Wonwoo menggigit lengan baju Mingyu saat mamanya mengurut kakinya yang terkilir di tangga sekolah tadi.
Mau nangis.
Tapi malu...
Malu sama umur...
Malu juga sama Mingyu yang sekarang lagi menenangkan Wonwoo.
“ Sakit maaaah......”
“ Makanya lain kali hati – hati !”
“ AWWW !!! MAMA IHHHH !!!!” teriak Wonwoo saat mamanya dengan sengaja menekan kakinya yang terkilir tadi.
Bukan hanya menahan sakit.
Tapi Wonwoo juga menahan kesal karena ponsel Mingyu terus berbunyi karena telepon dari Seolhyun.
.
.
“ Kamu kalau mau pulang , pulang aja. Aku gak apa – apa.” Ucap Wonwoo setelah selesai diurut.
Mingyu tersenyum simpul. Ia mengusap puncak kepala Wonwoo.
“ Kamu istirahat ya. Aku ada janji soalnya.”
Wonwoo mengangguk.
Mingyu bangun dari duduknya. Memakai sweaternya sambil menatap Wonwoo yang juga menatapnya.
“ Mingyu ?”
“ Hm ?”
“ Kalau kamu memang ngerasa bosan, kamu bisa pergi dulu sementara.”
Mingyu diam.
Wonwoo sendiri sudah membaringkan dirinya dan menutup tubuhnya dengan selimut.
Ia bisa merasakan Mingyu mencium pelipisnya dengan lembut.
“ I Love You...”
-oOo-
Mingyu menatap Seolhyun yang sedang sibuk membereskan rambutnya yang tergerai. Ia tersenyum dan mengangkat tangannya untuk membantu Seolhyun merapikan rambut.
“ Teteh cantik diapain aja.”
Seolhyun tersenyum simpul. Ia menatap Mingyu dalam – dalam.
“ Gyu ?”
“ Hm ?”
“ Aku mau ngomong ... Tapi setelah ini aku mohon jangan marah sama aku. Bisa ?”
Mingyu mengangguk.
“ Salah gak kalau aku cinta sama kamu dan berharap lagi sama kamu ?”
Mingyu diam.
Dia hanya terus memperhatikan Seolhyun yang kini menundukkan kepalanya dengan wajah muram.
“ Aku tau kamu udah punya Wonwoo. Tapi Mingyu... Bisa gak aku jadi yang kedua ? Aku gak bisa nahan perasaan ini...”
“ Tapi itu bisa nyakitin kamu dan Wonwoo...” ucap Mingyu
Seolhyun mengangguk.
“ Aku sayang kamu, Mingyu...”
Mingyu mengusap rambut Seolhyun dan mengangkat dagu Seolhyun agar menatapnya.
“ Aku sayang kamu... Seolhyun-ku... Tapi untuk saat ini... Kasih aku waktu buat berfikir.”
“ Mingyu ?”
“ Kamu gak percaya ?”
Seolhyun hanya diam menatap ke dalam mata Mingyu.
“ Mingyu... Ka – kamu.. Serius ?”
Mingyu mengangguk.
“ Aku sayang kamu... Seolhyun...”
Seolhyun tersenyum lebar dan memeluk Mingyu.
“ Gyu... Mingyu... Aku tau kalau hati aku gak pernah salah...”
Mingyu terkekeh. Ia melepaskan pelukannya dengan Seolhyun.
Menangkup wajah gadis itu dengan kedua tangannya dan dengan berani mencium bibir Seolhyun.
Aku baik – baik saja...
Aku baik – baik saja...
-oOo-
“ Kakak !!! WOE !!! BANGUN !!!!”
Wonwoo mendesis dan melempar bantalnya ke sumber suara adiknya yang teriak – teriak.
“ Kakak bangun ih !!! Ada tamuuuuuu...”
Wonwoo langsung membuka mata. Ia membalikkan badannya ke belakang dan menemukan Bohyuk berdiri disamping ranjangnya.
Tidak sendiri.
Bersama Hakyeon yang tersenyum simpul disana.
“ Eh ?”
Dengan cepat Wonwoo bangun dan meringis karena rasa ngilu yang menjalar dari kakinya.
“ Hati – hati, Wonwoo...”
Hakyeon langsung membantu Wonwoo duduk.
Bohyuk sendiri hanya mencibir dan meninggalkan kamar itu setelah meletakkan dua gelas minuman diatas nakas.
“ Udah diobatin ?”
Wonwoo mengangguk.
“ Diurut tadi sama mama.”
Mata Wonwoo beralih melihat jam dindingnya.
Pukul tujuh ?
Wonwoo melihat keluar jendelanya.
“ Kakak sendiri ?”
“ Enggak. Sama Ken. Dia dibawah tuh sama ceweknya.”
Wonwoo mengangguk dan tersenyum.
“ Aku bawain kamu makanan. Tapi dibawah. Kalau mau aku ambilin. Laper gak ?”
Wonwoo menggeleng. Ia tersenyum simpul.
“ Makasih kak.”
Hakyeon membalas senyuman itu.
“ Won...”
“ Hm ?”
“ Aku boleh tanya ?”
“ Silahkan...”
Hakyeon berdehem.
“ Jadi kamu pacaran sama Mingyu itu ?”
Wonwoo tersenyum kaku.
“ Iya.”
“ Kenapa gak bilang ?”
“ Kenapa harus bilang ?”
“ Wonwoo... Kamu tau aku dateng buat milikin kamu.. Bukan buat rebut kamu dari siapapun...”
Wonwoo diam. Ia menunduk mendengarkan Hakyeon.
“ Aku sayang kamu Wonwoo... Tapi aku tau. Aku gak seharusnya sayang sama milik orang apalagi berharap buat milikin kepunyaan orang lain. Aku gak mau jadi bajingan...”
“ Wonwoo... Aku senang kamu udah nemuin pilihan kamu. Meskipun jauh di dalam hati aku, aku gak rela. Aku belum bisa ngelepasin kamu. Karena alasan aku seperti sekarang ini ya karena kamu. Biar bisa dibanggain sama kamu... Tapi...”
Hakyeon menghela nafas.
“ Wonwoo... Maaf... Harusnya aku dateng buat nyemangatin kamu biar sembuh...”
Wonwoo mengangkat kepalanya dan menatap Hakyeon.
“ Terus kakak dateng buat apa ?”
“ Aku memutuskan mundur.”
“ Huh ?”
“ Aku memutuskan mundur untuk mengejar kamu...”
Wonwoo menatap Hakyeon seolah tak yakin dengan keputusan pria itu.
“ Wonwoo... Aku gak mau dengan aku bersikeras ngerebut kamu, kamu jadi menganggap aku jahat. Aku gak mau kamu inget aku seperti itu...”
“ Kak?”
Hakyeon langsung diam.
“ Segitu aja ?” tanya Wonwoo
“ Apa ?”
“ Segitu aja berjuangnya ? Bahkan aku belum liat kamu berjuang...”
“ Hah ?”
Wonwoo menghela nafas. Ia menarik satu tangan Hakyeon.
“ Aku minta kakak jangan berhenti.. Buktiin sama aku kalau kamu emang yang tepat.”
“ Wonwoo ?”
Wonwoo mengangguk.
“ Ta-tapi... Mingyu...?”
Wonwoo menggedikkan bahunya.
“ Aku gak tau definisi setia untuk Mingyu itu seperti apa.”
Hakyeon menatap Wonwoo bingung.
“ Buktiin sama aku kak kalau perjuangan kamu gak sia – sia...”
-oOo-
Wonwoo tidak diperbolehkan masuk sekolah selama kakinya belum sembuh benar.
Untuk berjalan saja sulit.
Mamanya langsung heboh dan segera menelpon dokter dipagi buta karena menemukan anaknya demam tinggi.
Siang ini setelah istirahat, Wonwoo duduk bersandar di kepala ranjangnya. Mulutnya berkali – kali terbuka dan menerima suapan nasi dari Hakyeon yang mengunjunginya.
Setahu Wonwoo ini belum jam pulang sekolah.
Kenapa Hakyeon bisa ada ditempatnya ?
Dan juga, pria itu juga punya jadwal mengajar seharian.
“ Udah ah.. Kenyang...”
“ Kamu baru makan sedikit loh !”
“ Pait rasanya kaaak..” rengek Wonwoo.
“ Iyaudah iya. Minum obat ya ?”
Wonwoo mengangguk. Ia tersenyum saat Hakyeon dengan telaten membereskan sisa makannya dan juga membuka satu per satu bungkus obat Wonwoo.
“ Nanti kalau udah sembuh, kita jalan – jalan.”
“ Janji ?”
Hakyeon mengangguk.
“ Kemana ?”
“ Terserah kamu.”
“ Toko buku ?”
“ Itu namanya bukan jalan – jalan !”
Wonwoo terkekeh. Dia meminum obatnya dan tersenyum saat berhasil menghabiskan obat – obat itu.
Mereka menghabiskan waktu untuk berbincang.
Wonwoo lebih banyak bicara. Bertanya tentang keseharian Hakyeon ditempat tinggalnya.
“ Aku boleh main kesana kalau libur ?”
“ Boleh dong.. Nanti kita ajak temen – temen kamu juga.”
“ WONU !!!!!!”
Wonwoo meringis saat mendengar pekikan histeris dari Seungkwan.
Udah pasti !!!
.
.
Tidak lama teman – teman lain menyusul. Mereka menatap Hakyeon kaget dan langsung melayangkan tatapan penuh tanya kearah Wonwoo.
“ Yeh ! Izin gak ngajar gataunya ada disini. Spesial banget si ayang..” cibir Jun.
Hakyeon terkekeh.
“ Enak kan jam kosong ?”
“ Enak. Sering – sering ya kak.” Ucap Jeonghan.
Jeonghan tersenyum konyol saat mendapat tatapan tajam dari Hakyeon.
“ Yaudah deh, aku pulang ya. Temen – temen kamu udah dateng.”
“ Iya. Hati – hati.” Ucap Wonwoo.
Hakyeon mengangguk. Ia mendekatkan mulutnya dengan telinga Wonwoo.
“ I Love You...”
Wonwoo tersipu.
“ WOOOYYY!!!” pekik teman – teman Wonwoo.
Hakyeon terkekeh dan meninggalkan kamar Wonwoo.
“ Jadi lo deket sama Hakyeon lagi ?” tanya Jihoon dan duduk dipinggir ranjang.
Wonwoo mengangguk.
“ Mingyu mana ?” tanya Wonwoo.
“ Umm... Dia balik.. Ada urusan..”
“ Bukan karena dijemput Seolhyun kan ?”
Teman – temannya saling bertatapan.
“ Iya. Dijemput naik mobil kan ? Gue tau kok.”
“ Kok bisa tau ?”
Minghao terkekeh.
“ Aku yang kasih tau. Kirim fotonya terus kirim ke Wonu deh.”
Jun langsung menatap tajam kekasihnya itu.
“ Jun... Hao gak salah. Dia bener ...”
“ Won... Sorry...” ucap Scoups
Wonwoo menggeleng.
“ Kalian gak salah. Gue tau dia lagi bosen, itu wajar kok.”
Wonwoo tersenyum.
“ Gue kemarin ngikutin dia. Pulang abis nganter gue pulang dia ketemuan sama Seolhyun. Mereka pergi ke taman deket komplek sini. Dan kalian tau gak gue liat apa ?”
Semua temannya mengernyit.
“ Mingyu yang gue bangga – banggain di depan umum, nyakitin gue. Dia nyium bibir Seolhyun... Ditaman itu...”
“HAH ?” pekik Seungkwan dan Jeonghan.
Jihoon menghela nafas kasar.
“ Babi ya dia.”
“ Sebrengseknya gue gak gitu amat dah.” Gumam Scoups.
“ Dia gak brengsek kak... Enggak... Gue bilang dia lagi bosen dan butuh refreshing. Gue gak keberatan kalau pada akhirnya dia nyaman sama tempatnya yang baru dan ninggalin yang lama. Gue butuh bebenah diri.”
“ Tapi gak harus gitu, Won...”
“ Jadi, lo deketin Hakyeon buat ngelampiasin rasa kesel lo ke Mingyu ?”
Wonwoo tersenyum.
“ Iya. Tapi gue mikir. Gak ada salahnya kan kalau gue coba ngasih Hakyeon kesempatan ? Sekalian nebus janji gue dulu..”
Ji Soo mendekati Wonwoo dan mengusap puncak kepala Wonwoo.
“ Apapun keputusan lo, kita dukung lo kok. Sekarang lo harus sembuh dulu.” Seokmin membuka suaranya dan menatap Wonwoo tulus.
💞💞💞💞
Thanks Seventeen~
Kalian tidak pernah mengecewakan:)))))))))))))