WANTED

By Holymiela

196K 13K 853

Bagaimana jadinya jika ayahmu menikah dengan seorang pria? Marah! Benci! Itulah yang dirasakan remaja 18thn... More

PROLOG
1. Vian POV
2. Dafa POV
3. Jadi bagaimana?
4. Dafa POV
6. Pendekatan
7. Sebuah Kunjungan
8. Cerita Vian
Tokoh Wanted
9.
10. Rahasia Mila
11. Vian POV
12. Dafa POV
13. Ini Serius
14. Kegalauan Dafa
15. Kegelisahan Vian
16. Sang Mantan
19
20
21
22
23
24
25
26.
27. Semi Ending
28
29
30
BACK

5. Vian POV

7.5K 618 25
By Holymiela

Aku terkejut melihat dafa membawa teman-temannya kerumah. Dan dafa pun sepertinya sama, dia memang tidak ingin aku ada dirumah ini sepertinya. Ada perasaan seperti tak dianggap saat dafa ngenalin aku keteman-temannya hanya sebagai rekan bisnis papa nya.

Dafa dan kedua temannya ada diatas. Karena aku ga ada kerjaan, jadi aku ingin beri temen dafa minuman. Aku bikin jus buat temen-temen dafa dan juga buat dafa. Disiang yang panas kan enak kalo minum jus yang dingin

Aku mengetuk pintu kamar dafa. Namun karena tidak dikunci jadi aku buka saja, tapi sepertinya kedatanganku kurang tepat, terlihat dari tatapan sinis dafa saat melihatku masuk ke kamarnya

"A--ku bawa minuman buat kalian. Pasti hauskan?"

Aku masuk kedalam dengan agak canggung dan nyimpen gelas-gelas itu diatas meja belajar dafa yang tidak jauh dari kasur tempat mereka duduk.

"Waah, makasih kak.. hehe aku panggil kakak aja ya . Kakak keliatan masih muda" ucap temen cewe dafa yang kalo ga salah namanya mila. Aku cuman senyum karena ga tau mau ngomong apa. Aku nengok lagi kearah dafa yang sepertinya sudah tidak ingin aku disini. Tatapannya seperti berbicara 'pergi dari kamar gue!'

"Kakak umurnya berapa sih?"

Baru saja aku ingin keluar. Tapi mila kembali bertanya membuatku tak enak jika tak menjawab

"Umur kakak 25 tahun"

"Wahhh.. aku juga baru 18 . Ga beda jauh lah ka"

Temen cowo dafa yang ada disamping mila keliatan ngecubit lengan mila sampe mila mengaduh. Udah lah, aku udah gak nyaman sama dafa kalo disini terus

"Kalo gitu kakak--"
"Eh daf, gue balik dulu ya, kakak gue kirim wa, mau pake mobil gue. Ayoo mil balik"

Baru saja aku mau permisi,tapi ucapan ku kepotong. Dafa mengangguk , dan aku liat mila yang lagi minum jus langsung ditarik oleh temen cowo daafa yang kayaknya lagi buru-buru.

"Ih bentar dong anto aku mau abisin ini dulu!"

"Cepetan, kakak guenya lagi buru-buru!!"

"Ya bentar-bentar!"

Mila menaruh kembali minumannya yang belum habis

"Bye dafa. Sampai ketemu besok" seru anto

"Dadah kak vian.." sementara mila berlalu dengan menyapaku. Gadis itu sepertinya asik, pantas dia punya dua teman cowo yang salah satunya dafa

Kini hanya ada aku dan dafa dikamar ini. Cukup lama setelah kedua teman dafa keluar, oh ya aku baru ingat soal marsya

"Daf, aku mau ngajak kamu pergi ke--"

"Lo ngapain sih kesini?!"

Dafa memotong ucapanku dan bertanya masih dengan nada sinisnya. Kalau sedang seperti ini memang serasa tak berbeda dengan mas prabu.

"Aku kan.. tadi ngasih minuman, daf"

"Kenapa lo nunjukin muka lo ketemen-temen gue!"

Gue diam, ini anak kayaknya tempramental mirip bapaknya deh. Buah tidak jatuh dari pohonnya, kecuali kalo jatuhnya kesungai yang pasti terbawa arus

Mungkin dia kesal karna aku diam aja. Dia menghampiriku dengan wajah geram, aku termundur namun sepertinya dia tidak kearahku. Dia pergi kemeja belajar tempat minuman tadi aku simpan. Dafa menepis minuman itu kasar dan ketiga gelas itu langsug jatuh dan pecah. Aku terkejut saat melihat beling-beling berserakan. Untung tidak jatuh ke kaki dafa, atau kekakiku yang memang dekat

"Gue udah muak sama lo!"

Kini dia mulai mengintimidasiku. Namun aku tak bergerak, ayolah dafa hanya anak 18 tahun

"Jangan so perhatian apalagi so dekat sama gue! Ingat!!  Bagi gue, dirumah ini lo bukan siapa-siapa"

Aku ga perhatiin ucapan dia. Aku cuman liat langkah kaki dia yang pelan menuju kearahku. Beberapa langkah lagi dia maju, maka kakinya akan menginjak kaca dari gelas yang pecah tadi. Dafa, apa kamu segitu marahnya sampe ga liat kebawah

"Dan lo jangan deket-deket sama temen--"

"Awas dafa!!"

Aku ngedorong dafa agar dia ga nginjek pecahan kacanya. Tapi dafa malah narik tangan aku membuatku tertarik kedepan dan dafa pun termundur beberapa langkah. Aku dan dafa begitu dekat, dafa yang masih memegang tanganku. Tapi dengan posisi seperti ini... sial, kaki ku yang menginjak belingnya.

"Asshh"

Aku berdesis perih. Dafa melepaskan tanganku dengan kasar

"Lo apa-apaan sih!"

Dafa langsung menjauh dan merasa jijik karena udah megang tangan aku. Sialan daf! Kamu ga liat apa kaki aku nginjek beling. Dibawah sana pasti udah berdarah. Aku memberanikan diri untuk melihat kebawah, dan benar saja.. sudah ada darah yang mengalir disana. Aku masih diam saja karena akan sakit jika aku bergerak dengan dua telapak kakiku seperti ini. Mereka masih tertancap disana

Melihat aku yang kesakitan. Dafa menaikan satu alisnya, dan dia terkejut saat melihat darah yang sudah banyak dibawah kakiku

"Lo--lo kenapa?"

"Daf, kamu ga papa kan?"

Aku ngeliat ke kaki dafa buat mastiin. Ternyata diapun sama, sepertinya tadi aku telat bilang awas kedafa sampe ujung jempol kaki dafa aku liat sedikit berdarah, mungkin karena tergores tadi

"Jadi--tadi--lo.. astaga!! Gue harus gimana"

Dafa panik.. dan ini perih banget. Cukup buat bikin aku nangis. Namun aku masih tahan karena ada dafa disini

Dafa ngangkat dan ngedudukin aku di kasurnya. Dia jongkok didepan kaki aku.

"Ya!"

Aku teriak karena aku liat dafa coba-coba buat narik belingnya. Sialan! Itu pasti bakalan sakit banget

"Ssttt! Gue mau cabut dulu kaca-nya. Cuman ada 3 ko, 2 di kiri dan 1 dikanan"

Ingin aku berkata kasar ke dafa!

"Aaaakkhh"

Aku menggigit bibir bawahku menahan sakit. Dafa udah sukses nyabut satu kaca di kaki kiri. Namun dia melirikku khawatir karena tadi aku merintih. Air mataku juga keluar, sedikit sih.

"Lo sakit ya? Gue gimana dong sekarang"

Ternyata dafa kayak gini kalo lagi panik

"Kita kerumah sakit aja ya. Kayak nya luka lo harus dijait deh"

Dafa dengan sigap menggendongku, dan memasukanku perlahan kedalam mobil. Terasa sangat perih saat kena angin pas digendongan dafa.

"Kunci mobil nya mana?" Tanya dafa masih dalam mode panik

"Mas dafa... tuan vian kenapa?" Tanya pak satpam yang terkejut

"Kunci mobil nya ada diatas meja tempat tadi aku nonton tv"

Dafa segera berlari kedalam. Dan aku menoleh pada pa amir satpam dirumah ini

"Kaki aku nginjek pecahan kaca pa. Jadi ya gini"

"Wahhh, harus segera diobati biar ga infeksi"

"Iya pa, dafa mau nganter aku kerumah sakit sekarang"

Tak lama kemudian dafa kembali dan masuk kemobil dengan tergesa

"Pa, kalo nanti papa gue datang dan nyariin. Kasih tau dia kalo gue lagi di rs"

"Siap mas"

Dafa segera menjalankan mobil. Raut wajahnya terlihat khawatir, syukurlah karena dia masih punya rasa perduli

"Duh malah lampu merah lagi"

"Sabar daf, jalan kan bukan punya kita"

Dafa menoleh

"Sabar? Emang nya lo gak sakit apa? Luka lo itu harus cepet diobatin!"

"Ini cuman luka kecil. Jangan khawatir"

"Jangan khawatir lo bilang??"

"Daf.. lampunya udah hijau"

Dafa kembali menjalankan mobilnya. Aku punya firasat baik, aku rasa hubungan ku sama dafa bakal membaik setelah ini.semoga saja

.
.
.

Sekarang aku dan dafa sudah kembali kerumah. Dokter bilang lukanya kecil karena kacanya ga nancap begitu dalam. Jadi aku cuman dapet beberapa jaitan aja gak banyak.cuman dafa kayaknya masih khawatir, sampe dia beli kursi roda dan nyuruh aku pake kursi roda itu. Bahkan saat ini dirumah.. ini sudag jam 7 malam. Dafa masak makan malam dan aku ngeliatin dafa dari sisi meja makan.

"Oh iya daf, tadinya aku mau ngajak kamu kesuatu tempat hari ini"

"Lomau ngajak gue kemana?"

Dafa merespon ucapanku walau ia tidak menoleh dan masih sibuk dengan kompor dan wajan. Aku tersenyum, anak itu lucu kan kalo baik

"Daf, sebenernya kita bisa deket tau.. umur kita juga ga beda jauh. Kita bisa jadi temen"

Dafa menoleh dan menatapku. Tapi, untuk kali ini aku ga tau arti dari tatapannya. Itu bukan tatapan sinis seperti tatapan yang biasa dafa berikan padaku

"Dafa!....viann"

Aku dan dafa menoleh kearah sumber suara. Ternyata mas prabu baru datang, aku segera menghampirinya dengan kursi roda ini

"Astaga vian apa yang terjadi? Amir bilang katanya tadi kamu kerumah sakit"

Mas prabu langsung berjongkok didepanku

"Aku gak papa ko. Tadi ga sengaja nginjek kaca jadi gini deh"

"Ko bisa?"

"Aku kan ga ngeliat disana ada kaca mas"

Aku mendengar dafa mematikan kompor dan mendekati kami

"Maaf pah, vian kaya gini gara-gara dafa. Mm.. dafa yang dorong dia. Tapi dafa ga tau kalo bakal kaya gini"

Aku terkejut mendengar pengakuan dafa. Anak itu, kenapa dia malah bicara seperti itu. Mas prabu langsung berdiri dan menampar pipi dafa

"Sudah papa duga itu kamu daf"

"Mas.. aku gak papa"

Aku melihat dafa yang terus menunduk. Dia menerima ditampar oleh papanya?

"Papa tau kamu gak suka sama vian. Tapi jangan sampe ngelukain vian kaya gini. Itu tindakan pengecut daf! Papa gak mau hal kaya gini terulang lagi!"

"Dafa kan udah bilang, dafa gak tau kalo vian bakal terluka"

Dafa mulai mengangkat kembali wajahnya

"Ini baru kakinya. Nanti apa lagi hah?!"

"Udah mas.. aku ga papa!"

Aku menarik tangan mas prabu namun dia menepisnya. Kulihat dafa yang kini menatapku

"Mungkin kita emang ga usah deket, vian"

Ada perasaan tak enak saat dafa bicara itu. Dafa langsung pergi kekamarnya dan mas prabu hanya menghela napas

"Mas! Aku kan udah bilang gak papa. Kenapa kamu malah berantem sama dafa sih"

"Sayang, aku khawatir sama kamu"

Mas prabu kembali berjongkok dan mengusap tangan aku

"Tapi ga usah ribut sama anak kamu juga kali mas. Tadi itu dafa yang gendong dan bawa aku kerumah sakit. Dia yang maksa aku pake kursi roda. Dia yang paling panik mas"

Mas prabu menghela napasnya

"Dia udah bertanggung jawab mas"

"Hmm.. yaudah-yaudah. Nanti aku minta maaf deh sama dafa"

"Harus! Emang nya enak apa berantem terus sama anak sendiri"

"Iya-iya.. nanti aku minta maaf. Udah jangan ngambek lagi"

TBC

Rabu, 20 September 2017
03:49 wib

Disini aku ngegambarin sikap dafa itu kaya yook sungjae pas main di school 2015. Eh lupa, 2015 atau 2013. Pokoknga itulah.. jadi agak tengil dan emosional gitu

Continue Reading

You'll Also Like

230K 12.2K 45
Akhtar sang Ketos tegas, disiplin, sopan, dan benci dengan yang namanya berandal, tak takut dengan apapun bahkan berandal sekolahnya sekalipun yang m...
149K 13.2K 21
B R O T H E R S H I P A R E A (BUKAN BL) |Sedikit berantakan tapi nanti akan diperbaiki setelah ceritanya tamat| Seputar kisah si imut Bam yang bert...
27.9K 3.9K 14
⚠️ BL LOKAL Ini kisah tentang Bagas Ashley Andara, big bos-nya SMA Cendrawasih. 98% murid SMA Cendrawasih menganggap Bagas adalah murid pertama yang...
146K 9.7K 39
UPDATE SESUAI MOOD. Ini cerita humor pertama saya, buatnya susah ternyata [Cry] Jadi mohon dukungannya berupa follow dan vote setiap chapter. Thank...