Memories of Gisaeng ✔

By TheAnn

115K 6.8K 187

Perasaan cinta hanyalah sebuah kesia-siaan bagi seorang gisaeng. Meski mencintai seseorang sepenuh hati, gisa... More

Memories of Gisaeng
1st Memory
2nd Memory
3rd Memory
4th Memory
5th Memory
7th Memory
8th Memory
9th Memory
10th Memory
11th Memory
12th Memory
13th Memory
14th Memory
15th Memory
16th Memory
17th Memory
18th Memory
19th Memory
20th Memory - End
Cuplikan Session 2

6th Memory

5.3K 347 11
By TheAnn

Hari ini Yong Goo menginap di rumah kakaknya. Yong Han mengintip Yong Goo yang tampak serius dengan kertas dan pena bulu. Mengendap-endap Yong Han masuk ke kamar Yong Goo, mengintip dari belakang, apa yang dilakukan adiknya dengan kertas dan pena itu. Begitu tahu apa isi kertas itu, Yong Han memukul kepala Yong Goo.

“Aduh!”

Yong Han menarik kertas itu, “Eeeyyy, kupikir kau sudah insyaf, mulai belajar dengan rajin. Rupanya menggambar perempuan. Dasar mesum!”

“Kembalikan kertasku, Hyungnim!”

Yong Goo berusaha meraih kertasnya. Yong Han mengangkatnya tinggi-tinggi. Tetapi Yong Goo tetap dapat merebut kembali kertasnya, meski sobek sedikit. Yong Han memang kakak tertua, tetapi tubuhnya paling pendek dan gempal di antara saudara-saudaranya.

“Oh, kau juga menulis banyak surat cinta?” tanya Yong Han yang melihat isi gumpalan-gumpalan kertas yang berserakan di kamar itu.

Kali ini Yong Goo tidak merebut kertas lagi. Dia sudah pasrah, karena sudah ketahuan.

“Eh, siapa gadis itu? Putrinya siapa? Siapa tahu aku kenal orangtua atau saudaranya,” Yong Han mulai mengorek informasi, tetapi Yong Goo tidak mau bilang apa-apa. Kalau Yong Han sampai tahu bahwa gadis yang disukainya itu adalah calon gisaeng, kakak pasti akan membunuhnya.

“Bagaimana cara Hyungnim merayu kakak ipar sampai mau menikah denganmu?” tanya Yong Goo.

“Aku tidak merayunya. Sejak awal dia sudah terpikat pada kepintaranku.”

Yong Goo mencibir, “Bohong.”

Yong Han memukul kepala Yong Goo lagi, “Kau meremehkanku?”

“Memangnya kenapa, gadis itu tidak mempan kau rayu, ya?” tanya Yong Han.

Yong Goo mengangguk, lalu menuding kakaknya, “Jangan tertawa!”

Tetapi Yong Han sudah tertawa terbahak-bahak sampai perutnya sakit.

“Wah, akhirnya ada gadis yang bisa menaklukanmu! Gadis yang tidak mudah jatuh ke rayuan lelaki adalah gadis yang baik. Dia tidak mungkin mau didekati oleh pria yang suka mempermainkan wanita sepertimu.”

“Aku bukan pria yang suka mempermainkan hati wanita!”

“Kalau begitu, kenapa kau sering keluar masuk gibang?”

“Sudah kubilang, aku belajar musik di sana…”

“Sekalian bermain dengan gisaeng.”

Yong Goo terdiam dan mendengus kesal.

Yong Han menepuk bahu adiknya, “Wah, adikku sudah dewasa sekarang. Dengarkan aku, kau harus mengubah sifatmu lebih dulu, menjadi pria bangsawan yang terhormat, cerdas, dan menghargai wanita. Para gadis pasti akan mengagumimu. Memangnya siapa gadis itu? Dari keluarga mana? Apa kau ingin Hyung-nim atau Abeoji membantumu melamarnya? Dari segala cara, perjodohan adalah jalan termudah, seperti yang kulakukan pada kakak iparmu dulu.”

 *** 

Yong Goo pun mulai belajar untuk berubah seperti kata kakaknya. Dia belajar dengan rajin. Nilai pelajarannya mulai bagus. Tetapi dia tetap pergi ke Gibang Bu Yong setelah gibang itu dibuka kembali, karena gadis incarannya ada di sana.

“Selamat datang, Tuan Muda. Mau kubawakan gayageum?” tanya Hong Ran.

“Hari ini aku ingin meminjam suling saja, Noonim.”

Setelah menerima suling, Yong Goo pergi ke gazebo untuk berlatih dalam kesunyian. Namun ternyata dia tidak sedang sendirian. Ada seorang perempuan yang sedang menari tanpa musik di gazebo itu.

“Myung Geum?” gumam Yong Goo begitu mengenali paras gadis itu.

Gerakan Kyung Ja lembut gemulai dan indah. Kedua tangannya diletakkan di punggung, kemudian perlahan naik hingga membentuk huruf V di atas kepala. Yong Goo yakin, jika ada kain di pinggang itu, maka akan membentuk seperti ekor burung merak. Ini pasti tari Merak yang legendaris itu. Yong Goo tidak pernah melihat secara langsung, hanya mendengar dari cerita orang-orang saja. Dari gerakan-gerakan itu, Yong Goo bisa membayangkan ketukan musik untuk mengiringi tarian itu. Dia pun meniup sulingnya. Nada yang terdengar arogan mengalun, mengiringi langkah sang merak yang sombong. Lalu nada itu menciut jadi sedih, ketika sang merak terjatuh dan menyesali kesombongannya.

Kyung Ja masih menikmati tariannya, dia malah berpikir kalau suara suling itu hanya khayalan, sampai dia sadar kalau suara itu nyata. Dia menoleh dan melihat Yong Goo berdiri di dekat gazebo sambil main suling.

“Kenapa berhenti? Apa nada yg kumainkan salah?”

“Anda pernah belajar musik untuk tarian Merak?”

“Tidak. Aku bahkan tidak pernah melihat tarian itu sebelumnya.”

“Lalu…”

“Aku hanya menebak.”

Kyung Ja terperangah. Kagum lebih tepatnya.

“Kenapa melihatku seperti itu? Aku hebat, ya?”

Kyung Ja memalingkan wajahnya, menyesal sempat mengagumi pria sombong ini. Yong Goo naik ke gazebo.

“Tarian tadi bagus. Bukan hanya gerakanmu yang gemulai, tapi karena kau dapat membangun perasaan orang yang menontonnya. Aku hampir menangis melihat merak itu jatuh. Aku juga jadi ikut merasa putus asa seperti si merak itu.”

Kyung Ja mulai mengagumi Yong Goo yang memahami seni, tidak seperti pria bangsawan hidung belang lain yang cuma suka melihat tampang cantik dan tubuh seksi gisaeng. Yong Goo menyuruh Kyung Ja menari lagi, sementara dia mengiringi dengan suling. Tetapi Kyung Ja malu.

“Ayolah, kita berlatih bersama. Kau latihan menari, aku latihan main musik.”

Yong Goo meniup sulingnya. Perlahan, walau masih malu-malu, Kyung Ja pun menari. Tanpa mereka sadari, Ah Reum melihat mereka dari kejauhan. Dia sudah mengenakan baju khusus menari untuk latihan bersama Kyung Ja untuk Pesta Bunga Perawan nanti. Dia menyentuh dadanya yang entah mengapa terasa panas melihat keakraban mereka.

 ***

Sehari sebelum pesta, calon gisaeng belajar cara memasang gache dan hiasannya, serta diberikan berbagai nasehat untuk menghadapi malam pertama mereka. Sambil pasang gache, Ah Reum bertanya pada Kyung Ja, menebak-nebak siapa yang akan jadi orang pertama yang memperawani mereka.

“Pasti banyak bangsawan yang akan berebutan untuk bisa mendapatkanmu, Ah Reum,” kata Kyung Ja.

“Ah, kau juga pasti jadi rebutan. Hm… Tuan Muda Yong Goo juga pasti akan datang. Bagaimana kalau dia menawar dirimu?”

“Tidak mungkin! Pemuda yang masih sekolah, kan belum boleh ikut menawar, hanya boleh menonton tarian kita. Yang mendapatkan kita pasti bapak-bapak yg sudah berumur.”

Ah Reum memperhatikan Kyung Ja yang tampak merengut, “Kau kecewa, karena Tuan Muda Yong Goo tidak ikut?”

“Bukan begitu. Aku tidak berharap dia ikut. Aku hanya berharap ada pria bangsawan yang masih cukup muda dan tampan yang akan meniduriku untuk pertama kalinya. Aku tidak bisa membayangkan tubuhku diraba-raba oleh laki-laki yg sepantasnya kupanggil ayah atau bahkan kakek,” Kyung Ja bergidik.

Ah Reum terkekeh dan juga bergidik ketika membayangkan, “Semoga saja.”

“Apa kau suka padanya?” tanya Ah Reum sambil memasangkan dwikkoji kupu-kupu di gache Kyung Ja.

 “Siapa?”

“Tuan Muda Yong Goo.”

Ah Reum gelagapan, “Ti… tidak!”

“Aku pernah melihatmu tampak akrab bercengkerama dengannya beberapa malam yang lalu, bahkan menari di depannya.”

“Itu…”

“Jangan percaya pada laki2, terutama pada lelaki yg suka main perempuan seperti dia. Kau hanya akan sakit hati hingga gila, bahkan mati.”

“Ah Reum…” Kyung Ja menyentuh bahu Ah Reum yang bergetar karena geram.

 ***

“Apa?! Jadi gadis yang kau ceritakan itu adalah calon gisaeng di Gibang Bu Yong?!” Yong Han terkejut saat Yong Goo menceritakan yang sebenarnya.

Sejak menjadi menteri, Yong Han selalu mendapatkan undangan untuk hadir di acara Pesta Bunga Perawan. Tetapi tidak seperti pejabat lainnya, Yong Han tidak pernah hadir. Dia pun tidak pernah bermain-main dengan gisaeng. Yong Han sangat mencintai istrinya. Bahkan dia menolak saat ayahnya menawarkannya untuk mengambil selir, karena wanita itu tidak pernah melahirkan anak laki-laki sebagai penerus keluarga. Dia sangat setia pada istrinya.

Kini Yong Goo tiba-tiba memohon kakaknya untuk hadir dan menawar seorang gisaeng bernama Myung Geum. Bukan untuk dinikmati oleh Yong Han, melainkan untuk Yong Goo.

 “Ini hanya sekedar hasrat lelaki, atau kau memang benar-benar jatuh cinta padanya?”

“Aku tidak tahu, apakah ini memang benar cinta, seperti halnya kau mencintai kakak ipar sepenuh hati. Tetapi yang kutahu pasti, yang kurasakan ini bukanlah hasrat sesaat.”

“Lalu? Kau ingin menikahinya?”

Yong Goo diam.

Abeoji pasti akan marah besar jika tahu akan hal ini. Akupun bisa terseret jika membantumu. Kau seharusnya tahu bahwa gisaeng tidak ditakdirkan untuk menikah dengan siapapun secara sah. Kita boleh menjadi gibu bagi mereka dengan membayar sangat mahal, tapi mereka tetap berstatus gundik, bukan istri sah. Jika kalian mempunyai anak, anak itu berstatus anak haram. Ingin hidup bahagia bersama seorang gisaeng selama-lamanya? Itu hanya impian kosong.”

“Aku tahu. Aku tahu semua itu. Tapi kumohon, Hyungnim, sekali ini saja bantulah aku. Setelah ini aku janji, aku akan menuruti semua perintahmu.”

“Aku tidak janji.”

Yong Han keluar dari kedai minum, meninggalkan Yong Goo sendiri.

 *** 

Ah Reum memasuki kantor Hojang.

“Ada apa kau kemari?” tanya seorang petugas.

“Saya ingin mengganti nama gisaeng saya.”

Petugas itu bersedekap, “Tidak bisa. Nama gisaeng yang sudah terdaftar tidak dapat diganti.”

“Tetapi saya didaftarkan dengan nama lahir saya. Lagipula saya belum resmi menjadi gisaeng.”

Petugas itu membuka berkasnya, “Sekali ini saja, ya. Siapa namamu?”

“Jang Ah Reum.”

“Ingin kau ganti jadi apa?”

“Eon Hwa.”

Petugas itu mengernyit, “Bunga beku? Nama apa itu? Biasanya gisaeng ingin nama yang bersinar, Myung Wol, misalnya.”

“Aku hanya ingin nama itu.”

Karena hatiku telah membeku untuk menerima cinta dari lelaki…

TBC

dwikkoji (뒤꽂이), hiasan kepala. Kalau di jaman modern seperti sekarang biasanya disebut jepitan rambut.

Continue Reading

You'll Also Like

799K 65.2K 53
[SEASON 1&2] [KARYA AUTHOR] [BUKAN NOVEL TERJEMAHAN] [NO COPAS COPAS CLUB] [KARYA TRANSMIGRASI PERTAMA] [Genre: Fantasi, Spiritual, Action, Dark, Kul...
750K 3.3K 12
Hts dengan om-om? bukan hanya sekedar chatan pada malam hari, namun mereka sampai tinggal bersama tanpa ada hubungan yang jelas. 🔛🔝 my storys by m...
738K 30.2K 24
[10 Besar Pemenang Kategori Best Editor Choice GMG Hunting Writers 2021 | TERBIT] Evelyn Southwell, seorang prajurit wanita yang bisa dikatakan langk...
75K 16.5K 28
[The Truth Untold Prequel 1] [NOT BxB] "Berbahagialah, Mark lee." Kisah tentang masa lalu Mark dan penyesalan terbesar dihidupnya. Start: 19/11/18 En...