WANTED

By Holymiela

196K 13K 853

Bagaimana jadinya jika ayahmu menikah dengan seorang pria? Marah! Benci! Itulah yang dirasakan remaja 18thn... More

PROLOG
1. Vian POV
2. Dafa POV
3. Jadi bagaimana?
4. Dafa POV
5. Vian POV
6. Pendekatan
7. Sebuah Kunjungan
8. Cerita Vian
Tokoh Wanted
10. Rahasia Mila
11. Vian POV
12. Dafa POV
13. Ini Serius
14. Kegalauan Dafa
15. Kegelisahan Vian
16. Sang Mantan
19
20
21
22
23
24
25
26.
27. Semi Ending
28
29
30
BACK

9.

6.5K 438 32
By Holymiela

Dafa sepertinya sudah terlelap. Aku memang tak bisa tidur sendirian, sedikit takut karena aku belum terbiasa ada disini. Aku masih teringat dengan pertanyaan dafa tadi, sebenarnya bisa saja tadi aku ceritakan padanya. Tapi melihat dafa yang sensitiv dengan mengatakan 'lupakan saja' mungkin ini bukan waktu yang tepat. Tapi apa perlu dafa tahu tentang kami, rasanya tak ada yang spesial

Aku dan mas prabu bertemu disebuah komunitas gay, saat itu aku baru menyelesaikan S1 ku. Aku sudah berpisah dengan syifa saat itu. Kami hanya berkomunikasi lewat sosial media. Sampai mas prabu menawarkanku untuk bekerja di perusahaannya.tentu aja aku senang. Aku segera berangkat kekota ini dan tinggal disebuah kossan kecil.

Awalnya aku sedikit tertarik, terlebih saat melihat wajah tampan mas prabu secara langsung. Namun aku masih tak berani untuk lebih dekat lagi terlebih setelah aku tahu mas prabu memiliki seorang istri dan seorang putra.

Selama aku bekerja di perusahaan mas prabu. Tak ada gerak-gerik yang mencurigakan, mas prabu memperlakukanku sama dengan karyawan lainnya. Sering ku lihat istrinya berkunjung sesekali atau putranya. Aku pikir mereka keluarga yang harmonis. Sampai kira-kira satu tahun yang lalu, mas prabu bercerita padaku kalau dia dan istrinya akan bercerai. Aku tak tahu alasannya, aku enggan menanyakannya karena saat itu hubungan karyawan-bos masih terasa.

Saat mereka resmi bercerai, saat itulah mas prabu mulai mendekatiku, aku bisa merasakannya karena aku tergolong sangat peka. Sampai akhirnya mas prabu menyatakan perasaannya padaku dan tak ada alasan untuk menolaknya. Tampan dan Mapan, sungguh sempurna sekali hidupnya

Tapi....

Aku mengelus surai hitam rambut dafa. Anak ini, melihat sikap nya yang baik entah kenapa aku merasa senang seperti sudah mendapatkan perhatian darinya.

Aku mulai tertarik pada dafa
.
.
.
.
Pagi ini aku terbangun karena mendengar gorden yang terbuka dan sinar mentari langsung menerpa wajahku yang menghadap jendela

"Sudah pagi"

Aku membuka mataku perlahan untuk menyesuaikan cahayanya. Kulihat dafa tengah berdiri didepan jendela , ah tidak. Dia berdiri didepanku dengan celana jeans tak memakai baju dan memehang handuk untuk mengeringkan rambutnya

Ada perasaan aneh di dalam sini. Dafa, aku kenapa?

"Kau.. tak membangunkanku?"

Aku mendudukan tubuhku dan diam sejenak. Aku masih agak linglung sekarang ini

"Gue ngebangunin elo kali. Nih, sekarang.. buktinya elo bangun karena gue kan"

Kulihat dafa mengambil baju nya dilemari dan memakaikannya. Aku terus saja memperhatikannya tanpa ia tahu. Kenapa pagi-pagi ia sudah rapih? Jogging? Tak mungkin memakai jeans kan?

Setelah selesai memakai kaos putih nya-Tampak pas kaos itu ditubuhnya apalagi dengan kulit putih dafa dan jeans hitam dibawah sana- dafa menoleh padaku

"Elo masih mau diatas sana?"

Aku tersenyum dan segera beranjak dari kasur mendekati dafa. Aku memcium bau parfumnya

"Mau kemana pagi-pagi bangeg daf?"

Tak~

Aku menutup mataku. Apa-apaan tadi dafa meneloyor kening ku dengan telunjuknya

"Pagi banget dari hongkong. Ini udah hampir jam 11 siang"

Aku agak terkejut. 11 siang???

"Elo tidur kaya kebo tau ga hhhaha ngorok pula"

Aku segera menutupi mulutku dan berlari kekamar mandinya

"Aku mandi disini yaa!!! Ambilin handuknya!"
.
.
.
.

Vian mandinya kaya tuan putri. Jadi gue main hp aja bales chat di grup yang isinya cuman gue, mila sama anto aja. Oh ya, handuknya udah gue simpen di depan kamar mandi jadi vian bisa langsung ngambil nanti

Mila ngajakin nonton bioskop hari ini mumpung libur. Ya dari pad gue bulukan dirunah, gue iyain ajakan dia. Bareng anto juga sih

Tap

Tap

Tap

Gue liat vian turun tangga dengan hati-hati, mungkin karena takut handuknya melorot kali ya. Well, ternyata badannya mulus, gak sixpack sih tapi datar. Kulitnya putih banget sampe niple nya aja pink

"Kamu ya, nyimpen handuk di lantai"

Gue hanya nyengir kuda. Abis kasian kan kalo gue simpen dikasur, ntar dia harus jalan telanjang dulu buat ngambil handuknya

"Eh kenapa elo kesini? Sanah pake baju"

Gue nunjukin kata 'hus' dengan tangan gue. Tapi si vian tetep aja nyamperin gue

"Nyantai ah, ini kan hari libur"

"Elo ga berangkat kerja ?"

Pluk~

Vian duduk disamping gue. Handuknya sedikit tersingkap dan menampilkan paha mulus vian

"Enggak lah, males kalo kerja gak ada papa kamu tuh"

"Lagu lo.. bilang aja elo males kerja karena tau kalo lo ga masuk pun elo ga bakal di pecat"

Vian cekikikan, air dari rambutnya masih menetes

"Kamu mau kemana sekarang?"

"Nonton"

"Oh gitu"

"Iya"

"Gak ajak aku"

"Buat apa?"

"Ya kali"

"Gak perlu"

Vian bangkit buat ngambil cemilan lalu duduk lagi. Kakinya ga bisa diem, dikit-dikit tumpang kaki, dikit-dikit turun, dikit-dikit naek ke korsi, gue cuman bisa liat kelakuan ni anak yang kaya bocah menurut gue.

"Aku juga mau kerumah marsya ahh"

Vian nyimpen lagi cemilannya lalu pergi menuju kamarnya. Tapi sebelum hal itu terjadi, gue buru-buru bangkit dan nahan handuk dia

"Ehh"

Yang otomatis tubuh vian beradu dengan tubuh gue

"Ka..mu kenapa?"

Gue ngeliatin wajah vian. Ni anak lagi salting kah? Hmm sekarang gue tahu kenapa dia jadi gay, deket badan cowo kaya gini aja wajah dia udah merah

"Handuk lo hampir melorot. Jadi cepet benerin, elo mau gue pegangin handuk lo kaya gini sampe kamar?"

Padahal tinggi badan kami ga terlalu jauh. Gue lebih tinggi . Vian mgeliatin gue kaya ngeliat orang tinggi aja. Kepalanya sampe mendongkak, gue baru ngeh kalo bulu mata vian itu lentik kaya cewe

"Eh iya"

Vian langsung ngebenerin handuknya. Gue terus aja perhatiin dia, gak tahu. Manis aja kayaknya, kalo rambut vian panjang gue pasti ga sungkan manggil dia ibu

"Vian"

"Hmmm"

"Elo itu punya bibir kaya cewe, mata kayak cewe, kulit mulus kaya cewe. Coba aja rambut elo panjang. Pasti gue saat ini bakal manggil lo ibu"

Gue bisa liat pipinya yang bersemu lagi. Vian gampang banget salting nya

"Aku pake baju dulu"

.
.
.
.
Sebenernya gue bisa aja langsung pergi. Tapi gue nungguin vian dulu, katanya vian mau ketemu marsya kan. Ya biar sekalian nanti, gue lagi males bawa motor

Udah hampir 30 menit. Si vian ga keluar-keluar dari kamar. Karena gue penasaran dia lagi apa -kali aja dia ketiduran lagi- gue pun jalan menuju kamar dia

Dan clek~ di waktu yang tepat. Gue ada didepan kamar dia dan pas banget vian keluat dari kamarnya. Vian nunduk dan melihat kearah gue perlahan, gue kaya kena heart attack ditempat. Ini vian kah??

Dia pake rok mini, baju nya juga ngepamerin perut dia. Rambutnya panjang, dan... makeupnya. Wow, dia udah kaya gadis ibu kota jaman sekarang

"Gimana penampilan aku daf?"

Kesadaran gue mulai kembali

"Elo cantik banget vian. Yaelah, gue kira ngapain lo dikamar lama-lama"

Wajah vian kembali bersemu. Dan pas gue muji dia, dia langsung senyum-senyum kecil kaya anak perawan. Dia pake bulu mata palsu kayaknya, dan demi apa bibirnya merah banget. Tapi good job lah, gak salah ko gue bilang dia cantik

"Katanya kamu pengen liat aku pake rambut panjang"

"Segitu pengennya elo gue panggil ibu"

Vian mengerucutkan bibirnya lalu menarik tanganku

"Canggung kali kalo kamu liat aku sebagai ibu. Seperti kata aku dulu, kita bisa berteman kan"

Gue segera ngelepas genggaman tangan dia

"Elo jadi punya yang kayak ginian"

Maksud gue, baju cewe dan makeup cewe juga wig nya

"Iya, aku sejak sma juga udah crossdress tapi ga sering. Aku juga kadang pake baju kayak gini sama papa kamu"

Gue naikin satu alis gue, jangan-jangan vian pakebaju cewe pas mau naena sama papa. Kaya anime bocu no pico. Jangan tanya gue tahu dari mana, mila yang ngirimin foto anime itu di grup, ya gue cari aja animenya karena gue kira itu cewe. Eh ternyata laki sama laki. Karena udah terlanjur penasaran, jadi gue tonton aja sampe selesai

"Kalo lagi kaya gini elo mirip tokoh bocu no mmpphhh"

Vian nutupin mulut gue sama tangannya

Vian : sstttt

Dafa : ahh lepas!!

Gue nyingkirin tangan dia dari depan bibir gue

Vian : frontal banget mulut kamu daf

Dafa : frontal apanya? Cuman mau bilang bocu no pico ko

Vian : ya!! Jangan keras-keras

Dafa : hahaha.. elo lucu kalo lagi salting

Gue abaikan dulu hp gue yang nerima banyak chat masuk. Paling juga anak grup, ini masih jam 12. Jadi santai aja lah, dirumah kayak ada anak gadis baru nih

"Sini coba masuk"

Vian kembali narik gue kekamarnya . Ralat! Kamar dia sama papa maksudnya. Dia buka lemari dan ngeluarin pakaian-pakaian cewe nya dia. Gila, pakaiannya sexy-sexy pantes papa jatuh cinta sama vian kalo vian jadi cewe dia cantik plus sexy menurut gue

"Vian ini apaan?"

Gue ngambil celana merah yang kayak daleman cewe ini dan ngeliatinnya ke vian. Vian langsung membulatkan mata dan ngambil benda itu dari tangan gue

"Mana atasannya?" Pinta dia

"Ya mana gue tahu. Elo yang ngeluarin benda itu"

"Ini dalemannya cewe, tahu kan? Oh ini.. ini namanya bikini"

"Gila, elo pernah juga pake bikini?"

Vian ngangguk. Sumpah, gue baru nemu makhluk kaya gini atau gue terlalu cupu buat mengenal dunia luar

"Iya, pas kok"

"Anu nya cowo kan beda sama anu nya cewe"

"Gak tahu yah.. di aku pas pakenya"

Gue ngeliatin tumpukan baju milik vian. Ternyata dia memang gak berbeda sama cewe. Jadi kayak cewe yang terjebak dalam tubuh cowo

"Udah lo gini aja ketemu marsya"

"Enak aja. Ntar dia gak mau nganggep aku papa nya"

"Ya nganggep nya ibu hahaha"

"Enggak lah!"

"Eh vian, nanti gue pengen liat dong lo pake baju kayak gini... apalagi yang bikini itu"

"Enggak lah.. buat apa?"

"Buat gue fotoin. Biar jadi bahan fantasi"

Gue ngakak sekeras-kerasnya disini. Otak gue agak gesrek kayaknya, si vian malah cemberut

"Kalo mau berfantasi, panggil aku aja"

Gue tahu vian lagi bercanda

"Oke, nanti gue bakal panggil elo. Dan elo harus pake bikini itu"

Gue juga bercanda

"Ntar kalo aku pake ini yang ada kamu khilaf"

"Ya gapapa, sesekali khilaf sama cowo"

Vian terdiam dan natap gue. Kenapa? Apa candaan gue kelewatan . Dia ngedeketin gue dan gue agak aneh sama dia kalo dideketin kaya gini

Cup~

Mata gue membulat pasti. Gue natap vian yang tadi nyium bibir gue, dia juga diam lalu ketawa garing

"Hha.. so soan mau khilaf sama cowo. Di kecup aja kamu langsung kaya batu"

Gue masih ga bereaksi. Demi apa tadi bibir vian nempel sama bibir gue

Karena melihat gue terus diam. Vian kayaknya juga canggung

"Aaa.. u.dahlah. gue ... mau pergi dulu. Bye!"

Gue langsung keluar tanpa nengok wajah vian. Gila, gue kena heart attack yang kedua kalinya

TBC

29 September 2017 05:17

Continue Reading

You'll Also Like

12.7K 514 18
sang berandal sekolah yg hobi menggoda dan menjahili waketos dingin di sekolah nya Bxb lokal mpreg Cvr by. Arozikin
GEO By better

Teen Fiction

37K 2.3K 33
"Posesif banget gue gerah!" -Geo 16 "Kamu mau kemana lagi Geo? Apa aku perlu merantai kedua kakimu hm?" -Santoro Suharsono 35 "Kyaaa!!!! Orang Gilaa...
2.2K 127 5
Sosok anak pungut polos bodoh nggak bisa baca tulis yang beranjak dewasa, dipertemukan sama gengster kelas A. Ibu angkatnya yang jahat dan kejam menj...
7.5K 558 11
pemberitahuan! itu tuh cerita tentang Ethan & Aleksei 😺 oke sekian pemberitahuan 😺🖐️ (UPDATE KALO LAGI MOOD😺) • berawal dari bertemu ditoilet rum...