Stand By You

By soojin_iee

55.2K 5.5K 509

Sepasang suami istri yang sudah menikah selama lima tahun namun belum mendapatkan momongan. Dalam masa kritis... More

Home Sick
Hi~
Time
Another Place
London
I Know
Enemy
Be Patient
Annoying Sibling
Bukan Update πŸ˜‚
Judgment
Stop It
Eat, Pray & Love
NN
Waiting
Options
Wish
Do It
What If
Fight
New Things
Father
Be Friend (END)

Different

2.1K 226 24
By soojin_iee

Sebuah rumah besar malam itu nampak ramai karena seorang gadis kecil yang bingung menentukan pakaian untuk salah satu acara yang akan dilaksanakan sekolahnya besok pagi. Eunbi gadis cilik yang besok menjadi tokoh utama dalam acara itu dengan yakin memilih gaun putih ala putri. Rumah itu semakin riuh dan para orang dewasa disana nampak kebingungan saat mencoba menenangkan Eunbi dari rengekannya yang sudah berlangsung sejak tadi.

Yunho sang kakek terus saja menawarkan diri untuk mengantar dan menemani Eunbi, tapi bocah itu merasa enggan dengan terus menolaknya.

"Tidak mau, pokoknya Ayah yang harus datang." ucap Eunbi dengan wajah kesalnya.

"Ayah tidak bisa pulang, dengan kakek saja ya." sahut Donghae dari sebrang telfon.

Eunbi terus merengek digendongan Ibunya saat meminta sang Ayah untuk pulang dan menemaninya di acara hari ayah besok pagi.

Perhatian Eunbi dan yang lain teralihkan saat mereka mendengar suara pria yang memekik penasan karena ponakan kesayangannya itu menangis cukup parah.

"Eunbi kenapa?" tanya Krystal melihat Eunbi yang meronta minta turun dari gendongan Jessica untuk berlari menuju pelukan Amber sang paman.

"Ayah jahat. Ayah tidak sayang Eunbi." papar Eunbi terisak di gendongan Amber.

Eunbi sangat menyukai Amber lebih dari siapapun. Kakek, nenek, dan yang lainnya akan kalah jika Eunbi disuruh untuk memilih diantara mereka karena bocah itu pasti akan memilih Amber. Hal itu terjadi bukan tanpa alasan karena Amber sangat memanjakan Eunbi dibanding siapapun.

"Ingusnya meler, jelek ih. Ayah kenapa? Biar paman hukum ya." Amber mencoba menenangkan Eunbi sambil mengusap air mata dan ingus bocah itu menggunakan tisu yang diberikan Jaejong.

Merasa tenang dipelukan sang paman Eunbi pun mulai menceritakan alasan ia menangis dan bahkan sampai menyebut ayahnya sebagai orang jahat.

"Tidak ada Ayah kan ada Ibu. Berangkat sama Ibu ya." bujuk Amber sehalus mungkin.

"Tidak mau. Ibu sudah sering ke sekolah Eunbi. Inginnya Ayah yang datang.! Semua ayah temanku datang, kenapa hanya ayahku yang tidak datang."

"Ayah sedang sibuk sayang, tidak bisa pulang. Berangkat dengan Ibu saja ya." jawab Amber polos.

"Yah!! Itu acara hari ayah, bagaimana bisa aku yang mewakili." bisik Jessica pada ketidak tahuan Amber.

"Ah~" Amber membuka mulutnya sambil mengangguk paham pada amarah kakak iparnya.

Donghae yang mendengar percakapan Eunbi dan yang lain dari telfon itu hanya diam. Ia juga ingin datang dan memenuhi permintaan sang anak, tapi apa daya karena sekarang ia sedang tak ada di Korea.

"Teman Eunbi bilang Ayahnya akan datang dengan seragam polisi. Eunbi juga ingin Ayah datang." jelas Eunbi menanggapi pertanyaan Amber.

Amber diam seakan memikirkan sesuatu. Sesaat kemudian ia mengajukan sebuah usulan yang bisa menengahi keadaan krusial keluarga itu saat menghadapi sang putri kecil.

"Mau ditemani paman? Nanti paman juga akan pakai baju polisi." tawar Amber sambil mengelus rambut Eunbi.

Tidak menunggu waktu lama bagi bocah itu untuk mengangguk setuju meski nyatanya ia masih berharap ayahnyalah yang datang.

"Anak pintar, jangan menangis lagi ya."

Eunbi mengangguk, membuat seluruh orang di ruang tengah itu membuka mulut mereka keheranan. Jessica sang ibu yang membujuk Eunbi sedari tadi kalah telak dengan satu tawaran yang Amber lontarkan pada gadis itu.

"Kau ini sebenarnya anak siapa?" tanya Jessica keheranan.

"Anaknya Paman." sahut Eunbi dengan polosnya membuat semua orang tertawa kecuali Sica yang mengendus kesal.

"Anak Tante juga kalau begitu.?" sahut Krystal penasaran dengan jawaban Eunbi.

Bocah itu menggeleng lalu mengeluarkan jawaban yang membuat semua orang tertawa karenanya.

"Tidak, Eunbi anaknya Paman saja."

"Yah, Pamanmu itu milik Tante. Jadi kamu juga anak Tante."

"Kata siapa Paman milik Tante? Paman itu milik Eunbi."

Krystal semakin kesal karena mendapat bantahan bertubi-tubi dari bocah berusia empat tahun itu. Sementara yang lain hanya tertawa geli.

"Yah, Amber! Pilih aku atau Eunbi?!"

"Eunbi lah. Eunbi kan imut. Iya kan Eunbi sayang." jawab Amber tanpa rasa bersalah sedikitpun pada Krystal sambil mencubit pipi Eunbi yang bulat dan menggemaskan.

Ruang tamu keluarga Jung malam itu ramai dengan perdebatan Eunbi dan sang Tante, Krystal yang tak kunjung usai.

~

Pagi-pagi sekali Amber sudah bangun dari tidurnya berkat Krystal yang tak pernah bosan memekik menyuruh suaminya itu untuk bangun.

Selesai membersihkan diri Amber segera memakai seragam polisi yang ia pinjam semalam dari Taehyung salah satu teman SMA-nya yang sekarang menjadi seorang polisi.

(Pak, tolong tilang saya Pak!! 😆)

"Kenapa semua pria berseragam terlihat sangat tampan?" gumam Krystal keluar dari kamar dengan seragam polisinya untuk menemani Eunbi di acaranya.

"Jangan bingung seperti itu. Sejak awal aku memang tampan, mau pakai apapun juga hasilnya tetap sama, menawan." sombong Amber memuat perut Krystal mulas mendengarnya.

"Cepat sana, anak kesayanganmu sudah menunggu."

"Nanti waktu pulang jemput ya, soalnya Ayah memaksa untuk mengantar."

Krystal mengangguk setuju, ia mulai mendorong Amber keluar karena suaminya itu terus saja bicara sementara Eunbi sudah menunggu di luar, tak sabar untuk segera berangkat.

Tidak banyak yang Amber lakukan di sekolahan Eunbi. Ia hanya duduk diantara banyaknya deretan bangku penonton yang semuanya adalah pria. Semua sibuk melihat anak-anak mereka menampilkan hasil latihan yang sudah sebulan ini dilakukan. Amber sempat menahan malu yang teramat sangat karena semua mengenakan pakaian formal mereka dengan kemeja, dasi dan jas. Sementara ia datang dengan mengenakan seragam polisi karena ia pikir acara tersebut adalah acara santai bebas kostum.

Amber hanya bisa mengangguk dan tersenyum kaku saat ada beberapa wali siswa lain yang memujinya karena sempat-sempatnya datang di waktu dinas sampai ia tak sempat melepas seragamnya.

"Sial, aku sudah dikerjai anak kecil." gerutu Amber dalam hati menahan malu.

Seusai acara Amber menunggu Eunbi di pintu keluar dengan rasa malu yang tersisa karena hanya ia yang berbeda. Tak berselang lama suara gadis itu mengalihkan perhatian Amber saat ia berlari ke arahnya.

"Eunbi senang?"

"Iya. Paman keren memakai seragam itu. Hehe."

Tak ingin merusak kesenangan Eunbi Amber pun mulai menepis semua rasa malunya dan ikut tersenyum dengan sang keponakan.

"Eunbi pasti lapar. Ayo keluar, Tante sudah menunggu di depan."

Eunbi mengangguk setuju, kemudian ia berjalan dengan tangan kecilnya yang setia digandeng Amber.

Kesal melihat istrinya seakan menahan tawanya setelah mendengar cerita singkatnya tadi Amber pun meletakkan sumpitnya dengan kasar keatas meja.

"Iya, iya aku tahu. Maaf." Krystal terkikik dalam kalimatnya.

"Eunbi, Paman keren kan?" lanjut Krystal bertanya pada Eunbi yang sibuk dengan makanannya.

"Eung~ Paman yang paling keren."

Amber diam tak tahu harus merespon apa kedua wanita dihadapannya saat ini.

"Keponakanmu bilang keren, kenapa kau melepas seragammu dan hanya memakai kaos oblong seperti itu? Haha" goda Krystal pada Amber yang melepas seragamnya dan hanya menyisakan kaos putihnya.

"Teruskan saja, sebelum aku benar-benar marah.!"

"Arassoo, sorry. Hahaha..."

(Hmmm 🤔 Daddy modus beud 😅. My byun head 😆)

Ketiga orang itupun melanjutkan makan siang mereka dengan suasana hati yang berbeda-beda dalam diam kecuali Eunbi yang terus saja bercerita tentang hari-harinya di sekolah.

~

Hampir tengah malam, dan rumah itu terasa sangat sepi terlebih Krystal ditinggal Amber yang sedang sibuk dengan dirinya sendiri di ruang kerja.

Bosan menunggu sambil menonton TV Krystal pun memutuskan untuk mengetuk pintu itu dan masuk. Selain itu ia juga ingin menceritakan hal yang mengganggunya seharian ini setelah tak sengaja bertemu dengan beberapa teman kuliahnya dulu.

"Sedang apa? Sibuk?" tanya Krystal saat mengintip dengan memasukkan kepalanya ke dalam ruangan itu.

"Tidak, kenapa?" sahut Amber biasa.

Krystal tak membalas pertanyaann Amber dan mulai memberanikan diri untuk masuk setelah memastikan jika prianya itu sedang tidak sibuk.

"Tidak ada. Aku penasaran saja kenapa kau bisa suka sekali menghabiskan waktumu seorang diri di dalam ruangan super sumpek ini."

Sadar mendapat sindiran Amber pun menyimpan semua hasil kerjanya dan mematikan laptop untuk mengurus sang istri yang sepertinya sedang tidak dalam mood yang baik.

"Keluar yuh, cari makan." tawar Amber berjalan menghampiri Kryatal yang duduk di sofa ruangan itu.

"Tengah malam begini kenapa cari makan?"

"Moodmu kelihatan jelek, pasti karena butuh makan enak." goda Amber membuat Krystal menggerutu.

"Kenapa?? Ada apa Bebekku yang imut?"

Krystal diam, mencoba menata hatinya agar yakin sebelum mengungkapkan hal yang ia pikirkan selama ini.

"Aku lelah."

"Lelah kerja? Keluar saja, aku tidak memaksamu kerja. Bantu saja Jessica Noona mengembangkan brand-nya, lulusan design luar negeri percuma kalau tidak dikembangkan."

Krystal menghela napas frustasi mendengar jawaban Amber yang yang sangat jauh berbeda dengan konteks yang ingin ia bahas.

"Bukan itu."

"Eh? Terus apa?"

"Aku lelah menunggu, haruskah kita coba cara lain?"

"Ah, itu."

"Sudah banyak yang kita coba mulai dari konsumsi obat, terapi, sampai bayi tabung tapi semuanya gagal. Aku lelah Amber."

"Tahanlah sebentar lagi. Tuhan tidak akan terlalu jahat pada kita atas semua usaha yang sudah kita lakukan."

"Mau sampai kapan?! Semua temanku sudah menggandeng anak mereka masing-masing. Setiap aku bertemu dengan mereka, semuanya akan bertanya dan mengolok-olokku secara halus."

Amber diam mencoba memikirkan solusi lain untuk menenangkan Krystal. Ia sangat paham akan apa yang Krystal rasakan karena ia sendiri juga mendapat tekanan yang sama, baik dari teman kerjanya ataupun saat ia bertemu dengan teman sekolah dan kuliahnya dulu.

(Poor my incess 😥)

"Aku lelah Amber. Aku lelah menjadi yang berbeda. Aku ingin sama dengan mereka."

"Aku tahu itu, tapi tidak ada yang bisa kita lakukan selain menunggu. Kau tahu sendiri kan kita sudah melakukan semua cara agar berhasil." papar Amber halu sambil menghapus air mata yang mulai keluar dari mata Krystal setiap kali mereka membahas akan hal itu.

"Belum semuanya, ada satu cara yang belum kita coba."

Amber menatap bingung pada Krystal saat mencoba menerka jalan pikiran istrinya itu. Sampai akhirnya ia terkejut bukan main pada permintaan Krystal yang menurutnya sangat tak masuk akal dan sulit untuk mereka lakukan.

"Kita adopsi anak saja."

"Apa??!!" pekik Amber tak percaya dengan alis yang menyatu.

"Awalnya aku tak percaya saat pertama kali mendengarnya. Tapi sekarang aku mendengar sangat banyak keberhasilan pasangan lain yang akhirnya memiliki anak setelah mereka mengadopsi."

"Soojung," lirih Amber tak percaya.

"Kita adopsi bayi sebagai pancingan. Heum~" pinta Krystal pada Amber atas rasa frustasinya yang sudah menumpuk selama beberapa tahun.

Amber memalingkan wajahnya, tak percaya dengan permintaan Krystal yang sangat jauh dari logika dan tak masuk akal.

"Amber," panggil Krystal dengan nada halus dan khawatir pada respon suaminya.

"Setelah itu apa yang akan kau lakukan?"

Krystal mengernyit bingung pada pertanyaan Amber setelah ia diam selama beberapa saat.

"Setelah kau punya darah dagingmu sendiri apa yang akan kau lakukan pada anak angkatmu.?"

Amber khawatir akan perbedaan rasa kasih sayang yang akan mereka berikan pada anak angkat dan kandung mereka di masa depan nanti.

"Tentu saja aku akan merawat mereka dengan baik." sahut Krystal.

"Kau yakin? Kau yakin bisa melakukannya? Benar, katakan saja kita memberi mereka pendidikan dan perlakuan yang sama. Tapi apa kau yakin semua akan sama? Pada akhirnya salah satu diantara mereka bukanlah darah dagingmu. Pasti akan ada perbedaan saat kau menghadapi mereka."

Sadar akan arah ucapan Amber Krystal mulai menunduk dan memikirkan hal itu untuk kesekian kalinya. Amber benar, ia adalah manusia biasa yang pasti memiliki kecenderungan akan hal tersebut. Namun semuanya seakan tertepis kala mengingat apa yang Yunho dan Jaejong lakukan saat membawa dua anak laki-laki yang tak memiliki ikatan darah sama sekali dengan mereka untuk masuk ke dalam rumah dan merawat keduanya layaknya anak sendiri.

"Ayah dan Ibu bisa melakukannya." ucap Krystal penuh percaya diri.

"Apa?"

"Ayah membawamu dan Donghae Oppa, hidup bersama kami untuk menjadi satu keluarga saat itu. Ibu menerima dan merawat kalian seperti anak mereka sendiri, bahkan aku dan Eonni merasa jika Ayah dan Ibu lebih menyayangi kalian dibanding kami. Jika mereka bisa maka aku juga bisa. Kita bisa Amber."

Amber menghela napas beberapa kali mendengarkan paparan Krystal yang menurutnya tak sesuai.

"Situasinya sangatlah berbeda Soojung. Tujuan antara Ayah Ibu dengan kita saat ini sangatlah berbeda. Kau ingin kita mengadopsi anak agar kita bisa mendapat bayi kita sendiri. Sementara Ayah dan Ibu tidak." jelas Amber sehalus mungkin agar istrinya itu paham.

Frustasi dengan keadaan mereka Krystal pun tak kuasa menahan tangisnya saat Amber terus-terusan mengeluarkan pendapatnya tentang apa yang ia inginkan, yaitu untuk mengadopsi anak.

"Kita tunggu sebentar lagi. Yang bisa kita lakukan hanyalah percaya padaNya, menunggu dan terus berusaha. Menyerah bukanlah hal yang harus kita lakukan untuk mengatasi permasalahan ini." lirih Amber sambil memeluk Krystal.

Kedua orang itu memiliki kekhawatiran yang sama dalam hati mereka masing-masing. Kekhawatiran akankah mereka akan tetap seperti itu, hidup hanya berdua saja sampai mereka tua nanti.

~

Pagi-pagi seorang pria muda tampak sibuk mengolah sesuatu di dapur rumahnya. Ia sibuk memotong, kemudian menggoreng semua bahan yang sudah ia siapkan untuk menu sarapannya dengan sang istri.

Amber bukanlah seorang ahli dalam memasak. Ia hanya ahli dalam memasak ramen juga air. Namun pagi itu ia berniat membuat salah satu masakan paling sederhana, yaitu nasi goreng untuk Krystal yang sedang dirundung rasa sedihnya.

Krystal yang masih terlelap dalam tidurnya dengan matanya yang bengkak seketika bangun saatvmendengar suara gaduh dari dapur.

"Suara apa itu? Siapa yang sedang bermain panci?" gumam Krystal kebingungan dengan keadaan setengah sadar.

"Amber, bangun. Sepertinya ada maling." lirih Krystal saat berbalik ke tempat Amber seharusnya tidur.

Krystal terkejut saat sadar jika pria yang biasanya masih molor pada jam itu kini sudah tak ada di tempatnya.

Penasaran dengab suara tadi Krystal pun beranjak dari kasurnya menuju dapur untuk memastikan apa yang telah terjadi.

"Amber?" panggil Krystal tak percaya melihat Amber tengah berlutut sambil membersihkan telur dadar, frypan, dan panci yang berserakan di lantai.

"Hehe. Maaf ya, aku membuat kegaduhan sampai kau jadi bangun."

"Apa yang kau lakukan? Kenapa dapurku jadi seperti kapal pecah seperti ini?!"

Amber mencoba berdiri tegak dengan menyembunyikan rasa malunya di senyum kikuknya.

"Aku ingin membuat sarapan untukmu sebagai permintaan maafku. Selama ini aku sudah banyak membuatmu menangis. Sampai aku lupa kapan terakhir kali melihatmu tersenyum."

Krystal menghela napas kasar melihat nasi goreng berbentuk hati tak sempurna yang Amber coba bentuk menggonakan sendok.

"Bentuknya memang jelek, tapi rasanya enak." ucap Amber mencoba mematahkan ekspektasi Krystal tentang masakannya itu.

Wanita itu tersenyum tipis melihat Amber yang terlihat berantakan karena telah berjuang sangat keras untuk memasak makanan itu. Krystal sangat tahu kelebihan dan kekurangan suaminya itu dan ia sangat paham kalau nasi goreng sederhana itu dibuat dengan susah payah.

"Dasar stupid! Kau pakai bumbu instan kan?" tanya Krystal setelah mencicipi secendok nasi buatan Amber.

"Oh!? Bagaimana kau bisa tahu?"

"Aigoo~ Lain kali jangan hancurkan dapurku dengan melakukan hal seperti ini lagi. Cukup masak ramen saja kalau kau ingin masak untukku hei raja ramen!"

"He, maaf." sahut Amber menggaruk kepalanya karena malu.

"Cepat kemari dan makan!! Apa kau berharap aku datang kepadamu dan memelukmu?!" pekik Krystal membuat Amber beranjak dari tempatnya untuk ikut duduk di meja makan.

"Terima kasih." lirih Krystal sambil tersenyum senang.

"Oohh~ Oke."

"Stupid, kenapa buat nasi goreng untuk sarapan? Ini kan makanan berat."

"Hanya itu yang langkahnya sedikit, lagipula diantara semua nasi gorenglah yang menurutku paling mudah."

Krystal tersenyum sambil menggeleng heran saat menyantap sarapannya. Melihat Krystal tersenyum seperti tadi Amber merasa sedikit lega setelah kejadian semalam.

"Fotomu aku upload ya." tanya Krystal dengan mulut penuhnya.

"Foto apa?"

"Fotomu waktu pakai seragam polisi."

"Apa?!! Jangan!!"

"Kenapa? Ponakan kesayanganmu bilang kau keren dengan seragam itu. Ha."

"Awas saja kalau kau berani menguploadnya!! Aissh, aku punya kenangan buruk akan foto itu. Bagaimana bisa dia menipuku." gerutu Amber.

"Kau kan yang mengajarinya. Haha~" balas Krystal dengan tawa yang puas sampai membuat Amber kesal karena ia harus memutar memori paling memalukan dalam hidupnya yang ia lalui beberapa hari kemarin itu.






Jangan lupa streaming lower bruhh~
Ni orang berdua di sono kelihatan kece beud soalnya~ 😆😍

Continue Reading

You'll Also Like

982K 59.5K 35
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
118K 11.9K 39
Yoo Jimin CEO 32 tahun yang di jodohkan dengan anak kuliahan tukang buat onar, Kim Minjeong 20 tahun.. (GenderBender!) Warning! author amatiran say...
191K 29.8K 54
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...