Love Hanan (Complete)

By Bisri_Muhammad

110K 5K 655

#240 (08-07-2018) di Spiritual. Cerita sudah lengkap yah. Kalian tinggal baca dan vote serta koment ceritanya... More

01.Selamat Hanan
02. Hujan
03.Terlambat Ke Sekolah
04.Rumah Hanan
05.Berubah
06.Orang Ke Tiga
07.Tentang Hanan
08.Oppa Dan Cewek Bawel
10.Dhilla Berhijab
11.Meledak
12.Cast
13.Gunakan Hatimu Hanan
14.Ulang Tahun Dhilla
15.Love Hanan
16.Info Penting
17.Hanan Pergi
18.Ada Rindu Dari Mesir
19.Hanan Kembali
20.Restu Ayah
21.Melamar
22.Persiapan Pernikahan
23.kabar gembira
24.Tunggu Aku Sebentar Lagi
25.Kamu Di Mana?
26.Badai Melanda
27.Akhir Sebuah Cerita
28.Promise
29.Lembaran baru
30.Mimpi
31.Surga untuk Ibu dan Ayah
32.Di Lamar
33. Siapa Hanan?
34. Mencari Petunjuk
35. Ken
36. Menikah
37. Titik Terang
38. Kebohongan Besar
39. Kenyataan Pahit
40.Ending
41. Puisi untuk Hanan(Bonus part)
42. 101 Impian Kaylla.
wajib baca!!!

09.Keputusan Dhilla

2.1K 158 10
By Bisri_Muhammad

Hari ini langit begitu cerah, secerah wajah semua siswa siswi SMA Mandala. Hari ini Free Class karena guru guru sedang ada rapat. Itu adalah surga dunia bagi para alien berstatus siswa di sekolah ini.

"Arsy kantin yuk laper nih." Ajak Dhilla.

"Duhh Dhill, kamu duluan deh, aku lagi nanggung nonton Drama nih, lagi seru seru nya." Arsy menolak.

"Yaa... elah Sy, kamu gak bosen apa? Drama itu udah kamu tonton 1000 kali." Ujar Dhilla gemas.

"Lebay Amat sih 1000 kali. Orang aku baru nonton 999 kali " ujar Arsy polos.

"Ishhh... kamu tuh yang lebay" Dhilla mengacak acak rambut Arsy.

"Ihh Dhilla yang lebay itu si Amat." Ujar Arsy tak berdosa.

"Heh kenapa gue?" Sahut seseorang di pojok kelas. Dia adalah Amat.

"Hahahaha..." Dhilla tertawa. "Nah loh Arsy... " ejek Dhilla.

"Eh.. soryy Mat sory... " Arsy menggaruk garuk kepalanya yang tak gatal.

"Udah ah kalo gitu aku ke kantin yah." Dhilla pamit.

"Eh nitip Cocacola yah satu..." pinta Arsy.

"Ok Bawel..." Dhilla menggoda Arsy dan Arsy hanya tersenyum.

Dhilla berjalan ke arah kantin. Kantin terlihat ramai hari ini padat merayap. Karena hari ini semua para Alien tidak belajar. Otomatis mereka berkumpul di kantin.

Dhilla memesan Syomay langgananya. Kemudian membeli pesanan Arsy. Dhilla melihat lihat meja yang kosong ternyata tidak ada. Dan akhirnya dengan berat hati Dhilla memutuskan untuk makan di kelas.

"Dhill..." Suara Adam menghentikan langkah Dhilla.

Dhilla memutarkan tubuhnya menatap Adam.

"Iyah?"

"Kamu mau makan?" Tanya Adam.
"Tapi gak kebagian tempat yah?" Adam kembali bertanya.

"Iyah..." jawab Dhilla singkat.

"Duduk sini ajah." Adam menarik tangan Dhilla.

"Eh.. iyah..iyah.." Dhilla sedikit kaget.
Kemudian Dhilla duduk bersama Adam.

"Eh ko minuman nya dua?" Tanya Adam yang melihat Dhilla membawa 2 botol minuman kaleng.

"Ah iyah.. ini punya nya Arsy satu." Jawab Dhilla.

"Oh ini punya nya si Bawel? Tanya Adam semangat. Dhilla hanya mengangguk kecil.

"Sini biar aku yang anterin. Kamu makan ajah di sini. Sekarang si bawel di mana?" Adam bertanya.

"Oh.. Arsy di kelas ." Ujar Dhilla.

Kemudian Adam bergegas pergi meninggalkan Dhilla sendiri.
Dhilla kemudian memakan Syomay nya. Dhilla baru menyadari di meja terdapat dua piring. Apakah Adam tadi makan dengan Hanan? Pikir Dhilla dalam hati.

Hanan berjalan dari ruang Osis ke kantin. Hanya tinggal 10 langkah lagi Hanan sampai di Kantin langkahnya terhenti. Mendapati seseorang sedang duduk di mejanya dan dia bukan Adam melainkan dia Adalah seorang gadis yang terlihat pamiliar di matanya. Dhilla...

Hanan berpikir sejenak. Detik berikutnya Hanan melangkah dengan tenang.

"Dhilla... " ujar Hanan lirih.

Dhilla menghentikan aktivitasnya. Kemudian mengangkat wajahnya.
Seketika kerongkonganya mengering mata nya terbuka bulat sempurna.

"Hanan... " Dhilla terlihat kaget.

"Adam mana?" Tanya Hanan berusaha terlihat biasa.

"Ah.. Adam ke kelas tadi." Ujar Dhilla gugup.

Kemudian Hanan duduk di depan Dhilla dan menarik piring berisikan Nasi goreng miliknya.

"Kamu mau makan yah? Maaf yah tadi gak ada tempat yang kosong, makanya aku duduk di sini." Ujar Dhilla menjelaskan.

"Kalo gitu aku pergi yah.. " Dhilla bangkit dari duduknya.

"Eh.. gak usah! lanjutin ajah. Kita makan bareng." Hanan menghentikan Dhilla. Dan tanpa pikir panjang Dhilla kembali ke posisinya.

Selanjutnya tidak ada obrolan dari mereka keduanya hanya fokus dengan makanan masing masing.

"Dhilla..."

"Hanan..."

Ucap mereka bersamaan.

"Kamu ajah dulu Dhill?"

"Eh... Hanan ajah duluan?" Ujar Dhilla.

Hanan menarik napas perlahan dan mulai berbicara.

"Aku mau minta ma..."

"Hai kak Hanan..." suara Fatimah menghentikan ucapan Hanan.

"Eh... ha.. hai..." Hanan terlihat kaget.

"Hai kak Dhilla." Sapa Fatimah pada Dhilla yang terlihat kaget dengan ke hadiranya.

"Boleh gabung di sini?" Ujar Fatimah.

"Ah.. Hmmmm silahkan... " Ujar Dhilla kaku.

Kemudian Fatimah duduk di sebelah Hanan. Hanan masih terlihat bingung dan tidak tahu harus bersikap seperti apa.

"Wahh.. kaka makan nasi goreng yah?" Tanya Fatimah membuyarkan lamunan Hanan.

"Eh... iyah" jawab Hanan singkat.

"Ih kaka dari dulu sampe sekarang gak pernah berubah, masih suka nasi goreng.." Fatimah tersenyum.

"Kak Dhilla tau gak?" tanya Fatimah.

"Hah. Apa?" Dhilla terlihat bingung.

"Dulu aku suka masakin kak Hanan nasi goreng. Kak Hanan suka banget sama Nasi Goreng" Fatimah menjelaskan.

"Oh.. iyah iyah... " Dhilla mengangguk pelan.

Ih... bodo amat mau Hanan suka nasi goreng kek, mau kamu suka masakin dia kek , mau kamu suka masak terong di cabein kek. Atau suka masak sambalado alama oyyyy. Itu bukan urusan aku... ujar Dhilla sebal dalam hati.

Hanan menatap Dhilla, Hanan tau raut wajah Dhilla mulai berubah dan Hanan mengerti bahwa Dhilla tidak nyaman dengan adanya Fatimah.

"Aku udah selesai. Aku duluan yah."
Dhilla bergegas berjalan keluar dari kantin, tanpa mendengarkan jawaban Hanan dan Fatimah terlebih dulu.

Dhilla berjalan dengan perasaan kesal. Beberapa kali Dhilla berdecak sebal dan menghentak hentakan kakinya ke tanah.

Dhilla masuk ke Kelas dan bergegas mengambil tas sekolahnya.

"Permisi..." Dhilla sedikit mendorong tubuh Adam yang sedang duduk di sebelah Arsy.

"Duhhh... kamu kenapa sih Dhill?" Tanya Adam kaget.

Dhilla mengambil tas dan buku bukunya di kolong meja dan bergegas berjalan keluar kelas.

"Dhill kamu mau kemana ?" Arsy mengejar Dhilla di susul Adam.

"Pulang" jawab Dhilla singkat.

"Lah kok pulang,?ini kan belum waktunya pulang" ujar Arsy.

"Aku pengen pulang, lagian juga kita gak belajar hari ini." Jawab Dhilla logis.

"Aku ikut kamu yah.." pinta Arsy. "Bentar yah tunggu..." Arsy bergegas masuk ke dalam dan mengambil barang barangnya.

"Yuk... " ajak Arsy.

"Kalian mau bolos?" Tanya Adam.

"Engga kok... " jawab Arsy.

"Terus?" Tanya Adam bingung.

"Kamu yang izinin kita ke guru piket ya Oppa sayang..." Arsy bergegas menarik Dhilla dan berjalan ke gerbang depan.

Belum sempat Adam mengiyakan Arsy dan Dhilla sudah terlebih dulu meninggalkanya. Mau tidak mau Adam menuruti saja.

Arsy menghentikan taxi dan bergegas masuk ke dalam bersama Dhilla.

"Kamu kenapa?" Tanya Arsy khawatir.

"Gak apa apa."

"Gak usah bohong Dhill, pasti terjadi sesuatu kan?" Tanya Arsy. Dhilla hanya diam.

"Si Dea sama Tiwi gangguin kamu lagi? Ishhh dasar mereka tuh yah, awas ajah... " cerocos Arsy gak jelas.

"Mereka gak ngapa ngapain aku kok... "

"Ya terus? Kenapa Dhill?" Tanya Arsy penuh penekanan.

"Aku bodoh banget ya Sy?" Tiba tiba Dhilla bicara.

"Aku cemburu, sama orang yang jelas jelas bukan siapa siapa aku. " Dhilla menatap Arsy sedih.

"Kenapa juga aku cemburu sama Hanan. Diakan bukan siapa siapa. Dan apa hak aku untuk cemburu?" Dhilla meluapkan kekesalanya.

"Ih... Hanan lagi...Hanan lagi..." ujar Arsy kesal.

"Dhill.." Arsy memegang bahu Dhilla kuat kuat,dan menatap matanya serius. "Udah cukup kamu nyakitin hati kamu demi Hanan. Kamu gak bisa terus kaya gini. Kamu bisa ngedapetin cowok yang lebih dari Hanan" ujar Arsy penuh keyakinan.

Dhilla hanya diam dan mulai menangis.

"Apa yang kamu rasain sekarang? " Arsy bertanya. "Sakit kan!" Ujar Arsy penuh amarah.

Kenapa cinta terasa sesakit ini?
Itu karena cinta yang kita berikan sangat tulus. Itulah kenapa rasanya sakit. Karena rasa sakit hanya hadir pada perasaan yang ikhlas, bukan hadir pada perasaan yang dusta.

"Udah, kamu jangan nangis lagi" ujar Arsy. "Sekarang kita mau ke mana?" Tanya Arsy.

"Kita ke Mall ajah"

"Hah.. mau ngapain?" Arsy bingung.

"Udah pokoknya bawa aku ke Mall." Pinta Dhilla.

"Ya udah iyah." Arsy menuruti.

* * *

"Kita mau ngapain ke Mall?" Tanya Arsy bingung.

"Ikut ajah temenin aku belanja.." Dhilla menarik Arsy masuk ke dalam Mall.

Dhilla terus berjalan mencari cari sesuatu.

"Kamu mau belanja apa sih?" Tanya Arsy bingung yang melihat Dhilla terus mondar mandir gak jelas.

"Toko Rabani di mana? " tanya Dhilla.

"Hah apaan?"

"Rabani Sy. Di mana? " Dhilla kembali bertanya.

"Di lantai dua kalo gak salah."

Dhilla menarik tangan Arsy dan bergegas menaiki eskalator menuju lantai dua.

"Ah ini dia..." ujar Dhilla lega melihat tempat yang sedari tadi dia cari.

"Kamu mau ngapain ke sini Dhill? Ini kan belum lebaran" ujar Arsy polos.

Dhilla menarik napas panjang mencoba mengatur napasnya.

"Sy... aku udah ngambil keputusan. Aku mau pake Hijab sekarang." Dhilla menjelaskan.

"Hah... kamu gila? " Arsy kaget.

"Ih.. kok gila sih orang mau taubat di katain gila.." Dhilla menatap Arsy heran.

"Ya bukan gituh Dhill. Cuman keputusan kamu mendadak banget. Kamu harus pikirin ini matang matang."

"Aku udah mikirin ini kok. Malah nih yah, Aku tuh udah 2 minggu lebih semedi buat ngambil keputusan ini." Ujar Dhilla meyakinkan.

"Cihh... semedi, di kata kamu si buta dari goa lawet. " ujar Arsy sinis.

"Dhill jangan bilang ini karena Hanan?" Arsy mengerutkan Dahinya curiga.

"Iyah,emang ini demi Hanan" Dhilla tersenyum.

"Kamu gila Dhill. Bener bener Gila!!"
"Kamu gak bisa jadiin ini main main" ujar Arsy serius.

"Iyah aku tahu kok Sy. Emang awal nya ini karena Hanan tapi siapa tahu kan aku tiba tiba dapet hidayah dari Allah terus bener bener ikhlas berhijab" Dhilla menjelaskan.

"Kamu pikir Hidayah itu kaya diskonan di Mall apa? yang di obral, ngaco deh.. " Arsy mulai menceramahi.

"Sy kata artikel yaku baca, Hidayah itu bukan di tunggu dateng ke kita, tapi kita juga harus ikhtiar mencari dan menjemput hidayah itu" ujar Arsy penuh keyakinan.

"Ya tapi kan... " Arsy belum menyelesaikan ucapanya tetapi sudah di tarik masuk ke dalam oleh Dhilla.

Dhilla mulai memilih dan mencari beberapa jilbab dan beberapa baju kemeja atasan panjang yang dia suka.

"Sy yang ini bagus gak?"

"Dhill kamu serius?" Arsy masih mempertanyakan keputusan Dhilla.

"Sy... aku tahu mungkin aku salah saat ini. Tapi aku udah ngambil keputusan ini, aku gak bakal nyerah sama Hanan. Aku ngelakuin ini demi Hanan tapi aku yakin perlahan aku bakalan nyaman berhijab dan semoga bisa istiqomah, jadi pleas sahabatku dukung keputusan aku..." ujar Dhilla lirih dengan sorot mata berbinar.

Seketika tatapan Arsy menurun kerongkonganya terasa kering dan hatinya merasakan sesuatu yang membuat hatinya berbalik mendukung Dhilla.

"Ok... apapun itu yang terbaik buat kamu Dhill" Arsy memeluk Dhilla hangat.

"Makasih Sy..."

"Iyah.." Arsy mengeratkan pelukanya.

Setelah Dhilla dan Arsy membeli Hijab dan beberapa baju untuk Dhilla. Bergegas mereka keluar dari Mall dan segera pulang ke rumah.

"Dhill, Ibu sama Ayah kamu udah tau sama keputusan kamu ini? Tanya Arsy.

"Belum.."

"Kapan mau kasih tahu mereka?"

"Belum tahu. Mungkin nanti sore, tapi aku gugup..." ujar Dhilla khawatir.

"Nggak apa apa Dhill, hari ini aku nginep di rumah kamu yah, aku temenin kamu ngomong sama Ibu dan Ayah.." Arsy mencoba menyakinkan Dhilla untuk tidak takut.

Sesampainya di depan rumah Dhilla.

"Ehh anak Ayah sudah pulang. " sapa Ayah pada Dhilla dan Arsy.

"Iyah Ayah.. " Dhilla dan Arsy menyalami Ayahnya yang sedang sibuk membaca koran di teras.

"Dhilla udah pulang" Ibu keluar dari rumah. "Eh sama Arsy juga..." ujar Ibu tersenyum.

"Iyah Bu, Ayah... malam ini Arsy nginep di sini bolehkan?" Arsy memeluk Ibu Dhilla.

"Tumben kamu mau nginep di rumah Ibu, Mamah kamu gak mau ngurusin kamu lagi yah?" Tanya Ibu.

"Kita ada tugas bareng Bu..." ujar Dhilla.

"Ya udah kalian makan gih.. " ujar Ayah.

"Kita udah makan kok tadi Yah.." jawab Dhilla.

"Itu belanjaan banyak banget punya siapa ?" Tanya Ibu menunjuk kantung pelastik di tangan Dhilla yang banyak.

"Oh ini tadi titipan Mamah Bu... " ujar Arsy meraih barang bawaan di tangan Dhilla.

"Hehehe... kalau gituh kita masuk dulu yah" Dhilla bergegas masuk ke dalam dan menarik tubuh Arsy menuju ke kamar.

Langit mulai menghitam. Terlihat dari dalam kamar Dhilla mondar mandir ke bingungan.

"Dhill ayo ke bawah,kamu harus ngomong ke Ibu dan Ayah..." Ajak Arsy.

"Duh.. bentar bentar Sy, Aku gugup nih."

"Penampilan aku gimana?" Tanya Dhilla.

Arsy menatap Dhilla dengan seksama ke atas dan ke bawah, Dhilla mengenakan celana panjang warna abu abu dengan pita di tengah di balut Atasan putih polos panjang yang tadi baru di beli olehnya.

"Cantik kok..." Arsy menyipitkan matanya. "Tapi kenapa jilbabnya belum kamu pake?" Tanya Arsy bingung.

"Iyah.. jilbabnya nanti aku pake di bawah ajah di depan Ibu dan Ayah." Dhilla menjelaskan.

"Ya udah kalo gituh yuk ke bawah..." Arsy bangkit dari tempat tidur dan menarik Dhilla keluar kamar. Dhilla membawa Hijabnya yang di bungkus pelastik di tanganya.

"Duhh..." Dhilla merasa gugup menuruni tangga saat ini. Bisa terdengar suara tawa Ibu dan Ayahnya di ruang TV.

"Buruan..." Arsy menarik Dhilla.

Dan sampailah mereka di depan Ibu dan Ayah Dhilla.

"Eh anak anak mau makan yah?" Tanya Ibu.

"Iyah bu iyah..." Ujar Dhilla melangkah ke arah meja makan.

"Ih... Dhilla... " Arsy menarik Dhilla kembali ke posisinya tadi.

"Kalian kenapa sih?" Tanya Ayah bingung.

"Hmmmm... ini, anu ...duhh " Arsy menjawab terpatah patah.

"Ada yang ingin kalian bicarakan?" Tanya Ayah lagi.

"Iyahhh Yah. Dhilla mau ngomong sesuatu.." ujar Arsy menarik Dhilla duduk di sopa sebelah Ibu dan Ayahnya.

"Ada apa sayang?" Ujar Ayah lembut.

"Hmmm... jadi gini yah Dhilla.. eeehh.. Dhllla... ma...mau..." Dhilla sangat sulit untuk bicara,tanganya sibuk meremas remas jilbab dalam pelastik di depanya.

"Pokok nya kalau kalian mau minta ijin buat ikut camping ayah gak ijinin!" Ayah langsung memotong ucapan Dillla.

"Ayah gak mau yah kalian ngilang lagi di hutan kayak SMP dulu..." Ayah melanjutkan ucapanya.

"Ihhh... Ayah bukan itu." Arsy merengek sebal.

"Dhill buruan!" Arsy mulai gemas sendiri.

Dhilla bangkit dari duduknya. Dan mengambil tempat di tengah tengah Ayah dan Ibu nya.

Dhilla menarik napas kemudian di keluarkan perlahan, Dhilla sedang berusaha mengumpulkan keberanian dalam dirinya.

"Jadi ginih Ayah ... Ibu... " Dhilla menggenggam tangan mereka.

"Iya sayang?" Ujar sang Ibu penuh cinta.

"Dhilla sudah mengambil keputusan. Mulai dari hari ini Dhilla ingin mengenakan Hijab... " Dhilla mengatakan dengan keyakinan tingkat tinggi.

Ayah dan Ibu nya seketika diam mematung untuk sesaat mendengar ucapan Anak semata wayang nya ini.

"Alhamdulillah. Kamu serius sayang? " tanya ibu seraya memegang pipi Dhilla.

"Dhilla serius bu... " Dhilla tersenyum.

"Ibu seneng sayang." Ibh tersenyum haru.

"Ayah kok diam ajah?" Tanya Dhilla menatap Ayahnya yang masih diam mematung.

"Ayah..." Dhilla memegan tangan Ayahnya. "Ayah ... Ayah gak suka yah?" Tanya Dhilla sedih. Dhilla melepas genggaman tanganya dan tertunduk lemah.

"Sayang... Dhilla anak Ayah.." panggil sang Ayah penuh cinta.

Dhilla mengangkat wajahnya menatap wajah sang Ayah yang terlihat penuh dengan Air mata.

Ya tuhan Ayah menangis, pikir Dhilla dalam hati. Ayah adalah sosok orang yang sangat jarang sekali mengekspresikan kesedihanya apa lagi sampai menangis. Terakhir kali Dhilla melihat Ayahnya menangis saat SMP saat dirinya dan Arsy tersesat di Hutan saat ikut camping.

"Ayah kenapa ?" Tanya Dhilla hawatir.

"Ayah bahagia sayang..." Ayah memegang pipi Dhilla.
"Dhilla tahu? Tidak ada hal yang sangat membahagiakan bagi seorang Ayah. Ketika melihat Putrinya tumbuh Dewasa dan bisa taat atas perintah Allah dan menjadi wanita Shallehah.." Ayah tersenyum haru.

"Itu brarti Ayah tidak gagal dalam mendidik mu, itu berarti Ayah bisa menjaga Amanah Allah dengan baik... " Ayah memeluk Dhilla.

Dhilla memeluk erat sang Ayah dan menangis di pelukan Ayahnya.

"Dhilla sayang Ayah..." ujar Dhilla lirih.

"Ayah juga sayang Dhilla karena Allah" sahut Ayah ikhlas.

Cinta terbaik bagi seorang anak perempuan adalah cinta seorang Ayah.

Dhilla melepaskan pelukanya. Dan mengusap air mata sang Ayah kemudian menatap Ayah dan Ibunya dengan senyuman.

"Bismillahirahman nirahim... " ujar Dhilla lirih. "Di depan Ayah dan Ibu,di depan Arsy juga hari ini Dhilla akan mengenakan Hijab. " Dhilla mengeluarkan Hijabnya dan memakai Hijab untuk pertama kalinya di depan Ayah dan Ibunya di tambah Arsy sahabatnya.

Dhilla menatap sang Ayah dan tersenyum kemudian Dhilla menatap Ibunya yang sedari tadi masih terus menangis.

"Kamu cantik sayang." Ibu mengecup kening Dhilla lembut.

"Ayah sayang Dhilla." Ujar sang Ayah seraya memeluk hangat putrinya. Ibu memeluk Dhilla juga.

"Ihh So swett... kalian pelukan kaya teletubus. Arsy ikutan yah.. " rengek Arsy.

"Gak boleh inikan Ayah dan Ibu nya Dhilla"

"Ih Dhilla mereka juga kan orang tua aku,ya meskipun aku ngga brojol dari Ibu sih..." Arsy nemonyongkan bibirnya kesal.

"Iyah.. iyah.. sini kesayangan Ibu sini Kita berpelukan... " ujar sang Ibu menarik Arsy.

Arsy tersenyum girang dan ikut memeluk Ibu.

"Eh udah Ah gerah" ujar sang Ibu melepaskan pelukanya.

"Ih ibu baru juga bentar.." protes Arsy.

"Udah malam kalian tudur gih..." suruh Ayah.

"Masi sore kok" ujar Arsy.

"Ini udah jam 10 malam, besok kalian sekolah kan?..." ujar Ayah kembali tegas.

"Ih Ayah bentar lagi ajah. " ujar Dhilla tersenyum.

"Sudah sayang tidur nanti besok takutnta kesiangan" punta sang Ibu.

"Ya udah deh kalo gituh Dhilla sama Arsy ke atas yah mau tidur cantik..." pamit Dhilla.

"Selamat malan sayang" ujar Ayah dan Ibu bersamaan.

"Selamat malam..." Ujar Dhilla dan Arsy.

Sesampainya di kamar Dhilla...

"Dhill, lagi ngapain? tidur yuk..." ajak Arsy.

"Bentar Aku lagi nulis dulu."

"Nulis apa sih?ini udah malem." Arsy terlihat ngantuk.

"Nulis Dairy" ujar Dhilla pelan.

"Ih pengen liat dong.." pinta Arsy.

"Gak Boleh!"

"Ya udah aku tidur yah,by..."

Ya udah...

Dear dairy...

Hari ini aku membuat pilihan terbesar dalam hidup ku. Demi kamu Hanan aku melakukan ini. Semoga kamu suka dengan Dhilla yang sekarang.

Ya Allah...

Dhilla tahu mungkin ini salah menjadikan Hanan sebagai alasan Dhilla berhijab tapi memang ini kenyataanya.
Tapi Dhilla juga tahu ini adalah kewajiban Dhilla untuk menutup aurat. Semoga ini adalah Hidayah dari Allah buat Dhilla. Yang Allah titipkan lewat Hanan. Amin....



Dear pembaca certa Love Hanan...
Terima kasih kalian masih mau berkenang membaca cerita ini.
Semoga suka sama ceritanya.
Semoga kalian ngikutin ceritanya sampai selesai, dan semoga kalian mau Vote dan koment di sini.. amin ..amin..amin...

Ikutin terus ceritanya yah semoga ceritanya bisa tersampaikan ke pembaca, sekali lagi terima kasih.

Bisri_Muhammad

Continue Reading

You'll Also Like

6K 825 28
Ketiban jodoh? Jomblo mana yang tak suka? Hampir semua jomblowan-jomblowati pasti mengharapkan segera bersatu dengan tulang rusuknya. Namun, bagaima...
379 116 23
UPDATE SETIAP HARI PUKUL 07.00 πŸ§šβ€β™‚πŸŒ· Perjalanan mengarungi asmara sang Arya Wicaksono, seorang dokter muda di sebuah rumah sakit swasta di Jakarta y...
47.5K 3.2K 17
Sebagian part di hapus. (Terbit: Self Publishing) Silakan DM untuk pemesanan atau wa ke: 08998179253 Bagaimana perasaanmu jika lelaki alim yang kamu...
262K 15.1K 37
Spin off: Imam untuk Ara cover by pinterest follow dulu sebelum membaca.... ** Hari pernikahan adalah hari yang membahagiakan bagi orang banyak,namun...