarapan mereka. Krystal yang kesal tak bisa berbuat banyak selain hanya menggerutu dalam hatinya dan memilih beranjak ke kamarnya untuk kembali tidur sambil menunggu Amber.

Lelah menunggu di hotel seorang diri siang itu Krystal memutuskan untuk pergi keluar, melihat hiruk pikuk perkotaan di LA juga berbelanja jika ada yang ia inginkan. Berkeliling di kota asing seorang diri bukanlah hal besar bagi Krystal mengingat ia yang sudah terbiasa hidup sendiri selama dua tahun di London.

~

Dua hari berada di LA, dan selama itu pula Krystal dianggurkan oleh Amber yang sibuk bolak balik rapat dengan para pengusaha top disana dalam membuat koneksi sebagai upayanya untuk membangun cabang di sana.

"Tahu begini aku di rumah saja dengan Jackjack dan Gongju." gerutu Krystal sambil melihat pemandangan dari balkon kamarnya.

Amber yang baru saja selesai menemui calon rekan kerjanya yang keberapa itu nampak sibuk menelfon seseorang dengan ponselnya.

"Kenapa Bos? Ada yang salah?" tanya seorang pria berjas hitam yang selama ini sudah menjadi kepercayaan Amber.

"Jimin, apa yang akan kau lakukan kalau kekasihmu merajuk?" tanya Amber balik membuat Jimin kebingungan karena ia sudah sangat lama tidak menjalin hubungan dengan seorang wanita.

"Wanita suka makanan. Belikan saja makanan. He~" jawab pria muda itu dengan ragu.

"Ah benar, makanan. Dia suka sekali makanan." gumam Amber dengan pikirannya sendiri.

"Apa ini tentang istri anda?"

"Sejak kemarin dia tak mau bicara padaku. Dan tadi pagi dia bilang ingin pulang ke Korea sendirian."

"Benarkah? Lalu kenapa anda masih disini? Bagaimana kalau Nyonya benar-benar pulang?"

"Tenang saja. Paspornya aku sita, dia tidak akan bisa kemana-mana. Tapi masalahnya, bagaimana caranya mendapat pengampunan darinya?! Isshhh~" gerutu Amber frustasi.

Jimin terkekeh dalam hatinya. Sang bos yang selalu tegas dan tampak garang dihadapan semua orang itu nampak tak berkutik jika sudah menghadapi istrinya yang akhir-akhir ini sering moody itu.

"Tinggal minta maaf saja Bos." sahut seorang wanita yang sedari tadi diam-diam mendengarkan percakapan antara sang bos dengan tangan kanannya yang sedang sibuk menyetir menuju tujuan selanjutnya.

Jimin dan Amber tertawa dengan keras mendengar ucapa wanita muda itu. Minta maaf akan berlaku bagi orang umum, tapi hal itu tidak akan bekerja bagi seorang Krystal Jung yang sangat susah tebakannya itu.

"Maklum Bos, Suzy anak baru." ucap Jimin yang merasa geli dengan tampang bingung wanita bernama Suzy itu saat mereka tertawa.

"Andai saja hal itu berlaku untuknya. Betapa bahagia dan mudahnya hidupku." timpal Amber dengan penekanan disetiap katanya.

"Coba saja beri kejutan. Wanita sangat suka kejutan bos." usul Suzy lagi.

"Kejutan??"

"Iya, minta maaf melalui cara yang tak biasa. Sesuatu yang tak mudah dilupakan dan berkesan. Semua hati wanita di dunia ini akan luluh jika diperlakukan seperti itu."

Amber dengan seksama mendengar setiap usulan yang Suzy berikan. Namun ia menggelengkan kepala, bergidik ngeri karena semua hal romantis yang Suzy katakan itu jauh berbeda dengan kepribadian dingin dan membosankannya selama ini.

Setelah selesai dengan semua rapatnya Amber bergegas pergi menuju kamarnya untuk menemui sang istri yang sudah ia tinggal selama beberapa hari itu. Namun sesamlainya di lorong ia urung masuk ke dalam kamarnya. Amber meraih ponselnya dan kembali mencoba menelfon Krystal. Akhirnya telfon yang sedari tadi diabaikan itu diangkat juga oleh sang pemilik ponsel.

"Apa?!!" sapa Krystal dingin.

"Galak sekali. Di mana?"

"Sedang di dalam penjara berkasur besar dengan biaya sewanya yang mahal.!"

"Masih marah?"

"..."

"Keluarlah sebentar, aku ada di lobi." pinta Amber semanis mungkin.

Krystal yang masih kesal itu dengan berat hati melangkahkan kakinya menuju pintu untuk keluar menemui sang suami yang menunggunya.

Baru saja Krystal membuka pintu ia dikejutkan oleh tampilan Amber yang bisa dibilang tak jelas. Suaminya itu berdiri disana dengan sebuah balon besar berbentuk hati dan bunga di tangannya sambil memekikkan kata maaf pada sang istri yang masih nampak bingung.

"Cepat beri jawaban. Aku malu." pinta Amber pada Krystal yang mulai tertawa dengan tindakan bodohnya.

"Kenapa kau melakukan hal seperti ini? Dasar norak." tanya Krystal aneh pada sebuah kertas putih bertuliskan kata manis Amber yang tertempel pada balon yang ia bawa.

Amber ikut tersenyum melihat wajah sumringah Krystal berkat tingkah anehnya di depan kamar hotelnya.

"Kita keluar,"

"Mau apa?" tanya Krystal penasaran.

"Cari makanan enak." ajak Amber disambut dengan kata sejutu dari istrinya itu.

~

Merasa sudah tak memiliki jadwal hari itu Amber tak berniat untuk bangun pagi. Ia masih memilih tidur sambil mengistirahatkan tubuhnya yang kelelahan. Krystal yang baru saja selesai mandi mengendus kesal pada kebiasaan suaminya ketika datang hari liburnya. Pria itu pasti akan tertidur sampai siang dan ia akan merasa tak enak jika harus mengganggu waktu istirahat duaminya itu.

Krystal terlihat berdiri di balkon kamar sambil membuka beberapa pesan dan membuka akun sosial yang sangat jarang dibuka itu di ponselnya.

Perhatian Krystal pada ponselnya teralihkan saat ada seseorang yang mulai memeluknya dari belakang.

"Morning Princess." sapa Amber dengan suara seraknya.

"Eh? Tumben memanggilku princess. Bebek pergi kemana?" Krystal segera berbalik melihat wajah suaminya yang masih kacau karena terkejut mendengar panggilan seperti itu untuk pertama kalinya.

"Kamu kan princess nya para bebek. Haha~ Hari ini mau jalan-jalan ke mana?"

"Semua tempat sudah aku kelilingi sendirian selama tiga hari. Tidak ada lagi tempat yang ingin aku kunjungi." balas Krystal sangat dingin.

"Kau menyindirku?"

"Tidak, itu fakta."

Krystal beranjak dari tempatnya, pergi ke kamar mandi meninggalkan Amber yang masih mematung karena bingung menghadapi mood Krystal yang kembali buruk.

"Aku buat salah apa lagi?!" teriak Amber terbawa suasana sekaligus kesal karena rencananya untuk bersenang-senang itu malah gagal dan berakibat pertengkaran diantara mereka.

"Kenapa kau membentakku?"

"Tidak, aku sedang bertanya. Aku buat salah apa? Kenapa kau bersikap dingin padaku lagi?!"

"Berhentilah bermain dengan wanita kalau tidak mau aku bersikap dingin padamu."

Amber tak habis pikir dengan tuduhan Krystal. Dia tak pernah melihat wanita selain istrinya itu, jadi bagaimana bisa Krystal menuduhnya player sementara ia tak pernah melakukannya.

"Berhenti menuduhku tanpa fakta. Aku tidak pernah melakukannya kenapa kau selalu bilang seperti itu?!"

Tak terima dituding menuduh Krystal segera membuka ponselnya dan menunjukkan sebuah foto yang menampakkan Amber juga Suzy yang tengah makan bersama.

"Ini apa?! Kau meninggalkanku disini dan pergi makan dengannya."

"Disana juga ada Jimin! Kami istirahat makan siang sebelum melanjutkan rapat lagi."

"Lalu kenapa dia tidak memposting fotonya dengan Jimin juga? Kenapa hanya denganmu?! Sekali melihat sudah jelas jika dia menyukaimu!."

"Jung Soojung!!" teriak Amber kesal.

"Apa??!! Kau juga menyukainya?"

"Hentikan sekarang juga!"

Krystal terus melemparkan tuduhan tak beralasannya itu sampai membuat Amber kalang kabut. Andai saja yang sedang dihadapi adalah musuh dan bukan istri yang ia sayangi sudah dipastikan Amber akan melayangkan tinjunya.

Beruntung bagi Amber karena Krystal segera menghentikan semua kalimatnya saat ponsel yang ia pegang tiba-tiba berdering mendapat telfon dari seseorang. Amber berkacak pinggang sambil memalingkan pandangannya yang penuh amarah itu dari Krystal yang sedang sibuk dengan sang penelfon.

"Berikan pasporku, aku mau pulang. Kau tinggallah disini dengan pekerjaan juga sekretarismu itu." ucap Krystal dingin setelah menutup telfonnya dan kembali melangkah menuju kamar mandi meninggalkan Amber yang semakin kesal.


Debat mulu ni orang berdua~ Minta dirantai dulu apa gimana biar kapok~ 😆😂











Continue Reading

You'll Also Like

959K 78.2K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
117K 11.9K 39
Yoo Jimin CEO 32 tahun yang di jodohkan dengan anak kuliahan tukang buat onar, Kim Minjeong 20 tahun.. (GenderBender!) Warning! author amatiran say...
98.8K 8.4K 83
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
977K 59.3K 35
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...