CAHAYA CINTA

By Rismasari05

321K 8K 102

Dia yang hidup tanpa pernah mendapat sentuhan dari orang tua ,tanpa mendapat kasih sayang, pelukan dan ciuman... More

Prolog
chapter 1
chapter 2
chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 22
Chapter 24
Chapter 32
Chapter 36
Chaptet 37
Chapter 57
Chapter 67
Chapter 68
Chapter 71
Chapter 72
Chapter 73
Chapter 80
Chapter 87
Chapter 88
Epilog
Waktu Senja
Cahaya Cinta di Dreame dan Innovel lengkap, GRATIS!!

Chapter 89

3.5K 176 6
By Rismasari05

Setelah tiga hari mengalami koma, fokter meminta Risa untuk tetap menjalani rawat inap selama lima hari, dan hari ini adalah hari berakhirnya waktu lima hari yang diminta oleh dokter.

Risa pulang dari rumah sakit setelah ba'da ashar bersama Dimas dan Angga, gadis berusia 17 tahun itu terlihat begitu bahagia semua tergambar jelas dari wajahnya yang terlihat berseri - seri dan senyuman yang menghiasi wajahnya.

Perjalanan yang seharusnya ditempuh tidak lebih dari 30 menit  bertambah tiga puluh menit atau menjadi satu jam membuat Risa merasa bosan menunggu kemacetan dan membuatnya terlelap ketiduran.

                             ***
Angga mengendong tubuh Risa ala bridal style dari dalam mobil menuju rumah karena tanpa gadis itu sadari, kejenuhannya menunggu kemacetan jalanan membuatnya terlelap dan betah di alam mimpinya.

Perlahan Angga menidurkan tubuh Risa pada ranjang yang telah menjadi ranjang tidurnya juga sejak beberapa hari lalu, Angga memandang wajah Risa yang masih tertutup cadar kemudian dia membukanya dengan perlahan berusaha tidak membuat Risa terbangun dari tidurnya.

"Saat tanganku berjabatan dengan tangan ayahmu, sejak namamu terselip dalam ucapan ijab kabul dihari pernikahan, sejak saat itu pula kamu memiliki arti penting dalam hidupku, dan sejak saat itu aku berjanji tidak akan membiarkanmu terluka sayang"

Angga masih setia memandang wajah Risa seakan menatap wajah Risa adalah sebuah rutinitas wajib yang sudah menjadi kebiasaannya, tanggannya mengelus kepala Risa kemudian beralih mengelus pipi Ris. Dia mendaratkan sebuah kecupan hangat didahi Risa kemudian turun pada pipi Risa dan beralih pada bibir Risa.

"Aku mencintaimu"

Angga kembali mengecup dahi Risa setelah dia membisikkan kalimatnya cinta kepada Risa kemudian dia hendak beranjak pergi. Namun, sebuah tangan yang melingkar pada tangannya berhasil membuat Angga mengurungkan niatnya untuk pergi. Angga ikut membaringkan tubuhnya disamping Angga dan membawa tubub Risa kedalam dekapannya, hingga tanpa disadari Angga ikut terlelap disamping tubuh Risa dengan posisi tidur mereka saling berpelukan.

Setelah melewati mimpi indahnya, perlahan mata indah Risa menangkap secercah cahaya lampu yang bersinar dilangit - langit kamarnya. Saat Risa hendak bangun dari posisi tidurnya pelukan seseorang yang ada disampingnya membuat Risa menoleh dan mendapati suaminya tengah tertidur di sampingnya. Risa memperhatikan wajah Angga yang terlihat begitu damai saat dia tertidur, rambut hitamnya, kulitnya yang putih, hidungnya yang mancung, alisnya yang tebal, mata coklat yang selalu menatapnya dengan penuh kelembutan dan cinta, kini mata itu tertutup karena pemilinya tengah tertidur namunn hal itu tidak sedikitpun menghilangkan kadar ketampanan laki-laki itu.

Perlahan mata Angga ikut terbuka dan tanpa sengaja tatapan matanya bertemu dengan mata hitam indah milik Risa yang saat itu sedang menatapnya juga. Keduanya, baik Risa maupun Angga tidak ada yang memutuskan tatapannya seperti dulu sering mereka lakukan saat mereka tanpa sengaja bertatapan, kini mereka membiarkan sepasang mata mereka bertemu sehingga dari tatapan itu tercipta sebuah senyuman dibibir masing  - masing.

"Sayang 15 menit lagi waktu isa, kita belum shalat magrib" 

Angga terperanjat kaget dan bangun dari posisi tidurnya saat tanpa sengaja retina matanya melihat jarum jam yang sudah menunjukkan waktu isa.

'nih orang gak tau momen banget sih ' batin Risa saat Angga terbangun dengan tergesa - gesa dan menghilang dibalik pintu kamar mandi.

Risa ikut terbangun dan menggelar 2 sejadah untuknya dan untuk Angga,  saat Angga keluar kamar mandi Risa segera masuk untuk mengmabil wudhu.

"Sa cepat 10 menit lagi isa"

Angga berkata setengah berteriak, tangannya masih sibuk mengenakan sarung yang telah disiapkan Risa. Hingga matanya tanpa sengaja menangkap bayang - banyang perempuan berambut panjang hitam legam keluar dari kamar mandi, sungguh demi apapun dia terlihat begitu cantik di mata Angga, rambut hitam itu kini terlihat lebih panjang dari dulu saat pertama kali Angga melihatnya, dan ini kali keduanya Angga melihat perempuan itu berdiri dihadapannya tanpa balutan kerudung memperlihatkan rambut indahnya setelah mereka terikat hubungan halal pernikahan.

"Katanya cepat, aku udah siap" 

Risa berkata dengan menunjukan wajahnya yang terlihat bingung karena dia melihat Angga yang diam sambil terpaku menatapnya padahal baru beberapa menit yang lalu laki - laki itu berteriak kepadanya agar lebih cepat.

"Astagfirullahal'adzim"

Angga sambil mengusap wajahnya dan berbalil untuk memulai shalat, dia terlalu terpesona melihat kecantikan istrinya hingga dia jika dia sudah benar - benar kehilangan waktu shalat magribnya.

Angga mulai melaksanakan shalat dengan Risa yang berdiri di belakangnya sebagai makmum, entah kali kebarapanya Risa dan Angga melaksanakan shalat berjamaah, tapi bagi Risa itu adalah hal terindah yang akan membuatnya berjuang untuk hidup karena dia masih ingin melewati shalat berjama'ah dengan imamnya lebih banyak lagi.

Risa tenggelam dalam lantunan ayat - ayat yang terucap dari bibir Angga, keduanya melaksanakan shalat dengan fokus, hingga akhirnya rangkaian shalat mereka berakhir dirakaat keempat shalat isya dengan 2 kali ucapan salam.

Risa langsung mencium punggung tangan Angga dan dibalas sebuah kecupan singkat dikening Risa, Risa menggenggam tangan Angga yang belum terlepas dari tangannya saat bersalaman ketika melihat Angga hendak beranjak dari duduknya. Merasakan pegangan tangan Risa di tangannya yang mengerat seakan isyarat larangan bangkit dari Risa, Angga kembali memperbaiki posisi duduknya dan menatap wajah cantik istrinya dengan penuh kasih dan cinta.

"Kenapa kamu menikahiku ?"

Risa menatap Angga tepat dibagian matanya, Angga mengerutkan dahinya bingung saat mendengar kalimat pertanyaan yang terucap dari mulut Risa.

"Kenapa kamu tanya begitu Sa" 

Angga menggenggam tangan Risa dengan lembut, matanya menatap Risa lekat - lekat seakan dia tengah mencoba menerawang pikiran Risa melalui matanya. Namun, bukan jawaban yang Risa dapatkan, tapi sebuah kecupan singkat dikeningnya.

"Sudah jelas, kurang?"

Angga mengangkat kedua alis tebalnya, melihat Risa yang diam Angga kembali mendaratkan sebuah kecupan dengan cukup lama didahi Risa.

"Masih kurang jelas juga"

"Karena cinta, karena aku mencintaimu karena Allah"

Angga mengecup punggung tangan Risa membuat Risa yang masih terpaku karena perlakuan Angga sebelumnya semakin terpaku karena perlakuan Angga baru saja.

"Jika kamu menikahiku karena kamu mencintaiku, maka tunaikanlah apa yang kamu belum kamu tunaikan kepadaku sebagai istrimu, jadikan aku sebagai istri seutuhnya bagimu Ga"

Risa menundukkan kepalanya, tanpa sengaja setetes air matanya jatuh tanpa diminta, tangan Angga terulur untuk mengangkat dagu Risa sehingga membuat wajah Risa menatap wajah Angga.

"Kamu pikir aku bisa tahan tidur dengan bidadari secantik dirimu disampingku, jawabannya tidak, tapi aku tidak akan meminta hak ku padamu, bukan kareana aku tidak mau, tapi aku takut dan tidak ingin perlakuanku nanti mempengaruhi kesehatanmu" 

Angga tersenyum memandang wajah Risa yang sudah banjir airmata, jemari tangannya bergerak menghapus lelehan air mata yang membanjiri kedua belah pipi Risa.

"Ceraikan aku"

Airmata Risa mengalir semakin deras, membuat Angga terdiam tanpa memapu mengedipkan mata untuk mencerna perkataan Risa, Risa meminta Angga untuk menunaikan kewajiban mereka sebagai suami istri bukan dorongan nafsu yang haus akan belaian pria tapi karena keinginan untuk memberikan yang selama ini dia jaga kepada laki - laki yang telah resmi menjadi suaminya di akhir hidupnya yang mungkin sudah dekat dengan kematian, Risa hanya ingin pergi menghadap ilahi sebagai seorang istri yang  benar - benar telah menjadi istri seutuhnya bagi Angga.

Namun,jika Angga menolaknya Risa akan memilih melepaskan Angga, bukan karena Risa  kecewa tapi kerana Risa ingin melihat Angga bahagia, dia tidak ingin melihat laki - laki yang di cintainya tertekan dan menderita karena memiliki istri yang penyakitan seperti dirinya.

"Apa yang kamu katakan Risa, aku mencintaimu mana mungkin aku menceraikanmu"

Angga menatap Risa yang menunduk dengan tubuhnya yang bergetar hebat karena tangisannya, Angga merasa tidak habis pikir dengan jalan pemikiran Risa yang meminta bercerai padahal Risa sangat tahu jika Angga tidak akan pernah mau melakukan hal itu.

"Kamu berhak bahagia, aku mencintaimu, aku tidak ingin kamu tertekan dan memderita karena menjalani hidup dengan seorang istri yang penyakitan seperti ku"

"Kamu ingin aku bahagia, lantas bagaimana aku bisa bahagia jika kehagiaanku harus aku lepas"

Angga mulai merasa khawatir, dia takut jika Risa benar - benar dengan ucapannya dia tidak akan bisa membayang jika dia harus berpisah dengan Risa.

"Bahagiaku adalah kamu Sa, aku ingin hidup bersamamu mulai dari hari ini besok dan seterusnya hingga kita menua dan hidup bersama dengan anak dan cucu kita"

Angga membawa tubuh bergetar Risa kedalam dekapannya, berusaha memberi ketenangan kepada Risa.

"Umurku tidak akan lama, aku ingin menjadi istri seutuhnya bagimu sebelum aku tiada, namun jika kamu tidak meninginginkannya maka ..."

Perkataan Risa terhenti saat dia mendengar seuntai kalimat do'a terdengar dibacakan Angga diatas ubun - ubun kepalanya.

"Allaahumma innii as-aluka khayraha wa khayra maa jabaltahaa ‘alaihi wa a’uudzu bika min syarrihaa wa min syarri maa jabaltahaa ‘alaihi

Ya Allah sesungguhnya aku memohon kebaikannya dan kebaikan apa yang Engkau ciptakan pada dirinya. Dan aku memohon perlindungan kepada-Mu dari keburukannya dan keburukan apa yang Engkau ciptakan pada dirinya"

Perlahan Angga menghapus air mata Risa mengecup kepala Risa.

"Jangan pernah teteskan airmatamu sayang, nanti apa yang harus aku katakan dihadapan Allah kerana aku telah membuat bidadari cantikku menangis"

Risa menunduk sambil memeluk tubuh Angga untuk menyembunyikan semburat merah diwajahnya karena mendengar  perkataan Angga, Risa dagu Risa membuat mata keduanya saling berpandangan.

Angga mengecup kening Risa lama, kemudian mencium pipi Risa secara bergantian, kemudian Angga beralih  mencium bibir Risa dengan lembut dan berlangsung cukup lama.

"Kamu adalah bidadari ku, cinta dalam hidupku, hanya kamu satu - satunya tidak ada yang lain sayang" 

Angga tersenyum menatap manik mata Risa yang terlihat begitu indah, perlahan Angga hendak membuka mukena yang melekat menutupi tubuh Risa, tapi tangan lembut Risa menahan tangan Angga yang hendak membuka mukenanya. Tidak tahu karena apa, tadi Risa sudah merasa sangat yakin untuk menyerahkan dirinya seutuhnya kepada Angga, namun melihat Angga hendak melaksanakannya tiba - tiba jadi merasa takut

"jangan ..."

Risa menundukan kepalanya, Risa melarang Angga karena Risa takut Angga melakukannya karena terpaksa, tapi tanpa berkata Angga dapat mengetahui apa yang kini ada dalam pikiran Risa.

"Sayang apakah kamu ridho jika aku meminta hakku padamu pada malam ini"

Angga membelai kepala Risa yang masih tertutup mukena, perlahan kepala Risa terngakat menatap wajah Angga degan senyuman di wajahnya, perlahan Angga membuka mekena Risa dan menampakan wajah cantik Risa dengan rambut hitam yang panjang tergerai dengan indah.

"Sayang, kamu terlihat begitu cantik, kamu adalah kekasihku, kamu cintaku wahai istriku"

Angga mengangkat tubuh Risa dan membaringkannya diatas ranjang, kemudian mematikan lampu kamarnya dan setelah itu hanya dia, Angga dan Allah yang tahu apa yang terjadi selanjutnya.

Jika ada sebuah kisah indah yang pernah aku lakukan bersamamu aku ingin meminta kepada tuhan untuk memperpanjang umurku agar aku bisa terus mengulang kisah itu bersamamu.

#R22R05 - 10/31/2019

Continue Reading

You'll Also Like

847K 62.9K 44
"1000 wanita cantik dapat dikalahkan oleh 1 wanita beruntung." Ishara Zaya Leonard, gadis 20 tahun yang memiliki paras cantik, rambut pirang dan yang...
157K 5.8K 41
Serpihan cinta Gus Al dan Ning Syafa yang berakhir abadi🌹 Dilarang keras plagiat⚠️ Cerita ini murni hasil imajinasi author, jika ada unsur kesamaan...
1.5M 88.8K 67
CHAPTER LENGKAP! Difollow dulu sebelum baca ya! Judul sebelumnya: KHAIRA Cerita ini belum terbit sama sekali‼️ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ Bagaimana...
21K 2.2K 10
(Privat acak, follow sebelum baca) "Gus, kita langsung bikin dedek bayi, kan?" Khadijah yang enggan melanjutkan pendidikannya memilih untuk menerima...