Q Author POV Q
Houta, May dan Revi kembali ke markas ReConnect dimana Zero telah menunggu mereka bertiga... Dengan ekspresi kesal.
"Gagal lagi..." decak Zero terdengar oleh ketiganya.
May dan lainnya menunduk, tidak berani menatap mata yang memancarkan kemarahan itu.
"Ini adalah kesempatan terakhir kita untuk menculik Eimi Shion. Jika gagal.." jeda Zero sembari bangkit. Ia berjalan melewati ketiga orang yang bersujud itu. "Jangan harap kalian bisa melihat cahaya lagi!" lanjut Zero memberi tekanan gravitasi di pundak mereka bertiga.
Zero membuka pintu ruangan dan keluar dari sana, setelah Zero keluar Houta langsung meninju lantai yang terbuat dari semen dan bata itu.
"Sial!" teriaknya kesal.
"Haaah..jangan pikir hanya kau saja yang di ancam..." kata Revi berwajah masam.
"Kami juga..!" sambung May mengungkap. "Zero mengetahui segalanya, dia bisa saja membuang kita dan mengganti dengan yang 'baru' tapi kurasa Zero masih sabar untuk percaya terhadap kita," kata May menambah.
Revi segera bangkit dan sujudnya. "Kesempatan terakhir ya..?"
Q Reza POV Q
Aku, Kak Eza dan lainnya kembali ke kantor Loyalty setelah insiden yang menghancurkan lapangan dengan sekolahku. Pihak Loyalty menanggung semua biaya dalam perbaikan, aku dan Eimi mengantar Kak Yumi pulang ke rumahnya. Kak Yumi'kan orang biasa(?), dia tidak perlu ikut campur lebih dari ini.
Kak Eza memimpin jalan di depan kami dengan Kak Satria mengekor dibelakangnya sambil mendengarkan musik lewat headsheet, dan Eimi...
"........." dia diam seperti anak kucing disamping kananku, tangan kirinya memegang erat lengan jaketku. Mungkin dia menyesal dengan hancurnya sekolah, Eimi adalah target ReConnect. Sudah wajar jika dia diam.
"Kak Eza..!" panggilku.
Kak Eza memutar kepalanya, Kak Eza mengerti kenapa aku menatapnya dengan ekspresiku yang sekarang ini.
"Kalian tenang saja, semuanya berada di dalam kendaliku kok..." kata Kak Eza tersenyum lebar. Itu senyuman palsu.
Kami memasuki ruangan tunggu dimana para User berkumpul dan disana aku melihat seorang pemuda berambut hitam yang mengenakan rompi hitam bergaris biru malam dan berlapis jaket putih.
"Kau sudah datang ya, Harry.?" cetus Kak Eza bersuara.
Pemuda itu menghentikan aktivitasnya dalam mengetik hp dan melirik ke arah kami.
"Lama tak berjumpa, Kak Eza..." sapa pemuda bernama Harry itu sopan.
"Sudah kubilang jangan panggil aku 'kakak', aku tidak cocok..." balas Kak Eza malu-malu.
Seketika aku ingin menonjok ekspresi konyolnya itu.
"Tapi saya sudah berhutang banyak kepada perusahaan ini dan saya ingin membalas hutang budi ini..." tolak Harry agak formal.
"Sudah~sudah~tidak usah terlalu sopan~"
Oke. Sekarang aku ingin menendang wajah itu.
Harry sedikit mundur ke belakang, pandangannya dan pandanganku bertemu. Eimi, dia bersembunyi dibelakang punggungku.
"Percuma saja kau bersembunyi, Eimi. Badanku kecil..."
Aku ingin mengucapkan kalimat itu tapi Harry-- ralat, maksudku Kak Harry memotongnya.
"Kau Reza, bukan? Aku sudah sering mendengar namamu. Sekali lagi aku perkenalkan diriku, namaku Harry Matsuda..." kata Kak Harry meminta jabat tangan.
Tentu aku memberikannya. "Salam kenal, Kak Harry..."
Q Another POV Q
Zero, sosok pucatnya terlihat bersandar disebuah pohon sambil memainkan hpnya. Sampai seseorang datang.
"Apa aku membuatmu lama menunggu... Zero??" tanya gadis itu.
"Ya, lama..." jawab Zero ketus.
Gadis itu mendengus pelan saat Zero menatap tajam dirinya. Ryzuka, gadis bersurai pirang yang memiliki janji dengan Zero untuk ketemuan di Taman Japan. Ryzuka mengenakan kemeja putih susu berdasi biru lidah, berlapis jaket sweater hijau muda, rok abu-abu pendek dan mengenakan sepatu serta kaos kaki sekolah.
Zero menyimpan hpnya saat sosok Ryzuka muncul. Ryzuka berhenti di 1 meter di depan Zero sambil berkacak pinggang.
"Jika bukan karena perintah ketua aku tidak akan datang. Jadi, apa tugasku??" suara Ryzuka dengan sombongnya.
Zero mengeluarkan sebuah foto 4x3 yang ada Eza di sana.
"Aku ingin kau melawan Pembunuh Pelangi...!"
Q Reza POV Q
Setelah perkenalan pendek, aku, Eimi dan Kak Satria di minta pergi(kami di usir) karena Kak Eza dan Harry serta staf lainnya akan mengadakan rapat KHUSUS orang dewasa. Mungkin mereka cuma ingin berbagi video porno menggunakan SHARE IT.
Mungkin.
Aku lirik Kak Satria yang masih asik mendengar musik lewat headsheet-nya dan Eimi tetap diam.
"Apa ada yang lebih buruk dari ini??"
Saat kami di depan Indomaret, tiba-tiba perut Eimi bersuara.
"S -Suara apa itu?" tanyaku pura - pura tidak tahu.
"A - Aku pergi sebentar..." cicit Eimi yang langsung berlari menyelonong masuk ke dalam Indomaret.
Aku bahkan tidak sempat protes.
"Kak Satria, a - k - u m - o - h - o - n..."
Kak Satria melepas headsheet-nya lalu berjalan menyusul Eimi masuk ke Indomaret.
"Terimakasih karena telah pengertian, Kak Satria..." tangisku lebay.
Tap.. Tap...
Di saat yang sama aku melihat tiga bayangan gelap dari arah pohon besar, beringin lagi.
Mataku tidak salah. Itu mereka.
"Aku tidak menyangka akan secepat ini..."
"Tidak perlu terkejut. Ini akan menjadi kesempatan terakhir kita bertemu..." kata May yang membalas gumamanku.
"Kami akan mengalahkanmu karena kau adalah yang paling merepotkan..." tunjuk Houta.
"Bersyukurlah karena kami akan menyerangmu..." tambah Revi.
"Aku tidak senang dengan itu..."
Mataku sejenak melirik ke belakang dimana Eimi dan Kak Satria berada. Akan merugikan jika Houta menghapus ingatan mereka.
"Ada apa?" tanya Revi mulai berjalan mendekat.
"Tcih.."
Q Author POV Q
"Revi tunggu. Ada yang salah..." panggil May menghentikan.
"Hah?" pekik Revi menoleh ke May.
"Aku akan berada di sisimu, bersamamu. Karena aku adalah dirimu..."
Hembusan angin yang kuat tercipta dari tempat Reza dan menghantam ketiganya.
Tali Pengikat
Jush!!
"A-Apa??!" pekik May terkejut melihat kecepatan tali yang dikeluarkan Reza.
"H-Haa!!!"
Bats??!
Tali cahaya yang mengikat Revi putus akibat kekuatan fisiknya.
"Tcih.. Dua saja ya..." batin Reza mengumpat.
"Revi..." panggil May.
"Aku mengerti. Haa..!" Revi melesat ke depan Reza sembari mengempalkan tinjunya. Disaat yang sama butiran cahaya mengelilingi Reza.
Teleportasi
"Haa!!"
Bash....
Tinju Revi memukul angin, pada saat bersamaan Reza membawa pergi Houta dan May menggunakan teleportasi.
"Terlambat ya..." Revi memasang ekspresi masam.
Senyumannya berubah menjadi seringaian saat melihat Eimi dan Satria tengah berdebat dalam memilih es krim.
"Setidaknya aku beruntung..." gumamnya.
Preview Next Story
A : Pagi semuanya, bagaimana kabar kalian? Ane baik disini^^
A : Tidak terasa udah memasuki akhir konflik pertama tapi sebelum itu mari kita saksikan pertarungan Reza... Di minggu berikutnya xD
A: Sampai Jumpa :^
EimiShion, Kuruyamin, ZahraSyaharani, Fotona, Kawagami_Kun, Taiki_Huda, CeRyaaa, Ygmir_Versa.