Mrs. Happy Ending

By rikkrik_32

139K 12.5K 544

'Kini di dalam kehidupan yang menyedihkan ini, Aku mencari sosok kebahagiaan yang selalu aku nantikan selama... More

PROLOG
1
2
3
4
5
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
EPILOG

6

4.5K 487 9
By rikkrik_32


**

Terdengar suara pintu mobil yang ditutup membuat murid-murid di sekelilingnya menjadikan dirinya sebagai objek pencuci mata. Terlihat binar-binar kagum di kedua mata murid-murid itu, Iqbaal dengan pembawaannya yang dingin, tidak memperdulikan apapun di sekelilingnya hanya berjalan meninggalkan parkiran.

Iqbaal memasukkan kunci mobilnya ke dalam saku celananya kemudian melihat jam di pergelangan tangannya, masih pagi atau memang (Namakamu) yang belum juga datang? Iqbaal hendak kembali untuk memastikan (Namakamu) datang ke sekolah namun harus terhenti. Gadis itu telah hadir dengan senyum manis itu. Iqbaal pun ikut tersenyum manis saat melihat (Namakamu) tersenyum.

Entah mungkin karena rasa rindunya atau memang (Namakamu) selalu cantik, Iqbaal terpesona setiap kali (Namakamu) melepaskan rambut indahnya itu. Rambut itu seakan terbang dimainkan oleh angin-angin kecil itu. Iqbaal memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya, menatap gadis itu ditemani tatapan memuja murid perempuan di sekitarnya.

'Dia senyum untuk siapa sih?'

'Untuk gue,'

'Lah? Ngakak aja gue kepaksa!'

'Diem lu!'

'Dih!'

(Namakamu) yang akan berjalan menuju kelasnya, tiba-tiba terhenti saat melihat seseorang yang ingin sekali ia musnahkan dari muka bumi ini, Iqbaal. 'Anggap itu pot mangga yang belum di pindah kan,' batin (Namakamu) menyugesti dirinya. (Namakamu) hendak melanjutkan perjalanannya untuk menghindari Iqbaal namun nasib tinggal nasib, Iqbaal terlebih dahulu menghentikan perjalanannya.

Iqbaal tersenyum saat melihat wajah gadis di hadapanya yang mulai merengut dengan imutnya. "Pagi, cantik," sapa Iqbaal dengan lembutnya tepat di hadapan (Namakamu). (Namakamu) menaikkan satu alis matanya dengan angkuh.

"Lepas tangan gue, nggak usah ganggu, bisa ?" ucap (Namakamu) dengan berusaha melepaskan tangan Iqbaal yang memegang lengan (Namakamu). Iqbaal menaikkan kedua bahunya dengan santainya, " lo keras kepala, gue juga bisa keras kepala. Balas ucapan pagi gue atau cium gue, biar lebih ringan sih cium gue aja," balas Iqbaal dengan senyum manisnya yang belum lepas juga dari bibirnya.

(Namakamu) menghembuskan napasnya dengan kesal, Iqbaal sedikit memeringkan kepalanya untuk melihat wajah gadis cantik di hadapannya. "Gue rela kok nunggu lo di sini sampai pulang sekolah, sekalian lihat pemandangan indah, " bisik Iqbaal dengan lembut. (Namakamu) memukul pelan pipi Iqbaal, kepala Iqbaal pun menoleh ke kiri akibat pukulan pelan (Namakamu). " Kenapa harus gue sih, Baal? Masih banyak cewek lain yang bisa lo gombalin. Jangan gue!" protes (Namakamu) dengan kesal.

"Hati gue maunya lo," jawab Iqbaal dengan singkat.

Seketika teriakan murid perempuan di sekitar mereka terdengar melengking.

**

Sherly memperhatikan (Namakamu) dari kejauhan, ia terlihat ceria. Sherly mengakui bahwa (Namakamu) selalu ceria, tampak dari keribadiannya yang supel.

"Dia lagi ? Ya udahlah, Sher. Kita bisa kalik bantuin lo buat dia kapok, simpel 'kan?" ucap salah satu teman perempuannya yang kini tengah menepuk bahu Sherly. Sherly bersedekap dada kemudian menatap tajam ke arah teman-teman perempuannya. "Ini nggak semudah yang lo kira! Kalau kalian ngerjain dia bakal kentara banget dendamnya. Gue harus bisa bermain rapi tanpa ada kesalahan sedikitpun."Terdengar suara Sherly yang terdengar seperti singa mengaum.

Sherly kembali melihat (Namakamu) dari jarak jauh, ia harus bisa menyingkirkan (Namakamu) dari kehidupan Iqbaal atau mungkin membuat Iqbaal ilfeel kepada (Namakamu).

"Gimana kalau masukkan aja dia ke dalam grup cheer sekolah ?" usul salah satu kawanan Sherly. Sherly yang mendengar usul salah satu kawanannya pun kini mengarahkan tubuhnya menghadap temannya itu. "Maksud lo, Ngel ?" tanya Sherly penasaran

Angel melihat Sherly dengan senyum manisnya," sebentar lagi 'kan pemilihan ekskul untuk murid-murid. Kalau lo berhasil membujuk (Namakamu) masuk ke dalam eskul kita, kita bakal kerjain dia habis-habisan. Dengan begitu dia nggak bakal berani dekatin Iqbaal lagi. Lo nggak perlu ikut campur tangan, Sherl. Biar kami yang buat, gimana ide gue ?"Penjelasan rencana Angel membuat Sherly tersenyum bahagia. Sherly kembali memberi senyuman kepada anggotannya.

"Gue setuju!"

**

(Namakamu) tampak bahagia saat melihat para seniornya mulai menawarkan ekskul mereka dengan semangat, (Namakamu) dengan senangnya mulai berjalan mencari tahu ekskul yang akan ia masukkan. "Lo mau masuk ke mana ?" Izzatil sahabat lamanya yang sejak kecil selalu bersama (Namakamu), mereka selalu satu sekolah bahkan kompleknya pun berdekatan dengan (Namakamu). Tapi, sayang mereka tahun ini tidak satu kelas, karena Izzatil lebih memilih IPS dibanding (Namakamu) yang bercita-cita hendak menjadi dokter spesialis syaraf.

"Gue bingung, sumpah! Gue mau masuk ekskul kimia, tapi juga mau masuk ekskul basket, ada pula ekskul matematika. Haa.. bikin gue mau masuk kesemua ekskul yang ada di sini," rengek (Namakamu) dengan girangnya. Izzatil tersenyum mendengar rengekkan sahabatnya yang terdengar lucu."Ya udah, kita lihat-lihat dulu mana tau ada yang makin bikin lo terikat," ajak Izzatil dengan tawanya. (Namakamu) menganggukkan kepalanya dengan semangat.

"(Namakamu)!" Terdengar suara panggilan namanya membuat (Namakamu) dan Izzatil memberhentikan langkah kakinya. Mereka serempak membalikkan badannya mengarah pada sumber suara itu.

Ketika melihat si pemanggil itu membuat Izzatil memutar kedua bola matanya dengan malas, seorang perempuan ular yang sangat ia benci, Sherly. "Hai!" sahut (Namakamu) dengan semangat. Izzatil bersedekap dada, ia menatap Sherly dengan tajam.

"Pasti lagi cari ekskul 'kan ? Ikut gue aja, yuk! Masuk ke dalam ekskul cheerleader. Lo 'kan jago nari,"ajak Sherly dengan riang. Izzatil mengikuti ucapan Sherly dengan ejekkan. (Namakamu) tampak berpikir, Izzatil menghela napasnya," lo mau ekskul apa? Akademik aja sih, ngapain juga harus cheerleader kerjaannya teriak-teriak doang di lapangan, di rumah juga lo bisa teriak sebisa yang lo mau. Nggak penting lah pokoknya," rayu Izzatil dengan tatapan sinisnya ia berikan kepada Sherly.

(Namakamu) menepuk tangan Izzatil dengan pelan, tanda Izzatil sudah kelewat. Izzatil menatap (Namakamu) dengan bingung, "gue benar,'kan ?" tanya Izzatil dengan santai.

(Namakamu) menatap Sherly dengan pandangan tidak enaknya, Sherly masih berusaha menahan kejengkelannya kepada Izzatil. "Maafin dia, ya, sebenarnya dia baik kok. Biasanya baru pertama kali buka ekskul, 15 menit kemudian udah tutup aja karena sangking ramainya mau jadi anggota cheerleader. Memang masih cukup ?" tanya (Namakamu) kepada Sherly.

Izzatil masih menatap Sherly dengan sinis. Sherly lupa jika ekskul cheerleader memang paling diminati di sekolahnya ini. Berpura-pura tertawa untuk menutupi pencarian alasannya, "iya, sebenarnya udah tutup. Cuma kami mau cari salah satu yang lebih menguasai bidang tari-menari, jadi berhubung gue tau lo sering ikut perlombaan tari-menari, gue mau recommended lo jadi anggota cheerleader. Gue pilih lo intinya. Mau, ya?" bujuk Sherly dengan wajah memelasnya.

Izzatil menghembuskan napasnya dengan kasar, " dasar medusa,"gumam Izzatil jengkel. (Namakamu) yang orangnya tidak tegaan pun akhirnya menganggukkan kepalanya dengan antusias. "Gue mau kok," jawab (Namakamu) dengan bahagia.

Izzatil memutar kedua bola matanya dengan malas

Sherly tersenyum manis kepada (Namakamu).

**

"Lo yakin nggak mau masuk ke basket ?" tanya Reza yang terlihat sedikit kecewa dengan keputusan Iqbaal, teman seperjuangannya ini. Padahal Iqbaal merupakan player terbaik yang pernah ia lihat.

Iqbaal mulai men-dribbel bola basketnya dengan pelan, "gue mau masuk ke bidang akademik aja deh. Kimia atau enggak matematika, lo 'kan tau gue mau masuk apa ?"jawab Iqbaal dengan tangannya yang men-dribbel bola itu.

Reza tampak tidak mengikhlaskan Iqbaal memilih ekskul yang memang bukan jiwanya,"gue bakal tetap mengkosongkan anggotanya kalau lo masih belum berubah pikiran. Ini basket, Men! Jiwa lo banget. Lo bahkan rela bolos kelas demi nonton pertandingan basket," bujuk Reza dengan serius. Iqbaal hanya tersenyum mendengar rayuan temannya, saat ia bersiap-siap akan memasukkan bolanya ke ring basket itu, tiba-tiba sebuah teriakan namanya membuat Iqbaal mengurungkan niatnya.

Iqbaal memutar posisi tubuhnya mengarah kepada sumber suara tersebut, " Jadi, gimana ? Dia di Kimia atau Matematika ? " tanya Iqbaal dengan bola basketnya yang sudah tidak ada di dekatnya. Fajar terlihat ngos-ngosan akibat berlari mencari informasi ekskul apa yang diambil (Namakamu).

"Di-dia ngambil ekskul Cheerleader," ucap Fajar dengan napasnya yang terdengar memburu.

"Nah, kan udah gue—apa? Cheer? Lo nggak salah info ?" Iqbaal terkejut mendengar informasi dari Fajar. Setahu Iqbaal, (Namakamu) akan memasuki ekskul akademik, tapi Cheerleader ?

Fajar menggelengkan kepalanya,"namanya udah gue liat di buku pendaftaran ekskul. Dia anggota Cheerleader!. Iqbaal merasa ini situasi yang membingungkan, Reza tersenyum melihat temannya bimbang. Ia melemparkan bola basketnya ke arah Iqbaal, reflek Iqbaal menangkapnya.

"Lo sekarang team basket! Jangan lupa besok mulai latihan." Reza pun kemudian pergi meninggalkan Iqbaal dengan pemikirannya yang masih bingung, bola basket itu masih berada di dalam genggamannya. Fajar pun hanya dapat mengatur napasnya yang masih memburu, "gilak! Bisa asma seketika gue,"gumam Fajar pelan.

Iqbaal memberi bola basketnya kepada Fajar, Fajar dengan bingung pun menerima bola itu. Iqbaal pergi meninggalkan Fajar yang masih bingung dengan pilihan (Namakamu), "Cheerleader? Masa, iya?" tanya Iqbaal kepada dirinya sendiri sembari berjalan meninggalkan Fajar.

"Tinggalin aja gue sendiri, udah terbiasa sendiri kok."Fajar melempar bola basket itu sembarang arah.

**

Bersambung..

Continue Reading

You'll Also Like

36.7K 3.4K 22
° WELLCOME TO OUR NEW STORYBOOK! ° • Brothership • Friendship • Family Life • Warning! Sorry for typo & H...
68.6K 7.3K 60
Chris adalah seorang duda yang memiliki empat anak,anak nakal yang selalu sulit diurus semenjak cerai dengan istri. suatu saat ia bertemu dengan hyun...
87.3K 4K 22
[ 18+ Mature Content ] Gerald Adiswara diam diam mencintai anak dari istri barunya, Fazzala Berliano. Katherine Binerva mempunyai seorang anak manis...
42.4K 5.2K 30
Marsha Ravena baru saja diterima di salah satu perusahaan ternama, ia jelas sangat senang karena memang dari dulu itulah yang ia inginkan. tetapi kes...