Love Hanan (Complete)

Autorstwa Bisri_Muhammad

110K 5K 655

#240 (08-07-2018) di Spiritual. Cerita sudah lengkap yah. Kalian tinggal baca dan vote serta koment ceritanya... Więcej

01.Selamat Hanan
02. Hujan
03.Terlambat Ke Sekolah
04.Rumah Hanan
05.Berubah
06.Orang Ke Tiga
07.Tentang Hanan
08.Oppa Dan Cewek Bawel
09.Keputusan Dhilla
10.Dhilla Berhijab
12.Cast
13.Gunakan Hatimu Hanan
14.Ulang Tahun Dhilla
15.Love Hanan
16.Info Penting
17.Hanan Pergi
18.Ada Rindu Dari Mesir
19.Hanan Kembali
20.Restu Ayah
21.Melamar
22.Persiapan Pernikahan
23.kabar gembira
24.Tunggu Aku Sebentar Lagi
25.Kamu Di Mana?
26.Badai Melanda
27.Akhir Sebuah Cerita
28.Promise
29.Lembaran baru
30.Mimpi
31.Surga untuk Ibu dan Ayah
32.Di Lamar
33. Siapa Hanan?
34. Mencari Petunjuk
35. Ken
36. Menikah
37. Titik Terang
38. Kebohongan Besar
39. Kenyataan Pahit
40.Ending
41. Puisi untuk Hanan(Bonus part)
42. 101 Impian Kaylla.
wajib baca!!!

11.Meledak

1.9K 129 21
Autorstwa Bisri_Muhammad

"Aku... " ujar Dhilla gugup.

"Aku..."

"Kenapa kamu melakukan ini?" Tanya Hanan memotong omongan Dhilla.
Dhilla diam berusaha memahami pertanyaan Hanan.

"Kenapa kamu nemakai hijab hanya karena aku?" Hanan memperjelas pertanyaanya.

Dhilla diam. Berusaha sebisa mungkin untuk tidak menangis. Dhilla mengangkat wajahnya menatap Hanan.

"Jawab Dhilla!"

Dhilla menarik napas panjang. Dhilla mengepalkan tanganya kuat dan menggigit bibir bawahnya. Dhilla menatap Hanan.

"Itu karena aku suka sama kamu Hanan! Aku cinta sama Kamu!" Dhilla akhirnya mengatakan secara langsung perasaan yang selama ini dia pendam sendiri.

Semua siswa yang mendengar pernyataan Dhilla akhirnya mendapat pengakuan langsung dari Dhilla. Dan mereka menunggu apa yang akan Hanan katakan.

"Kamu bodoh Dhill ! Kamu bebar benar bodoh!" Ujar Hanan penuh penekanan.

Hanan tersenyum miris pada dirinya sendiri.
"Aku pikir kamu gadis yang berbeda. Aku berharap tadi kamu tidak akan mengakuinya. Ternyata aku salah menilai kamu..." ujar Hanan kecewa.

Dhilla tidak bisa menahan air matanya lebih lama lagi semuanya tumpah keluar. sarap sarap sedih dalam tubuhnya bergetar hebat.

"Kamu bilang ini bodoh?" Ujar Dhilla lirih. "Kamu pikir perasaan yang aku simpan sama kamu selama ini adalah suatu kebodohan." Dhilla semakin terisak. "Aku..."

"Cukup Dhilla..." Hanan kembali memotong ucapan Dhilla.
"Seharusnya kamu katakan bahwa kamu melakukan ini atas dasar kesadaran kamu sebagai wanita muslim. Dan bukan karena aku" ujar Hanan. Sekali lagi Hanan tersenyum miris pada dirinya "Ternyata mereka benar..." Hanan menatap ke arah anak anak yang sedang mengelilingi mereka.

"Apa yang benar?" Tanya Dhilla terisak.
"Apa menurut kamu aku cewek murahan cewek munapik, Hah? "

"Apa yang salah dengan semua ini Hanan? Aku melakukan semua demi kamu!"

"Semua yang kamu lakukan salah! Kamu seharusnya tidak melakukan ini." Ujar Hanan seraya membalikan tubuhnya hendak pergi menjauh dari Dhilla.

"Tungu!" Dhilla mencegah langkah Hanan.

"Dhill.. udah Dhill cukup." Arsy berusaha mencegah Dhilla.

"Engga Sy aku harus selesaikan semuanya hari ini juga!" Tegas Dhilla.

Dhilla berjalan mendekati Hanan. Kali ini air matanya telah kering terusap oleh tanganya. Dhilla menatap Hanan tajam. Langkah Dhilla berhenti tepat di depan Hanan. Bola mata mereka bertemu cukup lama. Dan anak anak yang lain menunggu apa yang selanjutnya terjadi.

"Kamu bilang semua ini salah?" Tanya Dhilla. "Kamu bilang ini adalah sebuah kebodohan?" Dhilla kembali bertanya kali ini dengan nada sedikit tinggi.

"Hanan...." Dhilla menatap Hanan lekat.

"Kamu bilang seharusnya aku memakai hijab atas ketaatan ku pada Allah kan? Bukan menjadikan mu alasan dari semua ini?" Tanya Dhilla dengan air mata yang kembali terjatuh.

"Jawab Hanan!"

Hanan tidak tau harus menjawab apa. Dia hanya mengangguk mengiyakan.

"Sekarang akan aku katakan pada mu." Dhilla menatap Hanan dengan tatapan nanar. " Aku memakai hijab karena aku mencintai mu. Dan aku mencintai kamu karena Allah Hanan!" Ujar Dhilla ikhlas. Air matanya menetes dengan deras. Suaranya terisak. Semuanya meledak saat ini juga Dhilla benar benar tidak bisa menahanya lagi. Dhilla benar benar merasakan sesak yang teramat sangat pada dirinya.

Sontak anak anak yang mendengar ucapan Dhilla seketika itu juga berbalik mendukung Dhilla. Bahkan beberapa dari mereka ikut menitikan air mata. Termasuk Arsy sedari tadi terus menangis melihat Dhilla seperti ini.

Hanan saat itu juga membeku. Bibirnya terkunci tidak bisa berkata apa apa. Hatinya merasakan sakit yang teramat sangat mendengar ucapan Dhilla. Hanan merasa sangat bersalah atas semua yang dia ucapkan pada Dhilla.

Keheningan terjadi sesaat.
Dhilla mendekat lebih dekat pada tubuh Hanan bahkan sangat dekat.

"Apa itu salah Hanan? Apa itu adalah sebuah kebodoh Hanan?" Tanya Dhilla lemas. Suaranya serak. Tapi Hanan diam saja.

"Apa bedanya itu Hanan? Itu semua sama sama karena Allah." Kini tangisan Dhilla semakin pecah.

"Jawab Hanan!" Dhilla meninggikan suaranya menatap Hanan tajam.

"Jawab! Hanan jawab!" Dhilla menarik kerah baju Hanan kuat kuat. Saat ini dirinya hilang kendali.

Hanan terlihat kaget. Dhilla benar benar terlihat merasakan sakit saat ini. Matanya yang basah Itu membuat Hanan semakin menyesal dan dia tidak bisa mengatakan apapun sekarang.

"Jawab Hanan! Aku mohon jawab" Dhilla menundukan wajahnya. Dhilla terus menangis dan tanganya memukul mukul bahu Hanan.

"Jawab Hanan! Kenapa kamu diam? Katakan apa aku salah?" Dhilla menundukan wajahnya pada dada Hanan. Tanganya masih tetap mencengkram kerah baju Hanan dengan kuat.

"Jawab Hanan!" Pinta Dhilla lemah dengan suara yang semakin parau.

"Jawab!"

"Berhenti menyakiti dirimu seperti ini. Berhentilah mencintaiku dan menjauhlah dari hidupku. Karena kamu tidak akan mendapatkan jawaban yang kau inginkan dariku." Hanan akhirnya bicara. Namun sangat pelan Hanan seperti berbisik dan mungkin hanya Hanan, Dhilla dan tuhan yang tau apa yang Hanan ucapkan.

isak tangis Dhilla seketika terhenti. terkalahkan oleh perasaan yang jauh lebih besar membawa rasa sakit pada hatinya. Dadanya sesak. Tubuhnya lemas. Perlahan Dhilla melepas gegaman tanyanya pada seragam Hanan. Dhilla memundurkan tubuhnya menjauh dari Hanan. Wajahnya tertunduk lemah. Tanganya gemetar. Matanya terpejam berusaha untuk tidak mendengarkan ucapan Hanan padanya. Langkah Dhilla semakin jauh begitupun Hanan tanpa mengatakan apapun lagi, bergegas melangkah pergi melewati kerumunan orang dan pergi meninggalkan Dhilla begitu saja.

Anak anak menatap ke pergian Hanan. kemudian beralih ke arah Dhilla yang masih berdiri mematung dengan wajah tertunduk. Mereka bisa menebak Dhilla telah mendapatkan penolakan dari Hanan.

"Dhill. Kamu gak apa apa?" Arsy menghampiri Dhilla.

"Dhill.. kamu baik baik aja kan?" Tanya Arsy hawatir.

Bahu Dhilla bergetar hebat. Kakinya terasa lemas tak mampu berdiri lagi. Tulang tulang dalam tubuhnya seperti di lepaskan satu persatu. Tubuh Dhilla jatuh terduduk. Tangisanya pecah tanganya menutupi wajah yang mulai basah oleh air mata.

"Dhill... Dhilla kamu kenapa?" Tanya Arsy seraya jongkok di depan Dhilla.

Dhilla memeluk Arsy kuat kuat.
"Semuanya sudah berakhir Sy..
Semuanya selesai sekarang." Ujar Dhilla lemah.

"Iyahh. Tidak apa apa Dhill. Itu lebih baik buat kamu"

"Eh.. udah udah bubar.. bubar semuanya" pinta Adam pada Anak anak yang masih berkumpul. Akhirnya meteka membubarkan diri dari lapangan.

"Udah Sy... kita bawa Dhilla ke UKS dulu." Ajak Adam.

Adam dan Arsy memapah tubuh Dhilla ke ruang UKS.
Di rebahkan tubuh Dhilla di atas matras. Dhilla menatap langit langit dengan tatapan kosong.

"Kamu tunggu di sinih yah. Aku ambilkan air untuk Dhilla" ujar Adam pamit.

Arsy mengelus bahu Dhilla lembut. Arsy menangis terisak.Dhilla tersenyum pada Arsy.

"Sy jangan nangis yah. Aku gak apa apa kok" ujar Dhilla seraya melempar senyum.

"Bagaimana mungkin kamu gak apa apa setelah kejadian tadi." Ujar Arsy hawatir.

Dhilla bangkit dan duduk.
"Aku gak apa apa ko Sy." Ujar Dhilla menahan tangis.

"Aku..." Dhilla menangis. "Aku.. baik baik ajah" Dhilla kembali terisak.

"Dhill..." Arsy memeluk Dhilla.

"Sy... aku gak apa apa." Ujar Dhilla.

"Aku... Aku.... baik baik ajah Sy..." suara Dhilla lemah.

"Iyah.. Dhill iyah... kamu baik baik ajah, aku percaya kamu bisa melewati ini." Ujar Arsy dengan suara terisak.

"Aku..." suara Dhilla semakin lemah.

"Aku baik ba..."

Dhilla memeluk Arsy kuat. Namun perlahat pelukan Dhilla melemah tubuhnya melemas begitupun suaranya menghilang.

"Dhill... Dhilla... kamu gak apa apa?" Tanya Arsy. Dhilla tidak menjawab.

"Ya tuhan Dhilla." Arsy sangat kaget mendapati Dhilla pingsan.

"Dhill... bangun Dhill... tolong... tolong..." Arsy teriak panik. Beberapa petugas PMR masuk ke ruang UKS begitu juga Adam.

"Ada apa ini?" Tanya petugas PMR.

"Dhilla pingsan." Ujar Arsy panik.

"Detak jantungnya sangat lemah. Apa dia punya riwayat penyakit serius?" Tanya petugas PMR.

"Engga kok..." ujar Arsy.

"Kita bawa Dhilla ke rumah sakit ajah yah." pinta Arsy.

"Sy lebih baik kita tunggu Dokter sekolah aja dulu." Ujar Adam.

"Ah... kelamaan. Kita bawa Dhilla ke rumah sakit sekarang."

"Ya udah iyah. Kamu tenang yah."

Bergegas Adam dan Arsy membawa Dhilla ke rumah sakit terdekat. Arsy memberikan kabar pada Ibu Dhilla untuk segera menyusul mereka ke rumah sakit.

"Arsy. Dhilla kenapa?" Tanya Ibu yang terlihat sangat panik.

"Arsy juga gak tau Bu. Tiba tiba Dhilla pingsan di sekolah."

"Duh.. kok bisa sih?" Ibu terlihat semakin gelisah.

"Ibu tenang yah, Dhilla pasti baik baik ajah kok" Arsy berusaha menenangkan.

Tidak lama kemudian Dokter keluar dari ruangan Dhilla.

"Dok bagaimana keadaan anak saya?" Tanya Ibu hawatir.

"Ibu tenang yah. Anak Ibu tidak apa apa. Tadi anak Ibu hanya mengalami Shock dan kelelahan itu membuat dadanya sesak. Dan anak Ibu memiliki riwayat penyakit Asma betul?" Tanya Dokter.

"Iyah Dok.."

"Shock berlebihan yang di alami anak Ibu menimbulkan sesak pada dadanya dan membuat Asmanya kambuh. Tapi untuk saat ini tidak ada masalah yang seriu. Ibu tenamg sajah" ujar sang Dokter menjelaskan.

"Apa saya boleh masuk?" Tanya Ibu.

"Silahkan. Kalau begitu saya permisi." Pamit Dokter.

Ibu,Arsy dan Adam masuk ke dalam. Terlihat tubuh Dhilla terbaring lemah di sanah.

"Arsy sebenar nya apa yang terjadi?" Tanya Ibu.

Arsy diam menatap Adam.

"Jawab Ibu. Ada apa sebenarnya?" Tanya Ibu mulai tidak sabar.

"Ibu duduk dulu. Biar saya jelaskan" ujar Adam.

"Kamu siapa?"

"Saya Adam Bu. Teman sekelas Dhilla."

"Jadi apa yang sebenarnya terjadi pada Dhilla?" Ibu kembali bertanya.

Tiba tiba pintu ruangan terbuka dengan cukup keras. "Sayang bagai mana keadaan Dhilla?" Tanya Ayah yang tiba tiba masuk.

"Ah.. Ayah. Dhilla baik baik saja Yah." Jawab Ibu yang terlihat kaget.

"Kenapa bisa sampai pingsan?" Tanya Ayah pada siapa saja yang mau menjawab dan menjelaskan semuanya padanya.

"Dhilla hanya kecapean saja. Ayah jangan hawatir" ujar Ibu berusaha menenangkan.

"Ibu bisa ikut Arsy keluar sebentar?" Tanya Arsy. Ibu mengiyakan.

"Ayah dan Adam tunggu sebentar di sini. Ibu dan Arsy akan ke bawah membeli makanan untuk Dhilla." Pamit Ibu.

Sesampainya di kantin rumah sakit.

"Ada apa Sayang?" Tanya Ibu pada Arsy.

"Duduk Bu" Ibu duduk di sebelah Arsy.

"Jadi ginih Bu tadi di Sekolah....." Arsy menjelaskan semuanya pada Ibu. Semua kejadian yang baru saja di alami Dhilla. Semua tentang Dhilla dan Hanan. Tentang keputusanya berhijab demi Hanan dan semua tentang Hanan Arsy ceritakan pada Ibu.

"Hmmmmhhh..." Ibu menghela napas panjang mendengar cerita Arsy.

"Ibu jangan marah sama Dhilla yah. Ibu pasti kecewakan? karena Dhilla berhijab demi Hanan. Arsy mohon jangan marah sama Dhilla..." pinta Arsy tulus.

Ibu menangis. Ibu menatap Arsy dan menghapus air matanya.

"Arsy jangan nangis. Ibu gak marah sama Dhilla. Ibu sayang banget sama Dhilla. Ibu gak nyangka Dhilla sudah dewasa dan bisa mencintai laki laki sampai seperti ini." Ujar Ibu.

"Ibu beneran gak marah?" Tanya Arsy sekali lagi.

"Iyah.. Ibu gak marah kok. Tapi Arsy jangan cerita soal ini sama Ayah yah." Pinta Ibu. Arsy mengangguk mengiyakan.

Ibu dan Arsy berjalan masuk ke ruangan Dhilla terlihat di sana ada tante Mira mamahnya Arsy dan terlihat Dhilla juga sudah siuman dari pingsanya.

"Eh.. Sayang Alhamdulillah udah sadar" ujar Ibu gembira.

"Iyah Bu..." Dhilla tersenyum.

"Eh ada Mira juga udah lama Mir?" Tanya Ibu.

"Enggak ko kak. Mira baru sampai"

"Dhilla mau makan? Ibu beli bubur Ayam nih"

"Sini biar Ayah yang suapin" ujar Ayah mengambil bubur Ayam di tangan Ibu.

"Arsy kamu gak balik lagi ke sekolah?" Tanya Mamah Mira.

"Oh iyah Mah. Nanti mau ke Sekolah lagi, soalnya tas Arsy sama Dhilla masih di sekolah." Ujar Arsy.

"Mamah antar yah."

"Eh.. gak usah Mah Arsy sama Adam ajah." Ujar Arsy menunjuk ke arah Adam yang berdiri di sebelahnya.

"Oh... ini Adam si Oppa ganteng itu?" Tanya Mamah Mira semangat.

"Adam. Tante..." Adam menyalami mamah Mira sambil tersenyum malu.

"Mir Oppa ganteng apaan sih kamu." Ujar Ibu bingung.

"Adam ini pacarnya Arsy loh kak. Si Oppa ganteng." Ujar Mamah Mira menjelaskan.

"Ih.. Mamah. Engga kok Bu cuman teman." Ujar Arsy malu.

"Ehh itu bener pacarnya Arsy Bu..." ujar Dhilla dengan suara lemas.

"Ishhhh Dhilla..." Arsy terlihat kesal.pipinya memerah begitu juga Adam.

"Oh,Arsy udah punya pacar tapi gak bilang Ayah yah." Hardik Ayah.

"Ihhh... udah ah. Arsy ke sekolah yah, salamualaikum...." ujar Arsy seraya menarik Adam keluar.

"Hati hati Sayang..." ujar Mamah Mira.

"Dhilla masih sakit? " tanya Mamah Mira.

"Eh nggak ko Mah. Cuman masih lemes ajah."

"Lain kali kalau Dhilla capek Dhilla istirahat ajah yah."

"Tuh dengerin..." tukas Ayah.

"Iyah Ayah.." ujar Dhilla lemas.

* * *

"Asalamualaikum..." Ujar Hanan memasuki rumah.

"Waalaikum salam. Udah pulang sayang" sahut Bunda.

"Iyah Bun." Hanan menyalami Bunda.

"Kamu kenapa Sayang?" Tanya Bunda pada Hanan yang nampak lemas dan tak seperti biasanya.

"Gak apa apa kok Bun." Ujar Hanan tersenyum datar. "Hanan masuk yah." Ujar Hanan seraya masuk kekamar.

"Ada apa dengan anak ini? Tidak biasanya dia seperti ini" ujar Bunda dalam Hati.

Hanan merebahkan tubuhnya. Dan memejamkan matanya, tubuhnya terasa melayang jatuh kebawah jurang penyesalan yang dalam. Di telinga Hanan masih terdengar jelas sekali ucapan Dhilla "AKU MENCINTAI MU KARENA ALLAH!" kalimat itu terus menguasai otak dan pikiranya dan bahkan menusuk hatinya. Masih terdengar jelas suara isak tangis Dhilla yang membuatnya semakin terhanyut dalam penyesalan. Masih terekam jelas tatapan mata Dhilla yang basah membuatnya semakin merasakan sakit dalam Hatinya.

"Maafkan aku Dhilla..."

"Aku mohon maafkan Aku..."

Dear Dhilla...

Dhilla cinta yang kau berikan padaku terlalu tulus, terlalu indah dan terlalu sempurna untuk aku miliki.

~Muhammad Hanan~

Dear Hanan...

Aku tidak bisa berharap lagi padamu Hanan.
Aku tidak bisa lagi berjuang untukmu.
Percuma, itu semua percuma. Bagaimana aku bisa berjuang untuk orang yang tidak mau aku perjuangkan.
Bagai mana aku bisa bertahan untuk orang yang tidak mau aku pertahankan.
Mungkin cintamu padanya terlalu dalam. Bahkan sangat dalam sampai aku tudak mampu mengukur seberapa dalam itu semua. Dan bahkan jika aku menjatuhkan diriku kedalamnya tubuhku tidak akan bisa sampai ke dasarnya. Yang ada aku hanya tenggelam oleh cinta dan perasaanku sendiri.
Hanan...
Maafkan aku harus menyerah padamu.

~Dhilla Fadhillah~



Czytaj Dalej

To Też Polubisz

262K 15.1K 37
Spin off: Imam untuk Ara cover by pinterest follow dulu sebelum membaca.... ** Hari pernikahan adalah hari yang membahagiakan bagi orang banyak,namun...
216K 11.2K 39
"Jangan menikah dengan Perempuan itu! Menikahlah dengan perempuan pilihan Umi, Gus!" Syakila Alquds, sosok gadis yang kehilangan kesucian dan berasa...
252K 703 2
SEBAGIAN PART DIHAPUS! "Prajurit sejati bertempur bukan karena dia membenci apa yang ada di depannya, namun karena dia mencintai apa yang ada di bela...
21.3K 6.9K 65
[SUDAH TAMAT! ] [REVISI PERTAMA SELESAI 📌✅] [AKAN DI REVISI ULANG:)] [CERITA MASIH SANGAT BERANTAKAN, MOHON MAKLUMKAN.] [NO PLAGIAT!!! ] Latansa, M...