The Devil Prince [ENDING!]✔️

By Mellyeye1154

7.2K 701 99

Park Yoo Ra gadis polos yang bermimpi ingin bertemu dengan seorang pangeran tampan dambaan hatinya. Tapi baga... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21 [Ending]

Chapter 11

278 31 2
By Mellyeye1154

THE DEVIL PRINCE


.

Sudah satu atau bahkan dua jam sejak mobil sedan hitam itu terparkir ditepi jalan, dengan sang pengendara yang masih setia berada didalamnya tanpa berniat untuk turun dari mobil. Yesung, pria bermata sipit itu duduk diam dikursi kemudi, memandang kosong jalanan dihadapannya melihat kendaraan-kendaraan yang melintas melewatinya sementara mobil yang dikendarainya sendiri masih diam ditempat.

Sebuah tarikan nafas panjang lolos dari mulut pria itu, terasa sangat berat dan cukup keras. Hingga beberapa saat kemudian Yesung kembali menyalakan mesin mobil, dengan sedikit enggan ia pun mulai membawa mobilnya itu untuk berjalan. Baru sekitar tiga sampai lima menit menjalankan mobilnya, Yesung tidak sengaja melihat Yoo Ra yang tengah berdiri disebuah pemberhentian bus. Yesung melirik jalanan disekitar tempatnya lewat dan kemudian tersadar jika ternyata ia berada dijalan tempat Yoo Ra bekerja.

"Dia mau kemana disaat jam kerja seperti ini?" Yesung bergumam menatap jarum jam dipergelangan tangannya.

Yesung baru saja hendak memutar setir kemudi untuk menepikan mobilnya saat sebuah bus mendadak menghalanginya dan berhenti didepan halte dan melenyapkan Yoo Ra dari pandangannya.

~*¥*~

.

Raut wajah Yoo Ra tampak sangat gusar saat itu, memperhatikan seorang pria mengenakan almamater putih dengan stetoskop yang menggantung dileher pria bergelar doctor itu. Tanpa sadar Yoo Ra menelan ludah, memainkan jari-jari tangan diatas kedua lututnya ketika sang dokter akhirnya duduk dihadapannya dengan berjarak pada sebuah meja ditengah-tengah mereka.

"B-bagaimana keadaanku? Bagaimana hasilnya?" Yoo Ra menyerbu dokter itu dengan dua pertanyaan sekaligus.

Dokter pria yang baru saja memeriksa kesehatan Yoo Ra itu hanya tersenyum melihat bagaimana pasiennya itu yang tampak tidak sabar menunggu jawabannya. "Anda hanya kelelahan saja dan sedikit terganggu dengan lambung anda" Jelas pria itu masih dengan senyuman dibibirnya.

"Nde?" Yoo Ra menautkan kedua alis diatas matanya. "J-jadi... aku tidak ha-mil...?" Ucap Yoo Ra terbata, terutama saat menyebutkan kata 'hamil'. Lidahnya benar-benar terasa enggan untuk mengucapkan kata itu.

"Aku merasa pusing dan mual... selain itu, aku juga belum mendapat menstruasiku dibulan ini?" Kata Yoo Ra lagi masih ingin mendapat penjelasan lebih lanjut.

Dokter pria itu membenarkan posisi duduknya untuk lebih nyaman berhadapan dengan pasiennya saat itu, kali ini rautnya terlihat lebih serius. "Sepertinya anda mengalami stress dan juga kelelahan. Anda melewatkan waktu makan anda yang mengakibatkan asam lambung menjadi naik dan membuat anda mual bahkan muntah. Ini bukan masalah berat tapi jika terus dibiarkan tetap akan berakibat fatal"

"Dan stress yang anda alami akan menyebabkan masa periode menstruasi menjadi kacau, bisa lebih cepat atau lebih lambat. Itu biasa terjadi saat wanita mengalami stres yang cukup berat. Saya harap anda harus lebih memperhatikan tubuh anda, makanan dan juga waktu istirahat anda harus benar-benar dijaga agar hal seperti ini tidak terulang lagi."

"Benar begitu dokter? Aku sungguh tidak hamil?" Tanya Yoo Ra seolah masih belum percaya, hingga dokter dihadapannya itu hanya bisa mengangguk pelan kepadanya mulai jengah untuk menjawab pertanyaan yang sama berulang kali. Yoo Ra menundukan kepala sembari memejamkan kedua matanya, menghela nafas lega.

"Anda harus sehat terlebih dahulu untuk memiliki bayi anda, seharusnya anda datang kemari bersama dengan suami anda agar suami anda tahu keadaan anda sekarang"

"Nde?" Yoo Ra mengangkat kepalanya menatap lekat dokter pria dihadapannya itu, dengan kelopak mata Yoo Ra yang berkedip beberapa kali. "Ah, itu...??" Ujar Yoo Ra kebingungan, dokter itu pasti mengira jika ia sudah menikah dan menginginkan anak.

"D-dia sedang be-kerja" Jawab Yoo Ra akhirnya terbata dengan senyum kaku dibibirnya.

~*¥*~

.

Yesung memarkir asal mobilnya didepan gedung rumah sakit bertingkat dihadapannya, tempat dimana bus yang ia ikuti membawa Yoo Ra. Yesung tidak tahu tujuan Yoo Ra datang kerumah sakit itu dan saat tadi ia hendak mengejar Yoo Ra, gadis itu sudah memasuki pintu utama rumah sakit dan menghilang dilorong rumah sakit.

"Kemana perginya gadis itu?" Rutuk Yesung kebingungan menyusuri lorong rumah sakit yang berliku-liku tersebut, sementara raut cemas tergambar jelas diwajah pria tampan itu.

Sudah 30 menit Yesung berputar-putar tanpa arah tapi ia tidak juga melihat sosok Yoo Ra dibagian rumah sakit yang ia lewati, Yoo Ra pasti berada disuatu tempat dirumah sakit itu tapi rumah sakit itu terlalu luas untuk ia telusuri sendiri. Dan lagi Yesung tidak memiliki petunjuk sama sekali untuk menanyakan tentang Yoo Ra pada receptionis rumah sakit.

Ckrek!

Suara pintu terbuka mendadak menarik perhatian Yesung, pria itu segera mengarahkan pandangannya pada sebuah pintu yang baru saja terbuka beberapa meter dihadapannya. Yesung sempat berharap jika dibalik pintu yang terbuka itu akan memunculkan sosok gadis yang ia cari, tapi harapannya tidak terkabul karna yang dilihatnya saat itu hanya seorang perawat rumah sakit yang mungkin baru selesai mengecek keadaan salah seorang pasien rawat inap. Seandainya Yesung memiliki nomor ponsel Yoo Ra, mungkin tidak akan sulit baginya untuk menemukan Yoo Ra. Itu juga jika Yoo Ra bersedia mengangkat telponnya.

Menyerah, Yesung pun akhirnya memutuskan untuk berbalik arah dan secara mengejutkan, seperti sebuah keajaiban, sosok Yoo Ra tiba-tiba saja melintas dihadapan Yesung. Baru saja keluar dari lorong lain disebrang tempat Yesung berada. Sebuah senyuman tertarik seketika dibibir tipis pria itu yang segera berlari menghampiri Yoo Ra.

"Aku mencarimu sejak tadi" Seru Yesung saat hampir tiba didepan Yoo Ra.

"Oh?" Yoo Ra tampak shock melihat kedatangan Yesung yang sangat tiba-tiba baginya itu. Gadis itu menghentikan kedua kakinya yang sebelumnya tengah melangkah, membiarkan Yesung yang datang menghampirinya.

"Untuk apa kau kemari? Apa kau sakit?" Tanya Yesung sedikit khawatir.

Yoo Ra mengalihkan pandangannya dari Yesung, bibirnya tampak bergetar dengan kedua matanya yang sedikit berkaca, ini sudah cukup lama tapi setelah apa yang dialaminya hari ini, mendadak rasa sakit itu terbuka kembali saat ia melihat Yesung.

"Kau kenapa?" Yesung mengeryit, bingung menangkap keanehan diwajah Yoo Ra. "Jadi kau benar-benar sakit?" Yesung melangkah lebih dekat pada Yoo Ra hendak meraih salah satu tangan gadis itu sebelum akhirnya Yoo Ra kembali menatapnya dan menepis tangan Yesung.

"Aku selalu sehat, sebelum kau datang kekehidupanku?!" Kata Yoo Ra dingin, menatap tajam pada Yesung.

Yesung membeku, ia bisa melihat dengan jelas kemarahan Yoo Ra terhadapnya saat itu. Tatapan yang sudah lama tidak ia lihat, tatapan saat pertama kali Yesung melihat Yoo Ra dikamar hotel waktu itu. Dan disaat otak Yesung sedang berpikir keras tentang keadaan Yoo Ra saat itu, gadis itu mendadak melangkah meninggalkannya begitu saja.

Yesung menatap punggung Yoo Ra yang perlahan menjauh dari pandangannya, rasanya seperti gadis itu benar-benar ingin meninggalkannya. Yesung menghela nafas sesaat berbalik menatap lorong rumah sakit dimana Yoo Ra muncul sebelumnya, menatap papan persegi panjang yang ada diatas pintu bertuliskan bagian ruang yang ada disana. Yesung tampak sangat terkejut dan kembali menatap pada Yoo Ra yang sudah sangat jauh darinya sebelum akhirnya menghilang dipersimpangan lorong.

~*¥*~

.

Ting tong ting tong!

Yoo Ra tengah memasak didapur saat itu, sibuk mengiris sayuran dan berbagai bahan masakan ketika bunyi bel terdengar nyaring dari arah pintu depan. Bukan sekali atau dua kali suara bel itu berbunyi tapi sudah puluhan kali sejak Yoo Ra tiba diapartemennya satu jam yang lalu, Yoo Ra juga tidak tahu kenapa tamunya itu bisa sanggup menunggu selama itu, dan bahkan seperti tidak lelah untuk terus membunyikan belnya.

Ting tong ting tong...

Yoo Ra menarik nafas dalam, menghentikan kegiatannya memasak. "Aku bisa gila, jika dia terus menerus seperti itu!?" Rutuk Yoo Ra mulai jengah.

Dengan langkah kaki lebar Yoo Ra berjalan menuju pintu depan apartemennya, sementara raut marah tergambar jelas diwajah gadis itu.

Ting tong ting tong!!!

"YAKKK" Seru Yoo Ra seketika begitu ia membuka pintu apartemen dan menatap Yesung yang berdiri tepat dihadapannya saat itu.

"Kau mau apa? Eoh?" Bentak Yoo Ra kasar. "Aku sudah bilang padamu, jika aku tidak mau digangganggu! Hari ini ataupun seterusnya, bisakah kau menghilang dari pandanganku selamanya?!" Lanjutnya kini tampak putus asa.

Untuk sesaat Yesung dapat menangkap kedua mata gadis dihadapannya itu yang tampak berkaca, tapi hanya sesaat karna gadis itu segera mengalihkan pandangannya seolah menarik diri dan membuat pertahan yang cukup keras sebelum kelopak matanya benar-benar menampung bulir air matanya disana.

"Kau harus menjelaskan padaku, apa tujuanmu datang kerumah sakit itu? Kenapa kau berada dibagian dokter kandungan? A-pa... kau...??"  Tanya Yesung bertubi-tubi. Yesung berusaha berbicara dengan selembut mungkin agar tidak memancing perdebatan, menatap lekat pada Yoo Ra.

"Apa yang ingin kau dengar?" Sergah Yoo Ra berbalik bertanya.

Yesung mengeryit. "Apa maksudmu? Jawab saja pertanyaanku!" Tuntut Yesung mulai tegang.

Lagi-lagi Yoo Ra mengalihkan pandangannya, berdecak pelan sebelum kembali menatap Yesung. "Iya, aku datang kesana untuk memeriksa apakah aku hamil atau tidak"

"Tapi sesuatu, ah bukan... bukan hanya satu tapi banyak hal yang tiba-tiba terpikirkan olehku" Ujar Yoo Ra menatap tajam pada Yesung. Dan yang ditatap hanya bisa diam menunggu Yoo Ra menyelesaikan kalimatnya, antara cemas dan juga gugup.

"Jika seandainya aku hamil, kira-kira apa yang akan kau lakukan? Apa kau akan bertanggungjawab atas apa yang telah kau lakukan? Kurasa tidak, dan aku juga tidak pernah memintamu untuk melakukan itu, bagaimana mungkin aku membiarkan diriku hidup bersama pria yang telah menghancurkan masa depanku? Atau mungkin yang terburuk adalah, kau justru akan menyuruhku untuk menggugurkan bayiku? Bukan begitu? Yesung-ssi?" Tuduh Yoo Ra keras.

"Aku tidak sejahat itu!" Protes Yesung seketika.

"Lalu apa yang akan kau lakukan?" Tuntut Yoo Ra, sengaja ingin menyudutkan Yesung.

"A-aku..." Lirih Yesung bimbang, tidak dapat menyelesaikan kata-katanya. Kedua mata pria itu hanya terpaku menatap bagaimana Yoo Ra melihatnya saat itu, melihat bagaimana marahnya gadis itu, serta bagaimana rapuh dan lemahnya gadis itu saat itu.

"Seperti itulah dirimu, kau memang sejahat itu!" Tutur Yoo Ra setelah melihat kediaman Yesung. Yoo Ra baru akan membalik tubuhnya hendak masuk kedalam apartemen saat Yesung tiba-tiba meraih salah satu pergelangan tangannya, dan menghentikannya.

Yoo Ra mengeryit menatap Yesung, cukup terkejut dengan pergerakan pria itu. "Wae?"

"Ayo kita menikah?" Ujar Yesung tegas, sorot matanya menatap lekat pada Yoo Ra, seolah tidak ingin berpaling sedikipun, menunjukan keseriusan didalam matanya.

Kedua kelopak mata Yoo Ra membulat sempurna, mulutnya sudah terbuka untuk bicara namun entah kenapa kepalanya mendadak terasa kosong. Lupa akan segala kekacauan yang sebelum ini sangat mengganggunya.

~*¥*~

.
Hyun Ji membuka pintu apartemen tepat setelah menekan kombinasi angka pada panel didepan pintu sebelumnya, pandangan gadis itu langsung terarah pada ruang tengah yang tampak kosong dan sangat tenang saat itu. Gadis itu beranjak, melangkah menuju pintu kamar setelah sebelumnya menatap kearah dapur yang juga tampak kosong.

"Kemana dia pergi?" Gumam Hyun Ji kini, karna lagi-lagi yang ia dapat hanya ruangan kamar yang kosong tanpa ada tanda-tanda akan keberadaan dari pemiliknya.

Gadis itu segera merogoh kedalam tas yang ia bawa, mengambil ponsel dari dalamnya dan mendial sebuah nama. Butuh waktu beberapa saat bagi Hyun Ji untuk menunggu telponnya tersambung tapi akhirnya hanya suara operator yang dapat didengarnya, menandakan nomor yang ia tuju tidak menerima panggilannya. Tanpa harus menunggu lebih lama lagi Hyun Ji lantas keluar dari kamar, bergegas menuju pintu keluar.

"Presdir, anda harus bekerja hari ini" Suara Ryeowook mendadak mengejutkan Hyun Ji begitu ia keluar dari apartemen dan mendapati Ryeowook yang sepertinya baru tiba dan juga terkejut melihatnya.

"Apa yang kau lakukan disini?" Ketus Hyun Ji seketika. "Yesung bilang dia tidak akan bekerja, jadi jangan mengganggunya!" Tegas gadis itu, setelah sebelumnya sempat mendengar kata-kata Ryeowook yang mungkin mengira yang keluar barusan adalah Yesung bukan dirinya.

Ryeowook berdecak menangkap keangkuhan diraut gadis dihadapannya. "Yesung tidak ada disini, kau juga sedang mencarinya?" Telak Ryeowook lalu terkekeh melihat Hyun Ji yang seolah tertangkap basah olehnya.

Hyun Ji menatap tajam pada Ryeowook, tapi juga tidak bisa berkata apa-apa untuk menjawab. Sesaat kemudian Hyun Ji memutuskan untuk merapatkan pintu apartemen Yesung dan lalu bergegas untuk pergi setelahnya, mengabaikan Ryeowook yang masih tampak senang saat itu.

"Semoga kita masih bisa bertemu lagi!" Ujar Ryeowook cukup keras, mengiringi kepergian Hyun Ji yang perlahan menjauh.

~*¥*~

.

"Ayo kita menikah?" Ujar Yesung tegas, sorot matanya menatap lekat pada Yoo Ra, seolah tidak ingin berpaling sedikipun, menunjukan keseriusan didalam matanya.

Kedua kelopak mata Yoo Ra membulat sempurna tepat setelah apa yang Yesung katakan barusan, segala kemarahan yang Yesung terima dari gadis itu seolah menguap begitu saja. Yoo Ra hanya terdiam menatapnya dengan raut terkejut. Ah! Lebih dari itu, gadis itu tampak sangat shock saat itu.

"Apa kau bersedia?" Lirih Yesung lembut, mengamati raut Yoo Ra lebih dalam, menunggu reaksi dari gadis dihadapannya.

"Ayo kita menikah, aku akan bertanggungjawab atas apa yang sudah kulakukan padamu waktu itu. Aku mungkin bukan orang baik dimatamu, tapi... aku akan berusaha yang terbaik untukmu. Jadi apa kau bersedia menikah denganku??"

"A-aku...??" Kata Yoo Ra tampak bingung dan gugup pada saat bersamaan.

Yesung menatap pada tangannya yang sebelumnya memegang salah satu pergelangan tangan Yoo Ra, yang gadis itu berusaha melepaskan genggamannya dengan perlahan. Terselip perasaan kecewa didalam dada Yesung saat Yoo Ra benar-benar melepaskan genggaman tangannya, tapi perasaan gugup juga terasa cukup kuat bagi Yesung saat itu, menunggu jawaban Yoo Ra atas pertanyaannya.

Yoo Ra menggenggam kedua tangan dibalik tubuhnya, hangat dan lembut sentuhan tangan Yesung barusan masih terasa cukup jelas disana. Yoo Ra berusaha menatap mata Yesung saat itu, namun segera dialihkannya karna tatapan pria itu sungguh seperti ingin menyedotnya. Ada apa dengan pria itu? Apa yang terjadi sekarang sungguh diluar perkiraan Yoo Ra.

"K-kurasa... aku harus masuk se-ka-rang..." Kata Yoo Ra terbata. "A-ku ingin beristirahat!" Tutup Yoo Ra selanjutnya dan segera setelah itu, Yoo Ra langsung berbalik memasuki apartemen dan lalu menutup pintunya. Melenyapkan Yesung dari pandangannya.

~*¥*~

.

Suasana hening didalam sebuah mobil sedan hitam yang terparkir disebuah area gedung parkir apartemen mewah bersama mobil-mobil disekitarnya, Yesung menyandarkan kepalanya pada setir kemudi dihadapannya tampak gusar. Sebelum beberapa saat kemudian ia mengangkat kembali kepalanya dan mengacak rambutnya frustasi.

"Sebenarnya apa yang di inginkan gadis itu?" Omel Yesung kesal.

"Kenapa dia tidak menjawabku? Aku ingin bertanggungjawab, tapi dia malah mengabaikanku?"

"Gadis itu sungguh membuatku gila?!"

Yesung berbicara sendiri didalam mobilnya, menghentakan tanganya pada setir kemudi sebelum kembali menyandarkan kepalanya disana. Membiar hening yang lagi-lagi mendominasi keadaan didalam mobil.

Drrtt... ddrrtt...

Suara getaran ponsel membuat Yesung harus merogoh kantong jaket yang ia kenakan. Nama 'Shin Hyun Ji' tertera pada layar ponsel. Yesung melihat notif pada bagian atas layar, melihat banyak panggilan tidak terjawab dan banyak pesan disana, bukannya menjawab telpon Hyun Ji Yesung justru mematikan layar ponselnya dan berniat meletakan kembali ponselnya kedalam jaket, hingga suara getaran dan ringtone panggilan terdengar kembali. Kali ini dari Ryeowook.

"Yak?!" Yesung baru akan mengumpat saat itu, sebelum ia teringat akan sesuatu dan akhirnya menekan tombol hijau, lalu menempelkan layar ponsel ditelinganya.

"Temui aku diapartemenku!" Ucap Yesung tanpa basa-basi dan tanpa ingin mendengar apapun dari lawan bicara disebrang telponnya, ia lantas memutuskan sambungan telpon dan beralih membuka pintu mobil.

~*¥*~

.

"Aku dan nona Park Yoo Ra hanya sedang bekerjasama dalam sebuah project yang tengah digarapnya" Ujar Ryeowook sembari memperhatikan raut Yesung dihadapannya yang sepertinya masih belum puas dengan jawabannya barusan.

Sekarang mereka berada didalam apartemen Yesung. Mereka duduk bersebrangan pada sofa diruang tengah dengan meja kecil yang memisahkan kedua pria itu.

"Nona Park Yoo Ra membutuhkan seponsor dan sedikit pengalaman dariku, maka dari itu aku ikut serta dalam projectnya... sama sekali tidak ada niat lain. Aku melihatnya adalah gadis yang baik dan aku juga sedang memiliki waktu luang jadi seperti itulah kronologisnya... kau tak perlu khawatir" Lanjut Ryeowook lebih detail.

Yesung tampak berpikir dan menatap Ryeowook penuh selidik. "Apa benar yang kau katakan? Apa kau sungguh bisa dipercaya?" Tanya Yesung lagi, masih belum bisa yakin sepenuhnya.

Ryeowook menghela nafas sesaat. "Aku bukan tipe orang seperti anda, yang bisa berubah-ubah setiap saat" Yesung sontak melotot mendengar ucapan dari Ryeowook barusan. "Ups, mian. Tapi sungguh aku tidak berbohong kali ini" Sambung Ryeowook tersenyum simpul.

"Kau bahkan sudah mengusik Hyun Ji sebelumnya dan mencari tahu latar belakang Yoo Ra meski aku sudah melarangmu" Sindir Yesung lugas.

"Tapi aku tidak memberitahu presdir tentang itu" Elak Ryeowook.

"Belum!" Sergah Yesung kemudian membuat Ryeowook segera bungkam setelahnya. "Mulai sekarang kuperingatkan agar kau sebaiknya lebih bisa kupercaya. Karna jika tidak, aku pasti akan menyingkirkanmu dari sini dan kau akan menyesal karna telah berani berurusan denganku!"

"Dan satu hal lagi..." Pandangan Yesung mengarah tajam pada Ryeowook, membuat Ryeowook hanya bisa terdiam menyimak kata-kata dari presdir muda dihadapannya itu tanpa berani bersuara.

"Tolong jaga kata-katamu saat berbicara denganku!" Peringat Yesung keras.

"Aku akan mengingat itu" Sahut Ryeowook mengangguk. "Dan, presdir. Apa dengan ini anda bersedia kembali bekerja?"

Yesung beranjak dari duduknya, dengan matanya yang masih tertuju pada Ryeowook. Melihat dengan jelas bagaimana gigihnya pria kurus itu untuk membujuknya kembali kekantor.

"Apa kau pikir semudah itu?" Ujar Yesung datar. "Aku sangat lelah hari ini, jadi kau pergilah dari sini. Jangan mengusikku lagi!" Usir Yesung pada Ryeowook, mengisyaratkan pria kurus itu untuk segera pergi.

Ryeowook mendesah pelan, menyadari usahanya yang telah gagal. Perlahan iapun beranjak dari sofa dan berbalik kearah pintu keluar. "Apa aku harus memanfaatkan nona Park lagi agar bisa membujuknya!?" Ryeowook bergumam disela perjalanannya menuju pintu.

"Berani kau mendatanginya lagi, aku akan langsung membunuhmu!" Ancam Yesung yang sepertinya mendengar apa yang dikatakan Ryeowook barusan.

Ryeowook tertawa ringan menanggapi kata-kata Yesung, tersenyum simpul menatap raut Yesung yang telihat marah saat itu. "Aku hanya bercanda" Gurau Ryeowook lalu melambai pada Yesung, ia membuka pintu apartemen yang sudah dekat dari jangkauannya dan menghilang dari balik pintu.

~*¥*~

.

PLETAAARRR!

Suara pecahan gelas terdengar nyaring dari salah satu ruangan disebuah bar yang tengah sangat ramai itu. Seorang gadis tampak duduk disofa, terdiam menatap pecahan gelas dilantai yang sebelumnya sengaja ia lempar untuk meluapkan emosinya saat itu.

Shin Hyun Ji, gadis sexy mengenakan dress ketat selutut yang mengekspose punggung mulusnya yang putih. Gadis itu kini duduk sendiri didalam ruangan privacy didalam bar dengan ditemani berbotol-botol bir yang sebagian isinya sudah ia minum dan entah kenapa bir itu juga seolah tidak membuatnya mabuk sedikitpun.

"Aku akan menghabisi, siapapun gadis yang sudah berani merebutmu dariku" Gumam gadis itu, menyeringai menatap kosong dinding dihadapannya. Tepat setelah itu Hyun Ji pun meraih coat coklat serta tas miliknya yang ada disamping sofa tempatnya duduk.

Agak tergesah Hyun Ji keluar dari ruangan itu tanpa mengenakan coat yang dibawanya, ia tidak peduli lagi jika akan ada banyak mata-mata pria hidung belang dibar yang akan menikmati punggungnya dengan gratis atau bahkan akan memancing salah satunya untuk menghampirinya karna pakaian sexy yang ia kenakan saat itu.

BruUKK!

"Aish!?"

Hyun Ji mendengus marah saat ada seorang pria yang sengaja menghadang langkahnya dan membuatnya menabrak tubuh kekar pria itu. Hyun Ji mendongak menatap wajah pria jangkung dihadapannya itu, mulutnya sudah terbuka untuk memaki orang itu.

"Lama tidak bertemu... Shin Hyun Ji...?" Ujar pria asing yang berdiri dihadapan Hyun Ji, tersenyum simpul menatap lekat pada gadis didekatnya sebelum senyum dibibirnya mendadak berubah menjadi sebuah seringai setelahnya.

Tubuh Hyun Ji seketika membeku, bibirnya mengatup seolah terkunci begitu saja setelah mengenali siapa pria yang tengah dilihatnya itu.

.

-Tobecontinue-

Continue Reading

You'll Also Like

103K 12.8K 37
Jake, dia adalah seorang profesional player mendadak melemah ketika mengetahui jika dirinya adalah seorang omega. Demi membuatnya bangkit, Jake harus...
YES, DADDY! By

Fanfiction

314K 2K 10
Tentang Ola dan Daddy Leon. Tentang hubungan mereka yang di luar batas wajar
161K 11.9K 86
AREA DILUAR ASTEROID🔞🔞🔞 Didunia ini semua orang memiliki jalan berbeda-beda tergantung pelakunya, seperti jalan hidup yang di pilih pemuda 23 tahu...